Daun B. - Tangis
Senyum yang sentiasa tersemat di wajah imutnya mendadak sirna. Tergantikan dengan rintikan sendu dari manik bulatnya.
“Jangan menangis.”
Kemana cerahnya mentari? Tergantikan oleh mendungnya kalbu.
Kamu bercerita mengenai seseorang yang mengganggimu. Dia mengatakan kalau apa yang kau lakukan hanya sia-sia, laki-laki tidak cocok mengurus bunga. Katanya itu pekerjaan perempuan.
Dasar. Dia tidak tahu saja kalau kamu adalah ahli dalam bidang mengurus bunga dibandingkan dengan para perempuan yang kukenal.
Sungguh aku tidak ingin melihat air mata itu terus berjatuhan dari matamu. Akan kuhilangkan sumber kesedihanmu itu. Biarkan dia tanggung akibatnya.
“Dia tidak bersalah. Aku saja yang terlalu berlebihan menanggapi.”
Lihat? Kau masih saja membelanya. Namun, maaf. Aku akan tetap melangsungkan niatku.
***
“Hentikan! Kumohon ....”
Tiada ampun bagi si pengganggu. Kugores kulitnya menggunakan pisauku yang sudah terasah. Astaga, lukisanku cantik sekali.
Hm, selanjutnya ... mulutnya. Karena berani menyakiti kesayanganku dengan perkataan busuknya, lebih baik aku robek saja agar tidak bisa lagi berucap.
Hahaha! Sekarang dia menangis. Bagaimana ini? Aku puas sekali!
Itulah balasan karena berani membuat kesayanganku menyendu. Dia ciptakan rintikan hujan, kubalas dengan badai tiada akhir.
_________________
05 Agustus 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top