Baka-Prince 3
-Chapter 18-
DUCKY – DOKI
Discalimer
Masashi Kishimoto
Story By
Lavendark
Female Character
Hinata Hyuuga
Male Character
Nara Shikamaru
Sabaku Gaara
Uchiha Sasuke
Uzumaki Naruto
Genre
Romance, Drama, Humor, School
.
.
.
.
.
Enjoy Reading!
.
.
.
.
.
Mata biru langit itu menatap ketiga wajah temannya yang tertutupi oleh kartu poker, tak lama, si rambut merah dengan mata hazelnya membanting empat kartu miliknya keatas meja kecil. Ketiga lainnya menatap heran tingkah laku Gaara.
"Kau kenapa?" Shikamaru yang notabenenya pemalas lebih memilih mengikuti permainan kartu ketimbang tidur satu ruangan dengan ketiga temannya. Ini masalah pelik untuknya, lebih tepatnya harga dirinya. Jika dulu Shikamaru tidak peduli lokasi untuknya memejamkan mata, namun sekarang dirinya peduli. Ini bermula ketika ibunya menanyakan perihal perilaku Shikamaru yang menjadi aneh akhir-akhir ini. Shikamaru sering mengigau, dan kicauan yang keluar dari mulutnya adalah 'Bebek'. Ah... tidak bisa dibayangkan bagaimana malunya dia saat teman-temannya akan memergokinya mengigau si Bebek?? Tentu saja tidak boleh.
"kenapa kau bilang? Apa kalian ini tengu yang senang berdiam diri di tempat? Kita sudah main kartu selama tiga jam dan aku sudah bosan!" Gaara agak berteriak dan mulai beranjak. Mendekati lemari-lemari dengan banyaknya komik dan buku.
"Naruto, aku haus... buatkan minum" singkat tapi menyakitkan, tipikal seorang Uchiha Sasuke.
"kau mau berkelahi?" dengan bibir sedikit mengkerut, Naruto terus mendumal sambil membereskan kartu poker miliknya.
"ini kan rumahmu... dan kami tamu mu" mata biru itu sedikit melebar, lalu menyipit tak suka. Tamu? Tamu apa yang selalu datang tiga kali seminggu? Oh sial! Dari sekian banyak rumah, kenapa harus rumahnya sih yang dijadikan tempat berkumpul.
Tidak mendapatkan respon dari Naruto, tak membuat Sasuke marah, sejujurnya dia hanya menggodanya sedikit karena disini terlalu hening. Mata onyxnya melirik si rusa yang sedang menguap. Dalam hati, menyoraki kehebatannya karena tidak tidur selama pertemuan mereka.
Memang sulit dipercaya, tapi mereka berempat sedang dalam masa skorsing. Anak teladan dan berprestasi yang harus mendekam dirumah hanya karena berebut Bebek yang sedang mimisan. Oh.. ya ampun. Bahkan Sasuke masih tidak bisa menghubungi si Bebek....
Mungkinkah si Bebek tidak mau mengangkat telfonnya karena tau itu adalah Sasuke? tentu saja tidak mungkin. Pesona Sasuke adalah hal yang tak mungkin bisa ditolak oleh manusia.
"Naruto, dimana koleksi majalah dewasamu? Aku ingin membaca satu" ini bukan pertama kalinya untuk Gaara, tentu Gaara sudah biasa dan tau dimana sahabat dobenya menyimpan majalah favorit para pria nafsuan. Tapi gara yang sudah mengobok-obokan lemari buku milik Naruto, tetap tidak menemukannya.
"sudah ku segel dan ku taruh di Gudang. Aku akan menjadikan itu barang antik, dan memasukannya ke capsul waktu. Baru tadi malam aku membereskannya" sambil mengetikan pesan pada ponselnya, Naruto menjawab pertanyaan Gaara. Tentu teman temannya tau Naruto sedang bertukar pesan dengan siapa. Pelayan Uzumaki. Saking besarnya mansion Uzumaki, keluarga Naruto sering meminta tolong pada pelayan yang ada di dapur melalui pesan elektronik "kalian mau minuman apa?" matanya mengernyit ketika mendapati tatapan serius para temannya. "ada apa?" tanyanya.
Ada apa katanya? Majalah dewasa yang selalu dijadikan ranah dalam beribadahnya Naruto kenapa bisa dengan mudahnya di lepas?
"kau serius? Bukankah itu jimatmu untuk selalu hidup tentram?" Shikamaru bertanya. Kantuknya benar-benar hilang.
