Boruto x Sarada

Title : Eastern Palace/Good bye my princess

Pair: Borusara, slight Mitsusara.

Disclaimer :
Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto

Summary :
Kisah drama Boruto dkk ship pair berdasarkan dari drama, legenda dan Manhua atau Manhwa.
Only Oneshot.

Genre : Drama, Romance, Fantasy, Hurt/Comfort, Friendship, dll.

Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!

Bbplanets: Drama

#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc

See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.

Uchiha Sarada, dia adalah putri kesembilan yang manja dan sangat dicintai di negeri barat Uchiha.

Uzumaki Boruto, dia adalah putra mahkota yang berkuasa dan kuat. karena pernikahan politik, ia terpaksa harus menikah dengan putri dari kekaisaran lain.

.
.

cerita ini dimulai dari kekaisaran Uzumaki dari timur mengirim putera mahkota yang bernama Uzumaki Kawaki dikirim ke provinsi yang dikuasai oleh klan Uchiha, selain diasingkan karena masalah politik di ibukota dan juga melakukan pernikahan politik dengan putri ke-9 kerajaan Uchiha.

itu untuk mempertahankan tradisi pernikahan antara kerajaan Uzumaki dari timur dan Uchiha dari barat. kaisar kekaisaran Uzumaki, Uzumaki Naruto.

Uzumaki Boruto yang merupakan adik yang menyayangi sang kakak, dia ingin pergi ke kerajaan barat bersama Kawaki, tetapi ibu permaisuri Shion menentangnya.

"Tou-sama, tolong biarkan saya pergi dengan Kawaki nii-sama" ujar Boruto berlutut di depan Kaisar Naruto.

sang Permaisuri Shion langsung kaget dan mengambil alih, "yang mulia, pangeran Boruto masih sangat muda, dia terlalu emosional, saya akan mengajarinya dengan baik"

tetapi itu bukan namanya Boruto kalau dia menyerah begitu saja, dia terus bersikeras melakukannya, memaksa Ibunda permaisuri Shion dan membujuknya berulang kali sehingga Shion setuju.

"Boruto, apakah kau serius?" tanya Kaisar Naruto memandangnya, Boruto langsung menatap ayah kaisarnya.
"Tou-sama, saya sudah membuat keputusan dengan baik, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berkelana di dunia luar" balas Boruto cepat.

"karena kau terlalu keras kepala, saya menyetujuinya" ujar Naruto tersenyum tipis.
"Arigato, Tou-sama!" Boruto agak senang dan berlutut pada Kaisar Naruto dan Permaisuri Shion.

.
.

di sebuah padang rumput, banyak sekali sekumpulan orang yang sedang berkuda. mereka sedang bermain mendapatkan bola sambil balap kuda.
"Mitsuki-sensei!!" teriak gadis berambut hitam raven yang panjang, dia memakai pakaian berwarna merah gelap, terlihat wajahnya sangat senang saat mendapatkan bola tersebut.

dia adalah putri kesembilan dari klan Uchiha, yang manja dan bersemangat untuk berkelana, dia menyukai segala tantangan yang ada.
banyak yang mengenalnya sebagai Uchiha Sarada, putri yang cantik dan manja, bahkan dicintai oleh rakyatnya.

pria berambut biru air yang dipanggil Mitsuki itu tersenyum tipis padanya, dia sedang duduk di rerumputan sambil melihat gadis itu yang terus menerus memanggilnya.

Mitsuki, dia adalah guru bela diri dari putri Sarada, tak hanya sebagai guru. tetapi dia juga berperan sebagai penjaga bagi sang putri yang nakal dan gak mau diperintah sama sekali.

tiba-tiba, bola tersebut mengejutkan kuda yang dinaiki oleh Sarada tersebut di saat dia melambaikannya. kuda milik gadis itu menjadi tak terkendali.
"Ahh!!!"

"hah?!!"
Mitsuki langsung bergegas menaiki kuda lain dan mengendarainya. dia bergegas untuk menyelamatkan Sarada dengan cepat.

