Mother

-Chapter 17-

DUCKY – DOKI

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

Female Character

Hinata Hyuuga

Male Character

Nara Shikamaru

Sabaku Gaara

Uchiha Sasuke

Uzumaki Naruto

Genre

Romance, Drama, Humor, School

.

.

.

.

.

Enjoy Reading!

.

.

.

.

.

"Eum... Hinata-chan, aku mau jujur padamu" Hinata memandang Ino dengan berkedip lucu. Jujur? Apakah mungkin ini yang disebut curhat dan saling mengerti isi hati satu sama lain? Inikah yang disebut persahabatan antar perempuan? Memikirkannya membuat Hinata merasa senang.

"A-aku menyukai para pangeran.... Aku ingin menjadi pacar dari salah satunya.... Bisakah kau membantuku Hinata-chan?"

.

.

.

Mendengar ucapan Ino membuat Hinata sedikit tersentak. Hinata akan dengan senang hati jika bisa membantu wanita secantik Ino untuk dipasangkan oleh salah satu pangeran tampan sekolah ini. Hanya saja masalahnya.... Para pangeran itu sudah tergembok hatinya masing-masing, Hinata tidak mau jika harus menghancurkan asmara mereka berempat. Lagipula... Hinata kurang suka jika wanita sebaik Ino harus berakhir dengan salah satu pangeran yang memiliki hati menyimpang.... Disamping itu, mereka cukup hentai dan agresif.

Hinata menggeleng.

Ino terlalu baik.

Saat melihat si Bebek yang menggeleng, membuat Ino sedikit tersentak. Itu adalah gerak gerik ingin menolak. Pertanyaannya adalah, kenapa? Bukankah Bebek tidak menyukai para pangeran? Jika si Bebek benar-benar menganggap Ino sebagai temannya, seharusnya Bebek dengan senang hati membantunya.

Mungkinkah si Bebek berbohong padanya? Mungkinkah Bebek sepertinya? Menyukai semua pangeran dalam waktu bersamaan. Dan lebih buruknya lagi.. jika si Bebek ingin keempatnya. Itu terlalu serakah.

"Kumohon....." ini kali pertama seorang Ino memohon. Dia mendecih dalam hati. Bebek tidak semudah yang dia fikirkan.

Mendengar Ino memohon, membuat Hinata tak enak hati. Percintaan keempat pangeran sudahlah sangat sempurna dalam benaknya.... Jika Ino mengambil satu, maka jumlahnya menjadi tiga. Bukankah genap lebih baik daripada ganjil?

"a-aku... eum, kurasa mereka su-sudah memiliki orang yang me-mereka su-sukai... I-Ino-chan" benar, Gaara menyukai Shikamaru, Naruto dan Sasuke,.... Pun sebaliknya. Harem yang luar biasa.

Ino terbelalak. Mungkinkah? Mungkinkah si Bebek ini sadar jika para pangeran menyukai si Bebek? Sialan... jika benar maka si Bebek bisa besar kepala. "siapa?" tanya Ino polos. Pura-pura tidak tau adalah keahliannya.

Hinata bimbang. Sebenarnya apa yang diketahuinya adalah sebuah rahasia... tentu Hinata sangat memaklumi ini, mereka berempat menjalankan cinta terlarang,..... pastilah harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. "i-ini ra-rahasia.... A-aku tak bisa me-mengatakannya" Hinata berusaha menguatkan diri. Dengan begini pangeran berhutang kebaikan pada Hinata... Hinata benar-benar bisa menjaga rahasia mereka.

Ino kesal setengah mati, juga penasaran. Dari cara bicara dan tatapan polos itu... si Bebek seakan akan tidak tau jika yang disukai pangeran adalah dirinya.... Mungkinkah maksud si Bebek ada perempuan lain yang disukai para pangeran? Tidak mungkin! Ino itu sudah sangat update dengan gosip sekolah... terlebih dia punya budak tenten si pencari informasi. "kenapa?" Ino berusaha terlihat sedih, berharap si Bebek simpati padanya.

Dan benar, Hinata merasa tidak enak. Apakah segini saja persahabatan mereka? Oh... bahkan ini baru sebesar kecambah... Ino adalah teman pertamanya, tidak! Hinata akan memperjuangkan ini. "Eum... ji-jika Ino-chan sangat ingin.... A-aku akan me-memikirkannya na-nanti" dalam hati, Hinata meminta maaf pada pangeran untuk pengorbanan cinta mereka. Yah... sepertinya hubungan ke empatnya harus kandas.

Ino hanya bisa tersenyum sok puas akan keputusan si Bebek.

Bebek sialan.

