Dove Love - ciellychocolita
A Collab Fanfic in A Collab Project (?)
Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki
Dove Love
Written by ciellychocolita【Kise Ryouta's POV】 | Clairith54【Reader's POV】
Warning! OOC, dan segala ketidakjelasan lainnya karna ditulis author sableng (chelly T-T)
Setting tahun 2015, tanggal 13 Maret hari Jumat, 14 Maret hari Sabtu, dan tidak ada libur di hari Sabtu (har har).
3,519 words
Happy Reading!
.
.
PART I - D O V E
.
.
Reader's POV
Hai, perkenalkan namaku (Y/N). Aku bersekolah di SMA Kaijo bersama teman masa kecilku yang idiot namun populer, Kise Ryouta. Sungguh, ia terus menerus mengurusi fans-fansnya yang menurutku menyebalkan. Sudah tahu nilai Ryouta jatuh, tetapi mereka tetap mengejarnya. Apalagi sebulan yang lalu ada hari Valentine, mereka memberi coklat segunung kepada Kise walau mereka tahu ia takkan memakan semua coklatnya sendiri.
Buktinya saja ia memberikannya kepada rekan tim basketnya dan tentunya kepadaku.
Sekarang aku sedang terduduk manis di bench gym Kaijo dan menunggu Ryouta selesai berlatih basket. Dan di sisi kiri dan kananku ada beberapa fans Ryouta yang terus menerus berteriak seakan membuatnya semangat. Yah, kuakui Ryouta menjadi semangat dan terus menebar senyum modelnya itu. Namun aku? Aku malah merasa ingin menghilang dari tempat ini dan menenggelamkan diri di boneka-boneka burung merpati yang kukoleksi. Um, secara sederhananya, Aku tak mau ada di sini dan ingin sesi latihan ini berakhir.
Jujur saja jika Ryouta bukan teman masa kecilku, aku pasti sudah meninggalkannya untuk pulang ke rumah nyamanku duluan. Yah, aku dapat melakukannya tetapi ada konsekuensi yang harus kutanggung, yaitu Ryouta dengan hebohnya menggedor pintu rumahku dan terus menerus mengintrogasiku sampai hari berikutnya datang.
---
Sesudah latihan basket (lebih terlihat seperti latihan kesabaran bagiku) ini selesai, aku langsung menyuruh Ryouta bergegas dan berjalan keluar dari pintu gym menghindari fans-fansnya yang memelototiku sedari tadi. Dan tentunya dalam beberapa menit Ryouta sudah ada lengkap di sampingku sambil terus menerus berbicara tentang latihan basket yang ia jalani tadi.
Di perjalanan pulang, aku mencoba untuk mengusilinya sekaligus penasaran dengan reaksinya dengan sikapku yang satu ini.
"Hey, Ryouta. Kau tahu? Aku akan menerima pernyataan cinta dari siapapun yang memberiku coklat berbentuk burung merpati hasil buatan orang itu sendiri," ucapku sambil menengok ke atas menatap langit biru yang cerah.
Dan seketika, Ryouta yang sedang berceloteh tentang temannya di Seirin itu langsung terdiam. Mungkin ia terkejut atau ... tidak? Mungkin ia hanya kehilangan topik pembicaraan.
"A-apa itu benar (Y/N)-cchi? Bahkan kalau orang itu Kasamatsu-senpai pun akan kau terima?" ucapnya sambil mencondongkan sedikit badan tingginya ke arahku.
Heeh, ia menanyaiku dengan membuat orang yang kurang kusukai sebagai contoh. Ya, aku kurang suka orang yang gugup dan pemalu. Aku lebih suka orang yang langsung ke intinya dan berwibawa.
"Yah, kalau dia membuatnya sendiri berarti ia serius denganku kan? Apa salahnya untuk menolak," balasku sambil mempercepat langkahku meninggalkan Ryouta yang terbengong. Aku tak sabar, apa ia akan membuatkan coklat itu untukku? Aku tahu ia kurang bisa memasak, apalagi membuat coklat.
---
【Kise Ryouta's POV】
[Y/N]-cchi akan menerima pernyataan cinta dari siapapun yang membuatkannya coklat berbentuk merpati?!
