Negotiation

-Chapter 13-

DUCKY – DOKI

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

Female Character

Hinata Hyuuga

Male Character

Nara Shikamaru

Sabaku Gaara

Uchiha Sasuke

Uzumaki Naruto

Genre

Romance, Drama, Humor, School

.

.

.

.

.

Enjoy Reading!

.

.

.

.

.

"jadi sejak kapan......" Shikamaru sedikit menghentikan perkataannya. Memijit keningnya yang berdenyut sakit akibat ulah teman-temannya. "Haaah...... jadi sejak kapan kalian berdua juga ikut-ikutan menyukai bebek?" lanjutnya sambil menghela nafas. Menunjuk kearah Gaara dan Naruto.

Gaara dan Naruto yang mendengarnya mendelik tidak suka, sedangkan Sasuke masih sibuk dengan lamunannya. Sasuke merasa semua ini seperti lelucon takdir. Masa iya ini terjadi lagi. Sasuke merasa pertemanan mereka seperti tidak sehat untuk cinta. Bisa-bisa kalau seperti ini terus mereka berempat tidak akan pernah mendapatkan jodoh. Masa iya mereka akan menikahi satu sama lain.

Memikirkannya membuat Sasuke sedikit jijik dan geli. Mereka masih normal. Semua orang yang melihatnya juga pasti tau jika mereka adalah laki-laki sejati dan keren.

Sasuke merasa ini seperti kebodohan yang haqiqi.

"ikut-ikutan katamu? Bahkan aku merasa kalian lah yang mengikuti aku! Kalian ini seperti selalu menyukai apa yang aku sukai sih! Kalian itu iri denganku ya?" Gaara berargumen kesal. Ikut-ikutan apanya? Bahkan Gaara merasa jika dirinya lah yang pertama kali menyukai si bebek. Gaara sampai terkejut jika teman-temannya bisa menyukai si bebek. Masa iya sahabatnya turun kualitas dalam tipe perempuan seperti dirinya.

"iri? Keh! Jangan melawak!" Naruto sedikit kesal. Iri apanya? Naruto sedikit tersinggung dengan kata-kata Gaara. Sebenarnya memang akhir-akhir ini Naruto sedikit iri dengan sahabatnya yang memiliki kulit putih khas orang jepang. Terutama Gaara. Disisi lain, sebenarnya Gaara lah yang iri terhadap Naruto. Masih terngiang-ngiang ucapan temari perihal tipikal si bebek yang menyukai laki-laki kaya. Dan Naruto adalah yang paling kaya.

"aku masih bertanya-tanya kebaikan apa yang dilakukan si bebek di masa lalu" akhirnya Sasuke angkat bicara. "kenapa dia bisa beruntung seperti ini sih? Disukai oleh kita berempat? Jika orang nya Ino, itu masih masuk akal dan masih dalam batas waras. Tapi ini si bebek!" Sasuke memandang para sahabatnya dengan menampilkan ekspresi 'ini gila!' "ini tidak waras! Bahkan sampai sekarang aku masih bertanya-tanya masalah letak kewarasanku..... aku yang menyukainya saja sudah tidak masuk akal! Apalagi kita berempat?"- 'ah dan jangan lupakan baka aniki' lanjutnya dalam hati.

Naruto berdiri dan menghampiri Sasuke "bagaimana jika kau mengalah saja Sasuke? aku akan senang jika sainganku hilang satu" ucap Naruto sambil menepuk pundak Sasuke. Sasuke yang mendengarnya pun hanya membelalak mata.

"menyerah? Kau gila! Tidak akan! Bahkan aku sudah bermimpi menikahinya!" Sasuke sedikit berteriak. Entah kenapa dirinya sudah masa bodo dengan image coolnya.

"apa? Itu lebih gila lagi!" Gaara mendengarnya sedikit geli. Menikah dalam mimpi? Apa Sasuke sudah tidak tau malu dengan menceritakan mimpinya itu?

