Prolog

Happy Reading ya gaes 🥰🥰

🌹🌹🌹🌹

Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu. Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan. hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu. hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain.

Revano patah hati.

"Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara." Revano termenung dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping.

Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding.

"Ya Tuhan siapa yang menangis malam-malam begini? harusnya aku tidak berada disini, harusnya aku pulang saja," Rutuk Revano, karena merasa bulu kuduknya makin merinding. Karena merasa takut akhirnya Revano pun beranjak dari duduknya bermaksud meninggalkan taman itu, namun tiba-tiba dia melihat seluet tubuh sedang berjongkok didekat danau buatan ditaman itu.

Revano pun mulai mendekati orang yang kini tengah menangis dengan perasaan waspada karena takut itu adalah hantu dilihat dari rambut yang tergerai panjang tengah menangis dengan memunggunginya.

"Neng, Mbak atau siapa kek, ngapain Malem-malem sendirian disini? Nangis-nangis lagi," Ucap Revano dengan sedikit ketakutan. Mendengar merasa ada yang memanggilnya perempuan itu pun menolah dan berapa terkejutnya Revano saat tahu siapa yang sedang menangis Malam-malam ditaman.

"Riska...!"

"Revano...!"

Ucap Mereka secara bersamaan dengan menyebutkan nama.

"Ngapain loe Sendirian ditaman Malam-malam, sambil nangis lagi?" Tanya Revano yang merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabat barunya itu.

"Bukan urusan loe Van, lagian loe juga ngapain Malam-malam disini?" Tanya Balik Riska. Dengan mata sembabnya karena terlalu lama menangis.

"Gue lagi nyari udara segar dimalam hari Ris, biar gue gak stres," Sahut Revano lalu duduk disamping Riska yang kini menatap Revano dengan lekat.

"Gue tahu pasti gara-gara Seara kan? gue udah bilang dari dulu, sebelum Seara nikah loe bisa rebut dia dari Kak Rigel, cuma sikap pengecut loe yang bikin loe kehilangan Sea," Ujar Riska yang dijawab anggukan oleh Revano.

"Loe bener Ris, andai gue gak pengecut dan mau mengakui perasaan gue sama Seara. mungkin gue akan merasa lega, harusnya apapun jawaban Seara gue bisa terima bukan jadi pengecut kayak gini. yang hanya memendam perasaan Cinta gue pada Seara, gue benar-benar pengecut Ris," Ucap Revano.

"Sudahlah semua sudah terjadi dan sekarang loe harus iklhas. Karena cinta tidak selalu harus memiliki, gue harap loe gak jadi duri dalam pernikahan Kak Rigel dan Sea. Karena itu perbuatan yang di benci Tuhan," Nasehat Riska agar sahabatnya itu tidak terjerumus dalam kubangan dosa dengan memisahkan sepasang suami-istri yang saling mencintai.

"Gak lah, meski gue cinta sama Sea, tapi kebahagiaan dia sangat penting bagi gue, dan gue akan Mendo'akan agar kehidupan rumah tangganya selalu harmonis dan bahagia," Sahut Revano dengan menatap danau yang airnya terlihat tenang.

"Bagus, itu baru Revano sahabat terbaik Seara," Ucap Riska yang kini menundukkan wajahnya terlihat kembali murung.

"Loe sendiri kenapa ada disini? Malam-malam kayak gini, sambil nangis lagi?, kalau loe mau loe boleh cerita sama gue," Ucap Revano yang melihat Riska terlihat sedih. Riska menatap Revano yang kini menatapnya juga.

"Aku memang butuh teman curhat yang bisa dapat dipercaya Van, tapi siapa aku takut teman yang aku jadikan tempat curhat malah menghianatiku. aku takut kejadian yang menimpa Seara juga menimpaku dikhianati sahabat sendiri," Ucap Riska dengan mata berkaca-kaca.

"Loe bisa percaya sama gue. gue gak akan pernah membuka rahasia orang yang udah gue anggap teman," Sahut Revano.

"Kamu yakin gak akan bocorin Rahasia aku pada siapapun Van?" Tanya Riska sambil menatap Revano.

"Gue janji Ris, kalau gue sampai bocorin rahasia loe. gue akan jadi jomblo seumur hidup itu sumpah gue," Ucap Revano terlihat serius dengan ucapannya. Membuat Riska mengangguk mencoba percaya dengan apa yang Revano katakan.

"Loe tahu Van, gue cuma anak adopsi, gue cuma anak yang diangkat dari panti asuhan," Ucap Riska menghentikan Ucapannya lalu menghela nafas, sedang Revano hanya terdiam dia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Riska namun dia tidak mampu mengatakan apapun hanya terdiam untuk mendengarkan cerita Riska.