"sensei, tolong selamatkan saya!" teriak Sarada yang panik, posisinya hampir jatuh dikala kuda tersebut terus berlari.

dengan ilmu peringan tubuh milik Mitsuki, dia memutuskan tali kekang kuda tersebut dan berhasil menyelamatkan Sarada.
"arigato sensei!"
"dasar.. lain kali berhati-hati"
"hehe!"

Mitsuki tetap fokus menaiki kuda sementara Sarada masih terkekeh kecil, seolah dirinya tidak melakukan kesalahan sama sekali.

di waktu senja, Mitsuki berjalan sambil mengendong Sarada dari belakang, "sensei, lihat! ini adalah apa yang saya menang hari ini!" ujar Sarada mengangkat bola sutra berwarna merah tersebut ke langit langit.

"saya berikan untuk anda!" lanjut Sarada memberikan bola sutra merah pada Mitsuki.
Mitsuki mendengus kecil dan tersenyum tipis, dia memandang ke arah lain.

"apa kamu tahu? di daerah barat ini ada tradisi" ujar Mitsuki disaat Sarada masih memandang bola sutra ke atas langit.
"jika seorang wanita memberikan bola sutra untuk seorang pria, dia berjanji untuk menikahinya"

Sarada agak kaget mendengar itu, jujur saja, dia terlalu malas mendalami tradisi dari negerinya tersebut, mengetahuinya saja tidak apalagi mempraktekkannya.
"masa sih?" tanya Sarada, "kalau begitu, jika itu sensei, aku akan menikah" lanjutnya dengan santai.

Sarada menatap Mitsuki, "sensei, apakah anda bersedia menikah denganku?"
Mitsuki mendengar itu dan tersenyum tipis, "gadis bodoh.."

Sarada terkekeh dengan santainya dan menyeringai santai seolah menganggapnya konyol.

.
.

Di istana Uchiha.
Sarada yang sedang berjalan santai di lingkungan istana, dia mendengar suara ayahnya yang merupakan seorang raja, Uchiha Sasuke dan bersama pamannya yang merupakan seorang penasihat, Uchiha Itachi.

menguping baik kan?
Sarada terkekeh kecil dan mengikuti 2 orang yang disayanginya tersebut.

"bagaimana dengan mahar putri kesembilan? apa sudah disiapkan?" tanya Sasuke, itu membuat mata gelap Sarada membulat.
apa maksudnya?!!

"yang mulia, jangan khawatir, semuanya siap, jangan biarkan putri kesembilan memiliki harga dirinya" balas Itachi menjawab pertanyaan Sasuke.

"itu bagus, mungkin kita harus membuat putri kesembilan menjadi lebih nyaman.. dia masih muda dan masih suka bermain-main" Sasuke menghela napas, "kali ini, dia akan pergi jauh dari negeri barat, dia pasti merindukan rumah"
"itu benar"

Sarada mendengar itu langsung pergi, Sasuke mendengar suara langkah itu menoleh.
"Sarada?"

"kaasan, apa kamu tidak bisa membantu saya membujuk Tou-sama?" tanya Sarada mengengam tangan ibunya, putri Haruno Sakura dari suku Haruno yang terkenal bar-bar menjadi Uchiha Sakura.

"apa kaasan benar benar memiliki hati untuk menikahkanku ke tempat yang jauh?" tanya Sarada lagi membuat Sakura ingin mengatakan sesuatu tapi ditahan oleh Sasuke.

"Sarada, ini mengenai prinsipmu.." ucap Sasuke membuat Sarada berbalik ke arahnya, "eh? saya memiliki banyak saudari sepupu kan? mereka lebih cantik dariku kan? kenapa aku harus pergi? ada si Naru-" tanya Sarada cepat.

"jaga mulutmu! mereka sudah terlalu tua, apa kamu masih mengomentarinya?" tanya Sasuke.
"kamu seharusnya tidak menyembunyikan itu darinya Sasuke-kun, dan sekarang kamu malah menyalahkan dia" ujar Sakura memandang Sasuke dengan malas.