Aku benar-benar terkejut. Kukira aku takkan pernah punya kesempatan untuk menjalin hubungan lebih dalam dengannya. Ini ... ini tidak bisa dilewatkan! Aku akan membuat coklat untuk [Y/N]-cchi!
Aku mengepalkan tangan dan berteriak 'yes', dengan lantang. Senyumku melebar. [Y/N]-cchi yang sudah berjalan di depanku menoleh karna kegaduhan yang kubuat. Sedetik kemudian ia kembali memalingkan wajah. Dan aku dibuat terkejut kedua kalinya saat melihat telinganya yang memerah.
... a-astaga ... Y/N-cchi, d-dia sangat menggemaskan!
Aku berlari, menyusulnya. Aku tak lagi berceloteh, dan Y/N-cchi pun diam. Sesekali dia menyenandungkan lagu kesukaannya, melihat-lihat ke jalanan, serta menengadah menatap langit. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. Pikiranku sibuk dengan daftar barang yang harus kubeli saat aku berhenti di konbini nanti.
Coklat susu--kesukaan Y/N-cchi, sudah pasti ada dalam daftar. Lalu cetakan berbentuk merpati tentunya juga harus ada. Aku harap Y/N-cchi tidak pernah memberitahukan hal tersebut kepada siapapun selain aku. Jujur saja, aku belum pernah sekalipun memakai dapur di rumahku! Bisa-bisa Y/N-cchi duluan didapatkan orang lain hanya karna aku tidak pandai masak.
Kami lalu berpisah. Y/N-cchi dan aku tinggal di kompleks yang sama, namun di blok berbeda. Aku berpura mengecohnya dengan mengambil jalan menuju rumahku dan berkata bahwa aku capek sekali hari ini. Selama sepersekian detik, nampak ekspresi kecewa pada wajahnya. Namun ia langsung mengubahnya dengan senyuman kecil.
"Jaa~ Ryouta. Istirahatlah, kau kan sudah berlatih keras tadi."
Y/N-cchi lalu membalikkan badannya dan berjalan pergi. Aku menatapnya hingga ia hilang di belokan, memastikan dirinya selamat. Sekaligus--ya, memastikan Y/N-cchi benar-benar pulang.
White Day nanti akan jadi hari spesial.
Aku membalikkan badan, berjalan kembali ke kota. Mungkin aku harus bergegas karena aku bahkan tak tahu bagaimana cara menyalakan kompor.
---
Aku mengucapkan terima kasih pada kasir yang berjaga, lalu membawa dua kantong plastik pulang bersamaku.
Aku sudah melakukan browsing mengenai bahan-bahan yang kubutuhkan untuk membuat coklat handmade. Aku membeli semuanya, lengkap, bahkan berlebih. Ini akan menjadi semacam eksperimen buatku yang belum pernah memasak sekalipun.
Aku tiba di rumah, mengunci pintu dan langsung menuju dapur. Plastik-plastik berisi bahan kuletakkan di atas konter. Dapurku bersih mengingat Seri-nee dan Rith-nee lah yang merawatnya. Ini wilayah kekuasaan mereka jika sedang di rumah.
Untuk beberapa hari, mereka sedang dalam study trip, jadi aku tak dapat menemui mereka dan minta bantuan. Aah, tidak, tidak. Aku akan membuat coklat untuk Y/N-cchi dengan tanganku sendiri!
Aku masih punya waktu dua hari. Dan dengan skill perfect copy-ku, aku yakin akan menghasilkan coklat seenak coklat kelas dunia. Aku hanya butuh menyaksikan bagaimana cara mereka membuatnya di Youtube, dan voila! Skill mereka akan menjadiku skill-ku, lalu ...
Lalu Y/N-cchi akanbanggapunyacalonsuamiyangbisamembuatkannyacoklatyangenak.
Uuuh--aku tidak sabar!
Aku menarik celemek, warna orange milik Rith-nee, dan mengambil ikat rambut warna pink milik Seri-nee. Poniku akan mengganggu kalau tidak ditahan ke atas. Selanjutnya, aku berserah pada skill perfect copy-ku dan youtube.
Aku meraih mobile phoneku yang satu lagi--Sams*ng Tab--dan segera memilih aplikasi youtube.
Search: Cara Membuat Coklat Handmade yang Enak, ssu!
