04 - Reaching Star
Sapu lidi yang digunakan oleh Ton hanya terbuat dari serpihan rumput kering yang diikat di salah satu sisi ke sebuah pipa. Namun cukup untuk membersihkan sisa debu pasir yang membedaki puing-puing beton dan patung batu.
Benita, perempuan kekar yang sekepala lebih tinggi dari Ducky terduduk melepas lelah. Sekopnya menjadi sandaran.
"Hati-hati di area situ, Ton! Kalau ukirannya rusak, kita tidak dibayar." Em berseru, ditanggapi oleh gerutuan Ton yang teredam syal penutup hidung dan mulut.
Tugas Ducky hanya memeriksa barang-barang yang dikumpulkan oleh Em lalu membandingkan dengan deskripsi yang diberikan oleh Pak Agen dalam catatannya.
"Oke, ini bisa diangkut ke shuttle," gumamnya setelah mencentang beberapa baris dari apa yang tertulis di catatan
Seorang lelaki yang nyaris sebesar Benita langsung memindahkan barang-barang yang ditunjuk oleh Ducky ke kotak khusus
"Wow, bisa baca-tulis itu praktis juga, ya? Kita bisa kerja tanpa harus menunggu si Tua luang," celetuk Em.
Ducky harus ingat bahwa pendidikan di koloni-koloni pinggiran tidak merata. Dia kembali meneruskan pekerjaan dan menambahkan beberapa catatan untuk kondisi masing-masing barang ketika ditemukan.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Dia akhirnya bertanya setelah Em tidak lagi keluar-masuk dari lubang dan celah reruntuhan.
"Tak perlu. Malah bikin repot kalau kau sampai pingsan."
"Duduk santai saja. Ini kerja lapangan pertamamu, kan?"
"Kau cuma juru tulis, serahkan penjagaan wilayah dan urusan bertahan hidup pada kami-kami yang kerja fisik!"
Yang terakhir diucapkan seraya menepuk kencang punggungnya. Lumayan sakit, tetapi Ducky lebih merasa tersinggung karena dianggap bukan orang lapangan.
Sepertinya pemulihan cedera selama beberapa bulan masih belum cukup untuk mengembalikan kondisi fisiknya, hingga dia terlihat lebih mirip staf tata usaha daripada mantan prajurit. Walau dongkol dengan patuh dia duduk di dekat shuttle.
"Masih siang tapi sudah ada bintang, ya?" celetuk Ton, sambil menikmati jatah minumnya.
Ducky melihat ke arah pandang si Lumayan.
"Masuk ke shuttle!" serunya panik. "Itu bukan bintang."
Catatan Penulis
Halo semuanya! >w<)/
Kita baru saja mencapai hari keempat DWC ini, sudah mendapat tema yang membutuhkan kata spesifik di lokasi spesifik dengan jumlah kata spesifik juga. Akan saya kopi persis seperti yang tertulis di channel pengumuman DWC discord NPC.
Buat tulisan yang diawali dengan "sapu lidi" dan diakhiri dengan kata "bintang", maksimal 300 kata.
Untungnya tidak ada genre maupun adegan spesifik yang harus diikuti, jadi kami masih bisa bebas menentukan isi cerita. Tinggal mengatur jumlah kata dan penempatan kata yang diwajibkan saja.
Karena saya setelah ini masih harus nugas, tidak sempat cuap-cuap lebih lanjut. Sampai ketemu di karya DWC hari berikutnya!
Surabaya, 04 - Juni - 2023,
Prakash.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top