Winner

-Chapter 3-

DUCKY – DOKI

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

Female Character

Hinata Hyuuga

Male Character

Nara Shikamaru

Sabaku Gaara

Uchiha Sasuke

Uzumaki Naruto

Genre

Romance, Drama, Humor, School




Enjoy Reading!

"Selanjutnya siapa yang akan maju?" Sasuke bertanya.... Ada perasaan lega ketika si bebek tidak menyukai Gaara. Saingannya untuk mendapatkan Ino jadi berkurang.

"Aku saja." Naruto bersuara lantang. Sambil menyisir rambut dengan jari-jarinya, Naruto berlagak sok keren. "Biar aku perlihatkan pada Gaara bagaimana menjadi laki-laki sexy yang menggoda."

Mendengarnya Gaara mau muntah.

"Bukannya malah menyatakan cinta seperti orang bodoh," dan satu pukulan mendarat di perut Naruto.

.

.

.

"Lihat!... Itu dia targetmu, Dobe" ucap Sasuke mengintip. Shikamaru yang melihatnya mendengus lelah. Sekarang mereka berempatlah yang terlihat seperti penguntit. Berada di balik tembok sedang mengunti si bebek yang sedak sibuk dengan buku-bukunya.

"Baiklah.... Lihat bagaimana si tampan ini akan bekerja." ucap Naruto sambil menyisir rambut ke belakang. Gaara mendengus kesal. Naruto itu terlalu percaya diri. Ya, meski tidak dipungkiri jika hati gaara merasa was-was. Bagaimana jika si bebek benar-benar menyukai sahabat dobenya? Mengingat si bebek sering sekali menonton pertandingan olahraga mereka berempat. Dan sialnya, Narutolah bintangnya.

Naruto berjalan santai, kemudian berhenti tepat dihadapan seorang siswa. Siswa gendut dengan keripik kentang rasa barbeque. Shikamaru, Gaara dan Sasuke mengernyit heran ketika melihat Naruto berbisik pada siswa yang diketahui bernama Chouji itu.

"Apa yang direncanakannya?" Sasuke dan rasa penasarannya. Diantara ketiganya, Sasukelah yang merasa paling was-was. Uchiha itu memiliki ego yang tinggi. Apa yang diinginkannya, harus didapatkan. Apalagi Yamanaka Ino.

Setelah berbisik, Chouji berjalan ke arah Hinata yang berjalan santai. Naruto melirik teman-temannya. Bibirnya menyeringai, mengisyaratkan jika idenya kali ini benar-benar jenius.

'Yamanaka Ino.... Aku datang!!!' Inner Naruto.

.

.

.

Hinata sedang asik berjalan sambil menggenggam beberapa buku. Dan diantara buku-buku pelajaran itu, terdapat buku komik yang baru dibelinya kemarin. Hinata akan pergi ke perpustakaan, dia sudah tidak sabar membaca kelanjutan cerita petualangan pangerannya. Apalagi wajahnya yang sangat tampan.

'Kyaaaa!!'

Sedang asik berbengong ria, Hinata tidak sadar ada Chouji berjalan ke arahnya. Menabrak sedikit bahunya membuat Hinata oleng dan menjatuhkan semua buku yang ada di genggamannya.

"Ah... Bebek.....!! Maafkan aku, aku tidak sengaja." Hinata memaki si gendut dalam hati. Hinata marah bukan karena si gendut menabraknya, tapi si gendut itu langsung pergi tanpa membantu Hinata.

Dasar tidak bertanggung jawab!

"Kau baik-baik saja? Hinata-chan!" suara maskulin menyadarkan Hinata dari aksi memaki dalam hatinya. Dia mendongkak. Siapa yang memanggilnya Hinata-chan? Seinggat Hinata... dia tidak terlalu akrab dengan siswa siswa sekolah ini.

Pria berambut kuning sedang tersenyum hangat kepadanya. Uzumaki-san?

Jika Hinata adalah perempuan yang waras, tentu saja dia akan tersipu malu dan menunjukan sisi feminimnya.... Tapi ini Hinata, perempuan abnormal! Yang dia lakukan adalah terbengong-bengong dan bertanya-tanya 'Apa yang sedang dilakukan Uzumaki san??'

Begongnya Hinata disalahpahami oleh Naruto. Naruto semakin tersenyum lebar. Hinata terpesona padanya.... Yah, Naruto tidak bisa menampik akan ketampanannya. Apalagi dia masih keturunan orang bule... Yang mungkin digilai oleh wanita-wanita Asia. Hinata masih saja diam... Tentu saja, otak Hinata memang sedikit lamban alias lola. Naruto melirik ke arah buku-buku yang berserakan.

