STORY LINE

Layar notifikasi menampilkan bagian baru dari cerita yang sedang kubaca telah diperbarui, akhir-akhir ini aku sering menghabiskan waktu malamku untuk membaca cerita misteri di media online.

Seperti sekarang, sekitar pukul sebelas malam aku masih meringkuk menatap layar ponselku. Aku sengaja membaca cerita misteri malam-malam seperti ini karena menurutku suasananya lebih mendukung ditambah lagi suasana sepi jadi membuatku dapat merinding lebih dalam lagi.

Kali ini cerita yang kubaca tentang seorang pemimpin perusahaan musik yang bekerja sama dengan iblis untuk mendapatkan keuntungan dengan menukar sebuah tumbal, ya bisa dibilang pesugihan jika hal itu masih ada.

‘Baiklah, sepertinya untuk kali ini aku ingin membacakan cerita yang kubaca. Kalian tidak keberatan kan?'

Cerita berawal dari persaingan industri musik Korea Selatan yang benar-benar ketat, beberapa perusahaan tersebut tergilas habis oleh perusahaan raksaksa karena terlilit oleh hutang.

Hal itupun menimpa perusahaan Lilmeow Entertainment, pemilik perusahaan tersebut Lee Byun Hyuk  terpaksa harus berhutang ratusan juta untuk grup asuhannya. Namun, karena peminat musik yang tidak sesuai dengan grup tersebut mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan.

Ia termakan iming-iming investasi dan berakhir dengan hutang yang menumpuk di mana-mana, bukan hanya hutang di bank saja tapi hutang dari beberapa rentenir ilegal. Aset perusahaannya di sita oleh bank, dan tepat pada malam gedung perusahaan disita, seorang trainee perusahaan tersebut ditemukan tak bernyawa setelah terjun dari atap gedung.

Belum selesai di situ, komplotan pria berbadan besar tiba-tiba menerobos ruang CEO Lee Byun Hyuk dengan paksa, mereka mengacak seluruh gedung dan memukuli pemimpin perusahaan tersebut. Masa tenggang pelunasan hutangnya sudah lewat beberapa hari, dan membuat para preman tersebut murka karena mereka tak dapat membayarnya.

Aku menelan ludahku gugup, tadinya aku terpikir untuk menjadi seorang idol. Tapi aku jadi ragu setelah membaca cerita ini, aku jadi terpikir bagaimana kalau aku berada di posisi mereka? apa mungkin aku juga akan berakhir bunuh diri?

Setelah preman tersebut pergi dan mengancam akan membunuhnya jika tidak melunasi semua hutangnya sebelum akhir pekan, Lee Byun Hyuk berusaha mencari cara untuk mendapatkan uang dengan cepat.

Sampai dirinya teringat tentang perusahaan milik temannya, MS entertainment yang telah menjadi perusahaan besar dalam semalam. Ia memberikan saran tentang jin yang dapat mengabulkan permohonan kita.

Lee Byun Hyuk teringat dengan desas-desus desanya tentang jin yang tinggal di gudang ruang serbaguna di sana, dengan tergesa ia menaiki mobilnya mengabaikan tentang hal tersebut yang mungkin saja hanya omong kosong.

Langit malam di tutupi awan mendung, dengan diselimuti udara dingin Byun Hyuk melajukan mobilnya dengan cepat. Sampai tak terasa jalanan semakin sepi masuk ke dalam hutan, gelegar petir mulai bersahutan dan akhirnya menurunkan hujan yang begitu deras.

Sinar lampu mobilnya menyorot penuh di sepanjang jalanan yang sepi, ia menyipit melihat gudang serbaguna desanya sudah di ujung jalan. Ia menerobos hujan memanggil jin tersebut.

“Tuan jin!! Tuan jin!! aku membutuhkanmu.”

Tak terdengar bunyi sahutan, hanya suara petir yang terus bersahutan. Sampai cahaya kilat menyambar kaca dalam gudang tersebut.

Tubuhnya mengejang terkejut, dengan tubuh yang basah bercampur keringat gelisah. Ia melihat sesosok mahluk bertubuh manusia dengan kepala berbentuk babi.

“Ada apa kau mencariku?”

Lee Byun Hyuk terkejut bukan main, melihat seorang manusia berkepala babi berbicara dengan suara layaknya manusia. Ia meneguk ludahnya kasar.

“Tolong bantu aku…”

...

“Wah, serius apa zaman sekarang masih ada yang percaya sama hal kaya gitu?” Aku termenung tentang pemimpin perusahaan tersebut yang bertemu dengan jin aneh itu.

