⚜️ 1 ⚜️
Sabtu 6,6
"Hanya karena kau tak akan pernah bisa menang dari rasa sakit yang kamu rasakan saat ini, kau tak harus menyerah dan berhenti berharap."
Yah, itulah rangkaian kalimat yang selalu terngiang di kepala seorang gadis, membuatnya menjadi lebih baik, tapi semua itu sirna, ketika wanita yang menyampaikan kalimat itu meninggal dunia di atas tumpukan jerami bersama dengan belahan jiwanya.
Perasaan bersalah dan rasa terpuruk menghantui diri gadis tersebut. Seluruh dunia menjauh darinya, begitupun saudaranya tirinya.
"Kami turut berduka cita atas apa yang terjadi, atas meninggalnya Calista dan Valiant. Walaupun mereka telah bercerai, mereka tetap menjaga hubungan baik. Jaga dirimu baik-baik."
Begitulah tutur dari seorang guru kepada gadis yang cantik itu.
Saudara tirinya hanya menangisi sang wanita, tidak untuk yang satunya lagi yang mati bersamanya. "Mami! Mami! Jangan tinggalkan kami!!"
"Sayang, tetaplah bersamaku!! Kumohon!!, Kita baru 1 bulan menikah, kita bahkan belum punya anak.. Kumohon kembalilah kepadaku!! Sayang, bukankah kau bersumpah sehidup-semati dengan ku?! T- tapi Kenapa kau pergi dulu? Kau bersumpah, kau ingatkan? Kau harus menepati janjimu pada ku!!" ratap seorang pria yang tak lain adalah suami baru wanita tersebut.
Tiba-tiba, pasangan tua renta berlari ke arah pemakaman si wanita tadi "Putriku, Calista!!" ratap seorang nenek pada mayat wanita tadi "kenapa? K-kenapa kau meninggalkan ibu dan ayahmu yang tua ini? Kau anakku satu-satunya, Kumohon kembalilah kepadaku"
"Sudahlah Renata, biarkan ia tenang di alam sana" jawab seorang kakek, upaya untuk menenangkan si nenek tadi.
Dengan marah si nenek menjawab "Diam kau Rogue!! Aku ingin ia hidup lagi! Aku tak ingin ia mati dengan cara seperti itu!" lalu, matanya teralih pada sosok gadis berambut Orange, yang tengah berdiri sendiri menangisi sesosok mayat pria yang mati bersama Calista yang tak lain adalah ayah kandungnya.
Renata berlari menuju si gadis dan menjambak rambutnya sambil berkata "Dasar anak bedebah kau!! Harusnya, kau turuti kata ibumu!! Harusnya, kau yang mati!!"
Rambut orange si gadis mulai rontok, namun, ia tak melawan. Dibiarkannya Renata menjambak rambutnya sesuka hati, sampai Renata puas, toh ia tidak akan mati karena botak.
Namun Rogue datang dan menenangkan Renata lagi. Tapi kali ini, Renata menuruti kemauan suaminya sambil berkata "Dasar bedebah kau! Harusnya Calista, ibumu, masih hidup sampai sekarang! Dan harusnya kaulah yang mati! Harusnya kaulah yang terbaring, menggantikan Calista! Dasar gadis murahan kau!"
Mendengar itu, si gadis terduduk, tangisannya, pecah, air matanya merebak kemana-mana, mengalir ke pipinya, dan jatuh ke bajunya.
Tak seorang pun peduli akan dirinya, ayahnya yang sangat menyayanginya telah mati, dibunuh oleh makhluk menyeramkan,
"Harusnya aku menuruti permintaan ibu, dengan begitu, penderitaanku akan hilang dan lenyap ketika aku mati, tak masalah jika tidak ada yang berkunjung ke makamku, saat ini, aku hanya ingin mati." batin gadis tersebut sembari terisak dalam tangisnya.
Sudah lebih dari 4 jam si gadis duduk termenung di depan makam ayahnya, ya sedari tadi saat menangis, ia memilih untuk tidak mengubah posisinya, tangisannya sudah berhenti sejak tadi, tapi isakan-nya masih ada.
Tubuhnya melemah, karena tangisan tadi, perkataan sang nenek padanya sangatlah perih, bagi gadis 16 tahun ini. Memang, di umurnya yang sekarang ini, ia telah menjejalkan kakinya di bangku SMA, tapi untuk saat ini, ia masih belum bisa melupakan perkataan neneknya.
Di makam ayahnya, hanya tersisa dirinya, tak ada keluarga sang ayah yang mengunjungi pemakaman tersebut, ya, ia juga tahu bahwa sejak kecil ayahnya di rawat di panti asuhan, keluarga ayahnya tidak jelas, dan kini, semua itu merimbas padanya.