'Ini saatnya menjadi seorang pahlawan,' inner Naruto. "Kubantu ya membereskan bukumu." Ujar Naruto dengan suara yang dibuat se-gentle mungkin. Hinata harus terpesona padanya!

Mendengar kata bukumu membuat Hinata tersadar, dan menoleh ke arah lantai. Benar..... Semua bukunya berserakan. Mata Hinata semakin melotot ketika tangan tan milik Naruto akan mengambil salah satu bukunya. Melihat yang akan diambil buku fantasinya membuat Hinata sedikit meringis.

"Jangan sentuh bukuku!!" Hinata berteriak. Hinata tidak bermaksud marah pada lelaki pirang di hadapannya ini. Hinata hanya sedikit syok! Jangan sampai Naruto tau jika Hinata itu seorang BL.

Naruto diam membeku. Naruto terkejut... Ttentu saja, yang membentaknya adalah si bebek! Ini adalah pertamakalinya Naruto mendengar si bebek berteriak. Jangan sentuh bukunya? Memangnya kenapa?? Memang tangannya Naruto kenapa??

Melihat Naruto yang diam saja, membuat Hinata dengan sigap dan cepat merapikan bukunya. "Ma-maaf!" Kali ini suara Hinata hanya berupa cicitan kecil. Dan ketika Naruto tersadar dari rasa keterkejutannya.... Hinata sudah menghilang dari pandangannya. Naruto reflek mencium tangannya. 'Apakah tanganku sangat bau?' inner Naruto. Seingat Naruto... dia belum pergi ke toilet hari ini... Dan juga tidak menyentuh barang-barang aneh.

'Mungkinkah si bebek jijik padaku?'

.

.

.

Suara tawa Gaara dan Shikamaru membuat Naruto semakin merengut. Sialan! Bebek sialan! Masih untung Naruto memberikan senyum menawannya kepadanya... Dan apa balasannya?? Bentakan hanya karena akan menyentuh barangnya? Ah! Seharusnya Naruto yang jijik dengan si bebek... Kenapa rasanya seperti terbalik?!

"Diam kalian brengsek!" Naruto dalam mode marah adalah Naruto yang tidak segan-segan mengeluarkan umpatan. Dan sayangnya... Garaa maupun Shikamaru masih tetap tertawa, mereka tidak takut dengan desisan si rubah mesum.

"Kau lihat tadi..... Sepertinya kau tidak masuk ke levelnya si bebek. Bahkan dia tidak mau kau menyentuh barang miliknya." Gaara masih saja cekikikan. Sedangkan Shikamaru sudah bisa menstabilkan suara tawanya.

"Apa yang salah sih dari diriku?" Naruto membuka ponselnya dan menyalakan kamera depan. "Wajah ku tampan... Bahkan badanku terlihat sempurna!" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan ponselnya. Naruto tidak mengerti kecacatan apa yang membuat si bebek seperti jijik padanya.

"Mungkin bebek jijik pada orang dengan kulit berwarna tan," ucapan Shikamaru sukses membuat Naruto menjatuhkan ponselnya. "Ah! Ponselku!" dan kegiatan bodoh Naruto mengundang tawa Gaara dan Shikamaru lagi.

"Tersisa dua.... Hanya aku dan Shikamaru" Sasuke mulai berbicara, dia sudah lelah melihat tiga temannya tertawa bodoh. Gaara yang mendengar pernyataan Sasuke langsung diam. Benar juga... Dirinya juga sudah tersingkir. Sial... Ini bukan waktunya tertawa!

"Hei aku belum kalah! Bahkan aku belum bertanya apakah bebek menyukai diriku atau tidak!!..... Kami belum berbicara!" Naruto teriak tidak terima. Ino adalah perwujudan perempuan yang sempurna. Cantik, kaya dan baik hati. Itu sangat langka!

"Diamlah dobe... Kita sudah tau jawabannya dengan melihat respon si bebek padamu." Shikamaru menyetujui perkataan Sasuke. Benar... Siapapun sudah bisa menyimpulkan.

