All 2

Title : White Day
Disclaimer :
Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto

Summary :
Kisah drama Boruto dkk ship pair berdasarkan dari drama, legenda dan Manhua atau Manhwa.
Only Oneshot!

Genre : Drama, Romance, Fantasy, Hurt/Comfort, Friendship, dll.

Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!

Bbplanets: Drama

#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc

See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.

sederhana sajalah..
Tak usah heran dengan kami gadis-gadis..
kita gak bisa romantis seperti Drama.
kami punya cara sendiri..
ikuti saja~
nikmati romansa kami..

.
.
.

Di ruang perpustakaan.
"akhir-akhir ini Yukime sering sekali nonton drama kacangan" hela seorang pemuda berambut hitam dikucir. ia sedang berjalan di sebuah lemari yang penuh dengan buku novel.

"namanya wanita~" ujar pemuda duduk di kursi sambil menulis di buku, "wanita suka sekali menonton drama romantis. gak hanya selalu menemanimu!"

"kan gak gitu juga, pada akhirnya ada 3 ending. ada happy ending, sad ending atau bersambung" balas pemuda itu mengerutkan alisnya, mata abu peraknya menatap tajam ke pemuda yang menjawab keluh kesahnya.
"wait a minute! kau menyindirku Kawaki?"

"yap" balas pemuda yang dipanggil Kawaki itu, dia memutarkan pena miliknya.
"aku lihat dari hubungan kalian yang agak aneh. kau terlalu posesif Shikaru.."

"aku posesif?" tanya pemuda yang dipanggil Shikaru, jari telunjuk miliknya menunjuk diri sendiri.
"selama ini hubunganku dengan Yukime fine fine aja"

Kawaki memandang datar ke arah Shikaru, "darimana kau tahu kalau hubungan kalian fine-fine aja? dengar ya.. kau hampir mirip dengan Hima.. kau kadang juga mengikuti Yukime kemanapun pergi"

Shikaru terkekeh saat menaiki tangga untuk mengambil buku dari rak atas.
"mirip dengan Hima? sorry lah ya! aku gak terlalu posesif seperti Hima. aku melindungi Yukime saat di luar Indekos, aku gak akan membiarkan seorangpun mengejek, menyentuh ataupun menya-eehh?!"

Kawaki mulai menyeringai melihat Shikaru yang mulai tak bisa melanjutkan kata selanjutnya.
"baru sadar juga toh!"

Shikaru menggelengkan kepala dengan cepat, "oke kau menang! aku ini pacar posesif"
"makanya Yukime agak jauh darimu untuk sementara" ujar Kawaki tersenyum seolah dia menyembunyikan sesuatu, "aku kasih saran deh! bagaimana kalau kau membuat 1 hari spesial untuk Yukime?"

"hari spesial?" tanya Shikaru heran, dia turun dari tangga, "apa itu?"
Kawaki menyandarkan tubuhnya di kursi, "14 maret itu White Day"

Shikaru berpikir sejenak, "White Day? memangnya apaan dah?"
Kawaki menghela napas melihat tingkah cuek Shikaru, "White Day aja kagak tahu, gimana mau hubungan kalian makin erat?!"

Kawaki memberikan sebuah buku bersampul merah, "baca ini dah kau pikirkan sendiri"
Shikaru menerimanya dan membaca buku tersebut, "balasan Valentine ya.."

"Yukime dah buatkan kau coklat susah payah loh. kau harus balas dengan sesuatu juga" ujar Kawaki.
Shikaru menutup buku tersebut, dia tersenyum tipis.
"aku pikirkan nanti. oh iya, kau mau apa sebagai balasan pemberitahuan White Day ini?"

"hehe, nanti kau traktir aku Taiyaki rasa coklat" balas Kawaki, "dan tolong jauhkan aku dari Boruto dan Sarada selama sehari"

"hm.. oke.. tapi heran ya.." ujar Shikaru, "kau pintar mengetahui hal beginian. tapi kenapa kau masih sendiri?"
sudut perempatan di dahi Kawaki terlihat, "aku punya pilihanku sendiri"

"owh~"

.
.
.

di kelas.
"pssshh.." pemuda berambut kuning seperti pisang duduk sambil menutup wajahnya dengan buku.
"apaan lagi Boruto? kau gak tahu aku lagi sibuk?" balas pemuda berambut hitam dikucir, mata hijau tajam miliknya memandang pemuda yang mengganggu dirinya di saat pelajaran.

"Shikadai, tahu gak tanggal 14 maret itu White Day?" ujar pemuda yang dipanggil Boruto.
"oh, aku tahu" jawab pemuda yang dipanggil Shikadai.

"hehe.. aku akan mengajak Sara nonton action di bioskop. kau mau ikut gak?"
"gak, aku harus pergi ke Supermarket untuk membeli coklat yang akan aku balas saat Valentine dulu" balas Shikadai mengangkat bahunya.

"enak ya jadi cowok populer ttebasa" kekeh Boruto, "aku jadi kasihan dengan Yodo-chan"
Shikadai menatap Boruto dengan sinis, "jangan membawa Yodo juga"

"Hey! what are you doing?!" tegur guru wanita memukul papan tulis sehingga membuat siswa akademi kaget.
"sorry ma'am!" balas Boruto dan Shikadai dengan serentak, mereka berdua langsung kembali membaca buku.

"kenapa dengan Boru dan Shikadai?" bisik gadis berambut hitam panjang dengan heran pada gadis berambut biru gelap disampingnya.
"mana aku tahu, yang pasti aku yakin itu karena baka-niisan yang mengganggu Shikadai nii"
"ckck.."