Ino akan mencari tau sendiri.... Perempuan seperti apa yang disukai para pangeran... seingat Ino, di sekolah ini.. hanya dirinya lah yang paling cantik!... ah maksud Ino, Bebek tidak masuk hitungan.... Anggap saja dia siswi diluar sekolah ini.

"Terimakasih.... Hinata-chan!" setidaknya dari obrolan ini, Ino mendapatkan informasi yang penting. Ino punya saingan baru, perempuan yang disukai oleh pangeran secara rahasia.

.

.

.

...

.

.

.

Memandang Gedung didepannya membuat Yoshino Nara menghela nafas. Sebenarnya dirinya sudah cukup sering datang ke sekolah anaknya, hanya saja kali ini rasanya berbeda.... Ini adalah catatan hitam pertama anaknya yang super jenius. Yoshino dipanggil oleh pihak sekolah karena Shikamaru yang berbuat kesalahan.

Wow.... Anaknya yang super pemalas itu sepertinya terlalu langka dalam mencari keributan seperti ini.

Kaki yang masih terlihat kencang itu mulai melangkah memasuki gerbang. Hal pertama yang ditangkap netranya adalah tiga orang wanita paruh baya yang sedang berjalan sambil mengobrol.

Senyum Yoshino mengembang.

"Minna!!!" teriakan lengking itu membuat ketiga perempuan tadi menoleh.

Mereka refleks histeris ribut.

"Yoshino-chaaaan!!!" Yoshino berlari dan menghambur dalam pelukan ketiga sahabatnya.

Uzumaki Kushina, Uchiha Mikoto dan Sabaku Karura.

Mereka berempat sahabat bagai kupu-kupu. Mereka selalu Bersama saat menginjak bangku smp sampai perkuliahan. Selalu merasa jika mereka berasal dari Rahim yang sama.

Ini adalah salah satu hal yang membuat mereka berempat bersemangat datang ke sekolah karena panggilan skorsing anak mereka. Anak-anak mereka melakukan hal yang sama fatalnya. Oh baiklah.... Anggap saja Mereka bertemu sekalian reuni.

Mereka sangat cocok dan nyaman satu sama lain.

Mereka berempat memiliki ketertarikan yang sama.

Perkumpulan fujoshi.

"Aaah.... Aku seperti kembali kemasa lalu, saat-saat dimana kita berlarian di Lorong hanya untuk melihat pertunjukan voli para murid laki-laki. Melihat mereka saling merangkul..... ughhhh" Kushina sedikit memekik. Matanya mulai menerawang ke awang-awang.

Mereka berempat adalah fujoshi akut. Dan yang terparah adalah Yoshino dan Kushina. Ketika kuliah, Mikoto dan Karura sudah bisa mengendalikan emosi mereka terhadap hubungan sesama pria, tapi tidak dengan Yoshino dan Kushina.... Mereka berdua baru sembuh ketika menjelang pernikahan.

"brondong tampan sepertinya tidak buruk juga" Mikoto tersenyum hangat. Namun, menyimpan sejuta kegelapan didalamnya. "mau mampir kelapangan voli setelah ini?" tawar Mikoto.

"lupakan saja.... Mikoto-chan! Kudengar disini yang paling tampan adalah anak-anak kita, terutama anakmu!" Yoshino mendengus. Melirik Mikoto yang memang tercantik diantara mereka berempat. "oh Kami-sama.... Aku tidak mungkin membayangkan hal nista tentang anaku sendiri" Yoshino menekan jiwa fujoshinya hanya demi Shikamaru tercinta.

"berbicara tentang anak. aku tidak percaya ini..... kenapa anak kita menjadi sangat mesum? Fufufufu" Karura yang selalu tampil elegan itu membuat ketiga temannya terkikik. Tidak menyangka jika setelah menikah Karura bisa menjadi pribadi yang kalem seperti Mikoto. Padahal dulu Karura yang paling tomboy diantara keempatnya.

"yah... aku sudah dengar dari Kakashi. Mereka melecehkan satu siswi kan?" Kushina berbicara, ada nada bangga didalamnya. Dengan begini, Kushina yakin jika putranya masih normal.

Mereka berempat mulai berjalan melewati Lorong "sepertinya anak-anak kita menyukai orang yang sama" Kushina sedikit meringis mengatakannya. Sungguh menyedihkan ketika harus bersaing cinta bersama sahabat sendiri.

"ah bukankah itu ide yang bagus?" Yoshino sedikit memekik, membuat langkah teman-temannya terhenti. Bertanya-tanya... apa yang bagus? "nikahkan saja anak-anak kita dengan siswi itu! dan kita bisa menjadi besan!" Yoshino sedikit menepuk tangannya. Sedikit loncat kecil untuk mengekspresikan kesenangannya.