Layar berganti cepat. Semula cuman background putih abu-abu kosong. Namun sekarang terlihat sederet kalimat.
'Check your internet connection.'
Hening.
Bersamaan dengan itu, sebuah sms masuk.
'Kuota anda habis coy. Isi ulang di warung terdekat.'
Hening.
.
.
"NANIIII?!"
---
Aku pulang, mengunci pintu, dan langsung menuju dapur.
Kuota sudah kubeli, bahkan berlebih.
Ini akan menjadi semacam eksperimen buatku.
Aku kembali memakai celemek dan pita milik kedua kakakku--kali ini aku siap. Jam dinding sudah menunjuk ke angka lima. Empat puluh jam sebelum aku harus memberikan coklat buatanku ke Y/N-cchi.
Buffering selesai. Tayangan dimulai. Aku memperhatikan dengan seksama hal-hal yang harus kupelajari.
Pertama, melelehkan coklat.
Taruh coklat di atas panci dan nyalakan kompor.
Hening.
... t-tunggu, bagaimana cara menyalakan kompor!? Dia tidak menunjukkannya!!!
.
.
【 D o v e L o v e】
.
.
PART II - L O V E
.
.
【 Kise Ryouta's POV】
Cahaya terik masuk menembus kelopak mataku yang tertutup.
Eh, sudah pagi?
Aku bangun, bibirku langsung membentuk senyum. 13 Maret. Besok adalah harinya.
Bangkit, sebelum menuju kamar mandi, aku melangkahkan kakiku ke dapur. Pintu kulkas kubuka, menampakkan isinya yang bermacam-macam. Namun di pandanganku, cuman satu hal yang terlihat menyinarkan cahaya keemasan.
Coklat untuk Y/N-cchi.
Aku berhasil membuatnya!
Kukeluarkan cetakannya dan memandang coklat yang sudah membeku dengan sempurna itu. Aku tak sabar mengeluarkannya, membungkusnya, dan memberikannya pada Y/N-cchi.
Beruntung sekali, kemarin tetanggaku datang berkunjung untuk memberikan bingkisan. Dia yang memberitahuku bagaimana cara menyalakan kompor, dan bahkan membantuku melelehkan coklatnya.
Katanya, berabe kalau rumahku sampai kebakaran. Rumahnya tepat di sebelah rumahku.
Setelah kubiarkan tante itu menciumku di pipi, dia pun kembali ke rumahnya. Aku melanjutkan kegiatanku sendiri, coklat yang sudah meleleh itu kutuangkan ke dalam cetakan. Membuat coklat handmade ternyata gampang.
Ah, tentunya coklat itu sudah kutambah bahan-bahan yang dapat membuatnya terasa lebih spesial. Aku meng-copy caranya kemarin dari seseorang di video yang kutonton.
Cetakan itu kumasukkan kembali ke dalam kulkas. Selanjutnya akan kuatur sepulang sekolah nanti.
Sekarang, aku harus bersiap-siap. [Y/N]-cchi pasti sudah berada di sekolah sekarang. Ia selalu pergi tanpaku karna tak mau berjumpa fans yang selalu mengerubungiku tiap pagi.
---
Reader's POV
Sekolah menantiku, itu yang kupikirkan sambil berjalan dengan malas. Apa Ryouta akan benar-benar membuatkan coklatnya? Aku bahkan ragu ia dapat menyalakan kompor atau tidak. Aku berharap ia dapat membuatkanku coklat tanpa membuat nilainya turun. Dengan berat hati, aku menoleh ke arah kiri di mana belokan blok Ryouta berada. Dan tentu saja Ryouta tidak ada, ia tidak bangun sepagi ini.
Sesudah sampai di sekolah, aku merasa lebih diperhatikan dari biasanya. Biasanya aku diperhatikan karena bersama Ryouta, tetapi sekarang aku tidak bersama Ryouta. Apa penampilanku aneh? Mungkin rambutku berantakan atau sebagainya? Namun aku tetap berjalan ke kelas tanpa menoleh sama sekali karena bel sudah berbunyi dan mereka masih berada di koridor.