"Mungkin si bebek itu hanya malu! Makanya dia menghindar." Naruto dan kekeraskepalaannya. Shikamaru memutar bola mata jengah. "Hentikan Naruto.... Kau terlalu kekanakan!" ujar Shikamaru. Shikamaru sangat malas jika harus berdebat. Mana ada si bebek malu.... Bahkan tersipu pun sama sekali tidak. Yang ada hanya ekspresi ketakutan dan marah.

"Shikamaru... Kau mau maju duluan?" Shikamaru menggeleng.

"Aku malas..... Kau saja duluan Sasuke."

Sasuke mengangguk.

.

.

.

.

"Kau yakin mau sekarang, Sasuke?" Gaara bertanya dan hanya dibalas anggukan oleh Sasuke. Sasuke sudah tidak mau mengulur-ngulur waktu lagi. "Si bebek ada di perpustakaan. Itu akan sulit untukmu." Gaara terlihat seperti peduli pada Sasuke. Tapi kenyataannya, Gaara hanya sedang mengulur waktu... Dia ingin memikirkan cara agar taruhan ini dibatalkan saja. Gaara merutuki dirinya yang mencetuskan ide ini.

Sasuke tidak peduli... Dia mulai berjalan ke meja tempat Hyuuga sedang asik membaca. Dan Gaara terlalu takut menyaksikannya.

"Aku ingin ke toilet dulu." Shikamaru mengerti bagaimana perasaan Gaara. Dia mengakui jika Gaara dan Sasuke adalah dua orang yang sangat menyukai Ino Yamanaka, Mungkin tidak sebesar Shikamaru dan Naruto... Tapi meski begitu, Shikamaru dan Naruto juga berhak mendapatkan orang yang disukainya. Terlepas seberapa dalam perasaan mereka berempat.

Shikamaru mengangguk menyetujuinya. Mungkin Gaara perlu waktu untuk mengikhlaskan perasaannya pada si gadis barbie itu.

"Kuharap si bebek tidak menyukai pria berkulit pucat!" Suara naruto terdengar cukup keras. Dia masih dendam dengan kenyataan jika si bebek tidak menyukai warna kulitnya. Memang benar warna kulit tan bukanlah warna kulit orang Jepang.... Tapi seharusnya si bebek sadar jika kulit Naruto itu eksotis dan banyak yang menyukainya!...

Naruto itu seksi!

.

.

.

Ino berjalan menuju kelas. Dia habis dari kantor guru karena ada sedikit keperluan. Mata aquamarinenya menangkap sesosok pria berambut merah.

'Inilah kesempatanku!' Ino mengikutinya dan menunggu di depan toilet.

Gaara keluar dengan wajah sedikit murung. Ino berpikir jika Gaara masih murung karena ditolak cintanya oleh si bebek. 'Biarkan bidadari ini menghiburmu Gaara-kun!' Ino berjalan menghampiri Gaara. Matanya tidak di fokuskan pada Gaara. Ino akan membuat pertemuan ini seperti tidak disengaja.

"Ino?" Gaara yang melihat Ino, mencoba menyapanya. Gaara lupa dengan aturan main mereka... Seharusnya Gaara tidak diperbolehkan menyapa Ino duluan.! Ah persetan, Gaara sedang patah hati. Mungkin ini akan jadi interaksi terakhirnya dengan gadisnya.

Gadisnya?? Cih... yang benar saja... Sabaku Gaara!

"Eh, Gaara-ku?..." ekspresi ino menunjukan keterkejutan. "Kau... Sedang apa disini?" suara ino di buat selembut mungkin.

"Aku dari toilet." Wajah Gaara sedikit memerah.... panggilan gaara-kun dari Ino membuat perutnya terasa terombang ambing. Dan itu menyenangkan.

"Gaara-kun apakah masih bersedih?" Ino bertanya hal yang membuat Gaara tidak mengerti. Gaara memang bersedih.. Tapi, Gaara tidak yakin Ino mengetahui alasan Gaara bersedih. Gaara memilih diam. Dia takut salah bicara nantinya.

"Jangan bersedih Gaara-kun. Diluar sana, masih banyak perempuan yang bisa menerima Gaara-kun apa adanya... Lagipula, Gaara-kun memiliki wajah yang tampan." Mendengar diriya dipuji tampan oleh sang pujaan hati itu rasanya sangat sesuatu. Rona tipis kembali menjalar pada pipi sang panda merah "Hinata bukan satu-satunya perempuan di dunia ini.... Gaara-kun." Rona tipis itu hilang. Mendengar nama bebek disebut membuat mood gaara kembali memburuk. Wajah nya menjadi dingin. Ino yang melihatnya pun sedikit terkejut.