Wajah Karura memerah, ditangkuplah pipinya dengan kedua telapak tangannya. "i-itu ide yang bagus! Mereka berlima bisa menjadi keluarga yang rukun" sedangkan Mikoto dan Kushina hanya mengangguk antusias.

Dulu, mereka berempat memiliki impian untuk menjadi besan satu sama lain. Menikahkan anak mereka dan bisa berbagi cucu. Hanya saja... sepertinya kami-sama sedang menghukum ke empatnya.

Tidak ada kesempatan.

Mereka berempat hanya memiliki anak laki-laki yang seumuran. Ditambah lagi anaknya yang sangat tampan keturunan dari sang suami, membuat mereka semua mendesah Lelah. Mereka hampir putus asa saat anak-anaknya tidak memiliki pacar, anaknya malah terlihat intim dalam persahabatan. Anak-anaknya seperti tertarik antara satu dengan yang lainnya.

Sebut saja seperti Naruto dan Sasuke yang selalu menempel.

Atau Gaara yang sering menginap di kamar Shikamaru.

Bahkan sekarang, keempatnya sedang berada di kediaman Uzumaki saat keempatnya sedang di skors. Apa yang mereka berempat lakukan dalam satu kamar?

Bayang-bayang nista mulai berterbangan di kepala mereka berempat.

Oh jangan anaknya! Tidak boleh! Anak mereka harus normal. Tidak boleh melenceng!

Mereka masih ingin punya cucu!

Terkadang Yoshino, Kushina, Mikoto, dan Karura suka berkumpul untuk membicarakan ini. Mereka takut jika anak-anaknya menyukai satu sama lain. Mereka merasa ini adalah karma dari Kami-sama untuk mereka yang dulu pernah menistakan teman-temannya. menjadi fujoshi dan membayangkan hal yang tidak-tidak.

Bahkan mereka berempat bekerja sama untuk membuat album kumpulan pria yang saling bersentuhan secara fisik.

Dalam persahabatan seorang pria, pasti ada yang memendam rasa!

"kalau begitu, ayo temui siswi itu" seperti biasa, Kushina berteriak semangat.

"tapi bagaimana jika siswi itu menolak?" Mikoto bertanya, dengan raut khawatirannya. Kritis seperti biasanya.

"oh ayolah... dia tidak mungkin menolak!" tangan lentik itu di lambaikan "anak-anak kita itu bibit unggul.... Mereka semua kan tampan" Yoshino dengan segala akal bulus nya "toh kita bisa memaksanya nanti"

"benar! Lagipula..... kita ini berasal dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh.... Kita paksa saja keluarga siswi itu untuk menerima putra kita berempat" Karura menimpali, membuat senyum Kushina semakin melebar.

"Brilliant!"

"Ah.... Tidak sia-sia kita menikahi lelaki tampan dan kaya..." raut wajah Mikoto berubah menjadi kelegaan.

Benar. Ini adalah kesempataan untuk mereka berempat menjadi besan.

Mereka yakin putranya akan mau untuk saling berbagi, beri saja sedikit paksaan dan pengertian.

Iya kan?

Lalu keempatnya diam, berjalan dengan mulut membisu dan asik dalam pemikirannya masing-masing.

---

Sebenarnya akhir-akhir ini Kushina sedikit khawatir dengan sang putra. Sang putra mulai ketus pada suaminya aka Minato. Selalu membicarakan perihal operasi kulit. Membuat Kushina terkadang murka. Kushina mengerti, ini pasti tentang asmara.... Sepertinya warna kulit tan bukanlah tipekal siswi ini. Tapi tetap saja Kushina sedih. Naruto selalu menyalahkan Minato akan segalanya.

'Jika saja kulitku tidak seperti ayah! Aku pasti sudah membuat pabrik bayi dengan Bebekku!'

Kata-kata Naruto masih terngiang di otaknya. Lupakan tentang pabrik bayi ataupun Bebek. Masalahnya adalah, hati ayah mana yang tidak sakit saat anaknya malah kecewa karena mirip dengannya? Bukankah Minato itu tampan? Yah... lihatlah... siswi ini berhasil membuat Narutonya menjadi pemberontak. Tentunya pasti putranya sudah tergila-gila pada siswi ini.