---
Pelajaran hari ini membosankan, pikirku sambil memainkan pensil di jariku. Guru di depan terus menerus menerangkan dan aku tentunya mengabaikannya. Hmph, begini-begini aku peringkat kedua di kelas ini dan pelajaran ini terlalu mudah untukku. Kulirik jam dinding yang terletak di tembok belakang dan menghitung waktu menuju istirahat. Baru aku melirik dan bel sudah berbunyi.
Guru di kelasku sudah bersiap keluar dan aku sudah membereskan bukuku sekalian mengambil bentoku di laci meja sampai seseorang memanggilku. Jujur aku tak mengenalnya, aku hanya tahu bahwa ia seorang senpai yang selalu meminta nomor telepon selulerku.
Dengan menggaruk lehernya yang terlihat tak gatal dan mengalihkan pandangannya dari figurku, ia berkata, "Um, kudengar kau mau menerima siapa saja menjadi pacarmu jika orang itu mau membuatkanmu coklat berbentuk merpati. Ini adalah coklat buatanku sendiri, apa kau mau menerimanya?"
Aku terkejut dan mengingat-ingat kejadian kemarin. Setahuku aku hanya memberi tahu Ryouta tentang ini, namun mengapa sampai ada senpai yang memberiku coklat dan mengetahui persyaratannya sedetail itu?!
Dengan memasang senyum manis dan sedikit membungkuk, aku menjawabnya dengan tegas, "Maaf senpai, mungkin senpai tak tahu ini. Aku akan menerima coklatnya besok, bukan hari ini, terlebih lagi mungkin senpai lupa untuk mencabut harga dari balik coklat senpai. Permisi senpai."
Setelah menjawab senpai itu, aku berdiri tegak sambil menyaksikan senpai itu membungkuk juga dan pamit dari hadapanku. Satu nama yang kemungkinan menyebarkan ini, Ryouta. Dan belum sampai aku memikirkan hukuman kejam apa yang pantas kuberikan padanya, ekor mataku menangkap rambut berwarna kuning. Kutunggu ia memanggilku sambil tetap memunggunginya.
"Y/N-cchi, mengapa senpai itu memberikan coklat sekarang? Bukankah ini masih tanggal tiga belas, ssu?" ucapnya sambil memegang pundakku.
Aku menepisnya sambil berbalik menghadapnya. Dengan mendelik tajam, aku berkata, "Entahlah, mungkin ada orang menyebalkan yang menyebarkan tentang merpati."
Lalu dengan kalimat itu aku mengakhiri percakapan kami dengan masuk ke kelas dan meninggalkannya sendiri di koridor, aku bertaruh ia takkan masuk ke kelasku karena sebagian besar siswi kelasku merupakan fans beratnya.
---
【Kise Ryouta's POV】
Aku tak mengerti.
Ada orang yang menyebarkan tentang merpati?
S-Siapa?! Keterlaluan!
Aku mencoba menyusul Y/N-cchi, namun rata-rata perempuan di kelasnya amat ganas. Aku tak berani mendekat barang selangkah, mereka akan menyadari keberadaanku seperti semut mengendus gula.
Aku terpaksa mundur sambil terus bertanya-tanya. Mengapa Y/N-cchi memandangku seperti tadi? Apa dia mencurigaiku? Uh, mengapa aku? Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu!
Seseorang pasti mendengar percakapan kami sepulang sekolah kemarin. Memang keadaan sudah kosong, namun itu satu-satunya kemungkinan yang logis. Aku harus meyakinkan Y/N-cchi kalau aku sama sekali tak menyebarkannya!
Seorang pria lewat di depanku. Seorang kakak kelas lagi, dan di tangannya terdapat sebuah kotak coklat. Ukh! Dia masuk ke dalam kelas Y/N-cchi! Mengapa dia bisa masuk sementara aku tidak?!
Kuharap dia memberikannya pada perempuan lain. Namun benar firasatku, dia memanggil Y/N-cchi dan berusaha menembaknya di depan seisi kelas.
Pria itu memunggungiku sementara Y/N-cchi berdiri di depannya, yaitu menghadapku. Aku dapat melihat Y/N-cchi menatapku tajam dari balik punggung pria tersebut. Matanya seolah berkata: ini-semua-salahmu!
Diberi tatapan seperti itu membuatku berkeringat dingin. Sungguh, bukan aku!