"Dai-kun.." gumam gadis berambut pirang yang duduk di samping gadis berambut ungu gelap.
"udah Yodo-chan, anak lelaki biasanya begitu"
"iya.."

.
.

setelah mendengar bel berbunyi, para siswa Akademi berjalan keluar menuju kantin.
"akhirnya.. kelar juga kelas bahasa ttebasa" ujar Boruto mengangkat kedua tangannya yang terasa pegal.

"heran ya.. ini pertama kalinya aku belajar bahasa asing di Akademi" ujar pemuda berkacamata dan berambut hitam dikucir seperti chonmage(gaya rambut kucir).

"nanti berguna juga" ujar pemuda berkulit pucat dengan warna rambut pirang pucat, "perlahan lahan kau akan terbiasa"

"masih pusing dengan Alphabet? nanti kau harus pinjam kamus di perpustakaan milik akademi ini, biar bisa dipelajari di rumahmu ttebasa" saran Boruto.

"gak semudah itu Boruto" ujar pemuda berambut biru air memukul Boruto dengan penggaris plastik, "kan hanya siswa Indekos yang boleh baca buku milik Akademi di wilayah ini"
"Mitsuki! sakit bego!"

"itu sebagai pelajaran agar kau gak seenaknya menawarkan sesuatu pada orang lain" balas pemuda yang dipanggil Mitsuki itu tersenyum santai.
Shikadai mendengus, "Mitsuki lebih berpikir cerdas dari kamu Boruto"

"lol dah" balas Boruto, "ayo makan! dah lapar aku!!"
"semua orang juga lapar bego!" ujar Inojin mengikuti Boruto.

Shikadai menghela napas, dia melihat kearah Denki.
"sebenarnya meminjam buku harus meminta izin dengan ibu Kos atau pemiliknya dulu. nanti kau pergi ke bibi Hinata untuk melengkapi data peminjam, cuma sebentar saja sih" jelasnya dengan rinci.

Denki mengangguk pelan, "arigato!"
"aku sarankan kau mendapatkan akses online Indekos. biar gak usah bawa buku yang berat, itu bisa word atau pdf"

"wakatta" balas Denki walaupun dia kurang memahaminya.

"oi! kalian kenapa lama ttebasa?!"
"sabar!"
"Boruto, kau bising sekali"
menu makan siang pada hari kamis, 12 Maret 2021:
nasi merah.
salad nugget.
sup rumput laut.
jasmine tea.

"ne.. Boru! Shikadai!" ujar Sarada duduk disamping Boruto, dia memegang gelas kopi.
"kok bisa kalian gak memperhatikan ma'am tadi?"
"tanyakan pada pacarmu ini Sarada" balas Shikadai meminum teh.

"aku padahal ajak Shikadai nonton film! dia kagak mau ttebasa!" ujar Boruto mengambil salad nugget dengan sumpit.
"eh? kan janjinya cuma berduaan saja?" ujar Sarada agak cemberut.

"kan? aku dah bilang apa juga padamu" Shikadai meletakkan gelas tehnya, "lagipula aku ada urusan sejenak"
"Boru.."
"iya iya deh, aku yang salah ttebasa"

"Ru.. tadi materi dari ma'am itu kurang paham. i need your help?" ujar gadis berambut biru es yang duduk di samping Shikaru, dia memegang buku notes.

"mana?" tanya Shikaru melirik notes milik gadis yang merupakan pacarnya, "ini mah gampang! be-nya jangan 2 kali dalam 1 kalimat, cukup 1 kali saja"
"souka.."

"Shikaru-san itu hebat ya" puji Denki meminum teh, "dalam praktek dan teori, seperti semua yang Shikaru-san lakukan selalu saja sempurna"
"uhuk!" semuanya agak terbatuk setelah mendengar pujian Denki, selain Shikaru yang merasa risih dengan itu.

"eh? apa aku salah bicara?" tanya Denki bingung dengan suasana orang sekitarnya yang sedang menahan tawa.

"dengar ya.." ujar Shikaru menunjuk Denki dengan sumpit, "gak ada makhluk yang sempurna. kalau mau memuji, jangan kepadaku"
sumpitnya mengarah ke Shikadai, "tuh orangnya yang nomor 1"

"niisan, aku bukan nomor 1" ujar Shikadai, dia memalingkan wajahnya agar Shikaru tak melihatnya sedang menahan tawa.

"gak ada yang perfect, semuanya masih rada rata-rata" ujar Shiba menurunkan kacamata hitamnya, menampilkan warna mata hitam gelap.

"hihi, kau masih baru-baru disini Denki" ujar Sarada terkekeh kecil, "sering sering datang dan lihat kalau kita ini gak sempurna"
"mungkin kau harus sering menginap dan mengamati ka-"

"kalau kalian berdua gak usah dikoreksi lagi" sambung Himawari dengan judes, "mau lihat sampul atau isi, tetap sama saja!"
"Hima! aku belum selesai bicara ttebasa!" ujar Boruto agak kesal karena Himawari memotong perkataannya.

Himawari membalasnya dengan dengusan, "aku gak peduli"
"ahaha.."

"Shikadai.. Inojin.. nanti kalian berdua temani aku ke Supermarket" ujar Shikaru mengembalikan notes milik Yukime.
"huh? boleh, lagipula aku mau beli sesuatu" ujar Inojin memakan nasi merahnya.

"boleh saja, tapi harus ada si satu ini" ujar Shikadai menunjuk Boruto, "aku perlu si satu ini untuk melindungiku"
"huh? memangnya aku bodyguard-mu ttebasa?!" protes Boruto tak terima.