---

Memikirkan perjodohan dadakan ini membuat Mikoto agak memikirkan masalah Itachi. Akhir-akhir ini.... Itachi dan Sasuke sering perang dingin. Mikoto tidak mengerti dengan gula-gula ataupun Bebek yang sering keluar dari mulut kedua putranya, hanya saja... Mikoto bisa menyimpulkan jika mereka berdua menyukai orang yang sama. Pertanyaannya adalah bagaimana Itachi bisa bertemu siswi ini? Umur mereka cukup terpaut jauh. Mikoto yakin Itachi akan marah dengan usulan ini... lalu akan mengungkit hal-hal yang kadang membuatnya sedih. Itachi selalu menganggapnya pilih kasih. Padahal Mikoto sayang kepada mereka berdua. Mikoto mendesah Lelah. Jika Itachi tidak setuju, maka Mikoto tidak bisa berbuat banyak. Ditambah Sasuke yang keras kepala. Haaaaaaaaah~

---

Yoshino sedang memikirkan perubahan anaknya akhir-akhir ini. Shikamaru jadi sedikit rajin dengan bangun pagi. Selalu melihatnya memasak dan terkadang juga belajar resep makanan. Terkadang Shikamaru sangat suka bertanya ini itu perihal gadis dengan sifat kampungan. Yoshino agak bingung dengan pertanyaannya.

'makanan apa yang disukai gadis kumal?' pertanyaan aneh itu keluar dari mulut anaknya.

Tentu saja Yoshino tidak tau hal itu. lagipula apa maksudnya kumal? Haaaah... hanya saja saat melihat anaknya yang repot repot mau bangun pagi sudah membuatnya yakin jika Shikamaru Nara sangat tergila-gila pada siswi ini. Anaknya itu terkadang licik, Yoshino jadi kurang yakin jika Shikamaru akan suka berbagi ataupun mengalah.

---

Akhir-akhir ini Karura selalu dibuat pusing dengan tingkah Gaara. Terlebih Gaara selalu bertengkar dengan sang ayah, pun dengan temari dan kankuro. Gaara selalu berteriak ingin menikah muda. Tentu saja kankuro sebagai kakak tertua akan marah, pun dengan temari. Kegaduhan selalu terjadi di kediaman Sabaku.

'Kau akan menikah setelah kakak-kakakmu menikah' ucapan suaminya yang tegas itu hanya membuat Gaara berdecak kesal dan jadi pembangkang. Karura meringis mengingatnya.

Putranya harus sadar jika mereka masih SMA... apa-apaan dengan menikah muda. Putranya seperti sedang ketakutan jika tidak bisa memiliki si siswi ini.... Sedikit banyak Karura bisa mengerti perasaan anaknya itu.... hanya saja Karura tidak bisa berbuat banyak, jika Karura membela Gaara, hanya akan timbul protes kankuro dan temari saja nantinya. Tentu Karura tidak akan pilih kasih untuk anak-anaknya.

---

"Eummm teman-teman, kurasa kita lupakan ide kita" Mikoto yang pertama kali bicara, Mikoto benar-benar khawatir perihal Itachi.

Tiga lainnya mengangguk menyetujui.

"yah... aku setuju, aku baru ingat jika mereka keras kepala dan bukan tipe pengalah" ucapan Yoshino di setujui oleh ketiganya.

Mereka saling berpandangan. Dan menghela nafas sedih.

"jadi... kita tidak akan bisa berbesan ya?" lagi, keempatnya menghela nafas. Mereka rasa Kami-sama masih murka karena mereka pernah menistakan para pria.

.

.

.

...

.

.

.

Kakashi memandang keempat wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu dengan pandangan serius. "aku memanggil para orangtua kesini sebagai bentuk teguran atas apa yang dibuat oleh anak-anak mereka. Dari keterangan salah satu saksi, mereka hampir melecehkan seorang siswi.... Kami tidak membawa ini ke luar karena aku yakin ada sedikit salah paham yang tidak bisa dijelaskan" Kakashi berbicara serius, sedangkan keempat perempuan paruh baya itu hanya mengangguk menanggapi.

"Tapi, Kakashi-san.... Apakah skorsnya tidak bisa dipersingkat saja? mengingat anak-anak kami berrpestasi dan berkontribusi di sekolah ini" itu suara Kushina. Tentu saja Kushina keberatan dengan skors selama satu minggu. Masalahnya adalah tempat mereka bermain itu di mansion Uzumaki.... Kushina bukan bermaksud pelit atau bagaimana... hanya saja, terkadang saat melihat mereka berempat masuk kekamar putranya dan menguncinya, membuat Kushina memfitnah dalam otak. Itu hanya akan membangunkan sifat fujoshinya yang sudah dipendam lama.

"kurasa itu bisa dibicarakan dengan siswi yang menjadi korban.... Aku sudah memanggilnya. Kurasa dia akan sampai sebentar lagi" Kakashi sedikit menyutujui ucapan Kushina. Kakashi sudah yakin sekali para siswa tampan itu tak akan berbuat sejauh itu... meski Kakashi tau, Hyuuga-san itu tingkahnya seperti minta dimakan.