"ekhem" seakan tersadar dari tingkah konyolnya barusan, Sasuke berdehem dan kembali bersikap cool. "ngomong-ngomong tentang Ino... bukankah ini kesempatan kalian? Disini aku mundur untuk Ino,.. kupikir cinta kalian pada bebek masih lah dangkal.... Jika kalian sudah jadian dengan Ino, pasti kalian akan menyukainya lagi"

"kesempatan pantatmu!.. bahkan kau dan Gaara lebih cinta mati pada Ino dibanding dengan diriku dan Naruto" Shikamaru sedikit menyinggung masalah rasa cinta.

"kenapa aku dibawa-bawa lagi?" Gaara merasa terusik dengan ucapan Shikamaru.

"Arrrgghhhhhhh!!!" Naruto berteriak sambil mengacak-acak surai kuningnya, kemudian mengambil posisi berjongkok disebelah kursi yang diduduki Sasuke "ini membingungkan!".

"bagus! Kurasa kepala si dobe mulai berasap lagi"

.

.

.

...

.

.

.

"bagaimana Hinata-chan? Apa kau menyukai Yahiko?" Ino bertanya antusias. Hinata dan Ino berada dikantin. Sebenarnya Hinata malas untuk ke kantin, apalagi ini bukanlah jadwal para pangeran untuk makan di kantin. Hinata lebih suka berada di perpustakaan dan membaca manganya. Namun, melihat Ino yang sangat antusias, Hinata tidak tega untuk menolaknya.

"eum... a-aku me-menyukainya... Ino-chan. Di-dia tam-tampan" mendengarnya membuat Ino teriak girang dalam hati. Bagus, jika seperti ini, Ino rasa para pangeran bisa diamankan dari si bebek. "ta-tapi ku-kurasa aku bu-bukan ti-tipenya"

'tentu saja! karena kau kuno' ucap Ino dalam hati "tidak apa-apa Hinata-chan..... Yahiko itu orang yang baik, dia tidak menyukai seseorang dari luarnya saja kok!"

Ino sedikit berbohong mengenai perkataanya tadi. Ino hafal betul perihal tipikal perempuan yang disukai Yahiko.... Pastinya yang cantik dan seksi. Seperti Ino misalnya.

Itulah yang difikirkan Ino. Lain hal nya dengan pemikiran Hinata. Maksud Hinata mengatakan jika dirinya bukanlah tipikal Yahiko, itu karena Yahiko yang lebih menyukai lelaki tampan. Hinata bahkan masih ingat ucapan Yahiko kala itu saat menanyakan perihal keberadaan para pangeran disekolahnya. Bukankah itu tanda? Hinata memaklumi keantusiasan Yahiko saat itu. Karena para pangeran sangar popular baik disekolahnya maupun di sekolah lain. Bahkan Hinata sudah menamasukan nama Yahiko kedalam buku fantasinya.

Hinata rasa ini adalah perkembangan cerita romansa pangeran yang paling epic. Tidak sia-sia dia menjadi pengagum sejati.

"ku-kurasa dia menyukai orang la-lain.... Ino-chan" mendengar ucapan Hinata, membuat Ino sedikit terkejut dan terbelalak. Jangan bilang jika si bodoh Yahiko berkata jika dia menyukai Ino? Ah! Itu malah akan menjadi bumerang untuk Ino.

"A-apa yang dikatakannya Hinata-chan?" wajah Ino sudah memperlihatkan wajah yang pucat pasi.

"eum... ma-maaf... Ino-chan.. ak-aku tidak bisa bi-bilang" Hinata tidak akan mungkin bilang, jika Hinata bilang Yahiko akan malu dan kemungkinan besar rahasia Hinata juga terbongkar.

Ino makin terkejut. Ini sudah seratus persen jika si bodoh itu mengatakan kejujuran tentang perasaannya pada Ino. Si bebek tidak mau bilang pasti karena takut Ino merasa tidak nyaman. Ah Yahiko si harimau bodoh itu benar-benar cari mati!.

"Hinata-chan! Maafkan aku! Aku akan menegur Yahiko.... Dia pasti membuatmu sangat sedih ya,.... Aku akan membantumu agar bisa jadian dengannya!" Ino menggenggam tangan Hinata sangat erat, Ino tidak mau karir cintanya berakhir kandas hanya karena seorang siswi dengan kacamata tebal yang suka cekikikan sendiri.