"kau tidak harus melindunginya, dia memiliki kepribadian yang memberontak, aku benar harus menahannya!" ujar Sasuke berjalan pergi, dia memanggil prajurit untuk menahan Sarada agar dia tidak keluar dari kamarnya dalam waktu setengah bulan.

.
.

di kamar pribadinya, Sarada memegang dan menembak panah ke langit untuk memanggul Mitsuki yang sedang berlatih bela diri.
Mitsuki yang tahu itu dia langsung bergegas menuju kamar Sarada.

Sarada yang melihat kedatangan Mitsuki tersenyum, "Tou-sama mengatur pernikahanku ke negeri Timur.." gumamnya sambil menundukkan kepalanya.

"kau bisa membawaku pergi, hanya kaulah orang yang bisa menyelamatkanku" ujarnya menatap Mitsuki.
Mitsuki menghela napas, "Sarada, jika kamu buat keturunan putri negeri barat, aku akan membawamu pergi" ujarnya dengan nada serius.

Sarada menjadi agak kesal, "kau tahu, aku benar-benar gak mau menikah disana! aku ingin tetap berada disini! padang rumput yang aku cintai ini!"
Mitsuki terdiam, dia berbalik dan pergi.

Sarada geram, "aku gak mau melihatmu jika aku sudah menikah!" teriaknya dengan kasar, dia melempar panah kearah Mitsuki.
"kau pembohong! penipu!" berbagai sumpah serapah diarahkan kepada Mitsuki, "kau berjanji akan melindungiku! kau pembohong!"

disaat Mitsuki sudah tidak berada di lingkungan tersebut, Sarada mendengus kasar dan mengutuk seluruh pangeran kerajaan dari timur tersebut.
"pangeran kerajaan timur! aku akan memperingati anda.. setiap satu yang akan datang, aku akan menghancurkan satu persatu! lihat siapa yang berani menikahiku!"

.
.

di dalam perjalanan putra mahkota, Uzumaki Kawaki yang berada di dalam kereta kuda dengan pangeran Boruto yang menaiki kuda.
Boruto tersenyum, dia memanggil kakaknya, "nii-sama!"

Kawaki yang berada di dalam kereta menghela napas, "Boruto, aku sangat menghargaimu untuk menemaniku di perjalanan saat ini" mata Kawaki agak sendu, "tapi perjalanan ini sudah seperti pengasingan lebih tepatnya dibuang.. jika kau pergi sekarang, kembali ke kerajaan lagi.. dan-"

Boruto menghela napas lalu tersenyum santai, "nii-sama, kau selalu memperlakukanku lebih dekat dan selalu murah hati padaku kan? bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi ke negeri barat sendirian?" jelas Boruto dengan jujur.

di istana kerajaan timur, cuma Kawaki yang menganggapnya sebagai saudara, walau beda ibu tetapi mereka itu satu ayah. Kawaki lahir dari Permaisuri Shion dan dirinya sendiri lahir dari Selir.
itulah kenapa Boruto sampai rela mengorbankan diri untuk menemani saudaranya ke barat.

"selain itu, perjalanan ini sangat berbahaya, apapun yang terjadi, aku bisa mengawasimu kan?" lanjut Boruto menyeringai kecil.

"semua orang yang mencoba melanggar peraturan akan dipenggal, tetapi kau meminta untuk diasingkan bersamaku karena statusmu.. hm.. itu sungguh menjengkelkan.." ujar Kawaki menarik napas perlahan, dia sudah tahu bagaimana hidup di istana, tidak ada unsur kekeluargaan sama sekali.

Kawaki agak menyesal karena sudah menyeret saudara lelaki yang beda ibu tersebut.

"nii-sama, kau tidak tahu? aku merasa jauh lebih nyaman disini daripada di istana, tolong jangan minta aku untuk kembali, jika kembali, aku akan mendapatkan teriakan oleh Ibunda permaisuri lagi" ujar Boruto menjelaskan panjang lebar sambil menikmati suasana sekitarnya.

