BMS : DUA
Xi menghela napas panjang, mengetahui orang yang ditunjuk oleh gurunya bukan dia. Untuk giliran anak kedua, Xi tidak sempat memperhatikannya. Pikirannya disibukkan dengan kekuatannya sendiri. Karena sampai sekarang, Xi dan Ayahnya belum mengetahui kekuatan apa yang bernaung di dalam tubuh Xi.
Di sisi lain, As telah menjabat sebagai ketua kelas di kelas Wortel. Kelas mereka lebih mendahulukan perangkat kelas daripada uji tes kemampuan. Inilah salah satu rahasia yang tidak diketahui oleh kelas lain.
“As, menurutmu ... apa kau bisa menjaga kelas Wortel dengan baik? Bukankah, kelas ini adalah kelas di mana anak-anak berprestasi berkumpul.” Seorang gadis dengan rambut ungunya yang bercahaya, menghampiri meja As.
Guru-guru di kelas Wortel terkenal dengan sifat 'cuek' mereka.
Melihat murid-muridnya berkelahi, berkeliaran saat jam pelajaran, mengobrol dengan suara keras, seakan melihat murid yang berdiri diam di atas air.
As tersenyum begitu tipis, “Kau ini lemah ... Nona Merald. Kau bahkan tidak pantas bersanding denganku. Apa-apaan perkataanmu tadi?”
Merald menegang di tempat. As ini benar-benar orang yang keterlaluan. Tidak sadarkah dia, bahwa yang sedang berdiri di hadapannya sekarang adalah Putri dari kepala desa.
“Oh, apa yang sedang kau perhatikan Nona Merald?” tegur Bastrann, sambil membungkukkan tubuhnya.
“Ah ... Tuan Bastarnn, a-aku ... sedang ...,” jeda Merald panjang. As tersenyum kemenangan melihat hal itu.
"Si licik menyukai Tuan Bastarnn, ya? Menarik," gumam As.
🥕🥕🥕🥕
Xi tidak dapat duduk tenang sekarang. Dia sangat gelisah, bagaimana jika namanya dipanggil hari ini. Apa yang harus dia perlihatkan kepada teman-teman sekelas dan gurunya yang mengerikan? Xi tidak punya apa-apa.
“Baiklah, sudah tujuh murid yang memperlihatkan bakatnya hari ini. Aku merasa bosan dan lelah sekarang. Jadi kuputuskan, bahwa tes bakat kita akhiri dulu,” terang guru perempuan itu dengan nada lesu. Sebelum keluar dari kelas, dia menyempatkan diri untuk menuliskan namanya di papan tulis.
Allega.
Xi menatap tulisan itu tidak percaya, perlukah dia meminta salah satu teman sekelasnya menyerang tubuhnya dengan kekuatan mereka? Nama itu ... adalah nama Ibu Xi.
Jam kosong untuk sementara waktu, Xi memanfaatkan waktu ini untuk bertemu dan menanyakan langsung tentang gurunya kepada Sang Ayah. Apakah Ayah Xi sudah mengetahui ini sejak awal, sehingga dia menempatkan gadis bertubuh pendek itu ke kelas Brokoli? Ini sebuah ... rencana yang kurang baik. Xi belum siap bertemu Ibunya kembali.
Di perempatan lorong, antara koridor kelas Seledri, koridor kelas Kol, ruang medis, dan koridor menuju toilet. Xi bertemu dengan orang yang sejak lama tidak ingin dia temui.
“Heh, orang payah sepertimu ... boleh mendapatkan kelas bagus juga, ya? Oh, tentu saja karena Ayahmu pemilik akademi ini. Jika tidak, kutebak kau berada di kelas Kol.” Jari telunjuknya yang lentik, dengan cat kuku berwarna jingga terang mengarah kepada kelas dengan tingkat kesunyian yang tinggi.
Xi hanya menatap ke arah yang sama dengan jari telunjuk orang itu. Iris ungunya menangkap sosok laki-laki yang tengah sibuk mencoret-coret mejanya.
Angin lembut menyibakkan rambut ungu gelap milik Xi dan orang menyebalkan kedua di akademi setelah As. Merald.
Merald mendesah perlahan, ketika menyadari tatapan Xi tidak berpaling dari anak laki-laki itu.
“Kau bukanlah orang yang setia rupanya,” ujar Merald mendengkus.
Xi langsung menoleh.
Merald mengambil beberapa langkah ke depan untuk lebih dekat dengan Xi. Tubuhnya yang lebih tinggi, sedikit membungkuk untuk menyetarakan antara mulut dan telinga Xi.
Merald berbisik kuat, “Pada akhirnya, akulah satu-satunya gadis beruntung yang akan mendapatkan Bastarnn.”
🥕🥕🥕🥕
Hallo semuanyaa. Cerita dari Salindri_ balik lagi, nih. Maaf karena sempat off beberapa waktu. Tapi sekarang double update yaa.
Menurut kalian part ini gimana?
Yang masih penasaran baca part selanjutnya yuk.
Jangan lupa vote dan comment kalau kalian suka. ^•^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top