Part 1
Happy Reading guys 🥰
💮💮💮💮💮
Setelah cukup lama berhubungan Revano dan Riska pun akhirnya memutuskan untuk menikah. Tentu saja dengan persetujuan orang tua Revano, dan Reina pun begitu bahagia karena akan memiliki menantu yang sangat diidamkan, karena Riska sosok gadis yang pintar, jujur dan ceria, sosok gadis yang sangat mirip dengan Seara putri dari sahabatnya. Kaira.
"Gimana Riska udah siap kan Mih?" Tanya Revano yang kini sudah duduk di depan penghulu.
"Sudah sebentar lagi Riska akan kesini bersama Sea dan Kaira," jawab Reina dengan suara bisikan.
Ya tepat hari ini Revano dan Riska akan melangsung akad nikah di sebuah mesjid yang tidak jauh dari rumah orang tua Revano. Wali hakim pun sudah siap karena kebetulan Riska anak yatim piatu jadi Revano sengaja memakai wali hakim untuk menjadi wali Riska.
Suasa mesjid begitu sakral disana sudah ada Rigel dan Seara juga Kaira dan Arka beserta Oma Sarah, Opa Arya dan Nenek Ras. Setelah kedatangan mempelai wanita. Mereka pun kini duduk berdampingan Revano sungguh menganggumi kecantikan calon istrinya sampai dia tidak hentinya menatap Riska.
Sampai akhirnya acara pun dimulai dengan dituntun oleh penghulu Revano pun kini mengucapkan Ijab Kabul dengan lantang dan hanya satu kali tarikan napas kini Revano telah berhasil menjadikan Riska istrinya.
Seruan kata Sah pun terdengar menggema dimesjid itu, tentu saja semua keluarga dan teman dekat Riska dan Revano juga ikut bahagia, dihari yang bersejarah bagi Revano dan Riska.
Setelah prosesi Ijab Kabul dan tanda tangan untuk surat nikah selesai dan kini Riska dan Revano pun sudah resmi menjadi Suami istri secara Agama dan Hukum. Sambil memegang buku nikah Riska pun terus tersenyum dia sangat bahagia akhirnya dia memiliki sesorang yang menjadi tempat dia bersandar dan berbagi cerita saat dia merasa kesepian.
"Wah selamat ya Ris, Van. Gak nyangka kalian akhirnya menikah. jodoh memang gak akan lari kemana-mana," goda Seara saat mengucapkan selamat untuk kebahagiaan Revano dan Riska karena saat ini mereka sedang berada di resepsi pernikahan mereka yang sengaja diadakan oleh keluarga Revano. Setelah Rigel dan Seara memberikan ucapan selamat. Tamu undangan pun silih berganti memnberikan ucapan selamat kepada Pengantin baru.
"Kamu cape ya Ris?" Tanya Revano yang melihat raut wajah istrinya tampak kelelahan.
"Sedikit Mas. Gak apa-apa masih kuat berdiri kok," jawab Riska. Mencoba meyakinkan Revano agar suaminya itu tidak perlu khawatir.
"Oh ya udah. Tapi kalau kamu kecapean bilangan ya, biar mas minta waktu sebentar untuk kamu istirahat," ucap Revano pada istrinya. Mendengar ucapan Revano membuat Riska semakin merasa disayang oleh suaminya.
"Iya Mas," jawab Riska dengan suara lembutnya, dan entah kenapa rasa lelah yang dia rasakan pun menguap begitu saja karena perhatian Revano.
Acara pun terus berlanjut sampai malam, dan tepat pertengahan malam resepsi pernikahan Revano dan Riska pun selesai, para tamu undangan pun sudah pergi meninggalkan gedung tempat diadakannya resepsi pernikahan Revano dan Riska.
Setelah keluarganya pulang, kini Revano dan Riska pun memasuki kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh tim WO tempat Revano dan Riska mengadakan Resepsi pernikahan mereka.