Pernyataan cinta dari senpai itu kepada Y/N-cchi bagaikan angin lewat. Otakku menolak untuk memproses kata-katanya. Saraf pendengaranku mulai bekerja lagi kala kudengar suara Y/N-cchi.
"... maaf, senpai. Aku akan mulai menerima coklat besok, bukan hari ini. Jadi kembalilah nanti. Permisi."
Y/N-cchi membungkuk sopan. Volume suaranya membesar di kalimat "kembalilah nanti". Aku tidak tau apakah Y/N-cchi sengaja melakukannya, atau itu effect dari aku yang terlalu shock mendengarnya.
Kembalilah nanti.
Y/N-cchi memberikan pria itu kesempatan.
Ini mimpi buruk.
---
Aku tak ingin Y/N-cchi jadi milik orang lain! Sungguh!
Ada apa dengan kerusuhan ini? Aku hendak menemui Y/N-cchi di bel istirahat kedua, namun sudah banyak saja pria yang berkerubung di dekatnya. Kini bukan hanya kakak kelas yang menyatakan cintanya.
Ada lima orang, satu kukenali dari kelasku.
(Pantas saja dia asyik melihat jam. Seandainya aku tau dia akan pergi menemui Y/N-cchi, sudah kuikat dia di bangkunya.)
Ada lima orang. Kelimanya 'ditolak' secara halus oleh Y/N-cchi.
(Y/N-cchi benar-benar menghargai usaha mereka yang sudah membuatkannya coklat berbentuk merpati.
Namun hal itu juga membuatku tersambar petir lima kali karna mendengar lima versi lain dari "kembalilah nanti".)
Y/N-cchi memberikan kesempatan bagi mereka semua.
"Siapa yang akan kau terima?" Salah satu dari lima orang itu berseru. Pertanyaannya patut diacungi jempol. "Kami ada banyak, kau tidak mungkin menerima semua, kan?"
Y/N-cchi akan menerimaku, dan tentu saja Y/N-cchi tidak boleh menerima semua, sahutku pede dalam hati.
"Orang pertama." Y/N-cchi menjawab pelan, matanya agak menerawang. "Orang pertama yang memberikannya padaku di Hari Putih, akan kuterima."
Seketika riuh. Mereka beradu mulut. Aku ternganga.
Orang pertama?
Semua kegalauanku seakan terhisap.
Aku tidak akan tidur malam ini.
---
Ini gawat.
Kumasuki rumah terburu-buru, mengganti jersey basketku, dan langsung menuju dapur.
Jam hampir menunjuk angka delapan.
Gara-gara aku melamun, Kasamatsu-senpai menambah jatah latihanku menjadi dua kali lipat. Aku baru boleh bebas dua puluh menit lalu.
Kuraih cetakan coklat dari dalam kulkas. Aku segera membalikkannya, mengeluarkan coklat-coklat itu dari tempatnya.
Namun aku tidak tau apa aku terlalu kuat menekan bagian atas coklat itu ...
... bagian atasnya tau-tau jadi rata.
.
.
AAAHH!
Bagaimana ini? Neptunus! Bentuknya terlalu rata, aku bahkan tak mengenalinya sebagai merpati. Aku harus menggambar wajahnya, sayapnya! AAh, tapi aku tak pernah lulus dalam menggambar!
BAGAIMANA INI?
Jam terus berdetak.
Jarum menit menunjuk angka delapan. Jarum jam berada di pertengahan angka tujuh dan delapan.
Tenangkan dirimu, Kise.
Tenangkan dirimu, Kise.
Tenangkan dirimu, Kise.
Aku menarik nafas, hal seperti ini harus dilakukan dalam keadaan tenang.
Perlahan aku meraih Sams*ungku lagi, dan membuka Youtube.
Kali ini harus belajar mengukir.
---
Jam berdentang, membuatku berjengit dan menghasilkan satu goresan baru di jariku.
Tch, ini sudah ketiga kalinya! Perfect copy membuatku tau semua gerakan mengukir yang profesional, namun tubuhku masih belum terbiasa dengan hal ini. Telunjukku terus teriris meski aku sudah berusaha lebih hati-hati.
Detailnya sungguh sulit.
Apalagi coklat yang kubuat berukuran mini. Aku berhasil membuat mata, namun seringkali terluka saat mencoba mengiris tipis permukaan coklat itu untuk membuat sayap.
