Kau berada di bawah meja begitu kau terbangun. Meja persegi panjang dengan banyak petinggi-petinggi yang duduk mengelilingi meja itu—kau menyadari bentuk unik dari kursi itu. Ada yang menggenakan gaun khas Victoria dengan renda-renda mengelilingi gaun. Sedangkan, para pria identik dengan celana bahan kulit domba dan sepatu kulit ber-hak khas koboi.

Kau di bawah sana, sendirian, di bawah ketakutan yang merajarela saat menyadari seorang pengawal berpakaian merah dan rambut tinggi beberapa kali mengintai sekitar ruangan dan menyeringai curiga ke kolong meja.

Petinggi tengah membicarakan topik yang tak kau mengerti, hanya topik tentang mobil keluaran terbaru dan delman yang mulai kurang diminati karena harganya dinilai terlalu mahan untuk sebuah benda yang memiliki kehidupan.

Lalu mereka tertawa, membicarakan soal kapal megah yang berlayar di lautan es dan menenggelamkan banyak korban. Kau tak tahu apa yang lucu dari itu. Saat mereka tengah berdiskusi tentang serangan berencana di salah satu tempat pertahanan, kau lebih setia memperhatikan keadaanmu, karena penjaga tadi mulai saling berbisik dan menautkan alis mereka dan menunjuk ke kolong.

Mereka mendekat tanpa membuat para petinggi menyadarinya.

Kau panik, namun tak punya pilihan lain selain tetap berada di sana, bersembunyi, menunggu waktu yang tepat untuk keluar setelah semuanya usai. Kau terus berpikir keras, bagaimana caranya kau bisa lolos dari sana.

Hanya beberapa langkah sebelum penjaga itu melihatmu, sebuah bom dijatuhkan dari atas dan membuat ledakan dahsyat di sana, menerbangkan segalanya--para petinggi dan penjaga.

Hanya kau yang berada di bawah meja, yang masih bertahan tanpa mengerti apa yang baru saja terjadi.