"Dulu hidupku sangat bahagia saat Bunda yang mengadopsiku masih hidup. tapi semenjak Bunda Arum meninggal, Ayah jadi berubah dia sering pulang dalam keadaan mabuk, hingga suatu hari saat aku menasehatinya untuk berhenti meminum minuman haram itu, Ayah angkat ku itu hampir memperkosaku hiks... hiks... andai saja tidak ada Bi Ijah entah apa yang terjadi padaku. dan setelah itu Ayah jadi berubah dingin padaku dan seolah tidak menginginkan ku, dan sampai akhirnya dia menikah lagi dan istri Ayah yang sekarang. Dia selalu menyakitiku dan memperlakukan ku seperti seorang pembantu, puncaknya tadi sore, saat aku tidak sengaja menumpahkan jus ke bajunya dia jadi murka dan mengadu yang tidak-tidak pada Ayah dan akhirnya Ayah hiks.. hiks..., Ayah mengusirku dan membuangku Van."

Melihat Riska menangis Revano pun memeluk tubuhnya dan mengusap punggungnya untuk memberi kekuatan pada sahabat barunya itu.

"Dan sekarang aku gak tahu harus pergi kemana. tidak mungkin aku kembali ke Panti, karena pasti aku akan menambah beban disana," Lanjut Riska, Revano yang mendengar cerita Riska pun merasa iba.

"Gue ada Apartemen pemberian Papi. kalau loe mau gue anterin ke sana dan loe bisa tinggal disana," Ujar Revano membuat Riska menoleh pada Revano.

"Itu sih terserah loe mau atau nggak yang penting gue udah nawarin tempat tinggal buat loe," Lanjut Revano setelah melihat Riska yang menatapnya penuh tanya. Riska yang mendapat tawaran itu dari Revano pun mengangguk dia terpaksa menerima tawaran Revano karena memang dia tidak punya tujuan untuk tempat tinggalnya.

"Emang boleh? Nanti kalau orang tua kamu marah gimana?" Tanya Riska takut membuat Revano kerepotan dan dimarahi keluarganya nanti.

"Asal loe tahu, gue juga anak angkat yang diadopsi dari sebuah panti asuhan sama kayak loe. hanya orang tua angkat gue berhati malaikat dan tidak pernah menyakiti gue sedikit pun, mereka seperti malaikat bagi gue, dan gue jamin mereka malah akan nyuruh loe tinggal dirumah mereka kalau Papi dan Mami gue tahu loe ditelantarin sama orang tua angkat loe," Ucap Revano.

"Ayo gue anter ke Apartemen gue, atau loe mau ikut kerumah keluarga gue aja? kalau gue jelasin pasti mereka gak masalah loe tinggal dirumah mereka," Ucap Revano yang kini berdiri dan mengulurkan tangannya untuk mengajak Riska meninggalkan tempat itu karena malam sudah makin larut. Riska pun meraih tangan Revano lalu beranjak dari duduknya.

"Aku mau ke Apartemen kamu aja Van," jawab Riska yang dijawab anggukan oleh Revano lalu Riska pun mengikuti langkah Revano yang akan membawanya ke Apartemen Revano. Riska Yakin kalau Revano tidak akan Macam-macam padanya karena dia tahu meski tengil dan kadang urakan Revano pria yang baik dan dia sangat menghormati perempuan.

Setelah menempuh perjalanan satu jam, Akhirnya Revano dan Riska pun sampai di Apartemen milik Revano, lalu dia pun mengajak Riska untuk masuk ke Apartemen miliknya, hadiah ulang tahun dari orang tuanya. Riska cukup mengagumi isi apartemen itu yang terlihat rapih dan mewah.

"Nanti kamar loe ada disebelah kamar gue, dulu gue suka nginep disini, tapi akhir-akhir ini udah jarang kok, jadi loe bisa bebas tinggal disini. ini duplikat simcard buat buka pintu Apartemen ini, dan ini paswordnya kalau loe lupa bawa simcard nya loe hapalin jadi nanti gak akan ganggu gue kalau loe lupa bawa simcardnya," Ucap Revano sambil memberikan secarik kertas dan kartu simcardnya.

"Oh ya satu lagi, malam ini loe pake baju gue aja nanti gue ambilin. Karena ini udah malem dan gak mungkin ada toko baju atau butik buka, besok gua baru beliin baju buat loe. Oh ya sebaiknya loe libur dulu kuliahnya, biar gue besok izinin sama dosen," Lanjut Rigel yang dijawab anggukan oleh Riska membuat Revano bingung karena dari tadi Riska tidak mengatakan apapun.

"Loe kenapa diem aja dari tadi, kepikiran Papa angkat loe?" Tanya Revano, lalu dijawab gelengan oleh Riska.

"Terus kenapa?" Tanya Revano yang memang belum mendapatkan jawaban dari Riska.

"Aku lapar Van, apa ada makanan atau mie instan yang bisa aku masak untuk aku makan?" Tanya balik Riska membuat Revano tertawa karena sikap polos Riska yang menggemaskan.

"Ya Tuhan Riska, gue kira loe kenapa ternyata loe diem karena lapar Hahaha," Ucap Revano yang kini kembali tertawa.