"itu cukup adil" balas Kawaki menutup matanya, dia mengerti apa maksud Boruto saat ini. ternyata Boruto memiliki tujuan untuk meninggalkan Istana agar tidak mendapat amarah dari Permaisuri Shion lagi.

di lain tempat, sebuah kamar yang ditempati oleh putri Naruko, selir dari Uchiha Sasuke yang sakit-sakitan dan berbaring di ranjang. dia sedang memegang sebuah surat, "petugas surat mengatakan.. kalau pangeran mahkota dan pangeran Boruto berada dalam perjalanan.."

"pangeran kelima juga ada?" tanya pria berambut hitam, dia adalah pemimpin organisasi yang awalnya mantan pejabat istana timur, Nara Shikamaru.
"Boruto ini.. latar belakangnya cukup sulit juga, aku tidak tahu apa yang terjadi di Istana timur.. mungkin sesuatu telah terjadi.." Naruko mengelus dadanya, "hatiku gelisah saat ini.."

"Shika-nii.. anda pergilah untuk menjemput mereka" ujar Naruko menatap Shikamaru.
"ya, kamu beristirahatlah.. aku akan menjemput mereka" balas Shikamaru, Naruko menundukkan kepala.

Skiptime.
setelah beberapa menit dalam perjalanan, tiba-tiba mereka diseret oleh sekelompok orang yang berpakaian hitam.
mereka berhasil membunuh beberapa prajurit dan ingin menyerang Kawaki yang masih berada di dalam kereta.

Boruto langsung memanah pembunuh tersebut dan membawa Kawaki pergi.

.
.

Di Istana Uchiha, Permaisuri kerajaan barat, Uchiha Sakura duduk di kursi sementara di depannya ada gadis berambut ungu yang panjang dengan pakaian khas suku Haruno.
"kalian boleh pergi" ujar Sakura pada pelayannya.
"baik.."

pelayan-pelayan itu berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut, "Sumire.." panggil Sakura lembut sehingga gadis yang berambut ungu yang disebut Sumire itu menoleh kearahnya, "kemari.."

Sumire langsung mendekati Sakura setelah pelayan tersebut menutup pintu ruangan tersebut.
Sakura menghela napas, "hah~ Sarada tumbuh bersama denganmu seperti seorang saudara.."

Sumire dan Sarada itu memang tumbuh sebagai saudara kandung karena Sakura berasal dari Suku Haruno.

"kau tidak ingin melihat dia menikah dengan pangeran dari negeri Timur yang jauh kan?" wajah Sakura terlihat sedih, Sumire mengangguk pelan.

"ini semua sebab Naruko!" wajah Sakura agak kesal mengingat putri Uzumaki Naruko, dia adalah saudara kembar Kaisar Naruto, yang merupakan selir dari suaminya, Uchiha Sasuke untuk mempererat hubungan negara.

"apa kau tahu apa yang harus kamu lakukan?" tanya Sakura menatap Sumire, "ya, Sumire mengerti!"

di tengah malam, Sumire yang memakai kain topeng hitam dan menyelinap di istana Naruko, "ada pembunuh, lindungi selir Naruko!"
"ah!" dia jatuh dan lalu berlari sehingga Mitsuki mengejarnya.

mereka berdua bertarung walaupun pada akhirnya Sumire kalah dan Mitsuki membuka kain hitam dari wajahnya.
"Su-Sumire?" kaget Mitsuki melihat wajah Sumire, dia langsung menarik pedang dari leher Sumire.

"jika kau ingin melindungi selir Naruko, maka kau harus tahu kita harus mencegah aliansi pernikahan ini, itulah sebabnya banyak orang yang ingin membunuh wanita yang mau hampir mati" ujar Sumire menjelaskan dengan dingin.

