13
"Hei, jadi rencanamu gimana?" Tanya seorang laki-laki bersurai hitam.
Lawan bicaranya hanya diam sambil menikmati alunan musik hip hop yang terputar. Ditambah dengan gadis-gadis cantik dengan pakaian 'u-can-see' dan gemerlapnya lampu disco.
"Hei.. jawab dong.. penasaran tau" ucap salah satu gadis dengan nada manja yang menjijikan.
"Sesuai jalan cerita. Tak perlu khawatir. Nanti dia akan datang" laki-laki bersurai merah itu tersenyum sinis.
"Wow! kau menakutkan bung.. jangan sampe perempuan-perempuan kabur" ledek laki-laki lainnya.
"Kalau kabur, beberapa langkah juga udah langsung muter balik. Siapa yang mau tolak makhluk sempurna?" Ledek perempuan yang sedang asyik meneguk vodkanya.
"Eh Tapi ya Ash, kok kayaknya kamu santai aja? Bukannya mereka udah mau bangkitin tuh dua bocah?" Tanya AiraㅡPerempuan yang meneguk vodka barusan.
"Maksudmu? Si Worth?" Sahut AinsㅡSi laki-laki bersurai hitam, "ahahaha! Mana bisa? Toh si Alexa ada ditangan kita, gimana si Alex mau bangkit? Lagian, kata Ash, rencananya berjalan lancar kan?"
"Tentu lah~♡ Ash-ku itu kan pintar~" perempuan dengan pakaian kurang bahan itu masih setia berada disebelah Ash. Membuat Aira menggeram kesal karena perbuatannya yang menjijikan. Seperti menggoda Ash dengan tubuh ratanya atau dengan nada bicara yang membuat muntah.
"Lenyapkan dia. Aku harus mempersiapkan diri untuk mainan baru. Mari kita lihat, apakah dia seenak penampilannya.." dalam sepersekian detik, Ash sudah pergi. Seakan lenyap ditelan bumi.
Aira tersenyum. Mendengar perintah Ash yang sangat ingin didengarnya.
"Mari kita coba, apakah dagingmu masih layak untuk dimakan atau tidak.. fufufu"
Aira menarik rambut perempuan itu dan membawanya keluar. Dan tanpa perempuan itu sadari, mungkin Aira lah yang akan dilihatnya.. untuk terakhir kali.
~***~
"Alah Bullsh*it! Banyak bacot! Tinggal terima aja susah banget" Raihan menatap sinis kearah Bella yang sedang menahan tangis.
Bella meremas ujung rok sekolahnya. Tadi pagi Raihan menyuruhnya untuk datang ke sekolahnya saat jam pulang. Lalu tiba-tiba, Raihan memberikan secarik kertas. Dan itu semakin membuat firasat Bella memburuk.
"T-tapi.."
"Heh! Dia tuh termasuk jejeran orang kaya! Dompetnya tebal trus gak perhitungan. Dia kan cuma suka clubing. Temenin aja kok ribet"
Bella menunduk. Menenangkan dirinya agar membaik. Walau pikiran negatif terus datang.
Ia benci dipaksa bekerja seperti ini. Ia bukan wanita murahan pecinta uang. Bukan penggoda dengan baju kurang bahan. Bukan wanita matre yang sedikit-dikit uang.
"A-akuㅡ"
Raihan memberikan kertas itu secara paksa ke Bella, "dateng ke situ atau kakak gak boleh masuk rumah"
Bella menggenggam kertas itu. Sambil menatap punggung Raihan yang sudah menghilang ditelan jarak.
Kenapa harus Bella? Hanya Tuhan yang tau.
Bella membalikkan badannya dan sedikit terkejut saat menabrak tubuh seseorangㅡekhem, dada seseorang.
Saat mendongak, Bella sedikit terkejut. Mendapati laki-laki bersurai merah dengan tatapan menusuk.
'Surai merah..'
"K-kau tak apa?" Tanya perempuan dengan panik. Kemudian perempuan itu menatap Bella dengan tajam, "hei! Jalan pake mata! Gak liat kalo ada orang lewat?"
Bella menunduk. Tak berani menatap kearah kedua orang itu, "m-maaf.."
"Ggrrrr.."
Tap..
Ash meletakkan tangannya dipundak Aira. Menenangkan gadis itu agar tak meledak.
"Salahku karena tak melihatmu berbalik.." tutur Ash.
Iris ungu gelap milik Ash menelusuri Bella dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan ia merasa kenal dengan gadis ini.
"Bukan anak sini?" Tanya Ash saat meneliti perbedaan seragam mereka.
Bella mengangguk perlahan.
"Trus kenapa kesini?" Tanya Ash lagi.
"A-adikku sekolah disini. J-jadi aku menemuinya sebentar" Bella meremas kertas kecil itu. Entah kenapa, ia merasa buruk. Firasatnya benar-benar buruk. Dan ia merasa aneh dengan laki-laki didepannya. Seperti ada aura mencengkam dan menakutkan saat berada didekatnya.
"Hmm.. adekmu siapa?"
Bella masih tak ada niat untuk menatap Ash. Ia takut.
"R-Raihan Ashelaide.."