"Kok malah ketawa sih, aku itu laper Revano, tapi malah diktawain bikin kesel deh," Ujar Riska yang kini cemberut karena merasa diledek oleh Revano.

"Oke Sorry, gue pesenin aja ya loe mau makan apa?" Tanya Revano namun Riska menggelengkan kepalanya lagi.

"Kenapa kok gak mau?"

"Aku gak punya uang Van, kalau ada mie instan aja atau apa kek yang ada di dapur kamu," Jawab Riska dengan perasaan tidak enak, karena sudah menumpang malah minta makan lagi.

"Gue yang traktir, loe boleh pesan apa aja, karena gue tahu loe pasti belum makan dari pagi. Kalau loe gak mau gue pesenin sekalian buat besok nanti loe bisa taro dikulkas dan diangetin besok," Ucap Revano tanpa penolakan karena dia langsung memesan makanan lewat Restoran online langganannya.

Dan Riska hanya mengangguk pasrah, saat menatap Revano tiba-tiba terasa desiran aneh di dadanya, yang membuat Riska secara tiba-tiba mengagumi Revano.

"Makasih Van, aku gak akan ngelupain jasa kamu yang sudah dengan baik hati mau nolongin aku," Ucap Riska lalu tersenyum pada Revano.

"Hemm, gak usah sungkan loe kan sahabat gue sama kaya Ara. gue pulang kalau makanannya udah datang, loe baik-baik disini jangan keluar malam nanti kalau terjadi sesuatu sama loe gak ada yang nolongin gimana, jadi gue saranin selain kuliah loe jangan kemana-mana apalagi malem, kecuali loe udah terbiasa dengan suasana disini," Ucap Revano panjang lebar.

"Iya Van, aku juga gak suka keluar malam, lebih suka ngabisin waktu dengan belajar dan berdiam diri dikamar," Jawab Riska.

Sifatnya Mirip Seperti Seara anak rumahan dan selalu ceria meski beban hidupnya ternyata sangat berat.

Tidak lama bel Apartemen pun berbunyi, dan makanan yang Revano pesan pun sudah datang, setelah membayar Revano menyerahkan makanannya kepada Riska.

"Gue pulang dulu, ya loe makan yang banyak, sisanya loe taro dikulkas, buat besok loe sarapan takutnya gue gak sempet kesini paginya. soalnya gue gak nyetok makanan apa-apa disini, baru besok gue belanjain kebutuhan dapur dan stok makanan buat loe dan baju sekalian," Ucap Revano.

"Makasih ya Rev, maaf jadi ngerepotin kamu," Ucap Riska yang merasa semakin tidak enak.

"Gak usah sungkan, dan kalau loe merasa gak enak sama gue dengan tinggal dan makan gratis loe bisa balas dengan jagain Apartemen gue dan bersihin kalau ada waktu," Ujar Revano dengan tersenyum pada Riska.

"Iya itu pasti Vam," Jawab Riska.

"Ya udah gue pulang ya, udah malam juga," Pamit Revano.

"Kamu gak ikut makan dulu?" Tanya Riska.

"Nggak deh, itu gue pesan buat loe kok, gue makan dirumah aja. ya udah loe baik-baik disini ya," Ujar Revano.

"Ya udah kalau gitu, kamu hati-hati ya jangan ngebut-ngebut bawa motornya," Ucap Riska, yang dijawab anggukan oleh Revano lalu dia pun pergi meninggalkan Apartemennya. Setelah Revano pergi, kini Riska pun sendirian di Apartemen yang cukup besar milik Revano, untung lah Riska bertemu Revano kalau tidak mungkin hidupnya akan terlunta-lunta di jalanan karena tidak tahu harus kemana arah tujuannya. meminta bantuan Seara pun tidak mungkin karena mungkin saat ini Seara tengah menikmati masa-masa pengantin barunya, dan Riska mensyukuri mempunyai sahabat seperti Revano meski suka mengejeknya dan kadang membuatnya marah tapi dia sangat baik hati, buktinya sekarang dengan senang hati tanpa meminta imbalan apapun dia menampung dirinya di Apartemen miliknya.

Dan dari sejak itu Riska dan Revano pun menjadi dekat. hingga akhirnya mereka lulus dan diwisuda lalu Riska pun mendapatkan kerjaan yang baik, sedang Revano karena sudah terbiasa dengan kehadiran Riska pun memberanikan diri mengutarakan isi hatinya saat Riska mengatakan ingin pindah dari apartemen Revano ke sebuah kos-kosan sederhana dan Revano tidak mengizinkannya karena dia takut kehilangan Riska, dan karena pernyataan Cinta Revano akhirnya Riska pun mengurungkan niatnya karena sama seperti Revano Riska pun tidak ingin kehilangan seorang pria yang sudah membatu hidupnya menjadi lebih baik, ditambah dia pun begitu mencintai pria itu.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys, colok bintangnya dan ditunggu Komenannya 😁😊🤭🙈

Udah ada E-booknya ya guys bagi yang minat 👇

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top