"hari ini kau dapat memblokir seranganku tetapi kau tak akan dapat menghentikan serangan terbuka atau rahasia di istana nanti" lanjut Sumire menatap Mitsuki.
"apa kau tahu? jika Sarada bisa pergi dari istana, berarti.. selir Naruko akan aman"

Mitsuki lalu setuju dan pergi ke kamar Sarada, Sarada yang masih ngambek dengan Mitsuki berusaha bersikap dingin padanya.
"apa yang kau lakukan disini?" tanyanya dengan sinis, dia tidak melihat wajah Mitsuki.

"yang aku lakukan? ya membawamu keluar dari sini" balas Mitsuki membuat Sarada menoleh kearahnya dan bangkit mendekatinya.
"apa kau bersedia untuk pergi denganku sekarang?" tanya Mitsuki.

"ternyata kau menepati janji, seperti orang lain saja" balas Sarada tersenyum santai.
Mitsuki menghela napas, "baiklah, kau meninggalkan kota dulu, tunggu aku di gundukan pasir Liren Po"

"eh? kau gak ikut bersamaku?" tanya Sarada, Mitsuki menghela napas, "aku berjanji dengan ayah angkatku bahwa aku harus menjaga selir Naruko" balasnya, "3 hari, setelah 3 hari sekali ayah angkat datang kembali, aku akan pergi mencarimu"

Sarada menatapnya, "itu janjimu ya! 3 hari, kau jangan coba-coba berbohong padaku ya?"
Mitsuki tersenyum, "janji"

.
.

(n.b: di scene ini alangkah baiknya kita mendengar lagu ini UwU)

(song: 小狐狸 , 'rubah kecil')

di gundukan Liren Po.
Sarada yang mondar-mandir di sekitar gundukan, dia memakai pakaian merah dan selendang merah untuk menutupi kepalanya.
"mengapa dia tidak datang? apakah dia berbohong padaku?" tanya Sarada pada dirinya sendiri.

Sarada mengangkat tangannya di atas kepalanya, dia memandang sekitarnya yang hanya ada pasir dan rumput.
"hah~" dia menendang tanah dengan kasar, Sarada mendekati kudanya, "kuda oh kuda~ aku beruntung kalau kau menemaniku disini"

Sarada mengelus kepala kudanya, "jika tidak, aku akan mati kesepian tahu.."
dia tak tahu kalau Mitsuki yang menaiki kuda putih, dalam perjalanan menuju ke tempat Sarada.

Sarada terus menunggu di tengah terik matahari, dia duduk di rumput hanya untuk menunggu dan menunggu orang yang dibicarakan.

"eh?" kaget Sarada melihat seseorang menaiki kuda, tetapi orang tersebut langsung pingsan disertai dengan kudanya.
"sensei?" Sarada bangkit dan berlari menuju orang tersebut yang awalnya dia kira itu Mitsuki.

"sensei!" Sarada membalikkan bada orang itu, dia merupakan orang yang berbeda, yaitu Boruto.
"wei! bangun!" Sarada menggoyang badan Boruto, dia menempelkan jarinya ke hidung Boruto, masih bernapas.

Sarada juga melihat ada luka di lengan Boruto, dia melihat sekelilingnya yang sama sekali tak ada orang.
mau gak mau, Sarada menaiki kuda dengan menyeret Boruto dengan tali dan alas rumput. sesekali dia melihat ke belakangnya, melihat kondisi orang yang dibawanya.

"uhm.." mata berwarna biru itu terbuka perlahan, dia merasakan kalau dirinya bergerak dari tanah bahkan mendengar suara tapak kuda yang bergerak.

Boruto mengangkat kepalanya, dia melihat ada selendang merah yang bercorak bunga kuning keemasan, ada seseorang yang menaiki kuda tersebut.

Boruto bangkit, dia membuang dan menarik napas, lalu menyerang Sarada.
dia mencekik leher Sarada dari belakang, "Eh?!!" panik Sarada, dia melihat Boruto.

"kau siapa?!" tanya Boruto dengan suara seraknya, Sarada mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Boruto, sampai tali kekang kudanya gak terkendali sehingga mereka berdua jatuh.

