Kami punya markas rahasia untuk bersembunyi setiap kami bermain. Tempatnya di gunung dan berada di antara dataran datar yang sedikit padat dengan pepohonan berbatang kurus. Daun yang jatuh ke atas tanah umumnya adalah daun kuning. Tidak ada rerumputan yang terlihat di atas tanah kering itu, hanya ada beberapa semak-semak yang berpencar di setiap tempat.

Kau dan para saudaramu bermain kejar-kejaran suatu sore di saat matahari masih terlihat di depan mata kalian. Larangan Ibu yang tidak mengizinkan ke sana, kalian abaikan demi kesenangan kalian. Kalian sudah terlalu sering di sini, tidak ada monster seperti yang di katakan Ibu. Tidak ada Slenderman seperti yang dikatakan Ayah. Tidak ada Big Foot seperti yang para warga katakan.

Ada sesuatu yang sangat menarik di markas rahasia kalian; sampan.

Sampan itu terletak di dataran tinggi, dengan keadaan miring sembilan puluh derajat. Kau bisa tiduran di sisi sampan, tidak akan ada yang bisa menemukanmu jika mereka melihatnya dari bawah.

Tapi, sampan itu sudah terlalu sering terkena hujan. Mungkin kau tidak akan terkena air hujan sedikitpun jika kau tiduran sewaktu hujan. Tapi bisakah kau bertahan dari tanaman liar yang tumbuh di sisi sampan yang berada di atasmu? Sanggupkah kau melihat lumut itu dari luar? Sanggupkah kau bertahan dari serangga-serangga menjijikan yang berada di sana?

Kami sanggup, jika kau ingin tahu.

Sampan itu adalah tempatnya, tempat rahasia kami yang tidak pernah lagi berani kami naiki setelah tahu tentang kenyataan itu,

Bahwa tidak ada seorangpun yang bisa melihat keberadaan kami dari bawah sana, tapi mampu melihat keberadaan kami dari atas sana.

*