-Caught-
-Chapter 8-
DUCKY – DOKI
Discalimer
Masashi Kishimoto
Story By
Lavendark
Female Character
Hinata Hyuuga
Male Character
Nara Shikamaru
Sabaku Gaara
Uchiha Sasuke
Uzumaki Naruto
Genre
Romance, Drama, Humor, School
.
.
.
Enjoy Reading!
"Maukah kau berteman denganku?" tanya Ino sambil menyodorkan tangannya.
Hinata diam.
Berteman dengan yamanaka bukanlah hal yang pernah terfikir oleh Hinata. Jangankan dengan gadis tercantik di sekolah... bahkan dengan orang biasa pun hinata tidak pernah terfikir akan terjadi. Hinata bimbang, jujur saja jika hinata harus memilih, maka dia lebih baik menjadi pemeran pendamping dan menikmati cerita cinta dari tokoh utama.
Tokoh utama selalu tampan dan cantik... bahkan membayangkannya saja membuat Hinata menjadi berdebar.
Disisi lain, Ino sudah kesal setengah mati. Si bebek diam saja,... bukankah bebek menjadi sedikit kurang ajar? Jarang-jarang Ino mau mengajak duluan orang untuk berteman dengannya. Semua orang berlomba-lomba untuk dekat dengannya...
Tapi lihatlah gadis di depannya ini... si dekil pendek akan sangat mengganggu jika harus berjalan beriringan dengan Ino. Jika saja bukan karena pangeran-pangerannya yang terjebak si bebek... Ino pasti lebih suka menjaga jarak 10 meter dari si bebek.
Ino was-was.... Dirinya tidak menyangka akan mendapat respon seperti ini dari si bebek. Padahal dalam benak Ino, bebek akan berbinar-binar dan mengangguk semangat saat dirinya mengajak untuk berteman.
Bebek sialan.
Dengan sigap, tangan Ino langsung meraih tangan hinata dan menggenggamnya.
"Baiklah Hinata-chan.... Sudah diputuskan jika mulai saat ini kita bersahabat!" ucap Ino dengan nada yang dibuat riang.
Hinata yang masih membayangkan kisah cinta peran utama langsung kaget dan terkejut. Sejak kapan tangannya bersentuhan dengan tangan Ino?? Pipi Hinata memerah. Dan hal tersebut membuat Ino sedikit jijik.
"aku pergi dulu ya Hinata-chan... besok, kita harus makan Bersama... ne??" Hinata tersentak. Makan Bersama?? Yang benar saja.... Hinata lebih suka membaca manga saat istirahat tiba. Uhhhh..... tapi mata Ino terlihat sangat menantikannya. Hinata jadi tidak tega.
Lagipula Ino sangat cantik, mana sanggup Hinata menolaknya. Dan akhirnya Hinata memilih mengangguk.
'Berhasil!....' inner Ino.
Rencana awalnya berjalan mulus. Sekarang Ino akan menyusun rencana-rencana untuk membuat bebek serasa di neraka...
.
.
.
...
.
.
.
Keinginan Hinata untuk pergi keperpustakan jadi nol persen. Semenjak pertemuannya dengan Ino entah mengapa membuat Hinata banyak berfikir dan tidak nafsu untuk membaca komiknya. Jika sudah begini, Hinata akan lebih suka pergi ke belakang Gedung dan membuat cerita fantasinya Bersama empat pangeran sekolah. Lagipula Hinata juga belum mengsketsa insiden Uchiha-san yang cemburu pada Uzumaki-san... insiden saat ditangga. Uuuuhhh,... membayangkannya membuat Hinata bergairah.
Baru saja hinata akan membuat goresan awal, dirinya harus dikejutkan dengan suara aneh disekitarnya. Hinata berfikir, mungkinkah hantu?? Ini tempat yang sepi, mana mungkin ada orang lain kan disini?? Hinata jadi sedikit tertarik. Ini seperti cerita di komiknya. Hantu-hantu tampan yang jatuh cinta dengan manusia biasa......
Uh.... Jika benar ada hantu, pastinya akan ada koleksi tambahan!
Namun hinata harus menelan pil kecewa saat melihat seonggok manusia yang berada di atas pohon. Eh tapi tunggu....
Rambut hitam dan kuping tindikan.....
"Na-nara s-san?" mendengar Namanya dipanggil, Shikamaru menoleh. Shikamaru heran, kenapa ada manusia di daerah sepi ini?? Mengganggu acara makannya saja. dan tepat saat kedua bola mata bertemu.... Shikamaru tersedak.
Sial. Itu bebek!