"Ah?!!"
"ugh!"

mereka berguling-guling di tanah, Boruto masih memandang Sarada dengan mata birunya dengan tajam.
Sarada yang menarik napas, dia juga memandang Boruto dengan heran.

pada akhirnya Boruto yang berada di atas Sarada saat tubuh mereka berada di tanah.
"kau siapa? siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku?" tanya Boruto.

Sarada agak bingung, "membunuhmu? bukankah aku lagi menyelamatkan kamu?" tanya Sarada dengan polos, "tuh, aku bahkan mengobati lukamu"

mata Boruto melihat lengannya yang dibaluti oleh perban, dia memandang Sarada lagi.
"menyelamatkanku? kau siapa?" tanya Boruto.

"justru aku ingin tahu siapa kau dan bagaimana kau bisa terluka? kenapa kau disini sendirian?" tanya Sarada balik, mata hitamnya melotot pada Boruto.

"uh.. uh.." Boruto sudah mulai hilang kesadaran, Sarada menyadari itu.
"wei!"
Boruto langsung pingsan di atas Sarada, "wei!" tangan Sarada menepuk tubuh Boruto yang sudah pingsan tersebut, "wei! bangun!"

.
.

Mitsuki yang sedang menaiki kuda di gundukan Liren Po, dia melihat sekitarnya tidak ada Sarada yang seharusnya menunggunya disitu.
"Sarada!" teriak Mitsuki melihat sekelilingnya, matanya langsung kaget melihat seekor kuda yang terbaring di tanah lalu mendekatinya.

"dimana kau Sarada?" tanya Mitsuki khawatir.

pada tengah malam, di sebuah hutan kecil, Boruto terbangun melihat dirinya diikat di sebuah pohon.
"kau sudah bangun?" tanya Sarada yang sedang duduk di depannya.

Boruto melihat dirinya yang sedang terikat di pohon mencoba melepaskan diri. Sarada tersenyum dan meminum air dalam botol yang dibawanya.

dia menyerahkan air tersebut pada Boruto, disaat Boruto mendekati botol itu, Sarada langsung menariknya kembali.
"kau akan dapat minum air asalkan kau harus memberitahuku siapa dirimu? dari mana kau berasal? mengapa kau terluka?" tanya Sarada mendekatkan wajahnya pada Boruto.

Boruto terdiam, dia mengalihkan kepalanya ke arah lain.
Sarada menjadi agak kesal, "sikap apa itu? aku ini penyelamatmu"

Boruto masih terdiam dan gak mau menjawab, Sarada langsung menghela napas.
"lupakan aja deh jika kau gak mau minum" Sarada meminum air kembali, "ahh! lega! sangat lega!"

Boruto melirik botol air tersebut, "lepaskan aku dulu baru aku akan memberitahukan padamu" ujar Boruto mulai membuka suaranya.

"melepaskanmu?" tanya Sarada mendekatkan wajahnya, "apa kau pikir aku ini bodoh?" dia menunjuk dirinya sendiri, "jika aku melepaskanmu, kau akan melarikan diri"

"kau menyelamatkanku, itu tidak akan bisa karena kau ingin mengikatku disini kan?" ujar Boruto, Sarada mengalihkan wajahnya.
"karena itu, lepaskan aku dulu"

"hm.." Sarada bangkit, dia berjalan ke arah lain, "aku bisa saja melepaskanmu! tapi karena aku menyelamatkanmu, kau harus membalas kebaikanku ini"

Sarada berbalik, "begini saja, berjanjilah 3 hal dan aku akan melepaskanmu" ujar Sarada dengan santai.

Boruto berpikir sebentar, dia berdoa semoga permintaan gadis ini gak aneh-aneh.
"baik.. apakah itu?" tanya Boruto, Sarada langsung memasang pose berpikir.

"biarkan aku berpikir dulu" ujar Sarada bersandar di pohon.

beberapa jam kemudian, Boruto agak kesal melihat Sarada yang lagi makan kacang dengan santainya.
"wei! apakah kau sudah memikirkan permintaanmu belum?" tanya Boruto, Sarada memalingkan wajah.

