13 - Tyrant of the Past


Berhadapan dengan makhluk hidup yang bermutasi dan tak memiliki pemangsa alami hingga tumbuh menjadi ukuran raksasa bukan yang pertama bagi Ducky. Tetapi melihat kaki-kaki raksasa melintas jauh di atas kepalanya dengan suara berdebam, cukup membuatnya terperangah. Tak banyak debu yang naik—tanahnya terlihat cukup lembab, meninggalkan jejak dalam berkat kubangan berlumpur di sisi lain.

Sebagian dari mereka menjejak tegap dengan empat kaki, besar-besar dan tebal—sangat berbeda dengan cara bergerak kadal maupun aligator. Sebagian lagi menjejak dengan dua kaki, seperti unggas. Sisanya Ducky tak tahu karena hampir seluruh bagian tubuh terendam air berlumpur.

Kepala yang sesekali menyembul dari kubangan seluas kolam besar itu sempat membuat Ducky berjengit. Mengerikan sekali bisa sewaktu-waktu tersambar karnivora ketika akan mengambil air. Hampir sama dengan dengan monster gurun yang menjebak dengan bersembunyi di dekat oasis.

Namun para monster gurun itu tak ada yang berani bersembunyi di dalam air. Mereka belajar untuk tidak menarik mangsa ke satu-satunya sumber air yang mereka miliki di dekat situ. Monster gurun terakhir yang melakukan itu pada akhirnya mati karena keracunan atau dehidrasi.

Sungguh pemandangan yang aneh. Banyak makhluk hidup terlihat berkumpul, berinteraksi. Saling melenguh dan menggeram. Menggosokkan leher jenjang mereka pada satu sama lain yang sejenis dengan akrab, mengibaskan ekor panjang dan berotot untuk mengusir makhluk jenis lain yang terlalu dekat posisi anak-anak mereka. Tetapi tak seekor pun dari mereka menyadari kehadiran Ducky.

Sudut matanya menangkap satu pergerakan asing ketika sebuah lolongan—mungkin lebih tepat bila disebut raungan, panjang terdengar. Debuman langkah-langkah cepat dan berat mendekat. Normalnya Ducky akan bereaksi, segera kabur atau bersiap menembak. Namun telapak kakinya tak merasakan getaran apa-apa.

Timbul kepanikan akibat para makhluk raksasa di sekitarnya bergerak menghindar sementara beberapa yang terlihat paling kuat bersiap menghadang. Suara debuman yang kian cepat dan kian dekat itu diikuti raungan dan kemunculan sosok karnivora raksasa. Memandang bengis dan mengancam sementara moncong bergigi tajam maju lebih dulu untuk mendapatkan mangsanya.

Menakjubkan bagaimana semua kericuhan itu seperti tak berpengaruh bagi Ducky.

Lebih tepatnya, dirinya memang tak ada di antara mereka. Semua yang dilihatnya hanyalah video hologram dengan efek suara.

Kericuhan mereda, dilanjutkan suara rekaman narasi singkat mengenai apa yang baru saja terjadi.

"Tadi itu betulan T-Rex?" ulang Ducky, tak percaya.

Gerak-gerik dan posturnya yang khas itu memang pernah dilihat Ducky dalam video di masa pendidikan dulu, hanya saja penampilannya tampak sangat berbeda. Tak ada sehelai bulu pun menempel di sekujur tubuhnya. Benar-benar digambarkan hanya sebagai reptil raksasa.

Sepertinya video hologram itu dibuat dengan data penelitian lama tentang makhluk-makhluk yang disebut Dino-apalah-itu. Walau tak terlalu akurat, pertunjukan tadi dibuat sangat bagus. Apabila ditambah simulasi getaran di lantai mungkin aku pun bisa terbawa suasana.

Namun mungkin itu lebih baik.

Ada rasa hampa yang aneh bercokol dalam benak Ducky apabila mengingat para makhluk luar biasa itu sudah punah. Makhluk-makhluk yang pernah berjaya di muka bumi jauh sebelum manusia meninggalkan jejak peradaban. Hanya menyisakan sebagian kecil keturunan yang terpaksa berevolusi untuk lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Akankah para manusia berevolusi juga untuk bisa bertahan hidup lebih lama di dunia yang tandus, ataukah kami akan habis. Digantikan oleh makhluk lain yang nantinya merajai dunia.

Tak biasanya Ducky merasakan hal semacam itu. Mungkin karena sejak masuk ke bangunan canggih dia tak mendapat kesulitan sama sekali. Otaknya jadi dipenuhi pikiran-pikiran yang sebelumnya tak pernah sempat terlintas.

Dimulai dari ruang lobi sekaligus galeri semi interaktif. Lorong-lorong yang temaram, tetapi tetap cukup pencahayaan untuk dilalui. Lalu sekarang dia berada di ruang pertunjukan video hologram, aktif bila ada yang mengiyakan barisan tulisan yang otomatis muncul saat pintu terbuka.

