SP - Kalah Sama Gepeng🗿
Adit suka work out, apalagi kalau punya banyak waktu luang seperti sekarang. Di tengah kesibukan ngebucinnya, pria itu memiliki jadwal rutin untuk melatih otot-ototnya.
Tentu hasil dari perjuangannya telah terlihat. Dengan tubuh tinggi berisi, ditambah otot-otot yang terbentuk dengan baik, juga tampang yang berkesan meski tidak memiliki kulit putih, kadang-kadang bikin kaum hawa silap mata kalau tak sengaja berpapasan.
Sayangnya, justru belakangan hal itu tak berlaku pada Caca, istrinya sendiri, orang yang sudah melihat hampir seluruh kondisinya, termasuk saat Adit tak pakai baju.
Seperti sekarang. Pria yang baru saja selesai berolahraga ringan di dalam rumah itu muncul hanya mengenakan kolor hitam selutut, tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh bagian atasnya. Tubuhnya juga banjir keringat sehingga terlihat bersinar saat terkena sinar matahari.
Lalu, sepasang mata Adit yang beriris hitam itu teralih pada sang istri. Ada kilatan jail di matanya saat pria itu melangkah perlahan untuk menghampiri Caca.
Caca tengah sibuk cekikikan dengan mata terfokus pada ponsel. Entah apa yang tengah dilihat wanita itu sampai tak menyadari kehadiran suaminya.
"Sayang ...." Adit setengah berbisik di telinga Caca, sementara tangannya melingkari wanita yang tengah hamil enam bulan itu.
"Ihhh, Aa bauuu! Sana pergi!" usir Caca langsung mode galak. Sepasang matanya menyipit tajam dengan hidung mendengkus seakan-akan risi atas kemunculan Adit.
Padahal Adit datang-datang dengan tampilan menggoda.
Lama-lama Adit heran juga. Belakangan ini, Caca cuek bebek kalau melihat semua tampilan dirinya. Padahal kadang Adit iseng menggoda sang istri. Kadang dia muncul hanya koloran, kadang cuma pakai handuk dengan badan dan rambut masih mengucurkan air. Pernah juga Adit sengaja tampil tanpa busana sehelai pun di depan Caca.
Namun, wanita itu tak mengeluarkan reaksi yang dia harapkan. Malah Adit kecewa kuadrat sampai insecure gara-gara sikap dingin istrinya. Apa jangan-jangan dia tak menarik lagi di mata Caca? Waduh, gawat!
"Tapi kan Aa kangen. Aa udah lama gak ketemu kamu," rengek Adit, masih tak melepaskan pelukannya. Malah sekarang dia beralih memeluk Caca dari depan dan menyandarkan kepala di pundak wanita itu.
Adit lupa pada ukuran badannya, malah memaksa minta dipeluk oleh Caca yang tengah mengangkat kedua tangan seperti kepiting lagi jalan. Jelas wanita itu terganggu karena Adit berkucuran keringat.
"Gak mau! Aa bau! Ih, bau acemmm! Sana mandiii!" Caca mendorong kepala Adit agar lepas dari tubuhnya.
Bagaimana tidak, dia sudah dandan cantik dan pakai dress kesayangan yang kemarin susah-susah disetrikanya. Eh, datang cicak segede gaban yang nempel-nempel dengan badannya yang penuh keringat.
"Lagian lebay, deh. Kita baru pisah sejam juga, kek udah pisah setahun!" lanjut Caca, masih ngomel mode badmood betulan.
"Ya kan satu detik bagi Aa jadi terasa setahun kalau jauhan dari istri Aa yang tersayang ini," jawab Adit yang sekarang beralih menciumi perut Caca. "Dedek sayang, pinjem mamanya, ya. Kamu tidur aja yang nyaman di dalem sana. Kita berbagi pelukan dengan damai, ya."
Biasanya dedek orok di dalam sana suka nendang-nendang kalau Adit meluk Caca dan Caca berdalih bahwa sang calon bayi risi kalau Adit memeluknya. Padahal jelas itu bohong. Entah kenapa belakangan mood-nya tambah parah kalau Adit meluk-meluk di siang hari. Cuma beda situasi kalau malam hari. Giliran Caca yang cosplay jadi ratu cecak.
"Cih, dasar bucin," ejek Caca sambil mengalihkan tatapan ke arah lain.
Adit tak kunjung melepas pelukannya, malah sekarang bersandar nyaman dengan tubuhnya yang penuh keringat. Bisa apa Caca kalau kedua tangan pria itu berubah seperti rantai berbahan baja yang tak bisa dilepaskan bahkan oleh sihir sekalipun.
Ya sudah, Caca pasrah. Dia kembali asyik melihat isi ponselnya. Lagian sayang tenaga kalau dia ngomel pagi-pagi sama suaminya yang bandel ini.
"Sepuluh menit lagi mandi, ya."
Adit menggeleng. "Sejam lagi aja, belum puas meluk," tawarnya sambil mengendus leher Caca. Wangi, aroma lemon yang menyegarkan. "Wangi banget istri Aa."
"Bau banget suamiku," balas Caca cuek. Lalu, wanita itu tiba-tiba tertawa cekikikan.
"Biar. Kan masih kamu cinta." Adit gombal mode on lagi.
Caca tak menanggapi, kembali sibuk scroll beranda. Namun, tiba-tiba wanita itu berubah serius, terlihat dari matanya yang menyipit, kening mengerut, dan napas tertahan.