Bukannya apa, Karena Shikamaru sekarang sedang memakan bekal milik si Bebek yang diberikan untuk Gaara. Apa yang harus shikamaru katakana sekarang.
Hinata cukup peka dengan kondisi, melihat bingkisan bekal yang tak asing itu, membuat Hinata bisa menyimpulkan jika Nara san memakan bekalnya, yang seharusnya untuk Sabaku-san.
"i-itu?.." Hinata melirik bingkisannya. Terang sekali jika isinya sudah habis. Dan yang dimulut Nara-san adalah kimbab buatannya.
Shikamaru langsung melompat turun. Dari sekian banyak mahluk Hidup, kenapa harus si bebek yang memergokinya?? Sepertinya shikamaru setuju dengan Naruto dan Sasuke. jika kutukan bebek adalah nyata.
Shikamaru yang melompat turun membuat Hinata sedikit terkejut dan tersentak. Apa Nara-san tidak takut jika harus patah tulang??? Tempatnya duduk tadi cukup tinggi.
"hei! Jangan salah paham..... gaara yang memberikannya padaku! Aku tidak meminta ini pada gaara... aku juga tidak mengambilnya dari tempat sampah!" Ujar Shikamaru.
Tempat sampah?? Hinata sama sekali tidak berfikiran sejauh itu. Nara-san sangat out of the box pantas saja Nara-san adalah siswa terpandai.
Di sisi lain, Shikamaru merutuki dirinya karena keceplosan mengatakan mengambil dari tempat sampah. Ah kemana otaknya yang pintar?? Benar-benar! Berdekatan dengan bebek hanya membawa malapetaka!
"ah lupakan ucapan ku barusan!.... jangan salahkan aku, gaara yang memberikannya padaku. Kebetulan aku tidak membawa uang. Jadi dengan terpaksa aku terima bekalnya" entah sejak kapan shikamaru jadi banyak bicara. Dan lihatlah... si bebek hanya diam saja. ah shikamaru mengerti. Pasti si bebek sedih.
Semua perempuan juga akan seperti itu kan?? Ketika memberikan makanan pada seorang pria tapi malah pria lain yang memakannya. Apa si bebek ini berfikir jika Gaara tidak sudi memakan bekalnya?? Ah jika demikian, maka si bebek cukup pintar membaca situasi.
Lihatlah ekspresinya yang terbengong-bengong. Pasti si bebek sedih dengan Gaara. Ah sudahlah... lagipula shikamaru tidak berniat menghibur siapapun disini.
Di sisi lain, hinata sedang asik dengan pikirannya. Tentu saja berbeda dengan apa yang di duga shikamaru.
Hinata itu bukan gadis normal. Mana mungkin dia berfikir seperti para gadis pada umumnya.
Hati hinata berdebar. Sabaku-san memberikan bekalnya pada Nara-san karena Nara-san tidak membawa uang. Bukankah artinya jika Sabaku-san sangat peduli dengan Nara-san? Bukankah itu pertanda?
'Couple Sweet!!!' teriak girang batin Hinata. Hinata sudah menduga dari awal jika sabaku-san memendam rasa pada Nara-san. Memang instingnya sangat hebat! Jika begini.... Bukankah jadi sempurna.
Uzumaki-san dengan Uchiha-san.
Nara-san dengan Sabaku-san.
Shikamaru tersentak saat melihat wajah si bebek mulai memerah. Biasanya perempuan akan berwajah merah karena dua hal. Pertama, karena malu.... Atau kedua ingin menangis. Dilihat dari kondisinya sekarang, Shikamaru berfikir jika si bebek ingin menangis.
Haaaah... ini akan merepotkan!
"kimbabnya enak!" entah setan dari mana tiba-tiba Shikamaru mengatakannya. Shikamaru hanya ingin menghibur si bebek yang bersedih. Lagipula Shikamaru berkata jujur dengan rasa kimbabnya yang benar-benar enak.
Hinata yang awalnya menunduk dengan fantasi-fantasi liarnya terkejut saat mendengar ucapan Shikamaru. Hati Hinata sedikit berdebar. Ini adalah pertama kalinya Hinata dipuji oleh orang selain keluarganya. Makanan buatannya enak. Ah... mendengarnya membuat Hinata senang.
Fantasi-fantasi nista sebelumnya hilang entah kemana. Sekarang Hinata sedang fokus dengan pujian Nara-san.
Melihat wajah si bebek yang kembali dekil alias normal membuat Shikamaru bernafas lega.
