07/10
Malam ini angin terasa sangat dingin. Mencumbu kulit hingga ke tulang. Bintang dan bulan terlihat indah, cahayanya turun terbang ke akar bumi. Menyinari setiap hitam hingga mata bisa melihat.
Kau mendongak, memandang langit gelap yang terbentang luas di atasmu. Dulu temanmu pernah berkata, bahwa langit di malam hari kadang terlihat menyeramkan. Dan kau selalu bertanya-tanya, kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?
Hal-hal yang indah kadang hanya bisa dilihat dari kegelapan. Seperti kembang api, jika kita menyalakan di siang hari, maka sama saja dengan mengerjakan sesuatu yang sia-sia.
Keindahan kembang api hanya bisa dilihat jika hari sudah mulai gelap. Gelap bukan berarti suram, karena cahaya hanya bisa memancarkan sinarnya dalam kegelapan.
Berbicara soal kembang api, hari ini adalah malam pergantian tahun. Dan kau sedang menantikan puluhan atau bahkan ratusan kembang api yang akan menghiasi langit malam beberapa saat lagi.
"Kita bisa pergi jika kau mau."
Kalimat seseorang yang berada di belakangmu membuatmu menoleh.
"Kau kan sedang sakit, Haru. Aku tidak masalah melihat kembang api dari balkon kamar kita."
Mendengar jawabanmu, Haru hanya bisa menghela napas sebelum bergerak untuk memelukmu dari belakang. Dagunya ia sandarkan di bahumu, dan mata birunya tak lepas dari sosokmu yang selalu terlihat cantik di matanya.
Untuk sesaat kalian menikmati keheningan yang terasa begitu menenangkan.
"Sebentar lagi." Gumammu senang. Haru hanya tersenyum tipis melihat ekspresi bahagiamu.
'Duaarrr'
Kau memandang kagum langit malam yang kini dihiasi cahaya warna-warni dari puluhan kembang api. Iris [eye color] mu berbinar bak anak kecil yang diberi lollipop kesukaannya.
Haru juga melihatnya, keindahan yang sama namun dalam bentuk yang berbeda. Cahaya kembang api tampak memantul dari iris [eye color] mu, membuatmu tampak indah di matanya.
"Indah sekali kan, Haru?" Tanyamu tanpa melepaskan tatapan dari langit yang semakin banyak dihiasi cahaya dari kembang api.
"Ya, sangat indah." jawab Haru tanpa melepas pandangannya dari wajahmu.
Kau menoleh hanya untuk melihat Haru yang masih memandangmu lembut dengan senyum manis yang tersemat di bibirnya.
Kalian saling berpandangan cukup lama, mencoba menyelami makna dari tatapan masing-masing.
Entah siapa yang memulai, hingga kini kepala kalian saling mendekat dan tak lama kemudian sentuhan antar dua material lembut itu pun terjadi.
Ah, ciuman manis di malam pergantian tahun.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top