AKHIR

Jurnal-jurnal itu sudah lapuk, kertasnya menguning. Penelitian usang itu sudah kubaca.

Orang-orang dahulu telah banyak berargumentasi, mengutarakan pemaparan mengenai planet ini. Apa yang akan terjadi berpuluh-puluh tahun silam.

Ada yang mengatakan, "Kita akan kembali ke zaman dahulu karena akan terjadi sesuatu yang menyebabkan akses internet dan listrik mati. Teknologi tidak akan berjalan tanpa hal itu, kehidupan akan ambruk. Kita hanya bisa memanfaatkan sumber daya alam sebagai penopang hidup."

Dan ada bantahan, "Hal ini tidak akan terjadi karena kita mempunyai manusia-manusia yang sudah menangani ini. Mereka sudah memperkirakan skenario terburuk, membuat solusi. Saya yakin hal ini tidak akan membuat kehidupan manusia ambruk sepenuhnya."

Bisa dilihat bahwa dua pendapat ini mengarah pada satu hal: bumi di masa depan akan mengalami kemunduran zaman di mana listrik dan internet tidak bisa digunakan. Dan orang-orang itu, mereka yang sudah membuat skenario terburuk jika hal ini benar-benar terjadi, mereka salah. Karena buktinya, 10 tahun sejak argumentasi tersebut dipaparkan, bumi lebih buruk daripada perkiraan mereka. Ke mana mereka-mereka yang bersedia memaparkan solusinya?

***

Merupakan hari yang tenang kala tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa planet Merkurius tiba-tiba menenggelamkan diri ke matahari. Dia sudah keluar dari orbitnya. Venus mengambil alih jalurnya dan bumi menempati posisi kedua sebagai planet di tata surya.

Suhu bumi mulai berubah menjadi panas. Saat terang terasa membakar, saat gelap terasa kedinginan. Hal ini tambah lebih buruk jika datang musim kemarau. Sungai mengering, es di kutub mencair. Bukan berarti saat musim dingin--atau musim hujan di cuaca tropis--kebalikannya. Sebagian wilayah dengan dua musim mengalami penambahan musim. Musim hujan jadi musim salju, musim salju jadi musim beku. Hal ini mulai mempengaruhi kehidupan manusia.

Aku ingat saat negaraku dulu, mulanya tak ada salju, kali ini salju turun tanpa dipinta. Dampak baiknya aku tahu bagaimana cara membuat boneka salju, dampak buruknya terkena flu berat.

Aku melihat pemberitaan di televisi. Negara dengan empat musim cukup kewalahan menangani iklim baru mereka. Dinginnya suhu membuat orang yang baru keluar satu langkah dari rumah mereka, membeku. Padahal sudah memakai pakaian yang hangat sekali. Banyak yang dievakuasi karena suhu ekstrim. Banyak juga yang meninggal karena hipotermia.

Akhirnya mereka menetapkan aturan berpakaian saat musim beku tiba. Mereka juga mengimbau agar tidak ada yang keluar rumah selama musim tersebut. Hasil baiknya, hal ini mampu menekan angka kematian karena hipotermia selama beberapa tahun.

Hanya beberapa tahun.

Sebuah berita mengejutkan kembali terdengar kala bumi terpantau mulai mendekati matahari. Yah, jalur planet memang diciptakan tidak bulat sempurna sehingga ada sisinya yang dekat pada matahari. Namun, bukan itu permasalahannya. Venus sudah tenggelam di matahari. Jadi, Bumi adalah planet paling dekat dengan matahari di tata surya sekarang.

Hal ini disertai gejala. Mulanya terasa sangat panas untuk beberapa hari sebelum berubah ke beberapa minggu, berbulan-bulan. Kekeringan terjadi, mampu menguapkan sebuah danau. Banyak aspek kehidupan merugi. Pemerintah di dunia berusaha menangani hal ini yang benar-benar tidak diprediksi. Kemudian datanglah musim dingin. Tidak ada lagi iklim tropis. Seluruh belahan bumi merasakan iklim yang sama, yaitu iklim empat musim.

Dan datang lagi musim panas. Es di kutub kembali mencair, tak disangka mengandung sebuah virus. Dia hanyut, memasuki danau, melewati sungai, diminum oleh rusa yang tengah haus. Pemburu berhasil menangkapnya, mengonsumsi dagingnya yang sudah terdapat virus tersebut. Virus itu masuk ke dalam tubuhnya, baru bereaksi tiga hari kemudian.

