5
Bella menggeliat tak nyaman. Saat menyadari, bahwa tempatnya sedikit tak luas. Melihat pergerakkan Bella, Sean pun mendekat.
Bella pun terbangun dan sedikit terkejut. Mendapati bahwa jarak wajahnya dengan wajah Sean sangatlah dekat.
"Kyaa!!"
Jdug..
"Aww" ringis Sean dan Bella bersamaan.
Saat reflek bangun, kepala Bella membentur kepala Sean dengan cukup keras. Membuat kedua orang itu meringis kesakitan.
"Ma-maaf!!" Ucap Bella sambil menunduk. Salahnya yang bangun tiba-tiba. Dan lagi, bagaimana Bella bisa tertidur di sofa?
"A-apakah aku tertidur?" Tanya Bella.
Sean hanya menatapnya datar, "lupa?"
Bella berusaha mengingat, namun nihil. Entah bagaimana ceritanya, dia tak mengingat apa-apa. Kecuali mimpi anehnya. Ketika ia bermimpi tentang seseorang, yang amat familiar.
Bella menggeleng lemah, "tidak.."
"Setelah mengetuk pintu, kau pingsan" jelas Sean.
Lagi-lagi Bella meminta maaf. Namun dia juga masih bingung. Bagaimana ia bisa pingsan.
"Kau memanggilku kenapa?" Tanya Bella.
"Benarkah?" Tanya Sean.
Bella terdiam. Bukankah kata pelayan tadi, Sean memanggil Bella? Atau dia salah ingat?
"K-kata Pelayan, kau memanggilku.."
Sean kembali duduk di kursi kerjanya, "aku tak melakukannya"
Bella mendengus. Apakah pendengarannya mulai eror? Atau yang tadi hanyalah bagian dari mimpi?
"A-aku akan keluar.." Bella beranjak dari sofa. Namun suara Sean menahannya.
"Tunggu.."
Bella membalikkan badannya. Memperhatikan Sean yang sedang mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Bella.
"A-apa ini?" Tanya Bella.
"Gaun.. ukurannya tak muat dengan siapapun" jelas Sean.
Bella kira, Sean sadar akan ukuran Bella dan Reina yang memang sama. Apakah Sean benar-benar tidak tau? Atau memang sengaja memberikannya ke Bella?
"T-tapiㅡ"
"Kalau tak suka kau boleh buang" Laki-laki itu langsung kembali dan melanjutkan pekerjaannya.
"Aku akan menyimpannya. Terima kasih" Bella memeluk kotak itu dengan erat dan langsung keluar dari ruang Sean.
Dan Bella pun jadi bimbang. Pakaian mana yang akan dia pakai? Milik Haruto atau Sean?
"Pakai saja punya Sean" pinta Seseorang. Bella pun menengok kearah sumber suara.
"Kenapa? Kau sudah membelikanku dress itu" Bella menghela nafas pelan.
"Tak apa.. kau bisa memakainya lain waktu"
Bella memejamkan matanya. Apakah karena nama keluarga Sean, makanya Haruto begitu? Lagipula, bukannya Haruto tahu kalau Bella tak suka memakai gaun?
"Baiklah.. aku akan memakainya lain waktu" Bella berjalan pergi. Meninggalkan Haruto disana. Tujuannya adalah kamarnya. Ia ingin memeriksa tentang sesuatu.
"Aku harap ini bukan gaun ribet dan menyebalkan" gumam Bella.
~***~
Bella menatap bajunya dengan takjub. Gaun simple tanpa membutuhkan korset. Tanpa renda-renda menyusahkan dengan warna hitam keunguan yang paling dominan. Warna emas dibagian lenganpun menambah kesan elegant.
Ditambah sepatu hitam yang lumayan tinggi dengan garis-garis berwarna emas dan sarung tangan hitam transparan sesikut.
"astaga! Ini beneran?" ujar Bella sedikit tak percaya.
Kemudian terdengar ketukan pintu dan memunculkan Kiera disana.
"ada apa?" tanya Bella
Kiera sedikit gugup saat melihat Bella, "m-maaf.. kukira ada Sean"
Bella mengernyitkan dahinya. Heran.
"Sean ada diruangnya" ucap Bella.
Kiera dengan cepat menutup pintu kamar Bella. Kemudian, beberapa menit kemudian pintu kembali dibuka dengan kencang.
"SEAN GAWA— ah.. maafkan aku" Milea segera menutup pintu.
Bella kembali heran. Setiap bebera menit, beberapa pelayan datang untuk memanggil Sean. Dan itu adalah hal yang cukup aneh. Untuk apa juga mereka ke kamarnya hanya untuk mencari Sean? Mau apa juga Sean dikamarnya?
Ketukan kembali terdengar. Pintu pun kembali terbuka untuk kesekian kalinya.
