03/10
Malam ini, Haru pulang terlambat dari latihan seperti yang dia katakan di pesan singkatnya. Suamimu mengatakan kepadamu bahwa pelatihnya akan pergi ke luar negeri selama sebulan, dan sebelum dia pergi, dia ingin memastikan bahwa tubuh Haru dalam kondisi prima untuk musim berenang mendatang.
Bukannya kau tidak bisa mengerti itu. Entah kenapa, kau hanya merasa kesal karena dia masih belum sampai di rumah. Kau sudah sangat merindukannya - sehingga kau bahkan mengenakan hoodie hitam kesukaannya. Baunya sangat mirip dengan Haru, seperti klorin dan aroma wangi wangi yang masih segar. Itu hangat, dan hampir sama nyamannya dengan tubuh Haru ketika kau meringkuk di dekatnya.
Kau menyandarkan wajahmu ke telapak tanganmu ketika kau melirik ke arah jam dinding. 11:00 malam, dan Haru masih belum pulang. Kau bisa merasakan kelopak matamu memberat saat kau menatap makan malam yang kau siapkan.
Kau tahu kau tidak pernah pandai memasak, tetapi sebagai istrinya, kau berusaha untuk mencoba membuat makanan yang layak untuk kalian berdua.
Suara pintu yang tiba-tiba berderit terbuka membuatmu keluar dari rasa kantukmu. Kau lantas berdiri dan berjalan untuk menemui Haru di depan pintu. Senyum muncul di bibirmu ketika mata kalian bertemu. Kau segera mengulurkan tanganmu, berharap dia mengerti bahwa kau ingin pelukan.
Haru tersenyum kecil. Dia menjatuhkan semua barang yang dia pegang dan segera mengabulkan keinginanmu. Suamimu membungkus tubuh kecilmu dengan lengannya yang kuat. Cara dia memelukmu erat, hampir seperti itu adalah kebutuhannya. Rasanya hangat dan penuh cinta. Perasaan mengembang yang sama seperti yang kau rasakan setiap kali kalian berdua berpelukan sepanjang hari.
Kau tahu Haru merindukanmu sama seperti kau merindukannya, terutama ketika dia mulai menyembunyikan wajahnya di lehermu. Sejujurnya itu adalah hal termanis, dan jika itu mungkin, kau tidak akan pernah bergerak lagi supaya kau bisa tetap berada dalam pelukan Haru selamanya.
"Tadaima .." Haru bergumam, napasnya yang hangat menggelitik pipimu sebelum dia menciumnya.
"Okaeri-nasai... " sambutmu. Senyum manis senantiasa menghiasi bibirmu ketika kau menatap wajah tampannya.
Haru balas tersenyum. Ah, dengan melihat senyumanmu, Haru merasa semua rasa lelahnya menguap begitu saja.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top