'Apa gaara sangat menyukai si bebek jelek itu?' inner Ino.

Ah.... Ngomong-ngomong tentang si bebek. Gaara jadi penasaran. Bagaimana kelanjutannya? Apa Sasuke itu berhasil atau gagal? Mau berhasil atau gagal itu tidak akan mengubah apapun. Gaara tetap tidak bisa memiliki Yamanaka Ino. Jika Sasuke berhasil.. Sasuke yang akan bersama Ino.

Tapi jika gagal.... Maka si rusa pemalas itu yang memenangkan taruhan ini.

Sungguh menyesakan dada jika Gaara memikirkannya. Meski begitu... Gaara tetap penasaran dengan respon si bebek.

"Aku harus pergi." Karena di otak Baara sedang berterbangan bebek-bebek jelek.... membuatnya tidak sadar telah bicara dingin pada sang terkasih. Sedangkan Ino agak terkejut diperlakukan demikian oleh si Gaara. Ingin sekali Ino memakinya, namun image barbie haruslah tetap bersemayam pada dirinya.

Tidak ada yang boleh tau jika Ino adalah gadis yang bar-bar.

Ino menatap tajam punggung gaara. 'Dasar si merah dungu!' inner Ino.

"Ttenang Ino.... Kau masih punya tigaa...

.....Masih ada tiga pangeran yang menyukaimu! Kehilangan satu, bukanlah masalah!"

.

.

.

Hinata sedang asik membaca buku... Ah, dia memang sedang membuka buku. Buku kimia atom. Buku kimia atom di perpustakaan ini adalah salah satu buku dengan dimensi yang cukup lebar, sehingga Hinata bisa menyembunyikan komik di dalamnya. Benar... Hyuuga Hinata sedang membaca komik. Kegiatan yang sangat menyenangkan untuk seorang Hyuuga Hinata. Saking menyenangkannya, sampai Hinata sama sekali tidak sadar jika siswa tertampan sedang duduk di hadapannya.

Sasuke jengkel. Padahal dia sengaja menggeser kursi cukup keras sehingga si bebek bisa mendengar suaranya, dan sadar eksistensinya. Tapi lihat.... Apakah buku dengan judul atom itu lebih menarik daripada wajah tampannya??? Tanpa sadar Sasuke mendengus.

Dasar kutu buku!

"Ekhem..." Sasuke berdehem pelan. Berusaha menarik eksistensi si bebek. Tapi nihil. Bahkan Sasuke hanya melihat senyuman aneh di wajah si bebek.

Coba jelaskan bagian apa yang lucu mengenai pembahasan kimia atom? Apakah si bebek sangat menyukai kimia hingga dia tersenyum jelek saat membacannya.

"Hyuuga-san..." Sasuke berbisik. Agar ini lancar... Maka berikanlah kesan sopan. Panggilan bebek hanya akan membuat si bebek sakit hati. Sasuke memang pintar.

Hinata yang mendengar marganya di panggil mengangkat wajahnya. Dan terkejut. Sejak kapan Uchiha-san ada disini...? Ah, Hinata jika sudah berada dalam alam bawah fantasinya... Dia tidak akan peduli lingkungan. Hinata membalas sapaan Uchiha itu dengan senyuman kikuk. Untung saja Hinata menggunakan metode kamuflase cover.... Sehingga dia masih aman. Meski agak sedikit risih.

Sasuke yang mendapat senyuman dari si bebek, merasa bangga. Satu langkah mendekati kencan dengan Ino. "Kau menyukai atom?" bisik Sasuke. Ini perpustakaan... Jadi suara keras tidak dianjurkan untuk dilakukan. Yang ditanya semakin merasa kikuk. Kesialan apa sih yang dialami Hinata dua hari ini??

'Kemarin Sabaku-san.... Kemudian pagi tadi Uzumaki-san.... Kali ini Uchiha-san.... Apa jangan jangan mereka sedang mengintrogasi diriku?? Mereka curiga padaku....? Uhhh... tidak boleh!' Hinata semakin was-was dengan pemikirannya.

Sebenarnya Sasuke sudah jengah dengan si bebek. Apa dia bisu? Kenapa diam saja saat ditanya?? Padahal Sasuke bukanlah tipikal orang yang akan memulai percakapan terlebih dahulu!... Ini semua demi gadisnya Yamanaka Ino.

