12
Brakkk..
"Sialan kau!" Umpat Haruto sambil membuka pintu secara kasar.
Orang yang dimaksud hanya diam dan menatap Haruto dengan datar dari atas singgasananya.
"Hei! Jaga ucapanmu!" Bentak salah satu penjaga ruangan.
"Kau! Mau berapa Vampire yang ingin kau bunuh demi tujuan konyolmu?!" Tanya Haruto. Ia sangat marah, saat mendapati bahwa Mansion bekas tempat tinggal Orang tuanya hancur berantakan.
"Apa maksudmu?" Tanya Victoria dengan anggun.
"Persetan dengan keanggunan palsumu itu! Kau menghancurkan rumah orang tuaku dan bahkan membunuh penjaga disana? Apakah kau pantas untuk disebut sebagai Ratu?"
Tangan Victoria mengepal. Dengan sebisa mungkin ia menahan emosinya. Karena hanya Haruto yang bisa membantunya dalam proses ritual terlarang itu. Salah sedikit, Haruto tidak akan pernah mau membantu. Bisa celaka.
"Ya, aku menghancurkan Mansion orang tuamu dan membunuh penjaga disana. Kau tau? Jika halaman sobekan itu tidak disembunyikan, mansion bekas Rachel dan Frans tidak akan hancur" tutur Victoria yang membuat Haruto semakin kesal.
"Jangan.sebut.nama.kedua.orangtua.ku"
Victoria membeku. Suara berat penuh dengan emosi. Bahkan Sang Ratu Vampire pun membeku, bagaimana Vampire biasa?
"Setelah kau menyuruh bangsawan hina itu mencabut jantung orang tuaku, sekarang kau malah membutuhkan bantuan anaknya? Penghinaan macam apa? Sudah sehancur apa, harga dirimu?" Ejek Haruto. Matanya sedikit memanas mengingat kejadian buruk yang terjadi didepan matanya.
Saat orang tua tercintanya harus dieksekusi mati oleh bangsawan yang sangat dibencinya. Hanya karena mulut mereka yang terus diam tanpa sepatah katapun. Demi menjaga rahasia ritual terlarang itu.
"Apakah setelah tau bahwa aku juga diam, kau akan membunuhku juga? Kau tau Victoria, sampai kapanpun, aku takkan memberitahu kepada kau dan bangsawan hinamu itu" dan setelah itu Haruto pergi. Meninggalkan kesunyian di ruang singgasana Victoria.
Victoria hanya bisa memijit pangkal hidungnya. Ia pusing dengan semua masalah ini. Lanjutan buku tentang ritual yang sengaja disembunyikan, serta Haruto yang tetap diam tanpa ada niatan membantu.
Mungkin Haruto benar. Harga diri Victoria telah hancur. Setelah ia membunuh orang tua Haruto, sekarang ia malah memohon-mohon bantuan Haruto.
"Aku tak ada pilihan lain. Tolong maafkan aku Rachel" gumam Victoria.
~***~
Bella membalikkan tubuhnya saat merasa posisi tidurnya sedikit kurang nyaman.
"Ayah!!"
"Tidakkk! Jangan.. tinggalkan aku"
Bella kembali menggeliat tak nyaman.
"Kakak.. selamat ulang tahun!ㅡ"
Braakkk.. (again? ._.)
Bella langsung terbangun saat menyadari suara benturan di meja. Dan semakin terkejut saat mendapati seseorang yang sedikit ia kenal.
"K-kau.."
Orang itu menengok kearah Bella. Membuat Bella merasakan aneh saat menatapnya. Dan Bella melihat sesuatu saat menatap iris merahnya.
Kekecewaan.Amarah.Kesedihan.
"K-kau tak apa?" Tanya Bella dengan sedikit ketakutan. Ia baru sadar kalau laki-laki ini dikamarnya.
"Tolong maafkan kedatanganku. Aku tak tau harus kemana" jelasnya.
"A-aku teringat kedua orangtuaku" lanjutnya dengan suara serak.
Bella menjadi sedikit iba, "d-dimana orang tuamu?"
"Sedang tidur dengan tenang dibalik timbunan tanah"
Seketika Bella langsung bungkam, "t-tolong maafkan aku.."
Cukup lama mereka terdiam. Hingga akhirnya Bella memutuskan untuk mengahampiri laki-laki itu.
Ia sedikit mengusap kepalanya, "tenanglah.. semuanya akan baik-baik saja"
"Aku tidak tau bagaimana kamu bisa masuk kesini, tapi mungkin kalau kamu butuh tempat bercerita aku siap" lanjutnya. Tanpa sadar, Bella mengatakan hal itu
"Namaku Haruto" entah bagaimana kejadiannya. Tanpa siapapun bertanya, laki-laki itu memperkenalkan diri. Sebenarnya Bella tidak terlalu peduli dengan namanya. Karena Bella juga tidak ingin kenal dengannya. Ia ingat kalau laki-laki didepannya ini seperti musuh adiknya.
Silahkan hujat Bella dengan kata 'sok baik' dan lainnya. Tapi Bella masih ingin tubuhnya sehat tanpa luka. Tapi Bella pun bingung kenapa ia malah bersimpati dan mempersilahkan laki-laki itu untuk bercerita.
"Keluargaku dibunuh dan pembunuhnya adalah orang penting yang menganggap dirinya selalu benarㅡ"
"Astaga.."
"ㅡdan sekarang pembunuh itu malah memohon bantuan kepadaku" jelasnya.