"kau beli dimana??" sudah terlanjur, akhirnya Shikamaru menanyakan hal yg ingin dia tanyakan pada si bebek. Dirinya sudah berkeliling mencari toko kimbab, dan rasanya sangat berbeda dengan kimbab yang dia makan.
Mendengar pertanyaan Nara-san membuat Hinata bingung..... beli?? Hinata kan buat sendiri. Kenapa Nara-san berfikir Hinata membelinya??
"a-aku.... Me-membuatnya sen-sendiri" dan Shikamaru sangat menyesali perkataannya mengatakan jika kimbab buatan bebek enak.
Ah... mau ditaruh mana harga diri Shikamaru yang memuji si bebek???..... sialan.
Shikamaru berdecak sebal. Berjalan dan mulai menjauhi si bebek. Shikamaru malu sungguh! Pantas saja dirinya tidak menemukan toko dengan rasa kimbab yang sama.... Ternyata itu hasil buatan tangan si bebek! Ah.... Pasti si bebek mencampurnya dengan bumbu-bumbu aneh... atau parahnya lagi, sudah di selipkan mantra-mantra kutukan.
"si-sial!" desis Shikamaru.
Pergerakan shikamaru terhenti ketika merasakan tarikan kecil di bajunya. Shikamaru sudah hampir meninggalkan taman belakang. Menoleh. Dirinya melihat baju bagian belakang di apit oleh jari telunjuk dan jempol si bebek. Ternyata si bebek sedang mencoba menarik atensinya.
"Na-nara san... ji-jika ingin Kim-kimbabnya lagi.. a-aku bisa me-membuatkannya" suara si bebek sangat pelan. Lebih kepada suara cicitan. Untung saja disini sangat sepi... jadi Shikamaru mendengar jelas perkataanya.
"A-apa?" Shikamaru memastikan? Si bebek sudah gila ya?? Mau bagaimanapun... shikamaru tidak mau memakan makanan buatanya. Anggap saja yang kemarin dan sekarang adalah kebodohannya karena memakan hasil buatan si bebek. Shikamaru kan menyangka jika itu beli.
Disisi lain, hinata sungguh malu mengatakannya. Jujur saja... hinata sangat senang saat masakannya di puji dengan kata enak. Dan entah keberanian darimana Hinata mencoba menawarkan lagi jika Nara-san masih mau memakannya. Lagipula katanya kan enak..... hinata tidak keberatan jika harus membuatnya setiap hari. Bahkan jika itu untuk Uzumaki-san, Uchiha-san atau Sabaku-san. Lagipula membuat kimbab adalah perkara yang mudah.
"Mo-mohan ker-kerja sama nya!" cicit hinata yang langsung berlari. Ah ini adalah kali pertama hinata menawarkan dirinya pada oranglain. Rasanya sangat berdebar..... Hinata tidak tau, jika membuat orang lain senang adalah sesuatu yang membahagiakan untuk dirinya.
Shimaru yang ditinggal Hinata pergi masih terbengong-bengong. Apa katanya tadi? Kerja sama?? Kerja sama apa??? Si bebek benar-benar sudah tidak waras!...... dan shikamaru merasa lebih tidak waras saat merasa pipinya memanas
"ga-gadis yang aneh!" dan untuk pertama kalinya, shikamaru menganggap hinata sebagai seorang gadis. Bukan unggas dengan selaput kaki.
.
.
.
...
.
.
.
Hinata memandang tontonan di depannya dengan wajah merah.
Ah.... Tontonan gratis tiga dimensi para laki-laki. Lihatlah otot-otot tubuhnya.... Uh! Menakjubkan. Kulit yang saling bergesekan.... Wajah yang tersirat akan sikap kasar.
Inilah yang Hinata tunggu-tunggu..... menonton adu karate para siswa. Ini menyenangkan.... Ditambah lagi dirinya bisa menonton dengan tenang dari kejauhan ini.... Disini hinata akan lebih bisa berkonsentrasi penuh dengan imajinasinya.
Hinata beruntung memilih klub karate. Sekarang sedang pertandingan Sabaku-san dengan lee-san. Lihatlah... sabaku-san memiliki otot lengan yang sempurna. Hinata mulai mengeluarkan ponselnya.
"ini harus diabadikan!" ujar hinata pelan.
Jika Hinata sedang duduk manis dengan tenang. Lain halnya dengan Gaara.
Dirinya merasa was-was.