"Kami mengamati dari jarak aman," Pantat Kadal Raksasa. Tulis Ducky dalam jurnalnya.

Sudah pasti siapapun yang membuat jalur di denah itu masuk dengan aman sampai dengan ⅔ perjalanan menuju pusat fasilitas ini. Berkat kartu akses sakti yang tersimpan di saku jaketku.

Sepi dan tak ada tanda-tanda kehidupan, tetapi dari dengung samar yang mencapai telinga, bangunan itu jelas masih berfungsi walau sangat minimalis. Ducky jadi bertanya-tanya, seberapa ramai bangunan itu di masa jayanya dulu. Ketika manusia masih menjadi penguasa.

Ducky menutup jurnalnya. Melihat sekeliling yang kini kembali sepi usai pertunjukan hologram tadi. Mungkin sosok apapun yang bergerak saat video hologram diputar adalah bagian dari pertunjukan.

Dia menghela napas panjang setelah meneguk beberapa kali bekal minumnya.

"Waktunya melanjutkan perjalanan," gumamnya seraya memutar knop gas di setang ATV.

ATV meluncur perlahan. Roda-rodanya berputar meninggalkan jejak tipis kehidupan di lantai luas dan licin bangunan. Perjalanan yang terlalu mulus membuat Ducky was-was tetapi juga membuatnya ingin menambah deretan makian pada Ronald.

Beberapa menit berlalu. Dari balik salah satu pilar, muncul sosok yang tadi menggunakan keramaian pertunjukan video hologram untuk menyusup. Dia membuka gawai dengan jemari yang berbalut sarung tangan putih untuk menyampaikan posisi terakhirnya dan orang yang dibuntuti.

Dia terdiam sejenak lalu menambahkan sebaris kalimat sebelum menekan tombol kirim,

"Hanya sekejap tetapi subjek sempat mendeteksi keberadaan surveyor. Mohon petunjuk selanjutnya."



Tema DWC Hari Ini, adalah:

Buatlah cerita dengan tema, "Dinosaurus."



Catatan Penulis.

Halo, semuanya! >w<)/

Selamat datang di cerita ke 13 dari DWC edisi 2024. 

Tema Dinosaurus. Wow! Para admin seperti ga pernah kehabisan ide untuk ngasih tema. Sepintas simpel, tetapi yah ... saya tidak mau hasilnya terlalu aneh dan tema sekadar jadi tempelan. Walau sering terjadi juga di beberapa tema yang sudah lewat (ahahaha).

Di sini saya agak bingung akan penampilang Dinosaurus yang akan ditemui Ducky walau hanya Hologram. Apakah saya akan mengikuti wujud populer yang sering muncul di banyak media hiburan ataukah akan mengikuti hasil rekonstruksi terbaru yang sudah dimasukkan dalam wikipedia.

Akhirnya saya milih wujud populernya yang masih gundul, sangat reptil, dan mudah dibayangkan.

Namun karena merasa tak enak, saya sertakan juga foto di catatan penulis sebagai tambahan untuk menunjukkan bagaimana wujud dinosaurus yang pernah dipelajari Ducky.

Sempat terpikir untuk menjadikan apa yang dikenal Ducky justru versi lama, karena kesenjangan zaman dan catatan terbaru sempat hilang. Namun saya  ̶m̶a̶l̶a̶s̶ ̶r̶e̶p̶o̶t̶  takut ceritanya bakal jadi terlalu fokus pada perbedaan hasil penelitian dan rekonstruksi itu.


Perbandingan ketinggian manusia dewasa dengan spesimen fosil T-Rex yang pernah ditemukan.


Dromaeosauridae, jenis dinosaurus theropod berbulu. Ukurannya bervariasi dari kecil hingga medium. Mereka seringkali disebut sebagai Raptors juga di media populer.


Perbedaan rekonstruksi wujud Tyrannosaurus Rex versi baru (kiri) dan versi lama (kanan). Posturnya serupa tetapi sikap berdiri T-Rex versi baru lebih lurus merunduk dan memiliki bulu macam unggas di sebagian tubuhnya.

Lumayan menghebohkan juga itu waktu penemuan mengenai adanya bulu unggas pada dinosaurus. Bahkan ada ilustrasi imutnya juga. Banyak yang bilang T-Rex jadi ga seram gegara itu. Tetapi saya jelas tidak setuju.

Mohon maaf, apa Anda pernah dikejer unggas? Yang putih gwak-gwakkk atau yang item bunyi kluk-kluk-kluk, misalnya. Nah sekarang bayangkan unggas itu seukuran T-Rex. 

Sekian. 

Semoga karya kali ini bisa dinikmati.


Surabaya, 13 Februari 2024,

Prakash.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top