"oh? kalau begitu, aku menunggu utangmu 1.000 ryo yang kau pin-"
"deal!" balas Boruto dengan cepat, Shikadai terkekeh kecil dan lanjut makan.

"Ru.. kau mau ke Supermarket kok gak ajak aku?" tanya Yukime meminum teh.
"mau ikut?"
"ikut!" ujar Yukime memeluk Shikaru dari belakang.

"oke, tapi kau gak keberatan kalau aku ajak anak cowok yang lain kan?" ujar Shikaru berbalik menatap iris zamrud milik Yukime.
"ah gak apa!"

"Inojin-kun" bisik Himawari menatap Inojin dengan cemas, "kan sama saja tahu"
"udah biarin aja" balas Inojin menenangkan Himawari, "buku itu gak berguna untuk Shikaru nii"

Himawari kembali menatap tajam ke arah Kawaki. yang ditata pun sadar itu langsung berbalik wajah untuk menghindari tatapan Himawari.
rencana surprise untuk Yukime nee jadi gagal kan!

disinilah kalian tahu kalau Inojin dan Himawari meminta Kawaki untuk menjadi perantara cinta bagi Shikaru dan Yukime.
tapi sayangnya gagal karena Shikaru gak bisa lepas dengan Yukime.

.
.

Supermarket Konoha.
"White Day?!" tanya Yukime yang terkaget sambil mengenggam erat tangan Shikaru.
"Ru.. apakah surprise ini gagal karena aku yang maksa ikut?"

"udah gagal sih" ujar Inojin mengambil beberapa bungkus coklat hazelnut yang murah meriah.
"eh? ngapain beli banyak coklat?" tanya Yukime.

"untuk balas wanita luar Indekos yang kasih aku coklat" jawab Inojin tersenyum licik, "khusus mereka, aku beli yang murahan aja. kalau untuk kalian, aku buat sendiri"
"arigato Inojin!"

"padahal aku gak makan loh coklat dari mereka ttebasa" ujar Boruto duduk cemberut di depan rak cookies, "kenapa aku juga harus balas coklatnya ya?"

"memangnya harus balas?" tanya Shikaru bingung, "waktu di Kumogakure, aku sering dapat coklat tapi gak balas tanggal 14 maret. dan bulan lalunya, aku gak makan coklat dari wanita luar Indekos"

"ada yang ngasih coklat ke niisan tapi malah niisan kembalikan. apalagi mengucapkan kata itu" ujar Shikadai memasukkan beberapa bungkus snack cookies ke dalam keranjang.

"Ru bilang apa ke mereka?" tanya Yukime penasaran, Shikaru hanya tersenyum seperti biasanya.
Inojin terkekeh kecil, "coklat murahan gak cocok di lidahku, kasih ke orang kampung saja"

"eh?!" Yukime kaget sekali lagi, "kok Ru berkata begitu sih?"
"ya penting aku gak terima coklat dari mereka" balas Shikaru santai.

"coklat murahan.." ujar Boruto menutup mulutnya, "kalau anak sultan sepertimu makanannya beda dari kami"
"Boruto, kau lupa status kita apa? kamu sendiri juga anak sultan" tegur Shikadai, "tapi kelakuanmu seperti orang miskin"

"kuh!"
panah tak terlihat menusuk hati Boruto, memang benar sih ucapan Shikadai. kedua orangtua Boruto dan Himawari itu semuanya keluarga bangsawan.
Hinata itu bangsawan Hyuga dan Naruto lahir dari Uzumaki Kushina yang merupakan putri dari Uzukage.

hanya saja kelakuan Boruto ini tak seperti keluarga bangsawan, malah mirip seperti orang miskin yang tak ada etikanya.

"bungkus kado warna motif ini bagus gak?" tanya Inojin menunjukkan gulungan kertas kado yang bermotif bunga sakura, "musim semi hampir tiba loh"

"aku pilih yang bergaris saja" ujar Shikadai mengambil gulungan kertas kado putih bergaris merah, "kalau berbunga seperti itu lebih baik kau kasih ke Himawari saja. jangan kasih pada orang lain, cemburu nanti"

"ah benar juga, lebih baik pilih yang motif bergaris saja"
"motif jangan tiru aku, motif lain deh!"
"hm.." Shikaru memegang 2 gulungan kertas kado berbentuk bunga yang berbeda, "bodo amat, aku memang gak ngerti soal beginian"

"selanjutnya aku mau beli.." ujar Shikadai memegang notes.
"tunggu, aku belum selesai mencari kertas kado untuk Hima"
"kan kita tungguin!"

"Yukime.. kau kan dekat dengan Sara" ujar Boruto mendekati Yukime, "bantuin dong pilih snack untuknya"
"ok, tak masalah.. eh? Ru kenapa menahan tanganku?"

"mau kemana?" tanya Shikaru tetap menahan tangan Yukime.
Boruto, Inojin dan Shikadai langsung menghela napas melihat tingkah laku Shikaru yang terlalu posesif pada Yukime.

"Ru.. aku temani Boruto dulu ya, untuk Sara sih" ujar Yukime menatap Shikaru.
"ok, aku dan lainnya mau pergi ke tempat lain dulu. nanti kami cari kalian" balas Shikaru melepaskan tangan Yukime, "hey, Boruto, tolong jaga pacarku ya"

"santai, Yukime akan aman dan sehat ttebasa" ujar Boruto mengajak Yukime pergi ke rak snack coklat.

"ck!" Shikaru langsung mengigit kuku di ibu jarinya, dia berniat ingin menyusul Boruto dan Yukime tetapi ditahan oleh Shikadai dan Inojin.