"sssstt...." Naruto mulai mendesis tak suka. Naruto itu sudah bertaubat, sering datang ke kuil untuk berdoa agar Bebek adalah jodoh di buku takdir kami-sama.
"Ini semua karena kejadian loker itu! aku tak bisa mengontrol nafsuku!" Naruto meracau, kesal pada dirinya sendiri. Shikamaru tertawa, pun dengan Sasuke yang ikut terkekeh. Gaara mengernyit bingung. Apa yang lucu? Bahkan Gaara juga sama seperti Naruto. Tidak bisa mengontrol nafsunya.
"ah... aku jadi kangen Bebek" Shikamaru berhenti tertawa. Tertawa hanya kamuflase untuknya, nyatanya dia merasa lebih parah dari Naruto. Mungkin ini sedikit gila untuknya, tapi dari kemarin Shikamaru tidak mau mandi hanya karena agar darah Bebek di dadanya tidak hilang. Mengeyahkan kepintarannya, dan selalu berharap jika darah itu menyerap hingga kejantungnya. Dan ikatan takdirpun terbentuk karenanya.
Bukankah itu jenius?
"aku berharap ibuku bertemu dengannya, dan bisa membantu segalanya" tentu, Sasuke sangat mengharapkan itu. ibunya bertemu si Bebek, kemudian mereka bersenda gurau dan menjadi akrab. Memaksa Sasuke untuk meminang gadis kesukaan ibunya. Dengan raut yang dibuat tak suka alias terpaksa dan hati bergembira,... Sasuke akan meminang si Bebek. Meski hal itu tidak mudah, mengingat putra Mikoto lebih dari satu. Dan sialnya, Itachi juga kepincut.
"kau bercanda Sasuke? aku malah berharap ibuku tidak bertemu dengannya" Gaara sedikit tertawa karena ucapan Sasuke. bertemu dengan si Bebek? Yang ada Bebek akan dijauhkan darinya.
"Gaara benar... kita ini layaknya pangeran, jika sang ratu melihat gadis desa kumal dekat dengan putra mereka,.... Kau pikir apa yang akan terjadi?" Shikamaru bersuara. Sasuke terbelalak. Benar juga... apalagi keluarga mereka memiliki fisik diatas rata-rata. Yah, meskipun si Bebek memiliki tubuh yang indah, tapi tetap saja... wajah kumalnya tak akan bisa merayu sang kaasan nanti. Yang ada, cintanya tidak akan direstui nantinya.
"Ah! Aku harus telfon Kaasanku untuk cepat pulang!" Naruto mengambil ponselnya lagi, lalu mulai mengetikan pesan. Jangan sampai kaasannya bertemu dengan si Bebek. Melihat reaksi Naruto, ketiga temannya ikut mengetikan pesan untuk sang kaasan agar cepat enyah dari sekolah.
Terlahir di keluarga sempurna memang agak sulit jika menempuh masalah percintaan..... sang calon haruslah teruji klinis terlebih dahulu. Apalagi orang tua masing-masingnya juga sangat tampan dan cantik. Tidak mungkinkan, generasi ketampanan mereka harus berhenti karena si Bebek??? Tapi mau bagaimana lagi?? Mereka sudah terlanjur cinta.... Apalagi melihat tubuhnya si Bebek secara cuma-cuma....
Berbagai rencana sudah muncul dalam otak masing-masingnya. Seperti pacaran dengan Bebek secara diam-diam, kemudian, sebelum dikenalkan pada orang tuanya, Bebek haruslah operasi wajah,... setelah itu, menikah akan terkabulkan. Sekarang yang sulit adalah bagaimana membuat Bebek menjadi pacarnya?
"bicara tentang si Bebek.. aku sedikit berfikir kalau Bebek sepertinya tidak menyukai kita" agak lesu saat mengatakannya, Naruto memandang teman-temannya. mimpi penolakan terhadapnya selalu terngiang-ngiang.
"kau bercanda dobe? Tidak ada yang tidak menyukai kita berempat. Dia hanya malu saja" Sasuke yang menjawabnya, meski begitu dia juga sedikit was-was... mimpinya saat si Bebek lari dari pernikahan mereka tempo lalu tiba-tiba datang menyeruak dalam otaknya.