"Hyuuga-san... Senang membaca buku ya?? Aku sering melihatmu diperpustakaan." Bohong! Sasuke berbohong jika pernah melihat si bebek di perpustakaan. Semua informasinya didapat dari Megumi si penjaga perpustakaan.

Hinata hanya mengangguk kaku sebagai jawabannya. Dan hal tersebut membuat Sasuke sedikit geram. Apa-apaan si bebek? Sok jual mahal sekali sih!

"Ck... heh! Langsung saja... Apakah kau ada rasa pada..."

"Sssst..... U-Uchiha-san! Jangan be-berisik saat ada di perpustakaan. Jika tu-tujuanmu ingin mengobrol... Per-pergilah dari si-sini," ucap Hinata dengan suara yang pelan. Hinata risih jika orang lain berada di sekitarnya ketika dirinya sedang menikmati komiknya. Dan Hinata sudah mencoba untuk mengusir Uchiha dari sekitarnya. Hinata sedikit takut saat berbicara... Maklum saja dia orang yang sulit bersosialisasi. Lagipula Hinata sudah mengusir Uchiha secara sopan... Jadi seharusnya Sasuke mengerti hal itu.

Dan sasuke? Matanya membelalak. Sasuke itu terkenal akan sikap cool-nya... Tenang dan tidak banyak bicara..... Dia adalah pangeran yang terkenal akan keiritan interaksi. Lalu apa kata si bebek? Dirinya berisik???

Hinata yang melihat Sasuke tidak bergeming. Memutuskan untuk mengalah saja. Dari pada hobby-nya terbongkar... Itu akan lebih berbahaya. "Ba-baiklah... A-aku saja yang per-pergi" Hinata berdiri lalu mencari tempat duduk yang lebih sepi. Meninggalkan Sasuke yang kupingnya sudah panas mendengar cekikikan Naruto dan Shikamaru di belakangnya.

.

.

.

Gaara mengernyit ke arah Shikamaru, Naruto dan Sasuke. Soal Naruto tertawa terbahak-bahak dan aura menusuk dari Sasuke. Apa yang terjadi? Jika dilihat dari situasinya, maka Sasuke bernasib sama dengan dirinya dan Naruto.

"Apa dia gagal?" Gaara yang baru datang langsung bertanya. Menunjuk jempolnya ke arah Sasuke.

"Gagal??? Bahkan dia disebut berisik oleh si bebek! Teme yang irit bicara ini di sebut berisik huahahahaha-wkwkkwkwkw." Naruto masih tertawa terbahak-bahak hingga air matanya keluar. "Aku tidak tau si bebek sangat menyenangkan," sambung Naruto saat berhasil menetralisir tawanya.

"Haaaaah..... Baiklah. Kurasa kita semua tau siapa yang disukai si bebek! Besok aku akan menyatakan cinta pada Ino." Shikamaru yang sedari tadi senderan pada tembok berubah berdiri tegak... Mendekati ketiga temannya yang menatapnya tidak suka.

"Sialan." Gaara mendesis.

"Brengsek," begitupula dengan Sasuke

"Ah.... Aku iri denganmu, Shika!" dan Naruto yang berubah mood menjadi jengkel.

"Hei.... Kalian harus sportif! Ini kan sudah perjanjian awalnya..... Jadi jangan ada pertengkaran... Oke?"

"Ya..ya... ya.. Aku mengerti! Ambil saja sana Ino-chan! Aku akan mencari yang melebihi dia!" Naruto membuang mukanya kesal. Dia benar-benar sangat cemburu pada Shikamaru. Sasuke dan Gaara hanya mengangguk lemah sebagai tanda menyerahnya. Ya.... Mau bagaimana lagi....

Diam-diam... Gaara mengepalkan tangannya. Dirinya kesal tentu saja....

'Ini semua gara-gara si bebek sialan itu!!!' Inner Gaara.

TBC

Jadi menurut kalian, Si Bebek Hinata dengan sifat abnormal seperti ini lebih cocok berdampingan dengan siapa?

1. Pria yang paling tampan (Srigala dingin Uchiha Sasuke)

2. Pria yang paling pintar (Rusa pemalas Nara Shikamaru)

3. Pria yang paling Sporty (Rubah Mesum Uzumaki Naruto)

4. Pria yang paling ahli bela diri (Panda Pemarah Sabaku Gaara)

Silakan berfantasi ria seperti Hinata hahahahaha

Silakan koreksi jika terdapat typo

Thanks~ semoga menikmati

Signature (Lavendark)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top