"Shikaru nii.. itu agak sedikit posesif" bisik Inojin, "itu cuma 30 menit atau lebih, gak sampai berbulan bulan juga"
"lepaskan aku" balas Shikaru mencoba melepaskan dirinya, "aku ingin menyusul mereka"

"niisan.. ada Boruto, pasti Yukime nee aman deh" tegur Shikadai menahan tangan Shikaru, "lebih baik pikirkan perubahan rencana surprise untuk Yukime nee"

"ah iya! surprise apa ya?" Shikaru gampang teralihkan jika hal itu menyangkut Yukime.
"misalnya.. memasak~" ujar Inojin meledek Shikaru.

Bletakk!!
"aw sakit lah!"
Shikaru langsung memukul kepala Inojin, "makanya jangan coba meledekku otoutou"
Inojin mengelus kepalanya, "kan Shikaru nii gak bisa masak"

"dulunya bisa saat di Suna"
"niisan terlalu keenakan di Kumo sih" ujar Shikadai, "aku saat di Konoha saja, masak lalu bersih bersih"

Nara Shikaru, anak pertama dari 8 kembar. ibunya Kazekage, 2 ayahnya Kage, 1 pamannya itu Daimiyo Kaze no kuni, dan paman bungsunya adalah mantan kage.
tingkatan status Shikaru itu Alpha male.

Shikaru dikatakan pintar dalam teori dan praktek di Akademi Internasional. terkadang dia hoki dalam urusan judi (itu ajaran Tsunade).

banyak yang bilang Shikaru itu perfect seperti Denki katakan sebelumnya.
tapi sayangnya Shikaru memiliki kelemahan paling besar.
Shikaru tidak bisa memasak!

"hah~ salahkan oyaji yang terlalu memanjakanku" ujar Shikaru mendengus kasar, "jadinya aku harus belajar dari tahap nol"

sebelum Shikaru berusia 6 tahun, ia sering membantu ibu atau kedua bibinya memasak atau melakukan pekerjaan kasar di Suna.
tapi saat dirinya tinggal di Kumogakure, Shikaru diperlakukan seperti raja.

itu karena perintah suami pertama ibunya, A, Yondaime Raikage.
makanannya saja harus disediakan oleh chef, bahkan Shikaru tidak diperbolehkan memegang sapu untuk menyapu lantai rumahnya.

Dimulai Shikaru masuk ke Indekos, dia kembali melakukan pekerjaan kasar dari nol atas perintah Hinata dan Temari.
itulah kenapa Shikaru agak kesal dengan ayah pertamanya yang sudah memperlakukan dirinya bagaikan raja saat di Kumo.

"yogurt?" tanya Shikaru melihat Shikadai mengambil yogurt, "kau mau buat apa?"
Shikadai tersenyum tipis, "aku mau buat yogurt bark"

"oo.. lalu whipped cream untuk apa?" tanya Shikaru pada Inojin.
"Shikaru nii, kau terlalu banyak nanya. aku mau buat cream puffts"

"yah.. aku kan penasaran, lagipula.. kalian darimana sih tahu dessert?" ujar Shikaru bertanya, "cuma kalian toh yang buat sendiri. aku sih mending beli saja"

"aku tahunya dari Hima yang berikan buku resep milik Yodo-chan" ujar Inojin, "Hima bilang ia mau cream puffts untuk White Day"
"aku pernah merasakan cemilan yogurt bark buatan kaachan, makanya aku minta resepnya 2 minggu yang lalu" sambung Shikadai menunjukkan buku notes berwarna hijau.

"inisiatif sekali.. pinjam bentar bukunya, biar aku coba buat sendiri" ujar Shikaru mengambil notes dan mencari resep cemilan manis.
"ok, aku putuskan akan membuat swiss roll untuk Yukime" ujar Shikaru menunjuk resep swiss roll.

"apa niisan gila?" tanya Shikadai mengambil kembali buku notesnya, "gak ada pengalaman memasak, malah milih yang sulit"
"setidaknya milih yang mudah dulu seperti Pudding" ujar Inojin memberi saran.

"kalau aku bikin Ice cream?" tanya Shikaru, "itu yang paling mudah buatku"
"gak bosan makan Ice cream terus?" tanya Inojin, "batuk baru tahu rasa"

"aku lumayan suka dengan Ice cream" ujar Shikaru, "kalau kalian berdua larang aku buat Ice cream, lebih baik bantu aku buat swiss roll"
"ta-"

"fix dah! ayo kita cari bahannya!" Shikaru menyeret Shikadai dan Inojin pergi mencari bahan bahan kue.

"eh? mereka berdua kembar ya?"
"ikemen ne!"
"mata hijau dan abu perak! cocok!"
"kok mereka punya garis mata tajam yang sama ya?"

"mungkin mereka bertiga itu kembar!"
"woah! duanya identik dan satunya tak identik!"
"kakoii!"
"kalau kalian pilih yang mana?"

"aku pilih si pirang"
"eh? yang bermata abu perak itu, aku sarankan jangan"
"kenapa? padahal kakoii!"
"itu karena ucapannya jahat sekali"

"masa sih?"
"Valentine bulan lalu, temanku itu fans dengannya. saat memberikan Honmei, ia malah ditolak dengan kasar oleh mata abu perak itu"

Shikadai dan Inojin agak risih dengan gadis gadis yang menatap mereka sambil berbisik pelan.
Inojin menarik napas panjang, ia menatap Shikaru yang gak peduli dengan ucapan para gadis.

"Shikaru nii, kau gak marah?" tanya Inojin berbisik pada Shikaru.
"huh? marah?" balas Shikaru dengan suara normal sehingga gadis gadis disana mendengarnya.

