Setelah berpamitan kepada bunda Raka, Skala langsung saja menyusul Raka menuju motor laki-laki itu. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, sepasang kekasih itu masih saja asyik berboncengan menyusuri gelapnya malam.

"Raka, emang hantu beneran ada?"

"Ada."

"Di mana? Kok aku enggak pernah liat?" Raka menggelengkan kepalanya singkat. Kebanyakan orang justru paling tidak mau bertemu dengan makhluk halus, tapi kenapa kekasihnya sangat penasaran?

"Emang berani kalau liat?"

"Enggak tau, 'kan belum liat, jadi belum bisa nilai," balas Skala.

"Udah diem, sebentar lagi lewat kuburan, nanti tiba-tiba nongol emang mau?" peringat Raka membuat Skala sedikit cemberut. Jujur, gadis itu sangat penasaran dengan makhluk yang bernama setan itu.

"Raka, itu kenapa malem-malem gini ada yang berdiri di tengah kuburan? Emang enggak takut?" tanya Skala sembari memfokuskan matanya, walaupun semakin lama ia semakin menjauh karena Raka menambah kecepatan motornya.

"Udah diem, jangan liat lagi."

Skala bingung, namun tak urung ia menuruti ucapan Raka. Tidak berselang lama, tiba-tiba saja motor Raka mogok. "Baca ayat kursi, La!" titah Raka. Skala mengangguk kemudian menengadahkan tangannya. "Bismillahirrahmanirrahim ... gimana bacaannya, Ka? Aku lupa hehe," ucap Skala sembari terkekeh pelan.

Baru saja Raka ingin menjawab pertanyaan Skala, tiba-tiba saja lampu sennya hidup. "La, kayaknya setan yang tadi kamu liatin marah, deh."

SELESAI