Sialnya, menyebar. Mirip virus 10 tahun yang lalu juga, yang digadang-gadang berasal dari kelelawar yang dimakan sembarangan.

Rusia adalah negara pertama yang merasakan virus tersebut. Cuaca belum terlalu panas, masih memasuki musim semi, jadi virusnya bisa bergerak dengan leluasa tanpa mati karena panas, beku karena dingin. Dari seorang pemburu, menyebar ke anak-istri lewat bekas minum di gelas yang tak dicuci. Dari si anak, menyebar ke teman-temannya. Dari teman-temannya, menyebar ke orang tuanya dan sebagainya. Gejala akan tampak tiga hari setelahnya.

Untungnya, meski menyebar, virus ini tidak berakibat nyawa melayang. Hanya mengalami kelumpuhan karena tulang penggerak digerogoti. Akan hilang dengan sendirinya akibat antibodi, tetapi menyisakan kabar sedih: lumpuhnya permanen. Syukurnya hal ini bisa ditangani secara cepat sehingga kejadian di tahun 2019 tidak terulang.

Namun, kabar buruk datang lagi. Bumi dinyatakan akan tenggelam ke dalam matahari tahun depan. Suhu makin panas, musim dingin panasnya masih terasa. Matahari di langit jadi lebih besar.

Kematian karena kepanasan mulai terjadi. Dengan tenaga tersisa, pemerintah di dunia membuat satu lokasi dengan suhu bersahabat. Katanya untuk menyelamatkan peradaban. Apanya menyelamatkan peradaban saat yang bisa masuk ke sana hanya 10 juta orang saja dan bumi pun akan tetap ditelan matahari.

Jadi, Kawan, pada tahun 2033 ini, kami hanya menunggu waktu untuk mati gosong. Semakin hari semakin panas. Skenario terburuk dari kalian dekade lalu sangatlah di luar perkiraan. Hal ini menyebabkan kalian tidak menyiapkan dengan matang, memikirkan jika suatu hari nanti terjadi sesuatu di luar bumi yang salah mengancam kehidupan di planet satu ini. Salah satu kejadian: menguatnya gravitasi matahari. Kalian hanya fokus pada apa yang terjadi di dalam bumi.

Namun, bukan berarti menyalahkan. Jika ada awal, pasti ada akhir. Inilah akhir dari peradaban manusia. Perkiraan-perkiraan mereka akan apa yang akan terjadi pada bumi terbatas untuk memperkirakan akhir dari bumi. Tidak ada yang tahu, kami ini sebagai manusia tahun 2030-an yang tahu bagaimana bentuknya.

Aku mengingat hal yang selalu dikaitkan dengan habisnya makhluk hidup di dunia ini, yaitu kiamat. Sudah dari dulu kudengar banyak rupa kiamat. Laut di atas, tanah di bawah, makhluk hidup tenggelam dan mati lemas. Bumi pecah berkeping-keping karena menabrak planet lain, atau dijatuhi bulan. Oh, ya, ke mana bulan sekarang? Berita terbaru mengatakan bahwa bulan sudah tenggelam di dalam matahari. Matahari sudah menggantikan posisinya untuk menerangi malam.

Jadi, apakah apa yang kuhadapi saat ini adalah kiamat? Tidak ada yang memaparkan berakhirnya kehidupan di bumi karena bumi tenggelam dalam matahari. Tidak ada juga yang mengatakan bumi tertelan black hole, atau faktor luar angkasa lainnya. Orang-orang zaman dahulu pun tidak tahu bagaimana pula kiamat. Sekarang, kami melihatnya. Kami sedang menghadapinya. Sepertinya inilah yang dinamakan kiamat.

Bumi sepuluh tahun kemudian mengakhiri usianya. Gravitasi matahari tiba-tiba menguat dan mulai menarik planet-planet terdekat untuk tenggelam ke padanya. Tidak ada yang bisa dilakukan, teknologi belum memumpuni untuk membuat roket ke planet lain, atau pertahanan dari panas matahari. Maka, pada 2034, bumi pun kehilangan peradabannya. Tidak ada yang selamat, sayangnya. Tinggal menunggu peradaban baru entah dari planet mana.



Selesai.



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top