"untuk apa aku marah? gadis gak berotak sedang gosip riang disana. pokoknya tandai saja semoga hidup mereka hancur" ujar Shikaru santai, mata abu peraknya memandang kearah sekelompok gadis itu.
"semoga selamat dalam perjalanan pulang ya?"

seketika wajah sekelompok gadis itu menjadi pucat dan berlari. itu melewati Boruto dan Yukime yang memegang keranjang belanja.
"kenapa dengan mereka Boruto?"
"entah, aku gak peduli ttebasa"

"ara? itu Ru bukan?" Yukime mengangkat tangannya, "Ru!"
Shikaru yang melihat Yukime, sinar matanya berubah menjadi normal kembali.

"Yukime!" Shikaru berjalan mendekatinya dengan riang seperti anak kecil.
"kalian kok bisa di bagian kue? bukannya snack?"

"Boruto bilang dia mau bikin roti" jawab Yukime menepuk punggung Shikaru, "udah Ru.. kok main pelukan saja? kan cuma sebentar loh"

"Sara akhir akhir ini suka kopi, makanya mau buat roti kopi ttebasa" ujar Boruto, "ini karena kamu sih!"
"kok jadi aku yang kena?" tanya Inojin bingung.

"asal mulanya Sara suka minum kopi itu karena kau dan Hima menawarkan di girls night!"
"lah? bukannya enak?" tanya Inojin pada Yukime, yang ditanya membalasnya dengan angukan.
"aku suka kok"

"money woi! money!"
"inilah kelakuan orang miskin" ledek Shikaru, dia mengambil mentega di rak.
"Ru sendiri?" tanya Yukime penasaran, Shikaru mau menjawab tapi mulutnya ditutupi oleh tangan Shikadai.

"Yukime nee, Shikaru nii ini gak bisa simpan rahasia padamu loh. tolonglah, jangan nanya lagi! jadikan surprise ya?" bujuk Inojin, Yukime langsung menutup mulutnya.
"ah, hampir lupa dah.. gomen ne Ru.."

Shikadai melepaskan tangannya dari wajah Shikaru, "kalau dikasih tahu ini namanya bukan surprise"
"ara? Shikadai mau buat apa untuk Yodo-chan di White Day ini?" tanya Yukime, "sebagai kekasih, harus kasih loh"

"itu rahasia" telinga Shikadai merona merah, dia berbalik sambil membantu Shikaru mencari bahan bahan.
"biar aku koreksi sekali lagi Yukime nee, Yodo bukan pacarku"

"hm? apa Yodo-chan memberikan Honmei-Choco padamu secara diam-diam?" tanya Shikaru, Shikadai langsung menggeleng.
"Yodo bilang kalau itu Tomo-Choco" ujarnya dengan tenang, "kita hanyalah teman.."

"cih! tak seru ttebasa!" hela Boruto dengan kasar, "ah, bagaimana dengan putri Daimiyo itu? bulan lalu ia juga memberikan coklat padamu kan?"

Shikadai teringat dengan hal itu, "kalian bertiga temani aku ke toko kue setelah ini"
"hah?"

.
.

Di Indekos.
"err.. minna ini sup apa?" tanya Denki yang duduk sambil memandang menu makan malamnya yang cukup banyak dan jarang dilihat di rumahnya.

"baru pertama kali?" tanya Boruto memegang sendok sup, "kau harus mencoba rempah herbalnya juga Denki, baik untuk kesehatan"

makan malam tanggal 13 maret 2021:
nasi putih.
Bistik sapi.
sup ayam herbal china.
Capcay.
udang goreng mentega.
Ice jeruk.

(n.b: Author pergi ke chinese restaurant pada tanggal 13 maret saat itu, oleh sebab itulah menu makan malamnya dimasukkan di cerita wkwk)

"tapi heran.. tumben bibi Hinata membuat lebih?" ujar Sarada melirik Hinata yang terlihat bersemangat di dapur.
"mungkin ini makan malam terakhir kita" canda Kawaki, kepalanya langsung dipukul oleh Himawari.
"ittaii.."
"dah mulai ngaco!"

"kan aku cuma bercanda Hima" ujar Kawaki mengelus kepalanya.
"hm hm.." Hinata keluar dengan bersenandung kecil, dia membuka bungkusan camilan manis dari lemari dan menawarkan kepada anak anak.
"nah makan ya"

"eh? bibi!" panggil Kagura, "tumben hari ini bibi buat banyak makanan?"
Hinata tersenyum tipis, "masa?"

"bibi lihat sendiri nih!" ujar Shinki menunjukkan menu makan malamnya, "seperti mau makan besar saja!"

"kaachan, apa touchan mau pulang hari ini? wait! dulu touchan pulang gak sampai seperti ini!" ujar Boruto melepaskan apron, dia berjalan duduk disamping Sarada.

Hinata berpikir, "Naruto-kun? hm~mungkin Naruto-kun sibuk di kantor"
"so.. kenapa kaasan bersemangat hari ini?" tanya Kawaki, "biasanya cemilan akan dibuka hanya pada hari sabtu dan minggu"

"udah, kalian makan saja.. gak ada sangkut pautnya dengan kalian semua" balas Hinata menuangkan sup di mangkuknya.
"hai.."

"oishii!" ujar Denki memakan makanannya, "supnya sedikit manis"
"pasti itu karena Kici(Gojiberry), Kici membuat supnya sedikit manis" ujar Shikadai.