Berhenti sejenak, aku menatap jam.
Sudah di angka sepuluh.
Aku menatap kembali coklat-coklat yang berjejer di atas konter dapur. Sepuluh dari empat belas sudah berhasil kuukir. Aku berniat menyelesaikan sisanya secepat mungkin, atau rencanaku gagal.
Tiga puluh menit kemudian, setelah memaksimalkan fokusku, aku berhasil menyelesaikan ukiran untuk semua coklat. Tersenyum puas. Hal terakhir yang harus kulakukan adalah membungkusnya. Bukan hal sulit, aku pernah melihat Rith-nee membungkus kado beberapa kali, dan aku masih mengingatnya dengan baik.
Aku memasukkan coklat-coklat yang telah kuukir itu ke dalam kotak kaca berbentuk hati. Bagian bawahnya kubungkus dengan kertas kado bewarna [F/C], kesukaan Y/N-cchi. Aku memilih warna emas untuk pita.
Lalu, satu ikatan final kuselesaikan.
Dan voila.
Coklat berbentuk merpati untuk Y/N-cchi. Bentuk cintaku padanya.
Aku menatap jariku yang menampakkan bekas sayatan.
... ini juga bentuk cintaku padanya.
---
Aku tidak mau dianggap mesum.
Aku berdiri di sini karna aku ... aku harus. Aku sama sekali tidak mesum, oke?
Setelah mandi singkat yang wajib dilakukan--dan juga mengganti baju, tentu saja--aku segera menuju ke sini.
Ini rumah Y/N-cchi.
Dan tepatnya, aku ada di atas pohon di samping rumahnya.
D-Dan tepatnya, tepat di samping kamarnya.
Aku sering melakukan hal ini. Memanjat pohon, dan masuk ke dalam kamarnya. Y/N-cchi akan dengan senang hati membukakan jendelanya untukku.
Kali ini sama, namun berbeda. Y/N-cchi tidur, sama sekali tak menyadari keberadaanku. Aku harus menahan diri mendapati tirai di kamarnya yang tak ia tutup, memberikanku akses luas memandangnya di atas ranjang.
Ini penyiksaan.
Aku meneguk ludah.
Mengapa baju tidur Y/N-cchi harus setipis itu?!
Baiklah, sungguh, Kise. Kau harus fokus. Ingat tujuanmu.
Aku harus segera masuk sebelum satpam komplek yang berjaga malam menemuiku dan menganggapku maling.
Y/N-cchi jarang membersihkan jendelanya. Hal tersebut dibuktikan oleh debu-debu yang langsung berterbangan saat aku menggesernya. Aku mengibas debu-debu itu menjauh, sebelum kupegangi kusen jendela dan tubuhku melompat masuk ke dalam.
Drap.
Landasan mulus. Aku menoleh menatap Y/N-cchi yang masih tidur dengan pulas.
Sesuatu lalu membuatku terdiam beberapa detik.
Wajah Y/N-cchi yang terkena sinar bulan ...
Manis.
K-Kenapa Y/N-cchi sangat manis?!
Aku menggunakan tanganku untuk menutup hidungku, seolah sesuatu akan keluar dari sana. Kurasa aku bisa saja mimisan jika terus-terusan menatap Y/N-cchi.
Tanpa pikir panjang lagi, aku melangkahkan kakiku mantap seperti seorang pangeran yang sedang menjemput putrinya. Di saat aku sudah berada di samping gadis pujaanku ini, aku menggoyangkan sedikit bahunya yang menerima erangan kecil dari sang pemilik tubuh.
Entah mengapa aku merasa aku harus menyembunyikan coklat ini dulu sampai ia benar-benar terbangun. Tak berapa lama kemudian, ia mencoba duduk dan mengerjap layaknya seorang anak kecil. Benar-benar menggemaskan.
Belum lama aku memandangi wajahnya yang imut itu, ia bertanya, "Ryouta? Eh, kenapa bisa ada di kamarku? Kau menginap?" Dengan suara agak serak bak orang baru terbangun.
Melirik jam di samping kananku untuk memastikan waktunya, aku berkata, "Y/N-cchi, kau masih ingat persyaratan tentang White Day yang paling baru? Orang pertamalah yang akan kau terima bukan? Kuharap belum ada orang senekat aku yang telah membobol ke kamarmu seenaknya."