"aku juga sedikit berfikir begitu. Kau ingat saat di loker bagaimana ekspresinya si Bebek saat melihat kita bertelanjang dada?" Gaara mencoba mengingat tiap detilnya, pun dengan ketiga temannya "dia mendekap mulutnya sendiri, seperti menahan ingin muntah" mata mereka terbelalak mendengar penuturan Gaara, tidak bisa menyangkal hal tersebut "mungkinkah si Bebek jijik dengan kita?" Gaara sedikit sangsi dengan ucapannya, kejadian tempo lalu bukanlah pertama kali Bebek melihat tubuh indahnya. Saat di UKS dulu juga dia pernah seperti itu. sayangnya Gaara tidak melihat wajah si Bebek karena membelakanginya. Mungkinkah saat Bebek mengobatinya, Bebek mencoba menahan nafas? Ughhh jika itu benar, maka Gaara sungguh sakit hati.
"tidak mungkin...." Lirihan Naruto yang terdengar pilu. Padahal Naruto sudah mengurangi dosanya dan lebih banyak beribadah dan berdoa pada kami-sama.... Berharap Bebek tergila-gila padanya.
"jangan mengarang, ini malah terlihat tidak masuk akal. Ini terbalik.... Seharunya kita yang jijik dengan Bebek" Shikamaru mulai jengah. Namun dirinya juga was-was. Bebek sudah menjaga jarak dengannya beberapa hari ini, tidak membuatkannya bekal dan tidak menyapanya. Ah sialan!
"bagaimana jika si Bebek sebenarnya cantik? Seperti tubuhnhya, awalnya kita hanya mengira tubuhnya berisi lipatan lemak! Tapi lihatlah...!! Bahkan tubuhnya bisa membuatku mau gila! Bagaimana jika sebenarnya wajahnya cantik dan Bebek hanya menutupinya dengan kacamata dan dadanan yang kumal?" ucapan logis Sasuke membuat Shikamaru tercengang. Tentu itu hal yang masuk akal. Gaara dan Naruto juga sedikit membelalak.
"oooh... jika seperti itu, maka si Bebek adalah malaikat yang tak akan cocok dengan manusia seperti kitaa" Naruto membiru, wajahnya di telungkupkan di meja.
Gaara mendengus... "kita ini manusia sempurna Naruto! Bukan hina! Lihat saja berapa banyak perempuan yang memuja kita" Gaara berusaha menenangkan degupan ketakutan pada dirinya. Tidak! Bebek tidak boleh terlalu sempurna!! Itu hanya akan membuatnya semakin sulit didapatkan.
"Jujur ya... aku pernah mimpi ditolak Bebek di halaman sekolah" kali ini Naruto bersuara berpendapat. Lalu mereka diam. mereka rasa, sekarang sudah saatnya membuka segala rahasia.
Alhasil Sasuke juga menceritakan mimpinya jika si Bebek pernah kabur dihari pernikahan mereka. Gaara tak kalah heboh dengan mimpinya, mengatakan jika Bebek menolak lamarannya karena Gaara yang kurang kaya.
"bagaimana denganmu, Shikamaru?" Sasuke bertanya. Sungguh, dia sedikit penasaran, Shikamaru menjadi sedikit pendiam karena ucapannya tadi.
Setelah menimang-nimang, akhirnya Shikamaru bersuara, persetan dengan urat malu.... Toh teman-temannya juga secara gamblang menceritakan perihal mimpi absurd mereka. "yah... aku bermimpi menikahi Bebek, tapi itu tak lama.... Setelahnya, Bebek memasukan racun kemakanan yang dibuatnya, lalu aku mati, dan dia lari Bersama pria lain" sudah Shikamaru duga jika teman-temannya akan berekspresi berlebihan. Hey itu hanya mimpi saja! lihatlah.... Bahkan Naruto sampai menutup mulutnya dengan tangan besar dan mata melotot tajam. Ekspresi yang Shikamaru artikan mirip seperti seorang gadis yang mengetahui fakta jika pacarnya adalah kakak kandungnya sendiri.
"Si-siapa prianya?" pertanyaan Gaara yang membuat alis Shikamaru menukik tak suka. Dalam hati, mereka berdoa agar salah satu dari merekalah pria yang membawa lari si Bebek.
"Mana ku tau! itu hanya mimpi, panda bodoh!" Shikamaru kesal. terkadang Gaara menjadi bodoh seperti Naruto. Yah... memang keduanya beda tipis masalah ranking.
"hei bicara soal mimpi... kalian tau tidak sebuah mitos" Naruto menyeringai jahil. Ketiga temannya menatap Naruto heran, padahal tadi Naruto sedang membiru sedih. Cepat sekali berubah suasan hati si rubah ini. "katanya, kalau mimpi diceritakan maka tak akan jadi kenyataan" dan Naruto tertawa lebar. Sasuke mulai berwajah pucat.
"berarti teme dan Shikamaru tak akan menikahi si Bebek! Kalian bercerita jika bermimpi telah menikah dengan si Bebek!" Naruto berjingkrak senang. Berharap jika mitos seperti itu adalah benar adanya.