Itu akan menjadi hal terburuk baginya.

Sedih? Justru Hinata senang jika Yahiko memiliki perasaan pada para pangeran. Dan apa kata Ino-chan tadi? Membantu jadian dengan Yahiko?? Ah Hinata tidak mau! Tentu saja Hinata tidak mau menjadi penghalan asmara para pria. Hinata hanya ingin menikmati tontonan yang menarik.

Hinata agak memundukan badannya sambil menggeleng-gelengkan kepala "ti-tidak perlu Ino-chan!" mendengar tolakan dari Hinata membuat Ino menggigit bibir kesal. Hancur sudah rencana awalnya. Kalau begini Ino harus memikirkan cara lain lagi. "ak-aku tidak apa-apa... la-lagipula ya-Yahiko-san akan se-sedih jika dipaksa" jika memang Yahiko menyukai pangeran, Hinata bisa apa? Toh Hinata juga senang jika mereka akan bahagia nantinya.

"Hinata-chan... aku baru ingat jika ada janji dengan seseorang.... Aku pergi dulu yaaa" Ino berdiri dari duduknya dan mulai melambaikan tangan kepada Hinata "janee". Sedangkan Hinata hanya tersenyum malu dan mengangguk. Kemudian balas melambaikan tangan. Hinata cukup merasa senang, akhir-akhir ini sepertinya Hinata merasa sudah berkembang kehidupan sosialnya. Dirinya sudah banyak berinteraksi dengan orang lain.

Ino yang melihat perlakuan Hinata sedikit tertegun dan mengernyit. "sekilas si bebek terlihat imut" bisiknya pada dirinya sendiri. "ah tidak Ino! Kau tidak boleh begini! Kau lah yang paling sempurna... si bebek hanyalah pengganggu" ucapnya sambil menampar pipinya sendiri.

Mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang "cepat angkat Yahiko bodoh!"

.

.

.

...

.

.

.

"apa yang kalian sukai dari si bebek?" Shikamaru bertanya dengan malas. Setelah perdebatan yang cukup sengit... mereka memutuskan untuk membuat kondisinya terlihat lebih sejuk dan nyaman. Mereka lebih memilih sesi curhat bersama.

Shikamaru menoleh pada Gaara, dan mulai mengangkat dagunya seakan akan sinyal agar Gaara yang menjawab terlebih dahulu.

"Senyum dan suaranya" Gaara sedikit membuang wajahnya yang memerah. Semenjak insiden si bebek mendesah membuat Gaara sering terbayang-bayang. Bahkan dia sudah mencopot foto Ino di kamar mandinya. Itu sudah tidak berguna. Desahannya, sentuhan tangannya saat mengobati, entahlah.. belakang ini Gaara ingin sekali mengadakan klub sehari 4 kali. Jika seminggu hanya satu kali Gaara benar-benar akan rindu dengan senyumannya bebek.

Lalu Shikamaru menoleh pada Naruto.

"pi-pinggangnya" ucap Naruto sambil menggaruk pipinya yang juga memerah.

"pi-pinggang?" Shikamaru terlanjur syhok dengan ucapan si rubah. Memang apa yang bisa di lihat dari pinggang seseorang?? Naruto benar-benar bodoh.

Naruto hanya mengangguk "ah dan harum badannya juga......" Naruto menambahkan "em.... Harumnya selalu membuatku,.... Kangen".........'dan bergairah' lanjut Naruto dalam hati. sekarang Naruto terlihat semakin bodoh. Seperti orang gila mungkin. Jika di jalan dirinya menemukan boneka bebek atau bebek karet dirinya akan cekikikan sendiri mengingat si bebek asli yang disekolah. Membayangkan mereka menikah dan memiliki anak yang tampan seperti Naruto.

Shikamaru sedikit bergidik ketika senyuman Naruto semakin lebar tanpa sebab.