Seakan terlupa ia meletakan jari telunjuknya di dagunya. Hah, aku benar-benar harus menahan diri jika ia terus-menerus bersikap imut seperti ini. Di saat jam berdentang menandakan tengah malam sudah tiba, aku berlutut di hadapannya yang masih berpikir sambil berkata, "Yah, jika aku orang pertama, maukah Y/N-cchi menerima coklatku? Maaf, aku tahu aku egois."
Seakan teringat ketika melihat kotak kaca yang kupegang, ia terlonjak sambil mengambil cepat kotak itu dan menaruhnya di sisi lain kasurnya. Aku tak tahu apa yang terjadi, tetapi aku sadar Y/N-cchi sedang memelukku dan berbisik tentu saja berulang kali. Aku tak tahu bagaimana caranya untuk menggambarkan perasaanku saat ini.
Terkejut? Senang? Takut? Lega? Entahlah, tetapi aku hanya akan membalas pelukannya dan berbisik kepadanya sebuah kalimat.
"I will be your one and only dove that will always follow you around, and protect you even when the world is against you."
.
.
Owari
A/N: Chelly: Huwaaa jadi juga. Ngerasa capek banget di bagian ending, jadi sebagian Rith yang buat <3 omake juga dibuat Rith, happy reading!!!
Rith: Hwaaa. Maaf jika terbaca aneh, ini collab pertamaku. Enjoy the story!
Omake 1
Sesudah itu, kami duduk bersisian di kasur Y/N-cchi sambil memakan coklat yang sudah kubuat. Bukan kami sih, lebih tepatnya Y/N-cchilah yang memakannya. Aku hanya tersenyum karena mengingat bahwa perjuanganku tak sia-sia. Namun tak lama kemudian Y/N-cchi menelan coklat di mulutnya dan bertanya, "Um, maaf Ryouta, setahuku kau tak bisa masak. Apa kau menyewa orang untuk membuatnya?"
Panik karena ia tak memercayaiku, aku baru akan menggaruk tengkukku sebelum Y/N-cchi menangkap telapak tanganku dan memelototinya seakan itu adalah hal yang menyeramkan.
"Ryouta! Jangan bilang kau belajar membuat coklat ini sampai melukai tanganmu sebanyak ini! Bagaimana kau bermain basket dengan tangan yang hancur seperti ini?!"
Omake 2
Tanpa mereka sadari, ternyata ada seseorang di depan pintu kamar Y/N yang sedang merekam pembicaraan mereka sambil menunggu mereka berdua tertidur. Karena ia tahu gadis itu takkan membiarkan orang yang baru saja menjadi pacarnya pulang sendirian lewat tengah malam. Setelah mereka berdua tertidur, orang itu masuk dan memotret mereka berdua.
"Misi sukses!" Bisiknya sambil menutup pintu, bersiap melapor pada pembuat onar dari semua ini.
Dengan senyum andalannya, ia memindahkan semua bukti-bukti ke laptop yang terduduk di ruang tamu dan mengirimnya via gmail.
"Haahh, gadisku sudah tumbuh besar." Dan ternyata pelakunya adalah ibunya sendiri.
Di sisi lain ...
"Seri-nee! Sudah ada kemajuan di Merpati 1 dan Model 1!" ucap seorang gadis yang memiliki poni panjang menutupi mata kanannya memanggil seseorang bernama Seri.
"Rith, kau memanggil Ryouta dan calon adik iparmu dengan panggilan aneh itu lagi." Nasihat seorang gadis yang berambut acak-acakkan seperti lupa disisir sambil menghampiri gadis yang diketahui bernama Rith.
"Aah~ Sudahlah, lihat, lihat! Mereka tampak serasi berdampingan seperti ini. Kya~" Bantah Rith sambil menyodorkan layar HPnya yang menunjukkan dua orang yang tertidur di pelukan masing-masing.
"Hah~ Adik tersayang kita bertumbuh dengan cepat ya, nah Rith kapan kau mau punya pacar? Perlu dicomblangin juga kayak Ryouta?" canda Seri sambil tersenyum jahil. Kalimatnya itu mengundang teriakan agak keras dari si penerima.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top