"Ti-tidak mungkin!" kali ini Shikamaru yang berteriak bodoh. Berusaha menyangkal statement bodoh Naruto yang entah kenapa membuatnya percaya.
"itu benar! oleh karena itu.... makanya aku tidak mau menceritakan jika aku pernah bermimpi menikahi si Bebek" Naruto masih tertawa riang.
"dan kau baru saja menceritakannya" Sasuke menyeringai. Hening sesaat dalam ruangan. Mulut Naruto membuka membentuk huruf O besar, sedikit syok atas tingkah bodohnya. Lalu mata saphire, kopi dan onyx itu menatap Gaara yang dengan sigap membungkam mulutnya.
Gaara tidak boleh menceritakan perihal pernikahannya dengan si Bebek dalam mimpi. Ini adalah kesempatan besar untuknya, jika mitos itu benar.... maka teman-temannya tidak bisa menikahi si Bebek, dan Gaara lah kandidat terkuatnya. Sampai mati, Gaara tidak akan menceritakan perihal mimpinya ini.
Melihat Gaara yang diam saja, membuat Naruto menggeram, lalu melompat menerjang Gaara, menindihnya dan sedikit mencekik leher sang bungsu Sabaku "Gaara! Ceritakan jika kau juga pernah bermimpi menikahi si Bebek! Ceritakan sekaraaang..!!!!" Gaara hanya menggeleng gelengkan kepalanya, berusaha menutup mulutnya serapat mungkin.
"Shikamaru! Sasuke! bantu aku!" dan dengan perintah terakhir pemilik rumah, Sasuke dan Shikamaru mengangguk, menerjang Gaara dan membuat kehebohan di kamar milik sang putra keluarga Uzumaki.
Pada akhirnya Gaara menyerah, atas nama keadilan keempatnya, Gaara dengan terpaksa menceritakan mimpi pernikahannya.
.
.
.
...
.
.
.
Hinata berjalan riang, setelah mendapatkan komik keluaran terbaru tentang cerita prajurit dan raja. Cerita kesukaannya semenjak dirinya masih kecil. Ini adalah obat penghilang sedih Hinata. Jujur saja, semenjak insiden loker, Hinata sudah tidak bisa membuat cerita fantasi mengenai para pangeran, setiap kali ingin membuatnya, entah kenapa tubuh telanjang para pangeran jadi terbayang-bayang dalam otaknya, membuatnya seketika mimisan dan darahnya mengotori buku fantasinya. Buku fantasinya itu adalah buku suci! Tak boleh terkotori oleh hal apapun.
Hinata bersumpah... setelah ini, Hinata harus lebih gencar untuk menguntit. Mau tidak mau, Hinata harus mendapatkan potret telanjang mereka berempat, lalu memandanginya tiap malam, agar Hinata terbiasa. Dengan begitu, Hinata bisa melanjutkan cerita fantasinya sampai tuntas!
Apa Hinata mulai untuk mengikuti kelas renang saja? lalu diam-diam mengambil potret para pangeran yang bertelanjang dada?
Tapi bagaimana dengan masalah dadanya yang akan mengambang jika masuk ke air?
Lalu bagaimana dengan pantatnya yang akan sesak karena baju renang yang ketat?
Hmmmm sepertinya Hinata perlu bertanya masalah ini pada Neji-ni.... Karena Neji selalu punya solusi dalam tiap masalahnya. Yah... palingan bayarannya Hinata hanya harus mengenakan pakaian kelinci yang seksi dan imut di depan kakaknya itu.
Langkah Hinata terhenti ketika dua orang laki-laki tiba-tiba menyegatnya.
Hinata kenal dengan seragam yang dipakai oleh dua pria didepannya, itu seragam sekolah sebelah... sekolah yang ditempati oleh Yahiko-san.
"hei lihat Kakuzu..... siapa yang kita dapat!... cewe cupu yang sepertinya bisa membelikan kita rokok" pria berambut pirang terkuncir itu mendekati Hinata, memutari tubuh Hinata sambil menelisik keseluruhannya.
Cewe yang lemah, cocok dengan sasaran empuk mereka.
Pria bermasker dan bermata hijau itu hanya mengangguk. "kau benar, Deidara, kurasa ini akan mudah... lihat saja wajahnya, sepertinya dia sangat ketakutan" ujar pria yang dipanggil Kakuzu itu.