"Kamu pasti cape banget ya Yang?" tanya Revano yang melihat istrinya duduk bersandar disandaran sofa, sambil memejamkan matanya saat Revano baru saja keluar dari kamar mandi. Karena tadi Riska memilih untuk duduk lebih dulu sebelum membersihkan diri karena kakinya terasa pegal. Jadi Revano lebih dahulu membersihkan diri dan membiarkan istrinya duduk lebih dulu untuk mengistirahatkan dirinya lebih dulu.
"Iya Mas, kakiku rasanya pegal banget," jawab Riska, yang kini sudah membuka matanya dan duduk dengan tegap. Mendengar ucapan Istrinya Revano langsung menghampirinya dan berlutut disamping Sofa yang diduduki oleh Riska. Lalu Revano pun memijit kaki Riska dengan lembut.
"Eh, Mas gak usah nanti juga mendingan kok cuma perlu diistirahatkan sebentar," ujar Riska mencoba menghindarkan kakinya dari jangkauan tangan Revano karena merasa tidak enak.
"Gak apa-apa sayang, jangan merasa sungkan kamu kan sekarang istriku jadi sudah kewajibanku membuatmu nyaman dan bahagia," ucap Revano sambil terus memijit kaki Riska.
Ucapan Revano membuat Perasaan Riska menghangat, dia tidak menyangka bahwa Revano akan memperlakukannya dengan begitu baik dan manis.
"Makasih Mas, sudah mau menerima aku. Aku merasa jadi wanita yang paling beruntung karena bisa memiliki suami seperti Mas," ucap Riska sambil tersenyum pada suaminya.
"Jangan berterima kasih sayang ini sudah kewajibanku sebagai suami," ujar Revano. Lalu mereka berdua pun saling tersenyum karena kebahagiaan dalam berumah tangga, yang mulai malam ini akan mereka jalani.
Setelah beberapa menit Revano memijit kaki Riska. Kini Riska pun meminta izin untuk membersihkan diri, karena memang kini sudah dini hari.
"Aku mandi dulu ya Mas, udah gak enak banget ini badan," ucap Riska yang dijawab anggukan oleh Revano yang kini sudah duduk di Sofa. Riska pun langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit kemudian Riska pun keluar dengan hanya mengenakan gaun tidur yang diberikan oleh Seara. Melihat sang istri baru saja keluar dari kamar mandi dengan gaun sexsi dan agak tipis. Revano hanya bisa menatap Istrinya dengan penuh kekaguman. Riska yang merasa diperhatikan pun hanya bisa menunduk malu, iya sadar dengan apa yang dia pakai. Tapi itu tidak berdosa kan? Toh dia memakai itu hanya dihadapan Suaminya.
"Mas jangan menatapku seperti itu dong," cicit Riska saat melihat tatapan Revano. Membuat Revano sadar dari keterpakuannya saat melihat istrinya yang sederhana. Namun dimalam pertama mereka Riska begitu cantik mempesona dan tentu saja sangat menggoda iman.
Revano pun beranjak dari duduknya, lalu dia menghampiri Riska yang masih diam dihadapan Revano sambil menundukkan kepalanya karena masih merasa malu.
"Apa kamu lelah malam ini?" Tanya Revano yang kini sudah ada dibelakang Riska dan memeluknya dengan erat.
"A-aku memang lelah Mas, tapi aku tidak akan menolak jika Mas menginginkan hak Mas malam ini," jawab Riska dengan tersipu malu.
"Kalau begitu kita tunda saja, kan masih ada malam-malam yang lain," ujar Revano karena tidak tega melakukan malam pertama saat Istrinya dalam kelelahan setelah acara resepsi pernikahan mereka.
Saat Revano akan melepaskan pelukannya dan mengajak Riska tidur. Dengan sigap Riska menahan tangan Reno yang akan terlepas dari rengkuhan ditubuhnya.
"Aku serius Mas. Aku gak apa-apa kok aku udah siap, akan sangat berdosa jika aku sampai membuat mas kesakitan karena tidak bisa menyalurkan hasrat Mas," ucap Riska kali ini dia berbalik dan berani menatap wajah sayu sang suami karena menahan hasratnya.
