🌼 Bertemu Kembali 🌼
Disclaimer: BoBoiBoy belong to Monsta
FanFiction by Cuzhae
Penulis tidak mengambil keuntungan materiel apa pun dari cerita ini.
Didedikasikan untuk #LovEvent #BBBFluffWeek #FFWC2022
T • Fluff • Friendship • Day 1: Childhood memories • Childhood friends!AU • Reader insert!
Happy reading ^°^ !
.
.
.
‘Gawat, gawat! Masa hari pertama masuk aku sudah terlambat?!’
Kaki dipacu sekuat (Name) mampu. Dirinya lupa memasang alarm dan kemudian berakhir bangun kesiangan. Berdoa saja semoga gerbang belum ditutup.
Untunglah masih sempat beberapa menit--- tidak, sebenarnya tinggal dua menit lagi. Satpam sekolah saja sampai menggelengkan kepalanya lantaran melihat (Name) berlarian.
“Cepetan masuk, gih. Sebentar lagi upacara mau dimulai,” ucap satpam itu.
“Iya, Pak, makasih …”
Buru-buru saja (Name) melempar tasnya ke pinggir lapangan.
'Gak ada waktu buat simpan tas.’
Mengabaikan tas yang dilempar sembarangan, (Name) secepat mungkin berbaris dengan yang dirasanya adalah satu angkatan dengannya.
Taruna di depan (Name) sempat menoleh ke belakang. Beberapa saat matanya terbelalak.
‘Mungkinkah dia?’ batin sang taruna. Manik emasnya bergetar. Lalu seulas senyuman terbit di wajahnya. Ternyata tidak ada salahnya dia berangkat terakhiran. Buktinya dapat kejutan tak terduga.
Sementara (Name) pura-pura abai dengan taruna di depannya itu.
‘Apa ada yang aneh denganku?’ tanya (Name) dalam hati. Diam-diam ia memeriksa penampilannya.
Upacara berlangsung dengan hikmat. Semuanya tampak menghargai acara mingguan ini. Atau karena hari pertama masuk … eh?
Setelah dibubarkan para murid langsung ke kelas masing-masing. Masalahnya sekarang (Name) tidak tahu letak kelasnya di mana.
“X-C IPA, X-C IPA, X-C IPA, X-C IPA … Argh! Perasaan tadi lihat peta di mading itu dari kantor belok kanan, deh, tapi kok enggak ada ya ….”
(Name) frustrasi karena tidak kunjung menemukan kelasnya. Rencana tidak terlambat di hari pertama sepertinya gagal total. Lorong kelas sudah sepi karena memang hanya (Name) yang berada di luar.
“Arahnya bukan ke sana. Itu arah buat ke kantin,” celetuk seseorang. Rupanya dia yang memperhatikan (Name) sewaktu upacara tadi.
“O-oh.. Aku tau, kok!” ketus (Name). Namun dalam hati ia sangatlah malu. Dalam hati bertanya dari mana orang ini datang? Apa mungkin dia diikuti sejak tadi?
Pemuda itu tertawa kecil, satu tangannya menutupi mulutnya. “Hahaha.. Masa, sih? Kamu kan sering banget tersesat. Sudah SMA juga masih buta arah.”
“Memangnya kamu tau apa tentangku?!” Menatap jengkel pemuda itu. (Name) membalas melototinya.
“Selain lupa arah, kamu kayaknya juga jadi tukang lupa nama orang, deh,” ucap si empu manik emas itu. “yuk, masuk kelas bareng. Kamu kelas X-C, 'kan? Berarti kelas kita sama. ”
Dia tanpa sungkan menarik lengan sang gadis untuk mengikutinya.
“Kamu itu siapa, sih? Kok ikut campur urusanku terus.”
Tatapan kecewa tersorot dari mata sang taruna. Dia menghela napas sejenak. (Name) jadi merasa bersalah karenanya.
“Sedih, deh, nggak diingat sama teman masa kecilku. Aku Gempa, (Name). Tega sekali kau melupakanku,” kata pemuda itu.
Gadis itu tersentak, “Ooh, Gempa!”
“Benar. Lama tidak berjumpa, (Name).”
Dulu Gempa adalah tetangga (Name) serta teman bermainnya. Namun, dia pindah saat kelas 5 SD karena urusan pekerjaan orang tua Gempa.
Gempa tersenyum kecut. Ia sudah menduganya kalau (Name) akan lupa padanya, tapi tetap saja ada titik dirinya yang terluka.
“Dulu 'kan kamu cengeng dan selalunya menggandeng tangan Taufan atau enggak sembunyi di belakang Halilintar,” beber sang gadis diiringi gelak tawa.
Malah itu yang diingat. Memalukan sekali.
Mereka berdua berjalan beriringan untuk menemukan kelas mereka. Sesekali Gempa melirik (Name) tapi kemudian mengalihkan pandangannya. Tangan mereka sudah tidak bertaut lagi.
Mumpung keadaan sedang sepi, Gempa memberanikan diri untuk memeluk sang gadis.
“Gempa kangen (Name). Kamu enggak ada kabar sama sekali.”
“Ge-Gempa.. Kita masih di sekolah,” ucap (Name) mengingatkan. Dia tidak mau hari pertamanya di sekolah menengah menjadi gunjingan.
“Oke, nanti kita pulang bareng terus main ke rumah pohon!”
Wajah sang gadis merona begitu sadar bahwa sosok teman semasa kecilnya tumbuh semakin tegap dan … tampan.
━━━━━━━༺༻━━━━━━━
Edisi kangen Papa Gem 😫
Jangan sampai ketinggalan untuk memberi vote dan comment dulu ya ~
_________________
14 Februari 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top