Hinata diam, Hinata bukan takut, tapi penasaran. Penasaran dengan pria berbadan kekar yang menggunakan masker di depannya ini. Bagaimana wajahnya dibalik masker itu? apakah wajahnya tampan? Jika iya,.... Maka Hinata akan memasukannya sebagai pemain sampingan dalam cerita fantasinya. Seperti pria pirang yang dipanggil Deidara ini... Hinata sudah dengan otomatis memasukannya sebagai actor di cerita fantasinya.
Beberapa preman yang tampan, akan menunjang cerita yang menggairahkan.
"hei culun..... kau punya uang tidak?!" Kakuzu bertanya dengan nada mengintimidasi. Hinata mengangguk polos dan jujur. Dia memang punya uang, Hinata itu tidak suka berbohong... dan akhir-akhir ini dirinya harus berbohong pada para pangeran demi menjaga rahasianya.
"hei Kakuzu, pelan-pelan... jangan buat dia takut! Disini masih ramai" kali ini Deidara mulai mendekati Kakuzu dan mendorong dada sang pria kekar itu. dan itu tak luput dari pandangan berbinar si cewe culun.
Sentuhan fisik antara preman tampan nan jantan.... Ini adalah terobosan baru untuk ceritanya.
Deidara mulai kelabakan, melihat si culun yang wajahnya mulai memerah, apa si culun ini mau menangis? Bahaya! Deidara segera ambil ancang-ancang.
"hei culun,... bagaimana kau ikut dengan kami? Jangan berteriak ya... atau kau akan tau akibatnya" Deidara sedikit berbisik... dan Hinata mengangguk antusias. Tidak masalah jika Hinata harus mengeluarkan uang untuk bisa menonton dua pria kekar ini saling menebar kasih sayang. Hinata justru senang. "eh?" Deidara sedikit terlonjak kaget saat si culun mengangguk antusias. Ini aneh. Tidak seperti bayangannya dimana si culun akan melakukan perlawanan atau berteriak kesetanan.
Tanpa babibu lagi, Deidara dan Kakuzu menyeret Hinata ke gang sempit dan gelap yang tak jauh dari situ.
.
.
.
...
.
.
.
"hei Sasori.... Lihat siapa yang kita bawa!!" Hinata semakin tergugah saat dibawa ke gang yang gelap... mungkinkah mereka akan mempertontonkan hal yang tidak senonoh? Atau memberikan akses jalan rahasia untuk Hinata? Uh... Hinata berharap disana ada perkumpulan preman yang saling adu jotos,... dan saling berkontak fisik. Hinata rela menguras uang jajannya!
"kalian tak pernah berubah ya..... selalu mengambil uang milik siswa sekolah lain" lelaki itu berdiri dari duduknya. Lalu melangkah mendekat. Sebelumnya Hinata tidak bisa melihat wajah lelaki itu karena dia berada di sudut yang gelap.... Tapi saat wajah laki-laki itu tertimpa cahaya matahari, mata Hinata berbinar senang.
Pria di depannya adalah tipenya!
Wajahnya yang tampan dan terkesan imut... juga tingkahnya sebagai preman! Uh..... bukankah pria berwajah imut tapi tangkas adalah hal yang cukup langka?
"Dasar pengecut, beraninya kalian menangkap cewe culun" Sasori terkekeh dalam ucapannya, lalu segera merangkul kedua sahabatnya dari belakang.
"Nah sekarang, serahkan uangmu!" tanpa memedulikan si culun yang berwajah merah padam, Kakuzu membentak tanpa perasaan. Sasori mengernyit dengan tingkah gadis di depannya.
Sasori seperti mengendus bau-bau kejanggalan.
"Ka-kalian mau be-berapa?" Sasori agak mundur saat mendengar suara malu-malu si cewe culun.
"se-semuanya!" kali ini Deidara sedikit gagap, entah kenapa Deidara mulai merasa takut. Ini aneh.... Si culun di depannya ini seolah-olah senang jika di rampok. Deidara sering melihat di beberapa film mengenai orang-orang masokis atau yang lebih parah psikopat. Tunggu dulu. Mungkinkah perempuan ini adalah tipe orang yang senang dikasari? Bulu kuduknya meremang seketika. Mau bagaimanapun, Deidara masihlah seorang siswa SMA.
"Ta-tapi, bolehkah aku memotret kalian bertiga?" Hinata bertanya tanpa malu-malu. Tentu saja... jika itu pangeran Hinata tidak akan berani... tapi jika mereka bertiga? Hinata tidak mengenal mereka, dan mungkin saja Hinata tidak akan bertemu lagi... jadi untuk bahan kenang-kenangan dan fantasi, Hinata butuh potret mereka bertiga.