Ash terkejut nendengar jawaban Bella. Ia kenal dengan anak itu. Ia kenal dengan Raihan. 'Jangan-jangan, dia yang dimaksud anak itu..' pikirnya.
Ash tersenyum sinis, "Ah, bagus deh ketemu orangnya langsung. Aku cuma mau bilang,"ㅡAsh mencondongkan badannya kedepan dan berbisik tepat di telinga Bellaㅡ"aku tak sabar melihatmu nanti malam" setelah itu ia kembali berdiri tegak.
Seketika Bella merinding. Mendengar suara Ash yang berat sedang membisik tepat ditelinganya.
Sedangkan Aira? Ia sudah emosi saat mendengar bisikan Ash. Jangan remehkan telinga tajam Aira. Mau Ash berbisik sejauh 10 meter pun masih kedengaran. Dan sekarang Aira jadi kesal karena memiliki kemampuan itu.
'Ya Tuhan.. jangan bilang kalau dia ituㅡastaga..'
Bella menengadah. Menatap kearah laki-laki itu tepat di pupil mata. Membuat Ash terkejut setengah mati saat melihat wajah Bella secara jelas.
'Mata itu.. mata itu..' Tangan Ash mengepal. Menahan gejolak emosi saat menatap kedua mata Bella.
Kemudian setelah itu, Ash langsung meninggalkan Bella. Aira? Ia mengekori Ash. Namun saat melewati Bella, ia sedikit menyenggol Bella hingga Bella terbentur tembok. Bisa Bella rasakan kalau tulangnya retak. Itu benar-benar menyakitkan. Bisakah itu masih disebut menyenggol?
"Kau menyewa perempuan lagi?" Tanya Aira dengan kesal.
"Hmm.."
Aira menggeram, "kau ini terlalu bersenang-senang! Aku masih mual sama perempuan semalam, dan kau menyewa perempuan lain? Kau harus tau rasa perempuan menjijikan itu semalam. Busuk"
Ash berhenti tiba-tiba. Membuat Aira menabrak punggung Ash.
"Hei!" Bentak Aira. Ia mengusap-usap hidungnya yang sedikit sakit.
Ash berbalik dan menatap Aira, "tak perlu khawatir. Aku jamin dia enak. Tidak seperti jalang di sana. Lagipula, keberadaannya diperlukan. Jadi jangan dimakan. Tunggu sampai dia jadi rongsokan, baru kau habiskan"
Aira bergidik ngeri. Menatap iris Ash yang sudah berubah. Dari ungu gelap, sampai berubah jadi kuning cerah.
"L-lalu rencanamu? Tubuh Alexa mau diapain? Yang menyimpan Alexa kan kamu aja. Kita gak tau apa-apa" tanya Aira. Ia sedikit mengubah topik agar dia tidak keluar.
Iris mata Ash kembali menjadi ungu gelap, "aman. Tak perlu khawatir. Saat waktu yang tepat, aku akan membangkitkan secara paksa dan membuat dia menjadi senjata melawan mereka"
Aira kembali menggeram, "Grr.. kau gila?! Jiwa Alexa dan Alex berhubungan! Kau harus membangkitkan keduanya atau tidak sama sekali!"
Mendengar geraman Aira membuat Ash kesal. Ia mendorong tubuh Aira hingga terbentur ke tembok. Jangan lupa akan retakan yang tercipta.
"Akhh.."
"Sudah seberapa lancang kau sekarang? Membentak dan menggeram. Kau pikir aku takut?" Iris mata Ash berubah menjadi kuning cerah. Membuat Aira ketakutan setengah mati.
Ini bukan Ash. Ini dia yang keberadaannya ditakuti oleh seluruh orang. Termasuk Aira.
Ash melepaskan tangannya dari pundak Aira, "tak perlu keduanya. Aku bangkitkan Alexa, dan menunggu sampai Alexa membunuh Alex"
Aira memegang pundaknya yang sakit, "m-maksud anda, anda akan membuat Alexa sebagai senjata baru?" tanyanya dengan sopan.
Ash tertawa jahat, "AHAHAHAHA! Kau Benar! Alexa yang akan menyerang mereka dan membunuh Alex. Tak ada yang tau dimana Alexa berada kecuali aku. Mereka tidak akan mengira bahwa akulah yang menyimpan Alexa. Bahkan mereka tak sadar saat aku menculik Alexa waktu dulu"
Nyali Aira menciut. Mendengar Ashㅡdia tertawa jahat.
"Ah tapi sebelum itu, biarkan aku mencongkel mata perempuan tadi. Matanya mengingatkan aku pada sesuatu yang buruk" ucapnya sambil tersenyum sinis.
♡~♡
Ha! Gak jadi hiatus deng cuma apdetnya dipercepat.. kugunakan kesempatan mencuri hape dengan sangaaat baik. Udah jadi deh chapter nya.. kalo gaje maap yak.
Sebenar-benarnya, kutulis chapter 13 dua kali. Sama-sama dah jadi. Tapi yang nyambung cuma ini, jadi ku aplod aja yang ini.
Doakan aku biar lancar UN ya gays.. *langsung matiin hape dan belajar*
Regards,
BlueCat87
21.04.18
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top