Aku mengelap keringat di pelipisku, karena memang tak bisa dipungkiri cerita ini lumayan mebuatku tegang sendiri membacanya. Lalu, aku memutuskan untuk pergi ke toilet untuk menuntaskan buang air kecil yang kutahan karena penasaran dengan cerita ini.

Dengan tergesa aku berjalan ke arah toilet di bagian belakang rumahku, tergesa-gesa kubuka knop pintu namun tubuhku meremang seketika, aneh karena pintu tak bisa dibuka.

Satu hal yang kuingat pintu kamar mandi hanya dapat dikunci dari dalam itupun kalau ada yang menggunakannya, namun masalahnya tidak ada satupun manusia di rumahnya kecuali diriku sendiri.

Sekujur tubuhku bergidik, panas menjalar dari jantungku dengan detup yang sangat cepat. Tanganku yang gemetar masih berusaha untuk membuka pintu tersebut. Aku berusaha memutarnya dengan kencang, dan untungnya berhasil terbuka.

Mataku gelap memandang kedepan, tidak ada sikat gigi merah jambu milikku atau bathub dengan beberapa karet bebek di dalamnya. Suasana gelap menyambut netraku, terlihat lapangan luas dengan rumput hijau.
Langitnya gelap gulita dan sunyi, tak ada rimbunan awan yang menutupi langit hanya ada cahaya kuning penuh seperti bulan purnama. Sejauh mata memandang aku menangkap gudang kecil di tengah lapangan tersebut.

Dengan penasaran aku tergoda untuk datang kesana, ada cahaya hangat terlihat dari dalam, salah satu yang menjadi alasanku tergoda untuk melihatnya. Aku melangkahkan kaki telanjangku dengan perlahan.

Lapangan tersebut ditutupi rumput basah, tak ada apapun disekitarku sangat sunyi. Namun, entah kenapa di tengah kesunyin pada tempat tersebut gudang kecil terlihat ramai dan menggoda. Untuk kesekian kalinya aku melangkah hingga akhirnya sampai di depan gudang tersebut, melupakan fakta bahwa toilet rumahku berubah menjadi lapangan misterius.

Kuintip pada jendela rendah tempat tersebut, ada bau lilin menyengat indra penciumanku. Bayang-bayang terlihat ramai lalu lalang namun tak ada sedikitpun suara yang dihasilkan dari dalam.

‘Kenapa ini aneh sekali?’ pikirku.

‘Sepertinya aku harus kembali.’

Belum sempat aku berbalik, suara kikikan terdengar tepat di samping telingaku. Tanpa pikir panjang aku terbirit untuk kembali pada pintu toilet. Aku berlari seperti orang kesetanan, sangat cepat bahkan melupakan rasa nyeri di telapak kaki, kurasa lecet dan tergores kerikil.

Semakin dekata kumenjangkau pintu toilet, namun dengan sekejap mata pintu toilet rumahku lenyap. Aku panik bukan main, kakiku berlari semakin jauh berusaha untuk mencari keberadaan pintu toilet.

Nihil, aku tak menemukannya sama sekali.

Aku hampir menangis, sampai akhirnya aku melihat seorang pria tambun dengan stelan jas tengah berjalan ke arah gudang tadi.

“Tunggu-tunggu!!” teriakku panik.

Nafasku tersengal, menunduk menahan lelah karena berlari hingga aku sampai di hadapan pria tersebut, syukurlah.

“Hei, nak kau kenapa? tenanglah-tenanglah, tarik nafas perlahan lalu buangkan.”

Setelah nafasku kembali normal, aku meraih lengan pria tersebut.

“Paman, paman tolong aku"

“Aku ingin pulang,” ucapku dengan rasa takut yang masih menyelubungi diriku.

“Iya, nanti kuantar pulang tapi sebelumnya antarkan aku ke dalam gudang itu ya?” Aku melihat senyum lebar dari pria tersebut, terlihat menyeramkan namun tetap membuatku diriku senang karena aku bisa pulang.

Decit pintu terbuka dengan lebar,  sinar cahaya lilin menyerap gelap gulita dari luar ruangan. Tubuhku bergidik melemas melihat pemandangan di hadapanku, sosok manusia berkepala babi tengah mengorek tubuh manusia. Darah bercecar kemana-mana, kakiku lemas bukan main tak sanggup lagi menahan beban tubuhku.

Mahluk tersebut mengarahkan pandangannya pada kami, ia menyeringai diakhiri suara tawa menggelegar. Pria di sampingku ikut tertawa membuat suasana semakin menyeramkan.

“Terimakasih ya, namaku Lee Byun Hyuk.”

.
.
.
.
.
.
.
fin~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top