Kakuzu, yang tidak menyadari apapun masih bersikap tenang. Dirinya bersidekap dan menatap si cewe culun dengan mata tajamnya. "kau pikir kami bodoh?! Aku tau... kau akan melaporkan kami dengan menunjukan foto-foto kami kan?!"
"tidak!" bukan. Itu bukan si cewe culun yang menjawab. Itu Sasori yang terlihat sedang berjalan mundur menjauh. "bu-bukan untuk itu Kakuzu!" Sasori pernah bertemu dengan spesies ini satu kali. Dan Sasori sedikit mengalami trauma. Sasori sangat hafal dengan gerakan itu.
Gerakan saat menggigit bibir, gerakan kaki yang berputar malu-malu, lalu wajah memerah dan suara yang terdengar seperti menahan pekikan senang. Dan semua gerakan itu terjadi ketika Sasori dengan santai memeluk pundak kedua temannya.
Apalagi saat si cewe culun itu meminta foto mereka. Sasori sudah yakin seratus persen.
Sasori tau, cewe berkacamata dan berambut kepang ini adalah seorang fujoshi!. Dan Sasori pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dengan salah satu fujoshi.
"ka-kalian salah membawa mangsa!! Cepat! Bawa dia pergi jauh dari sini!!" Sasori berteriak.... Dan menjaga jarak dengan si cewe culun. Deidara semakin ketakutan... pikiran tentang psikopat sepertinya adalah kenyataan.
"me-memangnya dia ke-kenapa sa-Sasori?!" Deidara mulai kelabakan dan berjalan menjauhi si culun, takut jika si culun malahan membawa alat alat seperti borgol, cambuk atau benda lain yang mungkin lebih parah lagi.
Tentu, Deidara sering melihat ini. Biasanya psikopat itu dandanannya culun. Oh kami-sama... kenapa Deidara tidak terfikirkan sebelumnya??
"Kalian kenapa??? Terutama kau Sasori! Ada apa dengan wajah pucatmu?! Kau alergi dengan cewe culun ya?" Kakuzu yang masih bersikap tenang dan cool, mulai heran dengan tingkah kedua temannya, dan lihat lah si Deidara, bukankah tadi dia bersikap baik-baik saja?
"Dia lebih buruk daripada cewe culun!" Sasori menyuarakan otaknya. Hinata diam diam mulai was was.... Hinata ketakutan. Mungkikah laki-laki yang dipanggil Sasori ini tau jika Hinata adalah seorang fujoshi? Tidak boleh! Ini adalah rahasia yang akan dikubur sampai mati bersamanya kelak!
Deidara semakin panik. Lebih dari cewe culun? Hal itu memperkuat hipotesanya tentang psikopat.
"dia itu adalah_" saat Sasori ingin memberi tau, tiba-tiba ada suara yang mengintrupsikannya.
"apa yang kalian lakukan" suara Sasori terpotong. Hinata bernafas lega. Kali ini, sepertinya Hinata harus menjauhi lingkungan preman,.... Siapa yang akan mengira jika siswa preman malah lebih peka? Ini akan berbahaya untuk rahasianya nanti.
Tunggu dulu... Hinata mengenal suara yang memotong ucapan Sasori. Dirinya menoleh, dan di ujung gang Hinata melihat empat tokoh utama dalam objek fantasinya.
Gaara, Naruto, Sasuke dan Shikamaru. Dan yang tadi adalah suara Sabaku Gaara.
.
.
.
...
.
.
.
Ini mengejutkan untuk para pangeran. Niat mereka yang ingin pergi kesekolah hanya untuk mengintip si Bebek pulang sekolah malah harus melihat adegan yang membuat ke empatnya murka. Si Bebek yang di seret oleh dua preman ke gang sempit.
Apalagi saat mereka melihat wajah si Bebek yang memerah menahan tangis saat diseret.
Oh tentu saja mereka murka. Dan disini, mereka akan menunjukan pada calon istrinya, jika mereka adalah suami yang Tangguh dan bisa melindungi. Oh maksudnya salah satu dari mereka.
"Wah wah wah.... Lihat siapa ini?" Kakuzu berjalan menatap lelaki yang salah satunya Kakuzu kenali.
Shikamaru Nara. Laki-laki yang pernah mengalahkannya di olimpiade matematika semester lalu. Ini faktanya, Kakuzu adalah salah satu siswa terpandai di SMA nya.
"apa yang kalian lakukan padanya?" kali ini suara dingin Sasuke berhasil membuat keadaan menjadi lebih mencekam.