"pipi dan mata bulatnya" ucap Sasuke saat Shikamaru meliriknya. Sasuke sangat suka dengan mata bulat si bebek.... Juga dengan pipi tembennya. Apalagi jika sedang memerah, seperti tomat kesukaan Sasuke,... rasa-rasanya Sasuke ingin sekali menggigitnya. Tidak hanya di pipi, tapi di bibir, di leher di dada... dan semuanya. Pikir Sasuke gila. Kulit bebek yang putih akan berubah menjadi merah.. seperti orang yang bermain di pantai tanpa tabir surya.

"kalau aku tangan mungil dan makanan buatannya" ucapan Shikamaru membuat Gaara, Naruto dan Sasuke tersadar dari lamunannya.

Mereka bertiga sedang melamunkan hal yang mesum tentang si bebek. Gaara terhadap desahannya bebek, Naruto yang mengendusi dan menciumi harum badannya bebek, dan Sasuke yang keasyikan menggigit kulitnya bebek.

"ah kenapa kau tidak terkejut? Tentu saja... aku tau kau sangat menggilai makannya rusa! Bahkan bagianku kau curi juga!" ujar Gaara. Gaara jadi kesal jika mengingat itu lagi.

"mencuri? Seingatku kau bahkan pernah membuang makanan si bebek ke tempat sampah"

"ah... shika, aku penasaran... mungkinkah kau memungut makanan yang dibuang Gaara?" tanya Naruto. Sedangkah Shikamaru hanya terbelalak. Lalu tak lama terkekeh.

"kau sungguh bodoh Naruto. Aku ini Shikamaru! Aku bukanlah kau ataupun Gaara yang kalau makan sangat rakus.......meski masakan bebek sangat enak.... Aku tidak akan pernah menurunkan harga diriku dengan mangais makanan ditempat sampah" ujar Shikamaru datar. Shikamaru benar-benar lihai dalam berkata. Sedangkan Naruto yang disebut rakus hanya mengerucutkan bibir tidak suka.

Akhir-akhir ini Shikamaru sering merengek pada kaasannya untuk dibuatkan makanan yang mewah dan lezat, Shikamaru sudah merencanakan ingin makan bekal Bersama si bebek, kemudian mereka akan bertukar bekal, saling menyuapi, dan saat Shikamaru kekenyangan.... Dirinya akan tiduran dengan kepala beralaskan paha si bebek. Kemudian bebek akan salah tingkah dan terlihat imut.

"jadi bagaimana?" tanya Gaara

"bagaimana apanya?" Shikamaru bertanya balik. Dia tidak paham pertanyaan Gaara dan sedikit mendecih ketika lamunan asiknya diusik oleh Gaara.

"tentang si bebek.... Pemalas! Kita semua memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Tapi meski seperti itu, aku tidak rela jika harus berbagi" ujar Gaara kesal. Tentu saja, dibanding yang lain.. Gaara merasa paling mengerti bebek. Gaara pernah melihat si bebek menangis di belakang sekolah, Gaara pernah melihat si bebek merona karenanya, Gaara pernah melihat si bebek memohon di kakinya....... Dan Gaara pernah di obati oleh si bebek.  Gaara rasa bebek senang-senang saja berada di sekitarnya.

"memang siapa yang mau berbagi?" Sasuke mendesis tidak suka. Semua yang dimiliki bebek itu adalah hadiah dari kami-sama untuk Sasuke gigit dan Sasuke juga tidak akan berbagi. Bahkan jika se-ekor nyamuk mencoba menggigit Hinata, maka Sasuke pastikan nyamuknya akan binasa.

"aku tidak mau jika ada peraturan bodoh lagi!" Naruto berseru lantang. Tentu saja Naruto kapok dengan peraturan cinta mereka pada Yamanaka. Lihatlah.. masa SMA Naruto terlihat sangat abu-abu. Naruto ingin berwarna. Bukan dengan Yamanaka, tapi dengan Hyuuga Hinata (bebek) si parfumer sejati. Setiap hari bisa menggandengnya.... Mencium harumnya, memeluknya,... dan tertawa Bersama. Naruto yakin bebek akan bahagia jika Bersama pria yang humoris sepertinya. Lagipula... Naruto sudah memohon pada kami-sama agar nama Hyuuga Hinata di catat di dalam buku jodohnya.

