19
Beberapa menit yang lalu..
Bella menghela napas saat Reina menutup pintu kamarnya. Dan sekarang indera penciumannya dipenuhi dengan bawang.
Entah sejak kapan dia menjadi bagian didalam masalah Vampire. Padahal awalnya ia hanya manusia numpang lewat yang secara tidak sengaja ditolong oleh Vampire.
Sudah pulang kerumah, namun entah bagaimana ceritanya ia kembali lagi kesini. Seakan garis takdir terpasang diantara Bella dan Vampire. Menarik mereka sehingga mereka tak bisa terpisah walau sejauh apapun jarah memisahkan mereka.
Bella berjalan keluar kearah balkon. Menikmati angin yang berhembus. Setidaknya, angin tidak menghembuskan bau bawang yang menyengat. Kemudian saat menatap kebawah, ia melihat seseorang. Seorang laki-laki bersurai hitam yang sangat dikenalnya. Bagaimana tidak? Laki-laki itu terus muncul di mimpinya belakangan ini. Bella pun mengambil inisiatif untuk keluar.
Namun saat ia sudah menggapai gagang pintu kamarnya, ia ragu. Ia di suruh menunggu.
"Ah yasudah.. daripada kehilangan.."
Bella memilih keluar. Ia menengok kiri dan kanan seperti hendak menyebrang. Saat dirasa aman, ia menenteng gaun tidurnya. Salahnya karena lupa berganti pakaian. Namun saat hendak melewati ruang pertemuan dan menuruni tangga, suara perempuan yang tak dikenalnya membuat dia tertarik dengan pembicaraannya.
Bukan bermaksud menguping, namun rasa keingintahuannya membuat Bella terpaksa menguping.
"Kemana dia?"
Bella menempelkan telinganya di pintu sambil mengkerutkan keningnya.
'Dia siapa?' Batin Bella.
"Jikalau maksud anda adalah Pangeran Sean, beliau sedang keluar"
Suara Rash terdengar tak lama setelah itu. Ia sedikit heran dengan gaya bicara Rash yang kelewat sopan. Apakah yang sedang menjadi lawab biacara Rash adalah seseorang berpangkat tinggi? Ratu misalnya?
"Gunakan saja bahasa sehari-hari kalian. Aku suka cara kalian berbicara satu-sama lain. Tidak formal namun masih terdengar sopan"
Sepertinya memang Ratu. Namun Ratu yang ramah. Mana ada Ratu jahat yang mau berbicara dengan bahasa sehari-hari?
"Namun bukan dia yang kumaksud.. pasti kalian juga sadar siapa yang kumaksud bukan?"
Bella kembali mengkerutkan dahinya. Sambil berfikir keras siapa orangㅡVampire yang dimaksud.
"Reina sedang ada urusan!" Kini Kiera yang bersuara. Sepertinya Bella sudah menebak siapa orang yang dimaksud.
Perkiraan Bella, didalam ada Rash, Kiera dan Milea. Walau ia belum dengar suara Milea, namun ia yakin Milea ada didalam. Dan perkiraan Bella, Ratuㅡatau siapapun yang berada didalam sana bersama mereka, tidak mencari keberadaan Reina. Yang otomatis, orangㅡVampire yang dicarinya hanya merujuk kesatu orangㅡHaruto.
Karena Bella belum melihat Haruto sama sekali dari kemarin (?)
"Tak usah berakting seperti itu. Kau melakukan hal itu seperti kita baru kenal saja, sepupu.." perempuan itu terkekeh. Dan ucapannya itu membuat Bella sadar. Pantas saja warna rambut Kiera merah, mereka sepupu. Namun Bella mengernyit. Perempuan yang tak diketahuinya seperti merendahkan Kiera. Buktinya? Dia menekankan kata sepupu. Ditambah suara kekehan yang sangat meledek. Rasanya Bella ingin mendobrak pintu ini.
"Kalian tentu mengerti arah pembicaraanku bukan? Maksudku adalah si pengkhianat ituㅡ"
Oke. Kesabaran Bella habis. Ia akan mendobrak pintu ini dan teriak sekencengnya kalauㅡ
"HARUTO BUKAN PENGKHIANAT!"
Jantung Bella berhenti berdetak.. sementara..
Suara Milea menggelegar dan membuat Bella jantungan. Ditambah, seseorang menepuk pundaknya.
"Siapa kau?"
Seorang Prajurit dengan baju Zirah yang lengkap.
Bella menelan salivanya dengan kasar.
