-Ayunan-

Kau terjatuh dari langit dan mendarat dengan mulus di atas rerumputan setinggi dua meter yang membuatmu baik-baik saja. Saat kau terjatuh di atas sana, banyak partikel bercahaya yang keluar dari rerumputan itu hingga membuatnya tampak seperti debu yang tak pernah tersentuh sedikitpun.

Kau akhirnya memutuskan untuk menelusuri hutan itu dan memutuskan untuk mencari jalan keluar, meski tanpa bekal ingatan tentangmu sedikitpun.

Pohon-pohon di sana melingkar, daun-daunnya terlihat asing karena berbentuk hati. Dengan kaki telanjangmu, kau melangkah mengabaikan rumput-rumput yang tinggi di depanmu, memanfaatkan tanganmu untuk menyingkirkan rerumputan itu.

Hutan ini teramat sunyi, kau tak dapat menemukan satupun binatang, baik itu burung ataupun serangga. Kau tidak mendengar suara keberadaan mereka. Tempat itu sangat hening sampai kau mengira bahwa kau telah tuli. Lalu, kau tersadar saat suara gesekan rumput yang kental masih dapat kau dengar. Kau lega, lalu melanjutkan perjalanan.

Cahaya matahari yang semula redup, akhirnya tampak terang di sebuah lokasi. Kau terpana beberapa saat.

Ada dua pohon yang besar, berada di seberang danau. Keduanya saling melengkung mendekat, namun ada satu dahan yang menjulur satu sama lain seolah ingin bergandengan tangan. Namun jarak masih belum cukup untuk membuat kedua dahan yang melingkar itu, menangkap satu sama lain.

Yang membuatmu takjub adalah, kedua dahan itu sama-sama mengandeng satu ujung untuk ayunan tipe tidur yang bahannya adalah serat-serat tumbuhan yang dianyam sedemikian rupa hingga berbentuk jaring-jaring.

Kau tertarik untuk berada di tengah-tengah danau agar kau bisa menikmati cahaya matahari lebih lagi. Kau memanjat salah satu pohon dan berusaha untuk menjangkau ayunan itu.

Kau sampai di sana, sangat nyaman. Kau tiduran beberapa saat di sana, lalu merasakan dirimu terlelap di sana. Serat tiba-tiba saja putus dan menjatuhkanmu ke dalam danau.

Kau panik, mencoba naik, namun ada sesuatu di bawah sana yang terus menarikmu. Kau memberanikan diri membuka matamu, kau melihat banyak orang di sekelilingmu, mengapung, dengan mata terbuka. Tak memberikan tanda-tanda kehidupan apapun, akhirnya dirimu merasa sia-sia. 

Kau di sana, di dalam danau itu, bersama korban lainnya.

*

Setelah tak ada lagi suara gelembung yang terdengar janggal dan tak ada lagi gelembung yang muncul di permukaan air danau, serat itu menyatu kembali, lalu langit menjatuhkan seseorang di atas rerumputan empuk tadi. Lagi.

*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top