Hening. Sembari menunggu siswi yang dimaksud oleh Kakashi, mereka diam dan asik dalam pemikiran masing-masing. Sedangkan Kakashi, sibuk menilai pekerjaan rumah para anak didiknya. Dan keempat lainnya tenggelam dalam lamunan serius.

Seperti Mikoto contohnya, diam-diam Mikoto suka mencuri pandang ke Kakashi. Mikoto pikir, Kakashi cukup tampan meski harus ditutup dengan masker. Mikoto sudah mengenal Kakashi cukup lama... itu karena Kakashi yang sangat dekat dengan anaknya aka Itachi. Lalu entah kenapa sekarang Mikoto mulai berfikir aneh. Mungkinkah Itachi dan Kakashi memiliki hubungan cinta? Tanpa sadar Mikoto menggigit kukunya gemas.

Sial... bertemu dengan gengnya hanya membuat jiwa itu muncul.

Ketukan pintu terdengar, suara cicitan dari luar membuat para ibu saling memandang. Saat Kakashi menyuruhnya masuk, saat itu mereka melihat perempuan manis berpenampilan err... kuno? Sekarang Yoshino mengerti atas pertanyaan Shikamaru tentang gadis kampungan.

"Duduklah... Hyuuga-san" Kakashi berucap. Hinata tersenyum canggung dan membungkuk memberi salam.

Dalam hati, Hinata sudah berteriak kencang.

'Bidadari! Mereka berempat sangat cantik!!' itulah yang Hinata pikirkan saat melihat para ibu.

"Nah... Hyuuga-san... perkenalkan, mereka para ibu dari Naruto, Sasuke, Gaara dan Shikamaru" para ibu tersenyum manis kearah Hinata. Dan Hinata membalasnya dengan rasa canggung. "nah, ini siswi yang kumaksud, namanya Hyuuga Hinata" lanjut Kakashi memperkenalkan.

Suara bangku terjatuh, membuat Kakashi sedikit mengumpat dalam hati. Dasar orang tidak sopan! Itu Kushina yang pertama kali berdiri, dengan matanya yang sudah membola.

"Hyuuga Hinata?.... Hina-chan?" Kushina masih mengernyit memastikan.

Masa sih? Jika benar dugaannya maka dunia ini sangat sempit.

Hinata meringsut ketakutan dengan pergerekanan Kushina. Bertanya-tanya ada apa?

Hina-chan... itu adalah panggilannya saat kecil dulu. Kenapa ibunya Naruto bisa tau?

"Kau mengenalnya Kushina?" Mikoto menepuk Kushina bertanya, sedangkan Yoshino membenahi kursi kayu yang terjatuh.

"Teman-teman.... Kalian ingat kelinci yang pernah kita culik dulu? Sampai kita beberurusan dengan polisi" Kushina bertanya ragu. Namun sarat akan kebanggaan.

"ah! Kau benar..... pantas saja aku familiar dengan wajahnya" Karura yang pertama berdiri. Dia mulai mengingatnya. Lalu otak keempatnya terhubung.

"ah kelinci pemakan bunga!" kali ini mokoto.....

"ah benar!!!" dan disusul dengan teriakan girang Yoshino.

Kakashi mulai menggeram marah. dia diabaikan dan tidak dihargai. Jika saja para ibu ini bukanlah istri orang yang mendonasikan sekolah... maka sudah dipastikan Kakashi akan menggebrak meja dengan garangnya. Tapi lupakan saja! Kakashi lebih prihatin dengan Hyuuga yang mulai beringsut ketakutan.

"kau pasti lupa.... Kita hanya bertemu sekali" kali ini ucapan Kushina melembut. Membuat Hinata mengernyit. Mereka pernah bertemu?

"Kushina-chan benar.... Saat itu umurmu masih empat tahun" Hinata semakin mengernyit. Hinata benar-benar tidak ingat apapun.

"ne... Hina-chan! Kau pernah berlibur ke onsen tamako di kirigakure kan?" kali ini Karura menatap Hinata lembut. Hinata hanya mengangguk. Itu adalah lokasi favorit keluarganya untuk berlibur.

"ah ternyata benar!" Yoshino langsung menerjang Hinata, mencubit pipinya sampai Hinata meringis sakit "uuughhh... aku merindukan pipi gembil ini"

Yah... semua berawal saat keempat perempuan itu sedang mengadakan reuni kebiasaan mereka. Setelah menikah, mereka memang meminta izin pergi berlibur dua hari Bersama sahabatnya. Dan itu pertemuan itu dijadwalkan satu bulan sekali. Dan para suami menyanggupi itu. saat itu mereka meninggalkan putra mereka yang berumur empat tahun di akhir pekan dan diserahkan sepenuhnya pada sang suami.

Sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di mansion, tentu bisa membuat mereka penat, sehingga memutuskan untuk melakukan sesuatu yang disebut 'Girls time'.

