1

Hujan deras mengguyur kota. Menimbulkan efek suara yang menenangkan. Membuat tidur seseorang semakin pulas. Udara yang sejuk dan dingin menambah kesan nyaman. Membuatnya mempererat selimut halusnya.

'sebentar... selimut?'

Gadis itu terbangun dengan kaget. Ia mengangkat selimutnya dan mulai memeriksa sekujur tubuhnya. Memastikan bahwa sesuatu tidak terjadi padanya. Bahwa mahkotanya masih berada ditempatnya.

'bajuku masih ada.. kayaknya gak ada apa-apa' batin gadis itu.

Ia langsung menghela nafas lega. Namun sesuatu mengganggu pikirannya sejak tadi. Tempat tidurnya berukuran Queen Size dan empuk. Selimutnya cukup tebal dan sepertinya mahal. Lalu, kamar yang ditempatinya sangatlah besar.

'mungkin rumahku sebesar kamar ini'

Gadis itu bangkit dan mulai mengitari kamar itu. Terdapat 1 tempat tidur, 1 lemari yang lumayan besar, kamar mandi didalam ruangan ini, meja rias yang terbuat dari kayu mahal, dan balkon.

Saat sedang asyik mengitari kamar, pintu kamar terbuka. Gadis itu melompat kaget.

"kau sudah sadar?" tanya seroang wanita.

Wanita itu memiliki tubuh ideal. Tidak terlalu gemuk maupun kurus. Tingginya juga standar untuk ukuran wanita. Iris Saphire nya memancarkan cahaya yang redup, surai Pirangnya yang jatuh diatas pinggang. Bisa dibilang, mungkin wanita ini terlalu sempurna untuk dijabarkan dengan kata-kata.

'kulitnya terlalu pucat untuk ukuran manusia'

"hello?" wanita itu melambaikan tangannya untuk membuat sang gadis sadar dari lamunannya.

"a-ah iya! Aku sudah sadar terima kasih"

Wanita itu mengulurkan tangannya, "Milea Chimbert"

"B-Bella Adelaine" Bella membalas jabatan Milea dengan kikuk. Lalu Bella sedikit menahan nafasnya. Dia terkejut akibat permukaan kulit Milea yang sangat dingin.

"ada apa Bella?" tanya Milea.

Bella sedikit kaget dan hanya tersenyum kecut, "ti-tidak.. a-aku hanya sedikit kedinginan"

Milea melepas jabatan tangannya dan berjalan dengan anggun ke arah balkon kemudian menutup pintunya. Bella baru sadar akan pakaian Milea. Gaun biru langit senada dengan Iris Saphire milik Milea. Gaun tanpa lengan yang tersambung ke arah kalung di lehernya.

"apakah gaun seperti itu tidak berat? Lagi pula bukannya ada pakaian casual?" tanya Bella.

Milea sedikit berputar dan tersenyum manis, "disini diwajibkan untuk memakai pakaian formal. Kita tidak tau kapan tamu datang bukan?"

Bella menatap dirinya. Kaos merah lengan pendek dan celana jeans selutut. Dia berfikir, apakah dirinya juga harus memakai pakaian seperti itu.

"kau benar.." jawab Bella singkat.

Melihat ekspresi Bella, membuat Milea tertawa. "tenanglah Bel, nanti kau juga akan memakai pakaian seperti ini"

Bella menatap Milea dengan ekspresi terkejut. Bukan senang karena dia akan memakai Gaun, karena bukan itu yang dia pikirkan. Menurut Bella, memakai hal seperti itu sangatlah ribet. Gaun yang menjuntai hingga ke belakang, High heels yang tak diketahui tingginya, dandanan aneh yang menempel. Bukankah itu adalah hal yang dibenci Bella?

Pada akhirnya Bella hanya tertawa paksa, "ahahaha.. a-aku tidak sabar.."

Setelah itu, Milea memegang tangan Bella dan mengajaknya keluar kamar. Bella terkagum-kagum dengan arsitektur bangunan ini. Banyak belokan sana-sini. Dindingnya pun terkesan mewah. Warnanya dibagi dua. Bagian atas yang berwarna merah darah dan yang bawah motif garis-garis.

"loh, ini mau kemana?" tanya Bella.

Milea hanya tersenyum misterius membuat Bella semakin penasaran.

Hingga mereka sampai didepan sebuah pintu besar. Kemudian Milea mendorongnya dan memperlihatkan isinya.

Sebuah ruang makan kerajaan. Itu yang terlintas difikiran Bella saat melihat ruangan ini pertama kali. Meja makan yang panjang dengan kursi empuk. Seperti meja makan para raja. Terlihat, mewah.

Dan disana terdapat banyak orang yang sedang makan. Melihat banyak makanan diatas meja, membuat Bella sedikit lapar. Namun, Bella masih fokus dengan orang-orang yang sedang menyantap makanan. Mereka seperti Milea. Terlihat bangsawan. Didukung dengan pakaian mereka.

