🐨04🐨

Disini. Di bandara yang sama. Kalau 2 tahun lalu kita nganterin Ryujin buat ke Aussie, sekarang kita ngejemput Ryujin dari Aussie.

Kenapa gue mau-mau aja diajak Junkyu buat jemput Ryujin?

Gue juga gak tau.

Kita nungguin sekitar 30 menit disini, karena kita dateng jam 15.30 dan sekarang udah mau jam 16.00 pesawat Ryujin  landing sekitaran jam 15.45 mungkin sekarang lagi di tempat pengambilan bagasi.

Akhirnya, keluarlah Ryujin.


Gue liat mukanya Junkyu kayak seneng banget.

Apa usaha gue selama 2 tahun ini bakalan berakhir sia-sia?

Ryujin senyum lebar ke kita, lebih tepatnya ke Junkyu.

Seperti biasa, dia selalu cantik, gaada yang berubah, tapi mungkin sekarang tampilan dia jauh lebih dewasa.

“ ryujin! ”

“ hai, junkyu! Long time no see! ”

“ eh ada Jina juga? Apa kabar, Jin? ”

“ baik, kabar lo gimana selama di Aussie? ”

“ baik, tapi gak lebih baik dibanding disini, here always feels like a home”

“ oh, iya lo mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu? ” tanya Junkyu penuh harap, kayaknya sih pengen ngajak Ryujin jalan-jalan. Wajarlah ya temen lama? atau cinta yang kembali lagi?

“ jalan-jalan dulu deh, kangen sama Jakarta. Pa, ma! Aku mau jalan-jalan dulu ya sama Junkyu sama Jina, kopernya aku taro bagasi”

“ loh udah mau jalan-jalan aja? Kamu gak capek? ”

“ enggak kok ma tenang aja”

“ yaudah kalau gitu, hati-hati ya”

“ oke ma, mama sama papa juga! ”

“ yaudah ayo, tante aku pinjem Ryujinnya yaa”

“ iya, hati-hati kalian”

Junkyu udah kayak cowok yang minta ijin ke orangtua pacarnya belum? Hehe lucu banget.

Padahal, kalau sama gue lebih sering ketemuan di tempat janjian dibanding Junkyu yang jemput gue, jadi dia jarang pamitan ke orangtua gue.

Gue kalah telak dari Ryujin.

Buat Junkyu, Ryujin tetep nomor 1.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top