Melihat ketiga temannya saling memandang tajam, membuat Shikamaru mendengus Lelah. Memang siapa yang mau berbagi si bebek? Shikamaru tidak akan bisa kenyang dan puas jika bebek harus di bagi ke yang lain. Shikamaru bahkan sudah mencoba merancang kehidupannya 10 tahun kedepan Bersama si bebek. Dan Shikamaru tidak mau hancur bergitu saja. selama hidupnya, shikamaru merasakan segalanya berjalan sesuai rencanya... setiap rencana yang dibuat Shikamaru sangat anti terhadap kecacatan dan kegagalan.

"kalau begitu simpel saja....

Peraturan pertama, lakukan apapun yang kalian mau.

Peraturan kedua, kalian boleh menghalangi lawan kalian.

Peraturan ketiga, sangat diperbolehkan jika kalian berlaku licik"

Ketiganya mengangguk menyanggupi ucapan Shikamaru. "ah.... Cara liciknya boleh apapun... kecuali menghamili si bebek" lanjut Shikamaru.

"Ah sial!" ujar Naruto sedikit keberatan.

Padahal Niat awalnya ingin menghamili dan menikahi. Bukan hanya Naruto, bahkan Sasuke juga sudah sempat berfikir akan melakukan hal yang sama.

"pokoknya ingat! Tidak ada yang boleh melakukan pemaksaan pada si bebek! Jadilah laki-laki sejati" ujar Shikamaru.

Mendengarnya membuat Gaara mendengus jengah. Menyenderkan bahunya, dan melipat kedua tangannya.

"kalian tau.... kita terlihat seperti budak cinta sekarang!"

Ya.. fakta yang mengejutkan dari seorang pangeran adalah mereka tidak pernah pacaran sekalipun. Sehingga ketika sudah menyukai seorang perempuan... maka mereka akan terlihat berlebihan dan berfikir gila.

.

.

.

...

.

.

.

Hinata bersenandung kecil menuju ke loker sepatunya. Ini sudah jam pulang, hari ini bukanlah hari untuk klub karate jadi Hinata bisa mampir ke toko komik untuk membeli beberapa manga yang baru keluar minggu lalu. Hinata sudah cukup menabung dengan tidak jajan dan masak sendiri.

"lalalalala~~~ oh kalian pangeran~ terperangkap cinta persahabatan~~~~~ semo~~ga baha~~gi~~~a tring tring" keadaan koridor sudah sepi, sehingga Hinata bisa bernyanyi sepuasnya. Mengekspresikan segala hal yang akhir-akhir ini membuatnya bergairah. Ya, beginilah kepribadian Hinata jika sedang sendirian. Dia tidak gagap... dan sedikit sinting.

"apa ini?" saat membuka lokernya, Hinata menemukan sebuah amplop surat berwarna merah. Suratnya wangi dengan aroma mawar. Hinata suka dengan aromanya. Bukan hanya mawar.... Semua aroma bunga Hinata sukai... bahkan bunga yang berbau busuk sekalipun. Asal tampilannya indah.... Dan itu bunga... maka Hinata suka.

Amplopnya terbungkus rapih. Ada stiker panda dibagian tengahnya. Terdapat tulisan dibagian bawah, tulisannya cukup besar, ditulis dengan tinta kuning keemasan, terlihat sekali jika menambah kesan mewah. Tertulis dengan huruf yang membentuk tulisan 'Sabaku Gaara'

"mi-milik Sa-Sabaku-san?" Hinata jadi gugup sendiri. Surat yang berada di loker, dengan harum khas romansa. Ini terlihat seperti surat cinta... setidaknya itulah yang Hinata tau dari manga romansanya.

Mungkinkah?.... Hinata berusaha berfikir rasional. lama terdiam akhirnya Hinata mendapatkan kondisi yang paling logis.

"ah... ke-kenapa Sabaku-san bi-bisa melakukan ke-kesalahan sih?" Hinata mengambil kesimpulan jika Sabaku-san telah salah memasukan suratnya. Ini terlihat jelas dari nomor loker milik Hinata. Nomornya 96... kesalahan ini diperkuat karena sang pemilik nomor loker 69. Pasti Sabaku-san salah memasukan suratnya. mungkin lupa nomer lokernya, karena kedua loker itu terlihat mirip angkanya.

hinata itu stalker sejati... jadi dirinya tau nomer loker para pangeran.

