JUNES

Selamat pagi,
Hari ini jadwal JUNES

Tema : Prasangka

Katkun
1. Galau
2. Emosi
3. Cemas
4. Percaya
5. Pantangan

Dreamlights_

Dhi terus memperhatikan pria yang sekarang tengah menonton televisi di ruang tengah. Ia mencurigai jika selama ini makanan kesukaannya yang sering habis itu ialah perbuatan kakaknya itu.

Sudah tiga hari Dhi galau ketika memikirkan makanan yang ia buat itu. Rasa emosi selalu meluap ketika ia membuka lemari es makanannya itu telah habis.

"Wey! Kakak semalem ke mana? Kok nggak ada di kamar?" tanya Dhi kepada Kakanya.

Ajid masih tetap fokus menyaksikan serial azab sehingga ia menghiraukan apa yang diucapkan adiknya itu.

"Kakak!" sentak Dhi

Ajid menatap Dhi malas. "Kenapa?"

Dhi menarik napasnya. "Kakak semalem ke mana? Aku cek kamar Kakak, tapi nggak ada siapa-siapa."

"Kencing." Pandangan Ajid masih terfokus ke televisi.

"Hm, sebelum kencing apa Kakak buka lemari es?"

"Iya."

"Nah! Dasar pencuri!" Dhi berdiri di depan Ajid. Tangan Dhi dilipatkan ke depan dadanya dengan pandangan penuh emosi.

"Hah? Maksudnya?"

"Kakak yang suka makan puding aku 'kan?!"

Ajid menatap Dhi bingung. "Puding? Kakak, kan punya pantangan. Apa kamu lupa?"

Dhi menatap Ajid bingung. "Pantangan?"

"Iya, kakak alergi sama pisang. Yang kamu buat puding pisang 'kan?"

Dhi mulai terdiam. Ia lupa jika memang kakaknya itu alergi pisang. Namun, Dhi masih tidak percaya. "Eh, bisa jadi Kakak cuma makan pudingnya, terus pisangnya dibuang."

"Nggak!" jawab Ajid seraya mencoba untuk melihat televisi yang tertutup oleh tubuh Dhi. "Bisa minggir nggak? Ini istrinya mau selingkuh."

Dhi kini duduk di samping Ajid. "Jika bukan Kakak, terus siapa dong?"

Seketika suara lemari es seperti terbuka. Dhi dan Ajid menatap ke arah lemari es yang terletak di belakang mereka. Betapa terkejutnya Dhi ketika melihat ayahnya yang tengah memakan puding miliknya.

"Ayah! Jadi selama ini Ayah yang makan puding Dhi?"

Sang ayah terkekeh, "Hehe, maaf. Jangan cemas, nanti ayah ganti," ucapnya seraya memakan puding buatan Dhi. "Tapi ayah cuma makan kemarin sama hari ini, kok."

"Hm, jadi dua hari yang lalu puding mangga Dhi dimakan siapa dong?" Dhi kini kembali menatap ke sampingnya. Namun, Ajid sudah tidak ada.

"Maaf, kakak ada perlu. Pudingnya enak," teriak Ajid seraya berlari keluar rumah.

"Kak Ajid!" teriak Dhi seraya berlari menyusul Kakaknya itu.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top