Saat itu, pilihan tempat liburannya adalah kirigakure yang terkenal dengan keindahan wisata alamnya. Menginap disalah satu penginapan ternyaman dan termahal. Disebut dengan onsen tamako.

Pagi hari yang cocok untuk berjalan-jalan. Mikoto dan Kushina memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun tamako yang terletak dibelakang penginapan.

"Mikoto-chan..!" Mikoto menoleh, melihat mata temannya yang berbinar-binar. Mikoto mengikuti arah pandangnya... dan disana, dia melihat kelinci raksasa. Saat didekati, ternyata itu hanyalah anak kecil yang memakai bando telinga kelinci.

Saat itu, Hinata kecil sedang berjongkok memperhatikan bunga, sesekali menghirup aromanya dan menjilati rasanya. Neji-nii bilang padanya, ada madu yang manis di dalam bunga. Tapi saat Hinata kecil menjilatnya, yang ada hanya rasa yang aneh. Tapi entah kenapa Hinata kecil malah menyukainya.

"ughhhh dia sangat lucu" terdengar suara wanita yang membuat Hinata kecil menoleh. Agak kaget dengan keberadaan dua perempuan dewasa di belakangnya.

Wajah mereka bertemu, dan saat itu juga Kushina berteriak histeris, sedangkan Mikoto wajahnya bersemu gemas.

Tentu saja... lihat saja pakaian Hinata kecil.

Tangan mungilnya sedang memegang beberapa bunga liar, kemudian wajahnya dicoret coret dengan spidol hitam. Bagian pipi terdapat kumis tiga garis, sedangkan bagian hidung mungilnya terdapat bulatan kecil spidol hitam. Rambut pendek itu dibando dengan telinga kelinci. Oh bahkan dipantatnya terdapat hiasan ekor kelinci yang bulat. Ah jangan lupakan kulit putih bersihnya itu.

Benar-benar kelinci kawai.

"Oh sialan! Aku benar-benar menginginkannya" Kushina agak mengumpat kecil, dan Mikoto mengangguk antusias. Bukan rahasia lagi jika Mikoto, Yoshino, Kushina dan Karura menginginkan anak perempuan yang imut. Meski Karura memiliki temari, tapi tetap saja... temari tidak pernah bertingkah seperti perempuan, dia terlalu tomboy. Dan Karura cukup sedih dengan itu.

"sayang... siapa namamu?" Hinata memandang kedua orang itu dengan mata bulat yang berkedip-kedip. Memasukan jari telunjuk mungil itu ke mulutnya. Lalu pipi yang merah itu tambah memerah. Hinata kecil berdiri dan menepuk nepukan pahanya lucu.

"Hina-chan" ucapnya malu-malu.

"ohhhhhh bahkan suaranya sangat kawai" Mikoto mulai berjongkok menyamakan tingginya.

"siapa yang mendandanimu seperti ini?" Kushina ikut berjongkok. Ini lucu menurutnya.... Anak perempuan ini keluar dengan coretan spidol diwajah adalah kejadian yang langka.

Hinata diam sejenak, lalu menunuduk dan memainkan bunga liar ditangannya. "ne-Neji-nii" cicitnya kecil. Kushina dan Mikoto mengernyit. Siapa Neji? Ah, pasti dia adalah kakaknya. Neji memang suka sekali mendandani Hinata seperti binatang, Neji sangat menyukai adiknya yang imut. Tidak hanya kelinci, terkadang bando dengan telinga kucing, tikus, ataupun panda sering dipakaikan ke sang adik. Untungnya Hinata kecil adalah tipekal penurut dan kalem.

"berapa umurmu?" Mikoto bertanya antusias. Hinata kecil sedikit berfikir, lalu mengangkat tangannya dan menunjukan jari berjumlah empat. Tangan satunya masih setia menggenggam bunga liar. "ah... dia seumuran dengan Sasu-chan"

Kushina mengangguk "Naru-chan juga"

Hinata kecil tidak mengerti, dia hanya menunduk malu dan memainkan ujung kakinya yang terbalut dengan sepatu mungil berwarna putih. Ada pita ungu muda ditengahnya.

Melihat tingkah Hinata membuat Mikoto dan Kushina gemas. "Yoshino dan Karura harus melihat ini!" Mikoto berucap. Mengingat Yoshino dan Karura juga ingin punya anak perempuan yang imut.

"Ne... Hina-chan! Mau ikut dengan bibi?" Hinata menggeleng kecil. Neji-ni bilang, dia tidak boleh ikut pergi dengan orang asing. Kushina mendesah kecewa dengan gelengan itu. lalu Kushina tersenyum lagi "bibi punya bunga yang cantik dan besar!" mata Hinata mulai berbinar, namun tingkahnya masih malu-malu. Kushina mengulurkan kedua tangannya, berniat menggendong Hinata kecil.