"sugoii.. Shikadai-kun tahu banyak ya soal makanan" ujar Denki kagum.
"hobby Shikadai-kun itu memasak ya? jarang sekali melihat lelaki memasak di dapur"

"salahkan saudara dan teman gak ada akhlak yang terlalu sering memintaku digantikan jadwal masak" balas Shikadai melirik kearah Boruto dkk.
"dan hobby-ku bukan memasak, melainkan kebiasaan"
"souka.."

Hinata meletakkan mangkuk supnya di meja, "selama sebulan ini, Shikadai-kun dan Yodo-chan gak boleh ke dapur"
"Ehh?!!"
kaget semua orang yang mau protes, terutama Shikaru yang esok mau membuat swiss roll dibantu oleh Shikadai.

"kenapa begitu?!"
"aku tahu kalau kalian punya urusan tapi kalian juga harus mengurus dapur. titik gak pakai koma!" tegas Hinata, "dan aku sering melihat Yodo-chan di dapur"

"mampus dah" ujar Shikadai mengejek, "berkurang juga jadwalku"
"licik!"

"uh.. kenapa?"
selain Shikadai, semua anak Indekos melirik Yodo. Yodo terlihat agak kecewa karena hobby-nya adalah memasak.
apalagi kalau ada Shikadai, dialah yang meminta mereka agar bisa lebih dekat dengan Shikadai.

"tenang.. masih banyak dapur di luar Indekos" ujar Sumire menepuk punggung Yodo dengan lembut.
"arigato.."

"bapakku banyak, pilih aja rumah yang ada" ujar Chouchou berbisik pada Yodo, "walau peralatan dapurnya gak selengkap Indekos"

"Shikadai.. Inojin.." ujar Shikaru tersenyum miring, "besok kita nginap luar ya"
"libatkan aku, aku juga butuh bantuan Shikadai ttebasa" ujar Boruto.

"gak bebas juga.." ujar Shikadai, padahal dirinya ingin melakukan hal lain tanpa saudara dan temannya.

.
.

esok harinya.
Di Kediaman Nara.
"tadaima" ujar Shikadai melangkah masuk dan melepaskan sepatunya. dia membawa keranjang yang berisi bahan bahan untuk White Day.
"huh! masuk lagi di tempat ini!"

"okaeri.. apa kalian mau menginap?" ujar pria paruh baya yang hampir mirip dengan Shikaru dan Shikadai tapi dengan warna kulit berbeda, bekas luka di wajahnya terlihat jelas.

"ohayou Shikaku-ojisan!" sapa Boruto, "maaf merepotkan ya"
"ohayou Shikaku-san" sapa Mitsuki.

"ya silakan" balas Shikaku, dia mengelus kepala Shikaru dan Shikadai.
"akhirnya kau mau melangkah masuk di rumah ini, Shikaru.."

"cih, aku cuma numpang! jangan sentuh kepalaku lah!" ujar Shikaru mendengus kesal, dia meletakkan sepatunya di rak.
"tousan, kami berlima mau menginap" ujar Shikadai menunjukkan isi tasnya, "untuk 14 maret"

"so so.."
"lebih tepatnya kami mau pinjam dapur ttebasa"
"bukankah peralatan dapur di Indekos lebih lengkap daripada disini?" tanya Shikaku.

"Shikadai gak diberi izin masuk dapur oleh kaachan" jawab Boruto, "padahal kami mau masak ttebasa!"
"setelah selesai, ingat bereskan" ujar Shikaku.

"tenang, kami gak seperti Boruto" balas Inojin berjalan masuk, dia melihat pria paruh baya dengan rambut pirangnya.
"ah, bisa minta tolong Inoichi tousan?"
"nande?" pria paruh baya yang dipanggil Inoichi itu heran saat Inojin mendekatinya dan berbisik.

"lah? kau bisa pergi ke toko bunga dengan bebas kan?" tanya Inoichi, Inojin mendengus.
"kalau nantu ketahuan Hima gimana? lebih baik tousan yang ambilkan deh! please!"

"hm.. gimana ya?"
"tousan~"
Inojin membujuk Inoichi sementara 4 pemuda itu sedang menyiapkan peralatan dan bahan.

"psst!" bisik Boruto, "peralatan masak di kediaman ini sedikit banget ttebasa!"
"kan tinggal sendiri" balas Shikadai, "di gudang banyak peralatan masak yang disimpan"

"untung aku bawa beberapa dari Indekos" ujar Mitsuki menggeluarkan saringan, loyang, dan mixer.
"buset, siap siap kena marah nih!" ujar Shikaru.

"ah~ gampang, nanti tinggal salahkan Boruto" ujar Mitsuki tersenyum.
"woi! tega.. kau tega, kau sakit aku.. kau hancurkan aku Mitsuki!"
"lebay dan bikin aku muntah"
"oi!"
"udah, jangan drama Boruto"
"hehe"

"eh niisan! saring tepungnya dulu!" ujar Shikadai cepat saat Shikaru mau memasukkan tepungnya langsung di mangkuk.
"haruskah?" tanya Shikaru bingung, dia mengambil saringan yang dibawa Mitsuki.

"tekstur tepungnya masih kasar, harusnya saring agar tepungnya halus" jelas Shikadai.
"souka souka.."
"Shikadai, kau beralih jadi chef aja deh" ujar Mitsuki, "cocok untukmu"

"diam dah, cepat urus punyamu"

.
.
.

malam harinya.
"jadi.. bulan lalu, putri Daimiyo memberikan coklat padamu?" tanya Shikaku memandang Shikadai yang sedang membungkus yogurt bark.
"ya.. dan kemarin aku sudah pergi ke toko kue dan membelikan sebuah kue lalu mengirimkan melalui post" jawab Shikadai tenang.