Hinata siaga dengan ponselnya. Jika terjadi perkelahian, maka Hinata harus mendapatkan fotonya. Momen langka para pangeran bertarung, tak boleh di sia-siakan.
"Kami tidak melakukan apapun! Jika kau menginginkannya... ambilah! Ambil! Hus-hus!" Sasori masih parno dan Deidara hanya mengangguk menyetujuinya. Kesialan apa yang di dapatkannya kali ini?. Bertemu dengan perempuan masokis dan juga bertemu dengan Gaara. Hampir semua siswa berandal kenal Gaara.... Dia adalah siswa dengan kemampuan bertarung yang cukup ditakuti. Hanya bosnya lah -Pain- yang mampu mengimbangi Gaara. Lihat saja, siswa normal mana yang wajahnya di tato di dahi?!
"tidak melakukan apapun? Khe! Jangan berbohong.. kami melihat kalian menyeret paksa si Bebek ke gang sempit" kali ini Shikamaru yang berbicara. Shikamaru mengenal mereka, mereka membuat geng yang disebut dengan Akatsuki. Mereka memang terkenal suka bikin onar dan mengusik siswa siswi dari sekolah lain. Shikamaru tak menyangka, jika Bebeknya yang malang harus mengalami kejadian yang bisa membuat trauma seperti ini.
"kami tidak menyeret paksa! Si-si cu-culun ini justru terlihat senang saat dibawa ke gang sempit!" kali ini Deidara yang berbicara. Kakuzu menggeram dalam hati. Kenapa si dei-baka itu berbicara terbata bata? Memalukan sekali! Terlebih di hadapan musuh!
"senang di ajak ke gang sempit? Khe! Jangan bercanda!! Mana ada perempuan yang senang di bawa ke gang sempit?! Carilah alasan yang logis,... dasar bodoh" Naruto berteriak lantang, tidak takut, tentu saja... karena kemampuan bertarung Naruto, hampir sama seperti Gaara. Diam-diam sapphire itu melirik iba kearah si Bebek. Mungkin jika masa skorsingnya berakhir, Naruto akan menawarkan untuk pulang bersama.
Lihat saja wajah si Bebek yang memerah, pastilah ini menjadi pengalaman terpahitnya.
Mereka berempat berjalan mendekat. Hinata mulai was was jika si rambut merah imut ini akan membocorkan rahasianya. Jangan! Jangan pada pangeran tampannya!
Shikamaru menunjukan raut khawatir, begitu juga dengan Gaara dan lainnya.
"kau tidak apa-apa?" pertanyaan khawatir namun tetap dingin. Sasuke Uchiha mulai mendekat ke arah si Bebek.
Hinata? Dia menunduk ketakutan. Takut jika pria bernama Sasori itu akan segera membocorkan rahasianya. Tidak boleh! Hinata harus sesegera mungkin pergi dari sini.
"A-aku ingin pu-pulang" entah kenapa suara Bebek terdengar sangat menyedihkan ditelinga para pangeran. Mereka mendelik marah kearah tiga orang Akatsuki, lalu Gaara yang tak bisa menahannya, langsung menerjang pukulan ke arah Kakuzu. Kakuzu menepisnya dan sedikit mundur kebelakang. Pukulan Gaara benar-benar sangat kuat.
Naruto ikut maju berkelahi, pun dengan Shikamaru yang mulai adu jotos dengan Deidara.
Sedangkan Sasuke, hanya menonton dan mengelus punggung si Bebek yang menunduk. Sasuke tersenyum senang. Kesempatan yang jarang terjadi. Uchiha adalah keluarga terbaik yang bisa mengendalikan amarahnya.
Sasuke sedikit terkejut saat merasa mulus-mulus saja membelai punggung si Bebek. 'kenapa tidak ada benjolan di area punggung si Bebek? Mu-mungkinkah si Bebek tidak menggunakan bra?' pikir Sasuke nista, tidak mempedulikan teman-temannya yang terbakar amarah dan bertarung dengan geng sekolah sebelah. Sasuke benar-benar mengambil kesempatan.
"he-hei! kami bicara jujur... kalian memang tidak tau jika si culun itu adalah...." Bugh! Niat hati Sasori ingin mengklarifikasi, dirinya malah kena hantam kepalan Sabaku.
"brengsek!" sambil meludah, Sasori akhirnya berusaha melawan. Persetan dengan klarifikasi, sekarang di otaknya adalah bertarung dan memukul.
Lagi-lagi Hinata mendesah lega saat Sasori tak berhasil membocorkan rahasianya.