Hinata kecil hanya diam menurut. Neji-nii tidak pernah bilang jika dia tidak boleh mengikuti orang asing yang memiliki bunga. Jadi pasti tidak apa apa.

"hemmmmm wangi sekali" Kushina semakin riang, wangi bedak khas anak-anak benar-benar memanjakan hidungnya. Hinata yang digendong hanya diam saja dan sibuk memainkan bunga liarnya.

"ughh... Kushina-chan, aku juga mau menggendongnya" Mikoto mengeluh disamping Kushina.

"kita akan bergantian nanti" dan dibalas dengan anggukan senang.

.

.

.

"Yoshino... Karura... lihat siapa yang kami bawa" Kushina datang membuka pintu dengan keras. disusul oleh Mikoto di belakangnya menggendong kelinci besar yang sedang asyik bermain dengan bunga.

Yoshino dan Karura yang sedang asik menonton film pun menoleh kebelakang. Yoshino mengernyit. 'anak siapa itu?'

"Waaah imutnya" Karura berdiri dan mengambil Hinata kecil dari gendongan Mikoto. Yoshino pun masa bodoh dengan status... anak siapa itu. dirinya sekarang terperangah dengan keimutan si kecil itu.

"namanya Hina-chan! Dia benar-benar seperti kelinci kan??"Kushina bertanya dan ikut duduk di sofa yang cukup Panjang itu. disusul oleh Mikoto.

"kalian dapat darimana?" tanya Yoshino antusias.

"di taman belakang, dia sedang memakan bunga" ucap Mikoto santai. Hah? "Karura... berikan dia bunga mawar yang kemarin kau beli" Karura hanya mengangguk dengan permintaan Mikoto, lalu Hinata berpindah gendongan kearah Yoshino. Karura mulai masuk ke kamar.

"wah.... Ini bukannya anime kings love?" Kushina menoleh cepat ke Yoshino. Dan Yoshino hanya mengangguk menjawabnya. Dirinya masih asik memainkan Hinata kecil. "kau membawa CD nya?????" dan Yoshino lagi-lagi mengangguk. Kings love adalah anime kesukaan mereka berempat. Bercerita tentang hubungan terlarang seorang raja dengan kepala prajurit kerajaan. "aku berasa kembali kemasa lalu" Kushina mulai menerawang masa lalu.

"ini bunganya...." Mata Hinata kecil berbinar, mulut mungilnya sidikit terbuka. Melihat tingkah itu keempat wanita itu menggeram gemas.

"ya ampun... imut sekali! Bawa dia kesini" ujar Mikoto sambil menepuk-nepukan sofa d isebelahnya.

Yoshino meletakan Hinata kecil di atas sofa. Hinata mulai menggeliat tak nyaman dengan dada besar yang menghimpitnya. Apalagi saat Yoshino mulai mencium pipi gembilnya.

"mmmmmmmmmmmmmmmuuuuuuuuuuaaaaccchhhhh" kecupan itu ditekan dan sangat lama, membuat pipi gembil Hinata kecil sedikit memerah. "ah... aku merasa muda kembali, bisakah aku mengadopsinya?" pertanyaan Yoshino diabaikan oleh ketiga temannya.

"baka! Kau membuat coretan kumisnya memudar!" Kushina sedikit memukul bahu Yoshino. Sedangkan Hinata yang dicium sama sekali tidak peduli dan mulai fokus menonton televisi di depannya.

"wah... matanya bulat sekali,... dia serius sekali menontonnya" Karura antusias, melihat tingkah si kecil. Mawar yang digenggam tangan kecil itu sudah terabaikan oleh Hinata kecil.

"Dia sepertinya menyukainya... biarkan saja... biar kita menonton berlima" kali ini Mikoto yang berbicara. Dan ketiganya hanya mengangguk antusias. Mereka berebut tempat di samping Hinata kecil, akhirnya itu terjadi bergiliran, Hinata dipindah pangkuan tiap episode filmnya berlangsung. Dan Hinata kecil hanya diam terlalu menikmati filmnya.

Saat itu, Hinata kecil menonton sesuatu yang tidak boleh ditonton oleh anak seusianya. Anime BL.

Sore harinya, Kushina dan temannya dilaporkan kekantor kepolisan terdekat karena dituduh menculik seorang anak perempuan. Hiashi saat itu cukup murka. Dari pagi sampai sore, putri tercintanya tidak ada... dia panik dan mulai kelimpungan mencari kesana kemari. Hiashi memaksa mereka bertanggung jawab. Para suami pasangan itu pun mau tidak mau datang jauh-jauh dari Konoha hanya untuk agar para wanita tercintanya tidak di penjara. Tentunya membawa serta anak mereka. Sayangnya antara Naruto, Sasuke, Gaara dan Shikamaru kecil tidak bertemu dengan Hinata, Hinata kecil sudah berada didalam mobil, memandangi serius poster kings love hadiah dari para bibi-bibi cantik.

