Glacier B. - Harapan

Tidak terhitung sudah berapa lama waktu berlalu, kendati begitu kamu masih belum terbangun.

Jika saja dulu aku tidak terlambat kala itu, mungkin kamu masih bisa tertawa ceria.

“Bangunlah. Apa mimpimu terlalu indah sampai engkau tidak mau tersadar?”

Di ujung harapan, aku hampir putus asa. Teman minum teh di kala senja kini tengah dalam lelap.

“Kumohon, bukalah matamu, (Name).”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top