"jangan terburu-buru, aku lagi berpikir" balas Sarada, Boruto menghela napas.
"kau sudah berpikir dan merenung semalaman, aku memiliki hal yang penting, kau harus membiarkanku pergi dulu, ketika kau sudah punya, kau bisa katakan padaku" ujar Boruto.

Sarada terkekeh, dia berjalan menuju Boruto, "hal penting yang itu.." Sarada mencari sesuatu dan menggeluarkan sebuah gulungan, "apakah ini?" tanyanya menunjukkannya pada Boruto.

"berikan padaku!" kaget Boruto bergerak kesana kemari, "apa ini sebenarnya?"
Sarada dengan santainya membuka gulungan tersebut, "berikan padaku!"

Sarada membuka gulungan, matanya langsung pusing saat melihat tulisan yang berbeda, "hm.. mungkin ini benda penting yang pasti kau ingin ambil" Sarada menutupi gulungan tersebut, dia menatap Boruto.

"tapi kau harus memberitahu siapa dirimu sebenarnya" ujar Sarada, Boruto menghela napas, dia memandang Sarada.

"aku seorang pedagang dari negeri Timur, yang datang ke barat untuk bisnis" balas Boruto berbohong, "tanpa diduga, disergap oleh perampok di tengah jalan, mencuri semua barangku dan aku berpisah dari tim"

Boruto memandang Sarada, "gulungan yang kau pegang itu buktinya kalau aku adalah seorang pedagang di barat"
"oh?" Sarada memandang lagi gulungan tersebut.
"tanpa itu, aku gak bisa melakukan usahaku di negeri ini"

"Haiya! kenapa kau tidak mengatakan ini lebih awal?!" Sarada spontan bangkit dan melepaskan tali yang melilit, "haii~ kalau kau memberitahu lebih awal, aku gak bakal lama-lama mengikatmu"

terlalu polos dan mudah ditipu..
Sarada yang berjalan melepaskan tali, "tapi kau beruntung bisa bertemu denganku!"

Sarada berjongkok, "jangan khawatir!" dia menepuk kaki Boruto, "aku akan membantumu dan membalaskan lalu menemukan barang yang dicuri"

Boruto memandang malas pada Sarada, "masa?"
Sarada agak kesal, "jika aku gak bisa melakukannya, sensei-ku bisa, dia orang paling kuat di dunia! aku hanya tinggal meniup peluit dan dia langsung muncul di hadapanku"

Boruto terdiam, dia gak percaya dengan perkataan Sarada, buktinya saja tidak ada orang di sekitarnya, dia mengira Sarada hanya membual.

"kau tak percaya?" tanya Sarada, dia langsung bangkit, "aku akan memanggilnya padamu sekarang!" dia pergi berjalan menuju kudanya, Boruto mengambil gulungan yang ada di tanah dan menyimpannya di balik pakaiannya.

"Ehh??!!!" panik Sarada, "dimana peluit-ku? hilang?!!" Sarada mencari peluit andalannya di pakaiannya dan di tas sekitar kudanya, bahkan dia juga mencari di tanah.
"peluit! peluit!"

Boruto mengalihkan pandangan, sudah kuduga..

.
.
.

END for Oneshot.
ini kisah Eastern Palace/Good bye my princess. bagi yang pernah nonton pasti lebih mengerti.

karakter:
Ou XiaoFeng= Sarada
Li Chengyin= Boruto
Gu jian= Mitsuki
A Du= Sumire

Kaisar Timur= Naruto
Permaisuri Zhang= Shion
Li Chengji= Kawaki
Ou wencheng= Sasuke
istri resmi Ou Wencheng= Sakura
Putri Ming Yuan/selir= Naruko
Chai Mu= Shikamaru

.
.

selanjutnya pasangan siapa ya? drama apa yang sesuai ya?
hm.. biarkan Author berpikir.

Jangan lupa kasih bintang, komentar dan follow saya.

salam Bbplanets

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top