Mawarnya entah kemana... Hinata kecil lebih menyukai posternya.

Mendengar alasan para ibu yang membuat polisi sedikit tertawa, akhirnya mereka berempat di bebaskan. Hiashi harus terima dengan keputusan akhirnya. Hiashi membenarkan dalam hati, tentu saja,... Hiashi tau keempat perempuan ini adalah istri dari orang-orang yang cukup terkenal akan harta kekayaannya.... Jadi tidak mungkin mereka berniat menculik anak manisnya hanya untuk uang.

Ditambah lagi anaknya dalam keadaan yang baik-baik saja, sudah pasti mereka tidak berniat jahat.

Alasannya adalah karena putrinya sangat imut. Hiashi mendesah Lelah. Hiashi juga berfikir demikian, putrinya itu kalem dan penurut, menambah kesan imut dalam tingkahnya.

Setelahnya Hiashi marah besar pada Neji yang suka mendandani sang adik menjadi imut, Neji yang sedikit kesal dan trauma pun mulai menjejali dan mempengaruhi Hinata kecil untuk berpakaian kumal dan tidak menarik.

"Hinata hime.... Agar kau aman... jangan pernah berpakaian yang menarik perhatian, gunakanlah pakaian kuno yang akan kupilihkan nanti. Kau tidak mau dijahati kan?'"itu adalah ucapan Neji-ni yang selalu diingat oleh Hinata kecil. Dan hingga kini, Hinata selalu memakai baju yang dibelikan oleh sang kakak. Pakaian longgar membuatnya terbiasa, dan malah tidak nyaman jika harus memakai pakaian yang ketat atau yang mempertontonkan tubuhnya.

.

.

.

...

.

.

.

"Dunia sangat sempit ya Hina-chan" Hinata masih diam dengan ujaran Kushina. Sungguh Hinata tidak ingat apapun "nah.. Hina-chan, kau mau menjadi menantu bibi tidak? Kau pasti akan memberikan cucu yang imut padaku... kyaaaa!" Kushina berteriak, mengingat Hinata kecil yang sangat imut, pastilah anak yang dihasilkan akan seimut dan selucu itu!. Kushina setuju dengan pabrik bayi yang dibicarakan oleh Naruto.

"yang benar saja... dilihat darimana pun, dia lebih cocok dengan Gaara-kun, Kushina-chan" Karura maju, sedikit menepuk pundak Kushina yang kesal.

"tidak... aku justru melihat darah Uchiha yang akan mengalir di anaknya kelak" kali ini Mikoto ikut maju. Mikoto juga butuh cucu yang lucu.

"hei.... tidak boleh!" dan dilanjutkan oleh lengkingan Yoshino.

Hinata semakin meringsut ketakutan, menggigit bibirnya panik. Melihat keempat wanita cantik itu yang sedang berdebat dan sedikit berkelahi. Sedangkan Kakashi hanya memijit dahinya yang mulai pening. Kakashi benar-benar diabaikan. Seharusnya Kakashi tau, mengundang keempat wanita cantik itu hanya akan menimbulkan masalah.

Tidak hanya para putranya saja yang gila. Pun dengan para ibunya.

Mata Kakashi memandang iba Hinata yang masih meringkuk di sudut ruangan.

'Maafkan aku, Hyuuga-san!' batinya sedih.

.

.

.

.

.

TBC

Pertanyaannya adalah, siapa yang paling gila di story ini? huhuhuhu...

ceritanya makin menggila dan aku pun yang ngetik semakin gila rasanya

maaf jika pangeran tidak muncul di chapter ini. disini menjelaskan segala tentang perilaku hinata. apakah ada yang nyangka jika sifat fujoshi dan kampungan bebek dikarenakan para ibu-ibu sosialita?

jawab pertanyaanku ya, untuk menunjang inspirasiku setelah ini. otakku sudah mulai tidak benar disini hahahaha

1. menurut kalian part (bagian) mana yang paling lucu selama membaca story ini?

2. menurut kalian part (bagian) ,mana yang paling manis selama membaca story ini?

aku ingin mengingatkan lagi, ini bukan cerita hurt ya... hanya humor dan manis aja... ah dan kesalahpahaman yang sangat banyak.

oke segitu dulu... semoga malam minggu kalian menyenangkan.

Silakan koreksi jika terdapat typo

Thanks~ semoga menikmati

Signature (Lavendark)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top