Chapter 1
Helaan nafas panjang keluar, memijat sedikit kepala akibat pusing. Tangan ia rentangkan ke atas guna melemaskan otot-otot yang menegang.
Akhirnya ia sampai di depan pintu plastik bercat biru. Ia membukanya dan--
"Tidak ada orang..."
Tak ada cahaya dan canda tawa seperti biasa dari ruangan itu lalu ia ingat bahwa mereka sedang bekerja dan akan pulang malam.
Mengedikkan bahu lalu pergi ke kamar. Melepaskan pakaian dan pergi mandi untuk melepas lelah, mungkin berendam bisa menghilangkan rasa lelah.
Namun ia urungkan kembali niat untuk berendam. Berlama-lama di air bisa membuatnya sakit dan itu akan menyusahkan orang. Akhirnya ia memilih untuk mandi biasa.
Setelah selesai ia keluar lalu pergi ke taman dan memakai pakaian.
"Sekarang.. aku harus apa?"
Ia bergumam seraya menaruh satu jari di dagu--pose berpikir. Memikirkan apa yang akan ia lakukan sekarang.
"Ah! Lebih baik aku menghubungi Tenn-nii!!"
Senyum kecil tercipta di paras imut, ia segera mengambil ponsel dan mencari kontak seseorang yang ingin ia hubungi.
Ia tersenyum simpul kala menemukan nama kontak yang ia cari. Lekas ia menekan tombol hubungi dan menaruh ponsel itu di area sekitar telinga, menunggu si penerima menjawab panggilannya.
Panggilan yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan--
Dia langsung memutuskan panggilan itu, kepala merah mendongak ke atas, menatap langit-langit kamar bercat putih dengan sedikit warna merah.
'Apa dia sibuk?'
Dirinya memejamkan mata, memikirkan apa alasan mengapa orang itu tidak menjawab panggilannya.
"Sudahlah. Lebih baik aku ke dapur. Kenapa aku jadi merasa haus ya?"
Meninggalkan ponsel di atas kasur lalu berjalan keluar kamar guna pergi ke dapur untuk mengambil air.
Saat masuk ke dalam, ia perlihatkan sosok pemuda bersurai silver dengan manik lavender berdiri di depan televisi. Dia seperti tengah menonton sesuatu.
"Sougo-san! Kau sudah datang!"
"Riku-kun.."
"Hum? Sougo-san terlihat ketakutan.. apa terjadi sesuatu?"
"Eh? Benarkah? Tapi aku baik-baik saja. Memang apa yang aku takutkan sekarang?"
Memiringkan kepala ke kiri, merasa orang itu tengah menyimpan sesuatu namun ia tidak peduli. Mungkin saja itu sesuatu yang sangat privasi jadi dirinya tidak boleh tahu.
Ia kembali berjalan menuju meja, mengambil gelas plastik dan teko lalu menuangkan air.
Berjalan melewati Sougo yang kini tengah melihatnya.
"Aku ke kamar dulu ya Sougo-san"
"Iya. Istirahat lah Riku-kun"
Sougo tersenyum. Melihat Riku yang sudah menghilang di balik pintu ia bernafas lega lalu menatap ke arah bawah.
•
•
•
Mentari bersinar terang di langit, memancarkan cahayanya ke Bumi. Langit terlihat biru nan jernih bak air di lautan. Angin berhembus membelai lembut wajahnya yang terlihat lelah.
Dia tidak boleh patah semangat hari ini karena hari ini adalah hari yang istimewa.
'Hari ini aku bertemu dengan Tenn-nii!!'
Ia teriak tertahan dalam hati. Merasa senang karena dapat bertemu dengan seseorang yang ia rindukan beberapa hari ini.
Melangkahkan kaki dengan riang di jalan setapak yang ramai akan orang-orang.
Sampai akhirnya atensi teralihkan ke sebuah cafe sederhana yang terletak di ujung jalan. Itu lah tempat pertemuannya dengan sang kakak hari ini.
Kring~
"Selamat datang~"
Cafe sederhana yang tak terlalu ramai, tampilan cafe yang terkesan elegan dan unik menjadi alasan mengapa ia suka akan cafe satu ini.
Suara wanita barista menyapa pendengaran, mengangguk-anggukkan kepala dan tersenyum tipis walau tertutup oleh masker berwarna hitam.
Mengedarkan pandangan mencari sosok pemuda yang sudah memiliki janji dengannya.
'itu Tenn-nii!'
Senyuman itu semakin melebar kala ia melihat sosok orang bersurai merah muda seperti kelopak Sakura tengah duduk seraya memandang keluar.
"Tenn-nii!!"
Pemuda tersebut menoleh, melihat ke arahnya lalu tersenyum manis.
"Riku!"
Lelaki bernama Riku ini duduk di depan kakaknya, ia melihat ke arah meja di mana belum ada satupun makanan yang terpesan.
"Tenn-nii belum pesan apapun?"
"Aku menunggu Riku. Bagaimana pekerjaan mu hari ini?"
"Berjalan lancar! Beberapa hari ini aku merasa baik-baik saja dan tidak kambuh sama sekali. Bukan kah itu bagus?"
"Tentu tapi ingat. Jangan memaksakan diri atau aku akan memarahi mu habis-habisan"
Riku terkekeh kecil dan mengangguk menanggapi penuturan kakaknya.
Ia rindu suasana seperti ini.