"kue yang niisan beli cukup mahal" ujar Inojin merangkai beberapa bunga yang dibawa oleh Inoichi, "lagipula niisan gak ada perasaan padanya kan?"

"dia ngasih coklat mahal padaku, tahulah ada emas-emas gitu" ujar Shikadai, "aku gak mungkin ngasih snack biasa. dia itu putri Daimiyo yang bisa membeli apa saja"

"susah kalau jadi anak populer" ujar Mitsuki, "apa kau mengirim card padanya?"
"yap, dengan ucapan terimakasih saja"

"jangan terlalu lembut dengan wanita luar" ujar Shikaru membungkus kotak kue dengan kertas kado bermotif keping salju.
"kalau mereka kepedean malah nambah masalah"

"lalu? apa yang kau balas untuk White Day dengan Yodo-chan?" tanya Inoichi yang melihat card dengan nama gadis gadis di Indekos kecuali nama Yodo.

bukan hanya Inoichi saja yang sadar tentang itu, tapi semuanya. mereka semua penasaran kenapa Shikadai tak menulis nama Yodo di card.
mungkinkah Shikadai ada rencana lain dengan Yodo?

mantap dah! akhirnya tousan menggeluarkan pertanyaan ini!
batin Inojin tersenyum tipis, dia berpura pura fokus dengan bungkusan kadonya.

sip.. akhirnya si bapak satu ini tanya hal yang bagus!
batin Shikaru tersenyum licik, apa Shikadai menyembunyikan hubungan agar tak bayar PJ (pajak jadian)?.

kukira Shikaku-san yang bertanya, ternyata inoichi-san toh yang nanya. fufu, penasaran..
batin Mitsuki mengikat pita merah di kotaknya.

"yah~ aku dan Yo-" Shikadai hampir keceplosan secara tidak sengaja. semuanya udah mau pasang kuping tetapi..

"zzz.. zz!!"
suara dengkuran keras dari Boruto yang tidur di lantai tatami. menjadikan Shikadai beralih pada Boruto, "dah tidur toh?"

"si kampret ini.."
"pengen berkata kasar.."
"tendang aja si satu ini ke lubang got!"

"aku bawa Boruto ke kamar dulu ya" ujar Shikadai membopong Boruto dengan satu lengannya.
"cih!"

"kenapa?" tanya Shikadai bingung dengan reaksi Inojin.
"ah gak apa!"
"so.." ujar Shikadai membawa Boruto ke kamar.
"yah~ aku juga mau tidur" ujar Shikaru menyusul Shikadai yang sudah jauh.

"aku dan Mitsuki belum selesai, niisan pergi tidur dulu sana"
"ok"

"hm.. hm.." Shikaru berjalan sambil memegang kotak kue dengan kertas kado dengan motif keping salju.
"Shikaru-sama"

suara berat di balik pintu, mata abu perak Shikaru menjadi dingin.
"yah~ sudah 2 malam bukan?" tanya Shikaru tersenyum tipis.
"benar!"

"apa kalian melukai mereka?" tanya Shikaru sekali lagi sambil mengetuk kotak kue dengan 1 jarinya.
"tidak! itu sesuai yang anda perintahkan untuk tidak menyentuh mereka selain dikurung"

"kalau begitu kembalikan mereka, jangan sampai paman Naruto mengetahuinya"
"hai!"
seketika suasana itu menjadi hening, Shikaru melihat di suatu ruangan ada papan Shogi di lantai tatami.

ia berjalan dan memegang sebuah poin, "siapapun yang mengganggu keluargaku, akan kuhancurkan"

.
.
.

Minggu, 14 Maret 2021.
Di ruang tamu Indekos.
"nah, balasan Valentine"
"eh?"
"nande?"

"wah!"
"kalian semua membuatkan surprise buat kami ya?"
"coba Chouchou nee makan Apple pie buatanku ini! aku buat sendiri!"
"wah mantap dah Chouta!"

"ish, Chouchou! ayo makan crème brulee!"
"hehe, arigato Shinki-kun!"

"thanks dah!"
"arigato minna!"

"aku beli ini di toko, harap kalian suka" ujar Kawaki membawa beberapa 2 kotak kue, "mungkin kesukaan Yodo-chan"
"macaron! arigato Kawaki-kun!"

"jangan cemburu ya bro" ujar Kawaki menyindir Shikadai, "hanya itu pilihan tersisa saat saudaramu membeli yang lain"
"tenang saja" balas Shikadai, "lagipula ini cuma balasan Valentine"

"nih, arigato minna sudah memberikan coklat bulan lalu" ujar Denki, "aku bawakan kue"
"arigato!"

"Sara! happy White Day!" ujar Boruto memberikan roti kopi pada Sarada.
"arigato Boru!"
"nanti kita pergi ke bioskop sambil makan roti ttebasa!"

"eh? memangnya boleh?" tanya Sarada, dilarang loh"
"makanya ini challenge! bawa makanan ke bioskop!"
"souka, ayo lakukan!"
"jaa ne! aku mau pergi ke bioskop dengan Sara ttebasa!"

"jangan bawa nama Indekos kalau kalian berdua ketangkap"
"tenang aja!"

"cream puffts ini enak!" ujar Himawari yang memakai mahkota dengan berbagai jenis bunga.
"ini pasti susah rangkainya"
"berkat bantuan bapak" balas Inojin, "mau bengkokkan kawatnya agak susah sih"

"jadi White Day kita ini mau kemana?" tanya Himawari.
"aku atau kamu?" tanya balik Inojin.
"aku saja ya Inojin-kun! kita akan kencan di luar!"
"ok"

"jomblo! jomblo! jomblo!" ujar Yurui dan Araya.
"bisa bisa kita jadi nyamuk" ujar Kagura.