"kau terlambat Milea" ucap laki-laki bersurai coklat.

"aaahh!! Kalian jahat! Kalian menyuruhku menjemput gadis ini, tapi kalian makan duluan!!" rengek Milea.

"seperti kata Haruto, kau terlambat Milea" jawab Gadis surai merah gelap.

Milea menggembungkan pipinya. Mungkin dia kesal karena ditinggal? Hanya mereka kecuali Bella yang mengerti.

Seseorang berdeham kencang. Menghentikan adegan 'ngambek' Milea.

"ah iya! Ini Namanya Bella Adelaine" Ucap Milea memperkenalkan. Bella hanya berbungkuk sedikit dan tersenyum seramah mungkin. Lagi, firasat Bella merasa tak enak. Semua orang disini berkulit pucat.

'mungkin keturunan kan?' pikir Bella.

"yang rambutnya Coklat itu Haruto Blandr. Gadis rambut merah itu namanya Kiera Randalf. Gadis kuncir dua di sebelah Kiera itu adikku. Reina Chimbert. Dan yang berdehem barusan Rash Kenned" jelas Milea kepada Bella. Bella hanya mengangguk mengerti.

Laki-laki yang bernama Rash itu bangkit dari duduknya dan menghampiri Bella. Dia menggapai tangan putih Bella dan mencium punggung tangannya. Membuat Bella tersipu malu atas perlakuan Rash.

"selamat datang Bella.." ucap Rash.

Bella meneliti Rash dari ujung kaki hingga ujung rambut. Rambut hitamnya yang terpotong rapih, iris hitamnya sehitam langit malam terlihat pas dengan kulit pucatnya. Jangan abaikan tinggi Bella yang hanya sepundak Rash.

"i-iya.." jawab Bella. 'lagi-lagi kulitnya terlalu dingin..'

"Nah Bella, ayok makan!!" Milea menarik tangan Bella dan menyuruhnya duduk. Mengambilkan segala macam lauk pauk untuk Bella.

"M-Mil.. ini kebanyakan.."

"Gak apa-apa Bel!! Makan yang banyak biar sehat" ujar Milea.

Lalu pintu ruang makan dibanting kencang. Menampakkan laki-laki bersurai merah darah. Dengan ketampanan absolute yang tak dapat ditolak oleh wanita manapun.

"SEAN!" bentak Milea.

"Rogue.." ucap Sean datar.

Mendengar kata itu, Rash langsung bangkit dan meninggalkan ruang makan. Meninggalkan banyak tanda tanya di kening Bella.

"Bella! Kita ke kamarmu" Tanpa persetujuan sang empu, Milea menarik tangan Bella menuju kamar Bella. Saat sampai, Milea mengunci pintu dan menutup seluruh jendela dengan horden dan meminta Bella untuk duduk di tempat tidur.

"a-ada apa Mil?" tanya Bella.

Milea berfikir keras untuk menjawab pertanyaan Bella. 'kawanan Rogue itu tidak boleh mengetahui ada manusia disini. Aku harus putar otak' batin Milea.

"a-ada tamu datang! Masa tiba-tiba kamu kesana dengan pakaian ini? Kamu harus ganti baju" 'menurutku Bella membenci hal-hal berbau kewanitaan'

"p-pakai gaun? Apakah tidak ada baju lain?" tanya Bella

"tentu tidak! Bagaimana? Tetap disini atau ganti baju?" tanya Milea dengan senyum penuh misteri.

"a-aku tetap disini"

'bingo!!' pikir Milea.

"kalau begitu aku keluar dan tunggu disini! Jangan keluar atau mengintip! Biasanya para tamu itu lebih suka jika melihat seluruh penghuni rumah! Jika dia tak sengaja melihatmu mengintip, mau tak mau kau harus berganti baju dan keluar" jelas Milea.

Bella hanya mengangguk nurut. Membuat Milea tersenyum penuh kemenangan. Milea langsung keluar dari kamar dan menguncinya dari luar.

"ck! Rogue sialan! Apakah Devon sudah menyerah menyuruh para Dhampir gagalnya?" umpat Milea sambil pergi meninggalkan kamar Bella.

Didalam, Bella hanya berjalan mundar-mandir. Dia yakin bahwa orang yang tadi mendobrak pintu ruang makan menyebutkan kata 'Rogue'. Dan yang Bella dengan Rogue adalah kawanan manusia serigala yang liar. Firasat Bella tidak enak. Hatinya gelisah.

"kenapa aku jadi gelisah gini?"

♡~♡

Maap kalo pendek.. abis ngerjain Event grup G.O.D jadi kekures otaknya.. tapi tanganku gates pengen publish. Semalem mau publish tapi website wattpad lagi gak bisa buat nge publish, jadi ku publishnya abis pulang sekolah.. krisarnya ditunggu yakk

Regards,

BlueCat87

19.01.18

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top