Sementara makam sang ibu, hanya tersisa pria paruh baya, dan anak lelaki kembar. YA, mereka adalah keluarga baru sang ibu. Banyak orang yang mengunjungi makam sang ibu, walau hanya untuk meletakkan bunga, mengingat ibunya selalu bersikap ramah pada masyarakat.
Tiba-tiba
"Nak, Calista, ibumu menitipkan surat ini untukmu, bacalah, lalu besok pagi akan ku jemput kau di rumah Valiant." lalu pria yang tak lain adalah suami baru ibunya menyerahkan surat dan berlalu pergi meninggalkan si gadis, di ikuti oleh lelaki kembar yang tak lain adalah anaknya pada pernikahan sebelum dengan Calista.
"....pulanglah nak, jaga dirimu..." lanjut pria tadi dan menghilang dari wilayah makam.
Sudah 30 menit berlalu setelah pria itu pergi dari wilayah makam, namun, sang gadis tetap setia disana. Matanya sudah bengkak karena tangisan, udara mulai dingin dan suasana makin gelap, mengingat dia yang tinggal sangat jauh dari perkotaan, sangat umum, apabila jam 5 sore sudah mulai gelap, apalagi mengingat daerahnya yang terpencil dan di kelilingi hutan, dan pukul 6 saja, sudah sangat sepi, karena urban legend yang menghiasi daerah terpencil nan indah ini. Dan lagi......
"Hey,kau lihat gadis itu?"
~"Ya, aku melihatnya."
"Sedang apa dia di makam jam segini?"
~"Entahlah ,aku tidak tahu, apa mungkin dia persembahannya?"
"Hey, jangan bodoh, tidak mungkin, persembahannya di lepas seperti itu saja, lagi pula, biasanya bukan manusia persembahannya."
~"Jika tidak, berarti itu untuk kita! Sudah lama aku menginginkan gadis muda seperti itu. Ayo, langsung saja kita ke sana!"
"Ck, kau bodoh ya? Malam sakral ini akan rusak jika kau menginginkannya, ingat ini malam persembahan kaum kita. Jangan bertindak bodoh."
Pukk
Terdengar suara pukulan dibalik semak itu.
Hal itu menyadarkan si gadis dari lamunannya, sontak, tanpa rasa ingin tahu, dia berlari keluar dari daerah makam dan menuju rumah Valiant, ayahnya. Sementara surat tadi, belum juga ia baca.
~"Ck, kau lihat itu, dia jadi pergi!"
"Ya sudah, kau kejar saja dia, sebelum yang lain datang!"
~"Baiklah, itu ide yang bagus."
Saat itu juga, terlihat sinar terang, ya, itu adalah rombongan kaum mereka yang datang membawa persembahan dengan obor yang menyala nyala. Tentu saja, hal itu menggagalkan rencana mereka mengejar si gadis.
~"Sial, untuk kali ini ia lolos, tapi, jika bertemu lagi, akan ku seret dia ke tengah hutan" umpatnya ketika kaum mereka datang, lalu, mereka memakai jubah dan bergabung pada rombongan.
Cukup lama, hingga si gadis sampai di rumahnya, dia hanya menyusuri jalanan sepi dengan segenggam keberaniannya.
Setibanya di rumah, gadis itu langsung mengunci pintu rumah dan masuk ke kamarnya, dan meletakkan surat tadi di atas meja belajarnya.
Tanpa mengganti pakaian, ia langsung merebahkan dirinya di ranjang kamarnya. Ia menggulung badannya pada selimut dan melanjutkan menangis, meratapi nasib yang menimpanya.
Dia terus menangis, hingga ia kelelahan dan tertidur, dengan bantal yang basah karena tangisannya.
---------------------------------------------------------
Halo guys, kurang seru ya? Kurang ngeh ya sama ceritanya?? Hoho, maaf ya, kalau gitu, soalnya cerita ini di remake lagi, dari akun sebelumnya,
Kalian bingung ya, kenapa di remake?
Soalnya gw lupa passwords akunya, jadi ya gitu deh 😅😅
Maafkan keteledoran author ye
Moga kalian gak kecewa, tapi inti ceritanya tetap sama kok, endingnya gak akan berubah
Btw jangan lupa vote, comment ya guys, 🌚🌝
Lop yu all ~ Author
OIA, BTW, KASIH SARAN JUGA YA, Author terima kritik dan saran, Baik itu negatif ataupun positif
Ya udah, itu aja deh
BYE ALL **
IA BYE
UDAH SANA......
DIBILANGIN JUGA......
UDAH, JANGAN SCROOL TERUS.....
GAK ADA APA APA ELAH :V
CIEEEEEEEEEEEEE, PENASARAN YA ( ͡° ͜ʖ ͡°)
U
D
A
H
G
A
K
A
D
A
A
P
A
P
U
N
K
O
K
~('▽'~) (~'▽')~ bye bye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top