Iris prajurit itu berubah menjadi merah dan menyala saat menatap perban dikepala Bella. Disana ada sisa darah kering.
"Manusia.." lirih prajurit itu dengan suara yang rendah.
Dibelakang prajurit itu, sudah ada prajurit lain yang menatap lapar kearah Bella.
~***~
BRAKKKK..
Milea, Rash dan Kiera dikejutkan dengan pintu ruangan yang terbuka paksa. Dan disana, Bella terjatuh dan terlempar kedalam. Ia meringis kesakitan. Luka dikepalanya kembali terbuka.
Victoria terkejut dengan kedatangan Bella. Ditambah wangi manis darah Bella, membuat iris mata merahnya menyala.
"Manusia.."
"BELLA!!" Milea berlari menghampiri Bella. Membantu Bella untuk bangun.
"Lapor Ratuku.." Prajurit itu berlutut dan meletakkan tangannya diatas dada, "kami menemukan manusia dirumah ini"
Victoria beralih menatap Bella. Dan ia menangkap Milea tengah menatapnya dengan penuh benci.
Victoria bangkit dan bertepuk tangan.
"Apa yang kutemukan? Manusia di sini? Apakah dia sumber kalian? Terlihat tubuh kalian tambah sehat.."
Victoria berjalan mendekat. Namun langkahnya terhenti karena Kiera melesat kedepannya, "jangan dekati dia!"
"Kau memerintahku? MEMERINTAHKU?!" Bentak Victoria. Yang jelas, Nyali semua vampire disitu langsung menciut.
"Aku tau dia bukan sumber kalian. Kulitnya pucat bukan karena kekurangan darah akibat disedot Vampire. Ah, sepertinya aku pernah melihatnya. Di pesta dansa? Dia yang berada disamping Sean bukan? Teman kalian?"
Kiera dan Milea hanya menunduk.
"Maaf tapiㅡ"
"AKU TAK MENYURUHMU BICARA!" Bentak Victoria ke Rash. Rash hanya menunduk.
Victoria mengaktifkan kekuatannya. Iris rubynya menyala. Ia menatap kearah Kiera dan Milea.
"Minggir"
Dan ajaibnya mereka menurut. Tubuh mereka berada dibawah kendali fikiran Victoria.
Victoria berjongkok dan meraih dagu Bella. Mengarahkan wajah Bella kehadapannya. Namun Bella menutup matanya. Menyembunyikan langit malam yang indah dibalik kelopak mata.
"Buka matamu dan tatap aku"
Bella menggeleng lemah.
Victoria kembali menggunakan kekuatannya, "buka matamuㅡ"
"Lepaskan dia.."
Sean mencengkram tangan Victoria.
Victoria menoleh dan menemukan adik kesayangannya sedang menatap dirinya dengan penub kebencian.
"Kenapa? Dia siapamu? Makanan? Aku tak akan percaya jika kamu bilang begituㅡ"
Sean menarik Bella dari genggaman Victoria. Bella yang merasa tubuhnya tertarik pun sedikit meringis saat hidungnya menabrak dada Sean. Sean mencengkram pundak Bella.
"Bukti?" Tanya Sean.
Ia melirik Bella yang ternyata sedang menatap kearahnya. Menenggelami iris hitam Bella.
Kemudian wangi manis tercium oleh Sean. Ia menatap perban kepala Bella yang sudah penuh dengan darah.
"Kau bau.."
Sean menarik kepala Bella kesamping untuk memberikan ruang yang lebih. Dan tanpa Persiapan, taring Sean kembali menembus kulit Bella untuk yang kesekian kalinya.
♡~♡
Tralala trilili
Bodo amat dikit yang penting hepi :v
Aku kemaren ngotak-ngatik tab sodara dan menemukan sebuah aplikasi yang sedikit membuatku candu.. cekidot
Karakter yang kepribadiannya sedikit sulit diketik, REINA CHIMBERT!!
Karakter kesayanganku karena kepribadiannya mirip denganku.. MILEA CHIMBERT!!
Heroine yang membuatku kesusahan karena terlalu letoy.. BELLA ADELAINE!!
Anak kesayangan nomor 2.. KIERA RANDALF!!
Karakter yang paling aku benci. Aku lebih benci dia daripada Devon *check ch.1-ch.2 kalo lupa* dan Ash.. VICTORIA ASHEMBERT!!
Buat yang cowoknya gak ada. Di aplikasi itu, rambut cowoknya gak ada yang cocok buat male charaku :v Tapi nanti mau aku coba pake app lain :v CIAO
Regards,
BlueCat87
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top