Meski bebek sudah diposisikan dijarak yang cukup jauh dan terpojok... entah mengapa gaara menjadi tambah was-was. Bahkan gaara tidak konsen saat bertanding. Entah mengapa sorot matanya selalu mencuri-curi pandang ke arah si bebek. Ada apa ini?? Gaara sudah mencoba untuk tidak peduli pada bebek... tapi, mata gaara tetap berkhianat. Semenjak sikap si bebek yang berlari imut seminggu yang lalu, entah kenapa gaara jadi sedikit kecanduan dengan tingkah si bebek. Dia ingin melihat lagi tingkah si bebek yang lainnya.
Bugh!
Gaara terbanting kebelakang oleh Lee. Menandakan jika pertandingan selesai dengan gaara sebagai pihak yang kalah.
Sialan! Ini semua gara-gara si bebek. Entah kenapa bebek berhasil merebut atensinya. Dan ini tidak adil untuk gaara.
"kapten... kau kenapa?? Sepertinya kau tidak konsen saat latihan???" ujar lee sambil menyeka keringat dengan handuk. Gaara hanya menanggapi ucapan lee dengan berdecal kesal. Tidak mungkin gaara akan menjawab gara-gara si bebek. Mau ditaruh mana mukannya??
Gaara si tampan sedang mencuri pandang ke arah si bebek?? Cih yang benar saja! yang ada dia hanya akan jadi bahan bulian teman-temannya. lagipula si bebek mana pantas bersanding dengannya. Sudah cukup dirinya dipermalukan atas insiden penolakan bebek di kantin.
Tanpa sadar gaara melirik lagi kearah si bebek. Mata gaara masih tajam ketika melihat Hinata sedang mendokumentasikan temannya yang sedang berlatih tanding.
Apa si bebek sedang membuat vidio? Hei itu kan illegal!
Gaara berjalan ke arah si bebek.
Dan hinata sama sekali tidak sadar dengan hal itu. Dirinya masih asik memotret pertunjukan para pria.
"apa yang kau lakukan... bebek?!" Hinata membulatkan matanya saat mendengar nada amat dingin keluar. Sejak kapan sabaku-san berada disini??
Hinata menggenggam ponselnya dengan erat. Bagaimana ini???
"ti-tidak.... Me- Melakukan apa-apa"
"berikan ponselmu" mendengarnya membuat hinata ingin menangis saja. di ponselnya semua koleksi foto-foto hasil dari stalkerannya terkumpul menjadi satu. Tidak boleh ada satu orangpun yang melihatnya. Apalagi sabaku-san... salah satu model laris di ponselnya itu.
Hinata menggeleng kuat-kuat.
Hal itu malah membuat gaara jengkel. Interaksi keduanya mengundang banyak tanya para anggota klub. Apa yang dilakukan kaptennya dengan si bebek penggangu??
"ku bilang... berikan ponselnya! Kau mengambil gambar kami kan??" suara Gaara makin mendesis rendah, mata jadenya menyorot tajam. Membuat hinata sedikit gemetaran. Hinata hanya menggeleng lemah. Dirinya sudah sangat takut. Baru saja hinata merasa sangat senang beberapa menit yang lalu... dan sekarang dirinya seperti tikus yang terpojok.
"jangan membantahku bebek..." hinata tetap menggeleng
"i-ini po-ponselku" gaara tau jika itu memang ponselnya. Dirinya hanya penasaran dan ingin melihat apa yang diambil oleh sibebek. Sebentar lagi pertandingan karate tingkat nasional dimulai. Gaara sangat was-was jika si bebek adalah mata-mata. Memvidiokan skill para anggotanya akan berdampak buruk nantinya.
BRAK!
Suara kursi terjatuh.
Terjadi Tarik menarik antar gaara dengan si bebek. Gaara sama sekali tidak tau jika si bebek memiliki tenaga yang cukup kuat.
"jangan melawan! Bebek! Serahkan ponselmu" gaara kembali mendesis. Dan hinata hanya menggeleng ketakutan. Bagaimanapun dirinya harus tetap menjaga ponselnya. "siapa yang membayarmu untuk membocorkan cara bertarung kami hah?!" hinata sedikit terkejut dengan prasangka gaara. dirihanya hanya menggeleng dan memandang Gaara.
Jade bertemu ametis.
Jade dengan sorot kemarahan dan ametis dengan sorot ketakutan.
Tangan gaara yang berkeringat menjadi licin. Ponsel hinata terlepas begitu saja, disisi lain... hinata yang menariknya dengan kuat harus terjelembab kebelakang. Menabrak beberapa kursi yang tertata rapih.
ponselnya masih aman di genggamannya. namun, Hinata merasa perih dibibirnya. Lidahnya mengecap rasa asinnya darah.
TBC
Silakan koreksi jika terdapat typo
Thanks~ semoga menikmati
Signature (Lavendark)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top