"Sayang," Adit mengambil tangan kiri Caca dan menciuminya, "gak mau usapin Aa?"
Usapin yang Adit maksud tuh bukan dalam arti sesungguhnya. Caca tahu karena sudah kena jebak berkali-kali. Kalau nada Adit sudah setengah merengek begitu, berarti minta diusapin selain di area kepala.
"Aa udah kerja keras lhooo buat bentuk perut Aa biar kotak-kotak kayak tokoh fiksi kesukaan Ayang." Adit mulai mengoceh, tetapi Caca sama sekali tidak terganggu. "Sayang gak mau gitu cek langsung?"
"Gak," jawab Caca cuek. Padahal Adit sudah berharap penuh akan dapat apresiasi atas hasil kerja kerasnya menumbuhkan delapan bibit roti sobek di perutnya.
"Ck!" Adit merajuk, tetapi emosinya sedikit meluntur saat Caca mulai mengusapi helaian rambutnya.
"Aa dah bikin delapan roti sobek lhoo," rajuk Adit lagi.
"Baguslah."
"Ck. Pengin kamu yang lihat," paksa Adit.
"Iya, nanti malem." Caca berkata dengan datar, perhatiannya tetap terpusat pada ponsel.
Adit jelas tambah sebal karena merasa diabaikan. Jadi, dia langsung mengambil ponsel Caca, membuat wanita itu kaget.
"Aa, ih! Itu lagi seru-serunya!" Sepasang mata Caca tampak menatap jengkel, sementara Adit justru memperlihatkan wajah usil.
"Biar. Lagian suami sendiri ada di depan mata, masa lihat yang lain. Suamimu ini spek Dewa Apollo lho, Yang. Udah tampil seksi dan menggoda gini, masa aku masih kalah sama hape!" Adit merajuk terus.
Bibir Caca terangkat miring. Dia berkata, "Dih!" Dengan menampilkan kejengkelen berkali lipat. "Narsisnya bikin geli."
"Biar, kan sama istri sendiri. Lagian apa sih yang Ayang lihat sampai abaiin ...." Suara Adit menggantung saat melihat isi ponsel Caca.
Ternyata istrinya itu tengah baca Webtoon dan panel yang dilihat Adit tepat di bagian karakter utama cowok. Masalahnya tokoh gepeng itu punya wajah rupawan dengan rambut hitam legam, mata merah, kulit putih terawat, tubuh tinggi berisi, dan tengah telanjang dada! Hal itu memperlihatkan otot-otot perutnya yang luar biasa menggoda.
Luar biasa bikin Adit insecure.
Dia tahu, Caca suka baca Webtoon di sela aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Pernah juga Caca usil membandingkan Adit dengan karakter-karakter fiksinya yang hampir setiap hari gonta-ganti. Bikin Adit suka merajuk kalau digoda seperti itu dan Caca akan tertawa bahagia.
Awalnya Adit biasa saja, tetapi lama-lama dia cemburu juga karena perhatian Caca jadi terbagi ke pria lain meski cuma tokoh fiksi.
"Spek Dewa Apollo, ya? Lah, kok masih kalah sama gepeng-gepengku?" canda Caca sambil tersenyum miring.
Adit sudah melepaskan pelukan darinya, terfokus pada ponsel di tangannya.
"Tapi kan ini cuma hasil gambar!" protes Adit.
"Tapi kan itu menggoda," balas Caca.
"Gak! Gak boleh! Apaan, mereka gak hidup!" Adit tak bisa lagi menutupi kekesalannya.
"Yah, kalau hidup justru lebih bagus." Caca angguk-angguk. Tiba-tiba jiwa jailnya meronta.
"Ish! Gak boleh! Ayang gak boleh tertarik sama pria lain selain Aa!" tegas Adit penuh ultimatum.
"Walaupun cuma gepeng?"
"Iya! Pokoknya Ayang gak boleh tertarik sama semua yang bergender pria selain Aa!" jawab Adit penuh ketegasan.
"Tapi kan kata Aa mereka cuma gepeng, gak hidup. Masa Aa cemburu sama gepeng?" tawar Caca yang membalikkan ucapan Adit.
Adit berdecak jengkel. Dilihatnya lagi layar Caca yang menampilkan gambar tokoh Webtoon tampan bertubuh menggoda. Kalau dipikir-pikir, iya juga ya, tubuhnya tak sebagus gambaran tokoh fiksi ini. Meski tokoh fiksi itu punya banyak bekas luka di tubuhnya, tampilan fisiknya yang digambarkan dengan baik membuat Adit jadi jengkel sendiri.
"Nih!" Adit menyerahkan ponsel dengan muka sebal.
Caca berkedip dua kali, menerima ponsel dengan bingung. Apalagi saat Adit berdiri lalu melangkah pergi.
"Ke mana, Yang?" tanya Caca penasaran. Tingkah Adit agak lain kali ini. Pria itu menekuk wajahnya dengan bibir manyun.
"Lanjut work out!" Adit menjawab tanpa menoleh. Bahkan nada bicaranya juga terdengar sedikit jengkel. Langkahnya panjang-panjang pula, seperti buru-buru.
Lah?
Kenapa suaminya itu?
Masa betulan cemburu sama gepeng-gepeng kesayangannya?
***
Upload ulang, ya.
Btw, Adit kenapa, tuchhh???
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top