"jadi jomblo ini gak enak ya" sambung Aino, "apa perlu aku cari pacar?"
"tak boleh!" ucap Shikaru, Shikadai, Inojin, Chouta dan Shiba secara serentak.

"Aino, jangan pacaran dulu ya" ujar Shikadai, "jadi jomblo gak apa kok"
"jomblo ya?"
"padahal Shikadai nii udah ada Yodo-chan!" ujar Saina, wajah Yodo merona merah.

"kami teman" balas Shikadai, Yodo juga mengangguk.
"hanya teman.."

"tanggal 14 april, kita akan bareng pakai pakaian serba hitam dan makan jajangmyeon" ujar Shiba.
"khusus kaum single" lanjut Shinki, "aku kan dah ada-"

"jajangmyeon.. kelihatannya enak" ujar Chouchou agak ngiler.
"aku mau jadi jomblo aja deh!"
"Chouchou Noo!!"
"yes! akhirnya Chouchou nee jomblo!" ujar Saina dan Aino.

"welcome to kaum jomblo Shinki" ujar Kozuchi menepuk bahu Shinki.
"diam dah! huhu.. kenapa Chouchou mau jadi jomblo.."

"sejak awal kalian berdua tidak pacaran kan? gak resmi lagi!"ujar Kawaki.
"sedihnya si satu ini~"
"gak apa, tambah anggota baru"
"welcome!"

"eh btw.. mana si mata perak dan gadis es?" tanya Yurui.
"biasalah! kencan berduaan"

"eh Mitsuki-kun dan Sumi juga gak ada?" tanya Yodo.
"anjir!! mereka berdua pacaran ya?"
"harus minta PJ nih!"

"Inojin nii dan Hima udah hilang toh!" ujar Saina dan Aino.
"gak apa dah, kaum jomblo disini saja"

.
.

"Ru! kenapa ajak aku disini?" protes Yukime yang tangannya ditarik oleh Shikaru. mereka berdua pergi ke taman belakang dan berhenti di pohon dimana mereka pernah duduk berduaan.

"nih.."
"eh?" Yukime agak kaget karena Shikaru memberikan swiss roll coklat padanya.
"kita makan berduaan aja dah" ujar Shikaru santai, mereka berdua duduk berduaan sambil menikmati kue itu.

"ah! suapin aku dong!" Shikaru membuka mulutnya sehingga membuat wajah Yukime merona merah.
"Ru!!"

"give me.. give me.." Shikaru tetap membuka mulut sambil menunjuk kue dari tangan Yukime.
"uhh.. baka-Ru.." gumam Yukime menyuapi Shikaru dengan kue swiss roll yang dipotong olehnya.

sementara di sekitar semak semak.
"yare yare.. disini spot kencannya mereka berdua" ujar Mitsuki.
"Mitsuki-kun juga kenapa tarik aku disini? kalau yang lain cari kita.."

"mereka bilang kita pacaran?" tanya Mitsuki, "kan itu kenyataan"
"Mitsuki-kun.." wajah Sumire merona merah, Mitsuki memberikan kalung ular putih padanya.

"nih, simpan sampai kau siap memberikan kalungmu padaku"
"eh? ini.."
"tanda hubungan kita kan?"
"ta-tapi.."
"udah, santai saja.. kita ini banyak alasan"
"hm.."

pada malam harinya.
di ruangan yang suasananya sepi, hanya ditemani oleh senter kecil.
"hah.. ini bagaimana?"
"pelan pelan saja Dai-kun.. nanti luka.."

terlihat ada 2 orang muda mudi yang sedang berduaan. itu adalah Shikadai dan Yodo yang duduk berdekatan.
jika tidak dilihat dari dekat, pasti akan ada yang mengira kalau mereka berdua sedang beromansa.

tetapi jika dilihat dari dekat..
mereka berdua sedang memegang benang wol dan kain.

apa yang mereka lakukan?
mereka berdua ternyata sedang membuat boneka secara diam diam.

"jahit tangan boneka ke tubuhnya agak rumit" ujar Shikadai, Yodo menggeleng pelan.
"mudah kok Dai-kun.. Dai-kun pasti bisa.. boneka Dai-kun menunggu boneka Yodo" Yodo menggerakkan tangan boneka Shikadai.

Shikadai tersenyum, "ya.. aku akan berusaha membuat boneka Yodo menjadi paling cantik seperti aslinya"
wajah Yodo merona merah kembali, dia menutup wajahnya dengan boneka Shikadai.

.
.
.
coklat dari pemuda Indekos kecuali Denki.
(n.b: dari itu artinya beli, bukan buatan sendiri)
Yogurt Bark buatan Shikadai.

Roti Kopi buatan Boruto.

Cream puffts buatan Inojin.

Chocolate éclair buatan Mitsuki.

Swiss roll buatan Shikaru.

Crème brulee buatan Shinki.

Apple pie buatan Chouta.

Macaron dari Kawaki.

Madeleine dari Araya.

Cupcake dari Denki.

Tiramisu dari Kozuchi.

Mille-feuille dari Kagura.

Chewy Salted caramel candy dari Shiba.

Chocolate mint Mousse dari Sasaki

.
.
.
.

Happy white Day!💞💝💝
semoga aku bisa melanjutkan part "Drama" dengan pairing MitsuSumi segera!

bagi yang belum tahu latar belakang cerita imi, silakan buka di cerita "International Academy" by Bbplanets.
itu benar benar berbeda dengan Boruto canon ya!

ada Original Character dariku sendiri, harap kalian menyukainya!

kasih bintang, komen dan follow saya
salam Bbplanets

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top