Bab Kesatu

Tema hari ke 1: Hari Pertama Memulai Sesuatu.

Dia menatap roh-roh berjalan ke arah lembah kematian dengan tatapan tajam. Lelaki itu memakai stelan baju hitam sambil mengawasi anak buahnya menimbang amal baik dan buruk jiwa manusia. Satu persatu jatuh ke dalam api neraka. Jeritan mulai bersahut-sahutan.

Dia duduk di atas batu. Mata kelamnya menatap kosong. Tangan kanannya menopang dagu. Sang Dewa kematian uring-uringan. Dari tadi laki-laki itu menggeram. Melihat hal tersebut anak buahnya tidak berani mengusik.

Kenapa dia murka? Apakah dia marah kepada manusia?

Apakah semasa hidup manusia tidak tobat?

Tidakkah manusia di dunia berbuat kebaikan walau sedikit saja?

Apakah mereka betah di dunia bawah tanah?

Sedikit sekali yang masuk ke nirwana.

Berbagai macam pertanyaan muncul di benak sang Dewa Alam Baka. Dia mengusap topeng anjing yang menempel di wajahnya. Tidak ada yang mengetahui bentuk seperti apa rupa nya. Bahkan anak buahnya.

Dewa bertubuh bak roti sobek itu menghela napas. Sudut manik emas melirik seseorang datang menghampirinya.

"Ada apa?"

Si Dewa Topeng Paruh lancip langsung membuka buku tebal dan mengambil setumpuk kartu nama.

"Ini," ucapnya pendek.

"Lagi?!" jerit si lelaki berbaju hitam.

"Maaf, Tuan Anubis. Kau harus melakukannya, lagi." Senyum simpul terukir di balik topeng paruh lancip.

Sepertinya pekerjaan di dunia bawah tanah tidak ada habis-habisnya. Apalagi melihat tumpukan kartu nama yang akan dia cabut nyawa nanti.

"AKU BOSAN!" teriak Anubis kencang.

==========

Hallo, hallo semuanya ... gimana cerita? lah kok pendek? iya emang pendek ceritanya.

Ini pertama kalinya saya ikut Daily Writing Challenge NPC dengan tema yang berbeda setiap harinya.

Doakan saya agar mencari tumbal berikutnya, ho ho ho !!

see you.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top