"tidak ada Sean disin—Sean!!" Bella terkejut bukan main. Dirinya tengah tertidur malas dikasur dengan posisi yang kurang sopan, dan Sean ada di pintu menatap dirinya aneh. Dengan cepat Bella merubah posisinya.
"a-ada apa?" Bella cukup gugup. Tak ada yang pernah melihat posisi barusan. Bahkan keluarganya pun tidak.
"maaf" lalu setelah itu dia langsung menutup pintunya.
Bella mematung sebentar. Apakah Sean ke kamarnya hanya untuk meminta maaf? Dan kenapa Sean meminta maaf? Apa karena kejadian barusan? Atau karena semua orang yang mencari Sean dikamarnya? Dan kenapa malah Sean yang meminta maaf?
Bella pun berinisiatif untuk mengejar Sean. Namun saat membuka pintu kamarnya, Bella sedikit terkejut karena mendapati Reina.
"ada apa?" tanya Bella.
"bawa pakaian dan aksesorismu ke kamarku. Kutunggu" lalu setelah itu Reina pergi.
Bella kembali masuk kedalam. Mengambil kotak gaunnya dan antingnya. Kemudian berjalan ke kamar Reina dan langsung duduk disofa.
"pesta dimulai sore hari. Mandi disini lalu pakai baju. Aku dandani" ujar Reina.
Bella awalnya ragu. Ia tak pernah mandi kamar orang atau rumah orang. Untuk mandi di kamarnya saja masih ada perasaan gugup. Namun akhirnya ia memutuskan untuk mandi. Tak lupa keramas memakai shampoo Reina yang sangat wangi baginya.
Setelah mandi, ia langsung memakai gaunnya. Sangat pas ditubuhnya. Rambutnya ia keringkan dengan hair dryer.
"duduk disini" Reina menarik kursi dandannya. Bella langsung duduk diam. Sambil menatap Reina dari cermin.
Reina mulai mencepol rambut Bella dan memasang bandana untuk menahan poni Bella, "bersihkan dulu wajahmu dengan ini. Aku akan mengambil beberapa peralatan"
Bella mengambil beberapa lembar kapas dan membersihkan wajahnya yang memang sudah bersih dari awal. Jadi dia hanya membersihkannya asal.
Reina yang sudah kembali langsung geram melihat Bella. Dia pun merebut kapas dari tangan Bella, "lakukan dengan benar!"
Bella hanya pasrah. Setelah itu, Reina memutar kursi agar menghadap dirinya. Memoleskan segala macam make up. Dari bedak, eye shadow, maskara, eyeliner dan lain-lain.
"a-aauwhh p-pelan-pelan.. perihh" air mata Bella keluar saat dipakaikan eyeliner. Baginya, itu sangatlah perih.
"tahan air matamu.. Semakin kamu menangis, semakin membuatku harus mengoleskannya lagi. Jadi bertahan" Reina kembali mengoles eye liner yang sudah luntur untuk kesekian kalinya. Setelah itu, ia langsung mengoleskan lipstick dengan tipis agar tidak terlalu mencolok.
Lalu, Reina langsung melepas bandana dan mulai mendandani rambut Bella. Gaya rambut dikuncir kebelakang namun juga ada yang dibiarkan bebas. Beberapa helai rambut sengaja di keritingi dengan Curly yang sudah panas. (Bener gak si? Nama alat yang kayak tabung ituloh.. buat ngeritingin rambut kayak catok :v)
"selesai" ucap Reina saat selesai memasang anting.
Bella sedikit kagum saat menatap panulan dirinya. Sedikit tak percaya.
"i-ini aku?" tanya Bella.
Reina tersenyum puas melihat karyanya. Makeup tak terlalu tebal memang cocok untuk usia Bella yang masih sangat muda.
"jangan keluar sebelum disuruh. Siapapun itu yang meminta. Kecuali Sean, baru kau boleh keluar."
Bella mengangguk. Mungkin ini yang terbaik. Daripada bersama orang yang tidak dikenal.
"jika orang bertanya tentang hubunganmu dengan Sean, tinggal bilang kalau kau itu sumbernya—"
"sumber?"
"jangan memotong! Dengarkan aku!" bentak Reina yang langsung membuat Bella bungkam.
"cukup bilang begitu! Tak usah bertanya yang berlebihan. Aku akan pergi ke kamar Kak Milea"
Reina langsung keluar. Bella pun langsung pindah dan duduk dipinggir kasur. Dia masih enggan memakai sepatunya. Hanya menatap kosong kearah lantai. Bella menghela nafas kasar dan memejamkan kedua matanya. mengatur nafasnya yang sudah mulai tidak teratur. Jantungnya juga sedikit berdegup kencang saat menyadari penampilannya. Bukan tak suka, hanya takut..
'semoga aku tidak membuat kesalahan yang fatal...'
♡~♡
Aduch updatenya kecepetan :v
Kenapa? Sengaja. Karena senin mau TO takut kelupaan Update. HAPPY READING GAYSS!!
Regards,
BlueCat87
16.02.18
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top