"Kamu yakin Yang?" tanya Reno meyakinkan apa yang baru istrinya ucapkan. Riska mengangguk sambil tersenyum manis pada Revano. Dan akhirnya Revano pun memulai aksinya di malam pertama mereka.
"Aku akan melakukannya dengan lembut. Aku tahu ini yang pertama bagimu, karena ini juga pertama kalinya bagiku," ucap Revano yang dijawab anggukan malu-malu dari Riska.
Akhirnya malam pertama mereka pun terjadi dengan penuh kelembutan. Membuat Riska merasa begitu dihargai oleh Suaminya.
******
Beberapa bulan pun berlalu dengan cepat, kebahagiaan Riska kini lengkap sudah, kini dia tengah mengandung anak pertamanya dengan Revano dan Revano begitu bahagia, dia selalu menjaga Riska dengan baik dan selalu siaga di kehamilan Riska yang kini sudah berusia 6 bulan.
Hari-hari pun dilewati Riska dan Revano dengan penuh kebahagiaan, apalagi kini mereka tengah menunggu hadirnya buah hati mereka yang akan lahir 3 bulan lagi.
"Mas.."
"Hmm, apa sayang?"
"Pengen ke rumah Mamih, kangen sama Mamih udah 2 bulan loh gak main kerumah Mamih," ucap Riska dengan manja. Memang dua bulan ini Reina sangat sibuk dengan pasiennya yang memang kebanyakan dari luar kota.
"Terus?"
"Kita main yuk ke rumah Mamih, mumpung Mamih lagi free dirumah. Lagi istirahat," ucap Riska.
"Mamih aja ya yang suruh main kesini," bujuk Revano. karena perjalanan dari rumahnya kerumah orang tuanya cukup memakan waktu, Revano tidak ingin Riska kelelahan karena Dokter kandungannya menyarankan agar Riska banyak istirahat dan sementara tidak boleh melakukan perjalanan jauh.
"Gak mau Mas, maunya main kerumah Mamih, kasihan Mamih kalau dia harus kesini kan lagi istirahat," rajuk Riska dengan manja membuat Revano luluh dan akhirnya dia setuju untuk pergi kerumah orang tua Revano. Yang sudah Riska anggap seperti orang tuanya sendiri.
"Ya udah kamu siap-siap gih, Mas mau selesaiin kerjaan Mas dulu dikit lagi, biar disana kita bisa santai dulu," ucap Revano yang di setujui oleh Riska. Dengan antusias Riska pun menuju kamarnya.
"Jangan lari Sayang, hati-hati loh kasihan dedeknya," peringat Revano saat Istrinya terlihat berlari kecil saat akan menuju kamarnya.
Mendengar ucapan Revano. Riska hanya tersenyum lalu berjalan perlahan menuju kamarnya.
Setelah bersiap mereka berdua pun memasuki mobil Revano. Dengan memberi pesan pada dua pelayannya untuk tidak menyiapkan makan siang dan juga makan malam. Karena Revano dan Riska berencana akan menginap di rumah Orang tua Revano.
Kini Revano pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena dia tengah membawa ibu hamil disampingnya.
"Mas nanti sesampainya di rumah Mamih aku pengen dibikinin rujak serut ya? Yang kayak Mamih bikin waktu Mamih dan Seara main kerumah kita," ucap Riska dengan manja.
"Iya terserah kamu sayang," ucap Revano.
"Yang pake sabuk pengamannya dong jangan kayak gitu," lanjut Revano yang melihat istrinya belum juga memakai sabuk pengaman.
Revano pun sedikit menoleh pada Istrinya, dan tanpa dia sadari dari arah belakang ada yang menabrak mobilnya. Hingga mobil yang Revano kendarai oleng dan karena tidak ingin menabrak kendaraan yang berada didepannya Revano pun membanting stir hingga berakhir menabrak pembatas jalan. Untung saja mereka belum jauh dari komplek perumahan tempat tinggal mereka hanya mereka tengah berada di area jalanan yang akan menuju jalan raya.
Brakk
Suara benturan mobil pun terdengar begitu mengerikan bagi yang mendengarnya.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top