⚜️8⚜️

Hey! Kembali lagi sama gue, author laknat yang update nya masih gk nentu

Jangan lupa laik, dan saskraib, karena saskraib itu gratis  *ehh*

Nah, kan  ngelatur dah gw

Maksudnya, jangan lupa vote, komen, saran, dan semacamnya lah,  nda pa pa qoq, daku tak menggigit kok, cuma gigit mantan, itu pun kalau punya mantan :v

Duh, banyak banget deh author bicara nya, intro nya panjang bangeeeeettttt....

Happy reading ya minna-san














Sesosok pria paruh baya, tengah duduk indah di sofa depan perapian, tampak sebuah buku tebal di genggamannya, memandangi perapian, sembari berbicara dengan seseorang melalui perantara telepon.

"Kapan kau akan kembali?"

"Beberapa hari lagi aku akan kembali." jawab seseorang di seberang telepon sana.

"Cepatlah kembali, dia sudah ada di pihak kita."

-"Sungguh kah? Bagaimana bisa?"

"Kau lupa ancaman mu itu?"

"Jadi, hanya karena itu dia kembali?"

"Tentu saja,"

"Mengecewakan, ku pikir dia memang sudah kembali 'lagi' seperti dulu."   jawab seorang di seberang telepon tampak sedikit kecewa.

"Dia tidak mungkin seperti 'dulu'  lagi, oh ya, satu lagi, mereka menjaga 'nya'."

"Apa makhsudmu? Mereka siapa?"

"Sebaiknya jangan kita bicarakan lewat telepon, aku merasakan nya."

"Ya, baiklah, besok atau lusa, aku akan sampai disana."

"Hm, baiklah,'kami' menunggumu."

Tuutttt tuttt

Sambungan terputus, tanpa jawaban dari seberang sana.

Segera pria paruh baya tadi beranjak dari sofanya dan berjalan keluar, dengan buku tetap di genggamannya.

Sejak pertengahan pembicaraannya lewat telepon tadi, dia sudah merasakan'nya'.

Sesampainya di luar, tampak siluet tajam menatap kepadanya.

Bagai seperti anak muda, pria paruh baya ini malah mengeluarkan smirk meremehkan sosok di depannya ini,menampakkan deretan giginya yang rapih, entah putih, atau malah bernoda.

"Menguping itu tidak sopan."

"...."

" Apa kau bisu atau malah tuli?"

"...."

" Bangsa kalian memang terkenal dengan ketidak beradapannya, pantas kalian semakin punah."

Pernyataan itu berhasil membuat siluet itu menampakkan dirinya, namun masih dalam kegelapan, samar samar terlihat, perawakannya yang  seperti manusia.

Tatapan tajamnya tidak berhasil membuat pria paruh baya ini menciut, malah ia semakin berani tampaknya.

Kini, one by one, antara si pria paruh baya dan siluet tersebut.

Wushhhh......

Hembusan angin yang cukup kencang, menerpa mereka berdua, tanpa sadar, sosok baru telah datang, entah dia terbawa angin, atau malah dia yang mendatangkan angin.

Sesosok baru itu, ikut berdiri di kegelapan, di samping sang siluet. Sepertinya mereka se kubu.

Kini one by two.

Tampaknya mereka unggul, jika ada pertarungan.

Merasa pertarungan akan di mulai, segera pria paruh baya itu meletakkan buku di genggamannya di atas meja -teras rumahnya-.

Wushhhh......

Sekali lagi, satu sosok baru saja datang, dan berdiri di kegelapan, mendampingi sang siluet-lagi-.

"Bangsat" umpat pria paruh baya ini dalam hati,

Yang benar saja, 1 VS 3,  dia pasti kalah telak. Bahkan, mungkin, mereka tak akan terluka se milimeter-pun. Mengingat dirinya yang tak muda lagi-rasanya-

Sejenak ia berfikir "Apa sudah 20 hari purnama berlalu?"

Di ingat ingatnya tanggal hari ini, dengan tetap memperhatikan sosok di kegelapan tepat depannya.

"Ku fikir belum" batinya.

Segera ia mendongak, menatap rembulan yang sedikit tertutup awan malam, tampak senyuman terukir di wajah paruh bayanya.

Di hirupnya udara malam yang dingin sedalam mungkin dengan memejamkan matanya, seperti menikmati aroma embun pagi hari.

Perlahan, tampak perubahan di tubuhnya, dan, terutama di bagian wajah paruh bayanya itu.

"Haaaaa-aaaaaah" helanya setelah selesai menghirup udara malam nan dingin ini.

Perlahan, matanya terbuka, menampilkan iris mata berwarna merah keemasanya yang tampak lebih cerah dari sebelumnya.

Tanpa di sadari, mereka -yang berada di kegelapan- membelalakan mata tak percaya, aneh, pria paruh baya tadi telah hilang, lenyap entah kemana.

Meninggalkan se sosok pria muda nan tampak kuat, badan kekar, tanpa ada keriput di wajah sedikitpun, seperti pria paruh baya tadi.

Namun, jika di perhatikan lebih teliti, pakaian, dan struktur wajah mereka sama, hanya saja, yang ini lebih muda -tampaknya-,  apa mungkin, pria muda ini adalah pria paruh baya tadi?

Tapi tak mungkin, sudah jelas mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa yang berdiri di depan mereka tadi adalah pria paruh baya yang tampak lemah.

"Cih, terkejut melihatku?" tanya pria muda itu pada mereka.

"......"  tak ada jawaban, sama seperti tadi.

"Ku rasa, sekarang sudah adil" tambah pria muda itu, terukir, smirk meremehkan di wajah mulusnya.

Reflek, mereka langsung mengepung pria muda tadi, tapi aneh, seperti tak memiliki rasa takut, pria muda tadi malah terkekeh geli.

"Ha ha, strategi kalian tak akan mengubah takdir kalian yang ada di genggamanku ini."

-lagi- smirk meremehkan nya terukir.

Segera ia berencana mencekik sosok yang ada di depannya, membuatnya 2 lainya lengah akan diri sendiri

BRAAAKK!!!!

Suara hempasan terdengar, salah seorang di antara mereka terlempar cukup jauh, hanya dengan tendangan kakinya, atau lebih tepatnya satu dari dua orang yang lalai tadi ter 'Tendang' sementara yang di depannya, belum tersentuh se inci pun.

Dua siluet yang tertinggal ini perlahan berubah,

Berubah menjadi sosok sebenarnya.

Sorot mata mereka menajam, kulitnya tampak berubah kasar.

Perlahan, bulu yang ada di tubuh mereka melebat, menutupi bagian per bagian tubuh mereka.

"Sepertinya ini akan menyenangkan, sekali, ku rasa."





















Yup, segitu doeloe ya gaisseu, ini otak lagi nge blank, dikit banget sih ini dari sebelumnya, entah sampai setengah dari episode sebelumnya entah enggak,,,, ku ta tauuuu....

Semoga, kalian para readers tetap mau nunggu ya, maaf udah nge gantung ceritanya, lamaaaaaaaaaaaaa bangeeeeettttt....

I'm so sorry guys, :(

So,

See you next chap

Big Luv to you 💜💜💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top