Bab 5
Song : IZ*ONE - Secret Story of the Swan
* * *
"Sebentar malam bersiaplah. Kwang Hak dan Kyung Mi sunbae akan menjemputmu di depan apartemenmu. Lokasi pestanya di restoran ayam Heuibongdo."
Pesan dari Ye Hyo membuyarkan fokus Hyun Woo saat sedang memakan telur goreng serta nasi di mangkuk. Ia sudah rapi dengan sweater kremnya sertas tas punggung yang melekat di tubuhnya.
Hyun Woo sebenarnya tidak mood untuk ke pesta tersebut. Tapi sekali lagi, ia menekankan yang namanya 'menghargai'. Bagaimanapun ia harus datang, daripada berlalu dan menganggap senior sebagai kertas melayang.
Mengikuti kuliah seperti biasa adalah hal yang harus dilakukan Hyun Woo sekarang. Ilmu diutamakan.
Kasihan juga setiap hari apartemennya harus ditinggalkan sampai malam hari. Berasa kosong unitnya.
Setelah sarapan, Hyun Woo pun langsung memakai sepatu sneakers-nya di depan pintu. Lalu membuka pintu apartemen dengan keras karena ia sudah dikejar waktu.
Turun melewati beberapa anak tangga kemudian disambut Ye Hyo yang dari tadi menunggunya. Hyun Woo membuat Ye Hyo kelamaan. Rasanya tidak enak untuknya.
"Kamu sungguh cepat datangnya," ledek Hyun Woo.
"Bukannya setiap hari aku seperti itu? Biasanya jam 7.30 aku menunggu di depan kompleks apartemenmu."
"Tapi setidaknya jangan membuatmu berdiri kelamaan. Aku jadi tidak enak, tahu," kata Hyun Woo tersenyum, seraya merangkul leher Ye Hyo dengan erat sambil berjalan beriringan.
"Oh iya, kamu sudah terima pesanku? Kamu akan dijemput oleh Kwang Hak dan Kyung Mi sunbae-nim. Jadi kamu tak perlu naik taksi untuk ke sana," jelas Ye Hyo.
"Aku tahu," ucap Hyun Woo biasa. "Tunggu, Kwang Hak sunbae? Bukannya dia yang memberiku kode QR ke aku?" decak Hyun Woo heran, memberhentikan langkahnya.
"Benar. Dia salah satu panitia penyelenggaraan acara."
"Apaan pakai 'panitia'? Lagipula pestanya sederhana 'kan?" Hyun Woo meledek dengan intonasi rendah.
"Tapi tak sekadar sederhana, Hyun Woo. Para mahasiswa baru di jurusan kita akan dilatih mentalnya dari sunbae-sunbae."
"Eh, tahun lalu kita tidak begitu. Kita hanya disuruh ambil makanan yang kita suka karena diselenggarakannya di restoran ayam milik Yoo Ri sunbae-nim. Kamu masih ingat?" Hyun Woo menunjuk mencoba menggali ingatan Ye Hyo.
"Biarpun tak sebebas sekarang, tapi mau gimana? Itu aturan dari mereka. Ikuti sajalah." Ye Hyo menyenggol pelan lengan Hyun Woo seraya memaklumi.
Hyun Woo menarik napas pelan dan membuangnya perlahan. Sejak pertama menginjakkan kaki di Universitas Donggo, banyak sekali sunbae yang ia kenal sebagai orang-orang baik. Namun entah mengapa, rasanya berubah menurut pandangan di matanya. Dari tahun ke tahun, lebih tepatnya.
"Kita harus ke kampus. Takut banyak yang nungguin." Ye Hyo mendahului Hyun Woo dan berlari cepat meninggalkan sahabatnya yang masih berdiri mematung.
"Dasar. Hei, tunggu aku!" Hyun Woo sadar Ye Hyo berlari menjauh darinya dan ikut menyusul teman akrabnya tersebut.
* * *
Tiga mata kuliah untuk hari ini telah terlewatkan bagi Hyun Woo dan kawan-kawannya. Suasana kelas hening. Hanya ada dua orang yang belum berbenah karena catatan yang banyak di meja.
Hyun Woo memperhatikan Min Hyuk yang tampak memasukkan buku catatan kecil dan besarnya ke dalam tas. Ia tak pernah berpapasan dengan Min Hyuk, bahkan sekarang pun. Ia sadar bahwa ia terlalu jauh bermain dengan Ye Hyo sehingga melupakan sahabatnya sejak SMA.
Pemuda itu pun berjalan menuju tempat Min Hyuk dan duduk di kursi depan Min Hyuk, saling berhadapan.
"Hyung. Jadi berangkat malam ini?" tanya Hyun Woo iseng.
Min Hyuk memperbaiki kacamatanya sembari membenarkan posisi duduknya.
"Kamu juga diundang, ya, Hyun Woo?" tanya Min Hyuk balik.
"I-Iya. Kwang Hak sunbae yang mengundangku," jawab Hyun Woo kikuk. "Dan katanya, Kwang Hak sunbae dan pacarnya mau jemput aku untuk ke acara itu."
