Sci-fi: Semesta [Adin]


"Aku sudah mulai lelah," keluh Rehan.

"Apa kau lelah, Nona Vivi?" tanya Rehan kepada gadis yang tengah memainkan ponselnya.

Vivi pun melirik ke arah Rehan. Ia pun berkata, "Tidak." Setelah berkata seperti itu, Vivi pun melanjutkan kegiatannya.

Rehan hanya bisa memakluminya, Vivi memang menjadi anak yang pemalu. Selain pemalu, dia juga pintar. Saat itu, Rehan pernah melihat Vivi sedang membaca beberapa buku "berat".

"Apa kau akan menunggu lebih lama lagi, prof?" tanya Rangga yang baru saja datang.

"Entahlah. Ini malam kedua belas aku menunggunya. Tentu saja akan menjadi mukjizat kalau para astronom memecahkan soal itu dengan tepat, meski mereka sudah mengantisipasinya selama bertahun lamanya," ucap Rehan.

Rehan sudah mengatur teleskop kecil di jendela, dan di bawah mereka terhampar peta berhias lampu-lampu. Jalanan ramai, sebagaimana setiap malam sejak tanggal lima bulan ini, ketika bintang atau matahari baru besar itu disangka akan tampak. Sebagian profesor tidak percaya bawah alam semesta sangat luas.

Terdapat argumennya, bahwa alam semesta pasti memiliki pusat, yaitu poros untuk revolusinya. Bulan berrevolusi mengelilingi bumi, sistem planet berrevolusi mengelilingi matahari, tata surya berrevolusi mengelilingi salah satu bintang tetap, keseluruhan sistem ini pada gilirannya berrevolusi mengelilingi suatu titik lebih jauh. Tapi progresi semacam ini pasti berhenti di suatu tempat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top