Bella menatap kearahnya dengan sedikit tidak percaya, "k-kenapa tidak lapor ke polisi?"
Haruto menatap kearah lantai dengan nanar, "kalau bisa, sudah kulakukan. Sayangnya pembunuh itu bukan orang sembarangan"
Bella masih tidak percaya. Ia kira, kasus Haruto adalah anak broken home atau anak ngambek karena permintaannya tidak diturutin. Mengingat Haruto adalah orang kaya karena pernah membawanya Bella ke toko gaunㅡeh.. memang pernah?
Tiba-tiba Bella merutuki pikirannya sendiri. Apakah ia pernah memimpikan Haruto? Dan kenapa jadi bawa-bawa toko gaun? Suka gaun juga tidak, kenapa harus ke tokonya?
Okeh, lupakan pikiran ngawur Bella.
"K-kenapa dia membunuh orang tuamu?" Tanya Bella.
"I-itu.." Haruto menatap sekeliling kamar Bella sambil memikirkan alasan yang sedikit masuk akal ditelinga manusia. Sebenarnya, melihat Bella pun sudah mengusir kesedihannya. Lalu iris merahnya itu menatap kearah sesuatu.
"Itu buku apa?" Tanya Haruto sambil menunjuk buku itu.
Bella mengikuti arah tunjuk Haruto, "oh, itu buku tentang Vampire" jawabnya santai
Dan seketika tubuh Haruto menegang, "Vampire?"
"Y-ya.. akhir-akhir ini aku sedikit bermimpi aneh" jelas Bella.
"Mimpi apa?"
Bella menatap kearah Haruto sekilas. Mungkin wajahnya memerah akibat rasa malu. Mimpinya ini sedikit konyol.
"Janji jangan tertawa!"
Haruto menggangguk cepat.
"Huuftt.. bukan mimpi yang penting. Hanya mimpi konyol, tapi selalu berulang" tutur Bella.
"Seperti tentang perang, darah, orang jahat, dan seseorang yang entah mengapa terlihat penting. Jangan lupakan fakta bahwa mereka adalah makhluk penghisap darah.."
Haruto mengernyitkan dahinya, "maksudmu?"
"Dimimpi itu, juga memperlihatkan tentang laki-laki dan perempuan.. kalau tidak salah, namanya.. ehmm.. sebentar.. Wright? Wrath? Aku lupa.."
"Worth?"
"Nah ituㅡeh? Kok kamu tau? Kamu mimpiin mereka juga?"
Haruto semakin heran. Seingatnya, Bella hanyalah manusia biasa tanpa ada sangkut pautnya dengan Vampire. Bagaimana mungkin, Bella tau tentang keluarga Worth?
"Aku hanya pernah mendengar nama mereka.. dan lagi, kenapa kamu malah nyari buku Vampire?" Tanya Haruto penasaran.
"A-aku tidak ingat pasti, tapi aku rasa ada yang bilang mengenai pembangkitan. Anehnya, itu sering muncul juga di mimpiku. Trus aku ingat, biasanya kalau pembangkitan itu ada hubungannya sama Vampire" jelas Bella dengan sedikit Ragu.
"Hubungan? Siapa yang bilang?" Hati Haruto sedikit tidak enak. Apalagi membahas tentang pembangkitan.
"Temanku. Dia penyuka cerita fiksi" Jawab Bella yang malah mirip dengan pertanyaan.
Haruto semakin merasa aneh. Manusia seharusnya tidak tau tentang ritual itu. Oke, lupakan juga tentang ritual terkutuk itu. Sekarang Haruto malah memikirkan tentang Bella.
Gadis manusia yang membuat Haruto dan Kiera pernah berdebat panjang dengan Milea, Sean serta Reina. Manusia biasa yang membuat Kiera dan dirinya tertarik. Manusia biasa yang memimpikan tentang legenda kuno bangsa Vampire.
"Selain perang dan mereka berdua, apalagi yang kamu lihat?" Tanya Haruto untuk memastikan kemungkinan terburuk sepanjang masa.
"Hanya itu" jawab Bella.
"Yakin?" Tanya Haruto.
"Oh, aku ingat! Laki-laki bersurai merah. Tapi kabur"
Dan kemungkinan terburuk itu menjadi kenyataan.
♡~♡
Sebenernya kalian ngerti gak? Jadi, Haruto merasakan sedikit kejanggalan. Difikirannya terbesit suatu hal, kalau kemungkinan terbesarnya adalah, Bella sudah sedikit ingat tentang apa yang seharusnya dilupakannya.
Kenapa Haruto sampe mikir kesitu?
1. Mimpi Bella yang ada hubungannya sama buku cerita milik Victoria *cek lagi kalo lupa*. 2. Bella malah tertarik membaca buku Vampire padahal sebelumnya enggak pernah.
3. Haruto sadar akan gerak-gerik Bella yang aneh. Ingetkan kalo Bella merasa kayak kenal sama Haruto? Namanya Vampire, peka. Gak kayak doiㅡehh.
Jadi dari situ, Haruto menarik kesimpulan.. yeay!
Oh iya, satu lagi. Pasti kalian tebaknya kalo Bella itu adalah orang yang dimaksud di buku cerita Victoria yah? Atau lebih tepatnya Reinkarnasi Alexa? Fufufu *ketawa kejam*. Sayangnya, aku tidak sebodoh itu untuk membiarkan ceritaku mudah terbaca *kaboorr*
Regards,
BlueCat87
15.04.18
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top