Mendengar lanjutan ucapan Hyun Woo membuat Min Hyuk kehilangan semangat.
"Sayang sekali. Padahal aku mau kita berangkat sama-sama."
"Loh, kenapa sedih, hyung?" Hyun Woo segera memegang tangan Min Hyuk seraya tersenyum. "Kita bisa duduk sama-sama pas di restoran ayam Heuibongdo."
Min Hyuk menatap lekat sahabatnya, penuh dengan keraguan. "Lalu, bagaimana dengan Ye Hyo? Dia sahabat kamu di kampus ini."
"Eeiy, Ye Hyo akan duduk juga di sampingku. Tapi kalau dia bandel, aku usir dia," kata Hyun Woo yakin.
Min Hyuk tersenyum tipis. "Tampaknya kamu dekat sekali ya sama Ye Hyo. Keberuntungan berada kepadamu di kampus ini, Hyun Woo."
Hyun Woo mengernyitkan dahinya, tak mencerna ucapan Min Hyuk barusan.
"Apa maksudnya, hyung? Itu cuma kebetulan. Ye Hyo duluan yang dekat sama aku, dan aku tidak punya teman di kampus ini sebelum kenal Ye Hyo. Lagipula, hyung juga tak keberatan kalau aku dekat dengannya." Hyun Woo mencoba menjelaskan, namun Min Hyuk hanya mengembangkan senyum dan menepuk pundaknya.
"Kenapa harus panik? Aku cuma bilang kalau kamu beruntung bisa ada di kampus ini. Kamu membawa nama sendiri. Kamu adalah orang terpintar di sini, bahkan menjadi asdosnya Shin Gyoso."
Memang benar yang dikatakan Min Hyuk. Hyun Woo bahkan dikenali oleh beberapa mahasiswa di Universitas Donggo, bahkan dosen pun. Dia merupakan peraih IPK tertinggi kedua di semester awal. Dia bukan hanya pintar melainkan friendly dan ramah kepada orang lain. Dia juga easy-listening kepada orang-orang.
"Betul sekali. Tapi, aku kalah pintar dari hyung. Hyung 'kan pernah masuk KAIST. Jadi seharusnya yang beruntung adalah hyung."
Hyun Woo memiliki kepuasan tersendiri dalam menghibur sahabatnya. Selama beberapa hari tak pernah bertemu meski sekelas, membuat Min Hyuk bisa tersenyum cerah.
"Baiklah. Aku pulang dulu, ya. Hyun Woo. Aku ditunggu sama seseorang," kata Min Hyuk berpamitan, seraya bangkit dari kursinya.
"Seseorang? Siapa?" Hyun Woo penasaran akut, berdiri dengan cepatnya.
"Kamu tidak perlu tahu."
Hanya tepukan pundak dari Min Hyuk yang diterima Hyun Woo kemudian ia melihat Min Hyuk berjalan dengan santai keluar dari kelas.
Hyun Woo tak mengerti lagi. Min Hyuk menyimpan banyak rahasia yang tidak ia ketahui.
Ah, lebih baik singkirkan pikiran negatif itu dan segera meninggalkan kelas karena ia tak punya jam kuliah lagi.
Ye Hyo sengaja pergi duluan karena ingin berburu diskon susu pisang sehingga Hyun Woo pulang sendiri ke apartemennya. Tidak masalah, ia butuh waktu untuk menenangkan diri. Malas bila berceloteh lagi dengan Ye Hyo.
* * *
"Kwang Hak sunbae?" panggil Hyun Woo saat melihat mobil merah terparkir manis di depan kompleks apartemennya. Tentu saja bukan hanya Kwang Hak yang berada dalam mobil, ada Kyung Mi, seniornya juga di kampus.
"Kenapa kamu lama, Hyun Woo?" tanya Kwang Hak heran sambil membuka pintu mobil dan keluar dari kendaraan roda empat itu.
"Maaf, sunbae. Aku tadi lama memilih sweater yang mau aku pakai di pesta nanti," ucap Hyun Woo tak enak seraya membungkuk 90o kepada Kwang Hak.
"Ngomong-ngomong, sweater kamu bagus," puji Kwang Hak terang-terangan.
Hyun Woo dengan sweater cokelat krim serta celana jins hitam dan tas punggung hitam menyempurnakan penampilannya, sehingga membuat kagum sang senior.
"Oh, kamsahabnida." Hyun Woo kikuk sendiri menghadapi seniornya yang hanya beda satu tingkatan saja.
"Kenapa harus malu? Kajja, kita ke pesta. Kamu naik ke belakang, ya."
Kwang Hak memperlakukan Hyun Woo bak seorang sahabat dan merangkul leher juniornya sebagai tanda keakrabannya.
"Ye Hyo yang meminta, jadi jangan khawatir," tambah Kwang Hak seraya membantu Hyun Woo memasang sabuk pengaman.
Setelah membimbing Hyun Woo masuk mobilnya, ia pun langsung duduk di jok pengemudi untuk langsung melaju ke restoran ayam Heuibongdo, tempat diselenggarakannya acara.
