"Sayang, dingin gak?"

"Enggak, kok."

Malam ini, Rehan dan Vivi berjalan-jalan di tengah kota. Namun, saat mereka sedang mengobrol kecil, terdengar suara motor yang sangat berisik.

"Sayang, mereka siapa?" tanya Vivi saat melihat ke kaca spion terlihat sebuah geng motor yang sepertinya tengah mengejar mereka.

"Oh, shit!"

"Pegangan!" suruh Rehan. Vivi pun dengan cepat memeluk Rehan dan Rehan pun langsung menancapkan gasnya dengan cepat.

Namun sialnya, mereka terus saja mengikuti Rehan dan Vivi. Tak lama, Mereka berdua sudah di kelilingi oleh geng motor tersebut. Rehan pun memberhentikan motornya.

"Ada perlu apa?" tanya Rehan.

"Serahkan cewek yang ada di belakang lo," jawab salah satu dari mereka.

"Tidak bisa, dia kekasih saya. Kalau mau mengambil dia, langkahin dulu saya," ucap Rehan.

"Serang!"

Terjadilah baku hantam sepuluh orang lawan satu. Vivi sungguh panik,  Rehan sudah pasti kalah karena jumlah mereka lebih banyak. Ia sangat ingin memberhentikan perkelahian tersebut, namun apa yang bisa ia buat?

Kondisi Rehan sudah benar-benar tidak memungkinkan untuk melanjutkan perkelahian tersebut. Dan ya, Rehan tumbang! Sesuai dugaan Vivi. Namun, Rehan tetap saja menghajar geng motor tersebut. Vivi pun dengan cepat menelepon polisi.

Tak lama, terdengar suara mobil polisi dan geng motor tersebut pun dengan cepat langsung bubar.

"Bubar!"