Loker 69 itu adalah loker milik Uzumaki-san.... Ini pasti sulit untuk mereka berempat, saling selingkuh sehingga interaksinya sangat terbatasi. Lihat aja.... Sabaku-san dan Uzumaki-san harus sampai main surat-suratan begini....

Tunggu dulu, kenapa tidak menggunakan ponsel saja? ah mungkin agar terkesan romantis.

Ah atau mungkin ini surat permintaan maaf? Terakhir kali Hinata memergoki, Uzumaki-san dan Sabaku-san terlibat cekcok saat di UKS.

Lagipula tintanya berwarna kuning keemasan.... Warna itu kan sangat identik dengan warna Uzumaki-san.

Ini sudah 100% jelas dan benar.... Hinata tidak mungkin salah.

"baiklah...." Hinata berjalan menuju loker nomor 69, lalu memasukan suratnya dengan menyelipkan diantar celah. "semoga beruntung..... Sabaku-san!"

Baru satu langkah berjalan, Hinata berhenti. Kemudian menghadap lagi kearah loker milik Uzumaki-san. Menautkan tangan dan berdoa khusyuk.

"semoga kalian bisa berbaikan dan kembali Bersama"

satu hal yang Hinata tidak sadari... jika Gaara dan Naruto adalah teman dekat, sehingga Gaara sangat hafal dengan nomor loker para sahabatnya

TBC

.

.

.

Epilog

Gaara memandangi pulpen dengan warna tinta merah hati. Cukup lama dan kemudian mendesah frustasi. Warna merah hati adalah warna yang sudah biasa. Dirinya ingin berbeda. Lagipula amplopnya sudah berwarna merah... jadi kemungkinan jika menggunakan tinta merah hati maka tulisannya tidak akan terbaca.

Kenapa menulis surat cinta sulit sekali sih? Ah memalukan!

Tiba-tiba Gaara teringat kata-kata temari yang bilang jika tipikal bebek adalah laki-laki yang kaya. Mengambil ponselnya dan mulai membuka google. Mencari informasi mengenai warna yang melambangkan kekayaan dan mewah.

Warna emas.

Ah benar... Gaara akan mencari tinta berwarna kuning keemasan.

Gaara sudah membayangkan bagaimana wajah tersipu si bebek saat membaca suratnya nanti.

"Aku memang yang terbaik!"

.

***

.

hai... hai... hai...

apa kabar??? adakah yang kangen dengan storyku?

#Krik #Krik

Ah lupakan!

pertama-tama aku mohon maaf sebesar-besarnya untuk update-anku kali ini. seharusnya aku update damn heart yang masih chapter 11. hanya saja... aku masih belum menemukan feel untuk damn heartnya. bukan karena alurnya... karena semua ceritaku sudah ada alurnya sampai tamat. hanya saja untuk mengetik damn heart ini cukup berat. berbeda dengan damn heart dan GOD, Untuk ducky doki ini konfliknya lebih ringan... jadi karena aku juga masih sibuk dan lelah, akhirnya aku memutuskan untuk update ducky doki terlebih dahulu, yang memang cukup mudah dan tidak menyita waktu.

sebenarnya aku ingin mulai menulis lagi pada tanggal 25 oktober, hanya saja aku tidak tega dengan kalian yang minta untuk cepat update dan yang sudah penasaran. untuk yang menunggu damn heart, mohon maaf belum bisa update sekarang. mungkin 5 hari dari sekarang... entahlah... aku masih disibukan dengan persiapan wisuda hahahahahaha.....

Okay segitu ajaaaa....

Seperti biasa, jangan melupakan kewajibannya untuk tetap beribadah......

Ja nee.....

Silakan koreksi jika terdapat typo (maaf jika typo nya sangat bertebaran, aku sungguh lelah untuk mengoreksi lagi storyku)

Thanks~ semoga menikmati

Signature (Lavendark)


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top