Bercanda dan bergurau dengan kakaknya tanpa perlu memikirkan pekerjaan. Sudah lama ia tidak seperti ini.
Riku bangkit dari duduk, berjalan ke arah kakaknya lalu duduk di sebelahnya. Tenn penasaran apa yang di lakukan adiknya. Riku semakin dekan dan--
Hug~
"Riku?.."
"Hehe~ aku rindu memeluk Tenn-nii"
Tenn tersenyum, tangan rampingnya terangkat mengelus surai senja milik sang adik. Merasakan sensasi lembut nan halus menerpa kulit bening miliknya, sudah lama juga ia tidak seperti ini.
"Tangan Tenn-nii hangat.. aku suka"
"Hee~ tumben sekali kau manja seperti ini. Biasanya kau akan marah jika aku mengelus kepala mu terlebih di tempat umum seperti sekarang"
"Mouu~ memangnya salah? Tenn-nii kan kakakku. Jadi aku boleh dong bermanja-manja dengan Tenn-nii"
"Ya ya terserah kau. Oh ya. Tidak ingin pesan sesuatu?"
"Tenn-nii pesankan untukku. Aku akan makan apapun yang Tenn-nii pesankan"
Riku memeluk Tenn dari samping dan sekarang kepalanya berada di pundak Tenn, wajahnya tampak tenang dan imut, membuat si kakak merasa gemas akan adik tercintanya.
Ia memanggil waiter kafe itu dan memesan makanan.
"Saya pesan strawberry cheesecake dua dan susu hangat dua"
"Baik. Ada yang lain tuan?"
"Tidak ada"
Si waiter mengangguk lalu pergi untuk membuat pesanannya, Riku sendiri masih memeluk Tenn dan menaruh kepalanya di sekitar leher kakaknya, merasakan sensasi hangat dari leher Tenn.
"Riku.. itu geli"
"Hehe~"
Kekehan kecil itu terdengar, suara lembut yang ia rindukan dan tingkah laku adiknya yang sangat jarang terjadi.
"Permisi... Maaf mengganggu"
Si waiter tadi pun kembali, membawa nampan berisi dua makanan dan dua minuman yang tadi Tenn pesankan untuk mereka. Waiter itu menaruh satu persatu pesanan pelanggannya ini.
Riku yang melihat kue favoritnya terhidang di atas langsung melepaskan pelukannya dari Tenn dan menatap binar kue tersebut.
"Selamat menikmati~"
"Terima kasih"
Tenn tersenyum ramah kepada Waiter itu. Ia melihat ke arah Riku yang masih menatap binar kue seolah ia menemukan emas.
"Berhentilah menatapnya dan makan"
"Aku maunya di suapi Tenn-nii!!"
Riku berteriak senang menyuruh Tenn untuk menyuapi dirinya. Tenn terkejut dengan penuturan Riku, ia malu untuk melakukan hal seperti itu terlebih di tempat umum.
"Su-suapi?.. Riku. Kita masih berada di kafe, jangan aneh-aneh. Makan saja"
"Ayolah Tenn-nii~ suapi aku seperti dulu~"
Manik merah itu membesar, binar-binar di sekitar manik itu mulai terlibat jelas-- Puppy eyes. Senjata rahasia Riku jika keinginannya tidak dituruti oleh kakak ataupun temannya.
Tenn semakin tak berdaya melihat adiknya yang sudah memasang tatapan memelas.
"Baiklah... Kali ini saja"
"Yey! Arigatou Tenn-nii!"
Tenn menggeleng pelan lalu tersenyum tipis, ia mengambil piring kue tersebut. Memotong kue itu menjadi potongan kecil lalu menusuknya dengan garpu.
"Ini. Aaaaa~"
Riku menurut, ia membuka mulutnya dengan lebar. Saat potongan kue itu masuk ke dalam mulutnya, ia terpana akan rasa kue itu. Manis dan lembut menyeruak di dalam mulutnya.
"Enak! Tenn-nii aku mau lagi!"
Tenn menurut saja. Ia kembali menyuapi adiknya, terus seperti itu sampai kue tersebut habis.
Riku yang melihat masih ada sisa satu piring lagi di meja pun mengambil kue itu.
"Nah sekarang Tenn-nii. Aaaa~"
Tenn merasa malu, di suapi oleh adiknya terlebih lagi di tempat umum seperti ini.
Namun demi adiknya, Tenn pun menurut. Ia membuka mulutnya dan mulai memakan kue tersebut, benar apa yang Riku katakan. Kue tersebut sangat enak.
Riku kembali menyuapi kakaknya, sama seperti yang di lakukan Tenn tadi.
Suasana menyenangkan bagi anak kembar seperti mereka, Keduanya merasa bahagia sekarang.
Bertingkah seperti anak kecil, tak peduli dengan tatapan orang lain yang terpenting mereka merasa bahagia dan puas sekarang.
Dalam lubuk hati yang terdalam milik Riku, ia berharap--sangat berharap, hal ini tidak akan pernah berakhir.
----------------------------------------
Book baru lagi.
Gaku: Thor. Tiga cerita lu yang lain kan belom tamat semua.. kok malah publish lagi cerita baru.
Hehe~ tenang. Book ini akan ku usahakan cepat tamatnya dan ga lama-lama.
Jaa, silahkan vote dan komen.
Sampai jumpa 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top