Mobil itu berjalan dan menembus beberapa mobil yang lalu lalang di jalan. Kwang Hak santai mengemudikan mobilnya. Sementara Hyun Woo hanya memandang luar jendela. Bahkan Hyun Woo kehabisan bahan obrolan, karena tertutupi oleh rasa malu yang tak berujung.
"Kenapa diam saja?" tanya Kwang Hak mengejutkan Hyun Woo dari lamunannya.
"Oh? Tidak, tidak ada apa-apa." Hyun Woo mencoba mengelak namun dibalas senyuman tipis dari Kwang Hak.
"Baru pertama bertemu dengan sunbae yang mengajakmu ke perayaan penyambutan mahasiswa baru jurusan kita. Wajarlah kamu malu," tutur Kwang Hak tanpa menoleh dari kaca mobil.
Hyun Woo bermanggut. Ia kembali dalam acara lamunannya sembari menunggu mobil yang ditumpanginya melaju menuju tempat tujuan.
Selama perjalanan hanya ditemani musik slow yang disetel Kwang Hak, mereka pun sampai di restoran ayam Heuibongdo dan tampak banyak para mahasiswa yang secara khusus diundang ke acara tersebut.
"Oh iya, kode QR yang kukirimkan padamu. Sudah disiapkan?" tanya Kwang Hak memastikan, sambil membuka sabuk pengamannya.
"Iya, sunbae. Sudah aku siapkan."
"Baiklah. Itu nanti kamu dapatkan nomor undian serta tercatat di buku pengunjung kami." Kwang Hak membuka pintu mobil dan dengan baik hatinya ia membukakan pintu untuk Hyun Woo. "Ayo turun. Kita makan ayam sepuasnya."
Hyun Woo tak salah dengar? Kenapa Kwang Hak bisa seramah itu padanya? Kata Ye Hyo, sifat Kwang Hak berbanding dengan realita yang ia lihat kini.
Hyun Woo menerima uluran tangan Kwang Hak dan turun dari mobil, berjalan beriringan dengan seniornya sendiri.
Banyak sekali mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang meramaikan tempat duduk restoran. Hyun Woo seolah menjadi radar dan mencari keberadaan Min Hyuk, karena ia sudah janji akan duduk di sampingnya bersama.
"Oh, Hyun Woo!! Di sini!" Tetapi, justru panggilan Ye Hyo memecah pencariannya. Ia duduk di tengah-tengah restoran, sengaja menyiapkan kursi kosong di sampingnya.
"Cepatlah, ayo duduk!" desak Ye Hyo melambaikan tangan, berusaha memanggil Hyun Woo dari jauh.
Hyun Woo menurut dan segera duduk di samping Ye Hyo seraya berdecak heran.
"Kenapa kamu bisa cepat sekali sampainya?"
"Kalau soal makanan, aku harus duluan sampai ke sini. Banyak sekali ayam yang cuma dinikmati oleh kita-kita para mahasiswa semester 3," kata Ye Hyo bersemangat.
"Ayo, teman-teman. Gonbae!!" Ye Hyo mengangkat gelas besar berisi cola dan mengajak teman seangkatannya untuk bersulang.
"Gonbae!!"
"Hei, kau juga harus Gonbae," ajak Ye Hyo mengambil gelas kosong untuk Hyun Woo dan menuangkannya cola.
Hyun Woo tak fokus dengan getaran semangat dari Ye Hyo dan masih fokus mencari Min Hyuk. Entah kenapa dengan dirinya hari ini. Alih-alih senang bisa duduk bersama Ye Hyo, ia justru ingin menemani Min Hyuk dalam perayaaan. Tahu sendiri, Min Hyuk tak memiliki teman dan terus menyendiri. Bisa jadi, Min Hyuk sekarang sedang tak ingin berkomunikasi dengan orang-orang.
Pemuda berambut klimis itu pun menemukan orang yang dicari. Min Hyuk yang sedang membaca buku. Uniknya lagi, satu meja yang ditempati Min Hyuk terpisah dari meja-meja yang lain, sehingga tatanan meja tersebut seolah ditujukan untuk satu orang saja.
Maka, Hyun Woo pun cepat berdiri dan mencoba meninggalkan Ye Hyo dan kawan-kawan.
"Yaa, eodiga?" tanya Ye Hyo heran, masih bersemangat.
"Lepasin." Hyun Woo menepis tangan Ye Hyo dan melangkah lurus menuju meja Min Hyuk.
"Hyung!" Pemuda itu memanggil. Min Hyuk melepaskan headset dan menoleh ke depannya.
"Hei, Hyun Woo." Kwang Hak menepuk pelan juniornya dan langsung memberikan satu gelas besar berisi bir. "Minumlah."
Hyun Woo kebingungan. "Ta-Tapi, sunbae ..."
"Minum," perintah Kwang Hak cepat yang membuat Hyun Woo kewalahan sendiri. Banyak senior menatap tajam dirinya, sebagai isyarat kalau ia harus meminum bir tersebut.
* * *
26 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top