Desahan lega Hinata, terdengar oleh Sasuke. Sasuke diam, dan berfikir... mungkinkah si Bebek ke enakan di elus punggungnya oleh Sasuke? sedikit tersenyum.... Yah memang siapa yang bisa menolak pesona Uchiha Sasuke?
Disisi lain, Hinata agak risih dengan Uchiha-san yang mengelus punggungnya, Hinata berharap Uchiha-san ikut berkelahi, jadi Hinata bisa diam-diam mengambil foto keempat yang sedang adu jotos. Yah... untuk sekarang Hinata harus puas dengan keadaan. Masih untung rahasianya masih terjaga.
.
.
.
PROK PROK PROK!
kegiatan mereka terhenti ketika mendegar suara tepuk tangan. Seorang pria dengan rambut oren berjalan mendekat. Melihat kondisi anak buahnya yang sudah kelelahan dan terpojok. Pain... sedikit tersenyum remeh. Yah, Pain harus bisa memakluminya, Pain melihat ada Gaara disana... tentu saja Pain mengenalnya, rival sejatinya dalam ilmu bela diri.
Cih.... Rupanya si rival masih suka bermain di gang sempit ternyata.
"bo-bos!" ucap mereka bertiga bersamaan, dalam hati merasa lega karena bala bantuan telah datang. Meski satu orang, tapi mereka sama sekali tak meragukan kemampuan bosnya... makanya bosnya di juluki dengan nama Pain alias kesakitan. Karena Pain salah satu berandal terkuat di kota ini.
"Wah wah wah.... Lihat siapa yang masuk ke markas kita? Mau cari onar, eh Sabaku?" Gaara menggeram marah, baru saja akan membalas perkataan si bos Akatsuki itu, namun tak jadi ketika satu satunya perempuan disana bersuara.
"Ya-Yahiko san?!" Yahiko terbelalak saat mendengar suara yang sudah dirindukannya beberapa minggu ini. Tak menyangka akan bertemu dengan pujaan hati ditempat kumuh seperti ini. Menoleh dan melihat Hinata nya yang sedang di sentuh oleh Uchiha bangsat.
"Hinata-chan!" Yahiko tersenyum, berjalan mendekat ke Hinata, mengabaikan semua orang yang terbelalak terkejut. Bahkan Naruto menganga lebar.
Yahiko diam. sialan! Jika kondisinya seperti ini, hancur sudah imagenya di hadapan sang pujaan hati. Siapa yang mau berpacaran dengan bos preman? Yahiko akan memberi pelajaran pada anak buahnya nanti.... Dengan lancang mereka menyeret Hinata ke tempat tak layak seperti ini.
Bagaimana jika Hinata-chan nya mengalami trauma?
Lupakan tentang image, Yahiko yakin Hinata akan senantiasa tetap menerimanya. Hinata kan pernah bilang jika Yahiko tampan... dan Hinata menyukai lelaki tampan. Jadi bagaimana pun Yahiko, Hinata pasti tetap menyukainya.
"Bos... kau kenal dengannya?" Sasori yang pertama bicara, sedangkan yang lain masih diam karena rasa syok dan terkejutnya. Terutama para pangeran.
Kenapa si Bebek yang kalem bisa mengenal berandal sekelas Yahiko?
Sasori jadi mulai takut. Mungkinkah bosnya tidak tau perihal si culun yang fujoshi?! Pasti bosnya sedang di jebak! Dijadikan bahan fantasi yang tidak senonoh!! Sasori menggeram marah. si culun itu telah merendahkan si bosnya.
"Oh, aku belum menceritakannya pada kalian ya?" ucapan santai Yahiko, mengundang banyak tanya. Langkahnya terus mendekat pada Hinata yang masih menunduk malu.
Kemudian mata Yahiko memandang ketiga temannya yang masih menatapnya bingung. Dirangkulnya pundak Hinata dan membuat sang empunya berjengit kaget. Yahiko tersenyum...
Sedangkan Gaara, Naruto, Sasuke dan Shikamaru menggeram tak suka. Apa-apaan berandal ini? Berani sekali merangkul pundak Bebeknya?!
"Nah... Biar kuberitahu pada kalian.... Namanya adalah Hyuuga Hinata.....
.......dia adalah kekasihku"
.
.
.
.
.
TBC
Jangan pernah bertanya kapan kesalahpahaman ini akan berakhir. karena aku tidak bisa menjawabnya~
jadi menurut kalian siapa yang paling gila di story ini? (Kecuali author tentunya)
Bagaimana yaaa respon hinata terhadap ucapan si Yahiko?? huhuhuhu
.
.
.
Silakan koreksi jika terdapat typo
Thanks~ semoga menikmati
Signature (Lavendark)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top