4. Hati Yang Bergejolak

Ego beriak seperti air yang menguasai diri, prinsip yang berdiri tegak bak pagar kokoh, tapi perasaan tak karuan karena tak dapat mengendalikannya. Sedih tiada guna, apalagi teriak. Hanya suam bibir yang akan tampak.

Bejana di relung hati kosong akan keikhlasan. Keputusan sudah terucap dan berpadu dengan keputusan lain. Fakta yang menentukan, bagaimana api itu terus berkobar setelah disiram air.

Sudah datang kabut malam, kita kembali ke awal lagi. Labirin luas ini sudah lama dijelajahi, akan tetapi tak kunjung temu jalan keluar. Hati masih gundah gulana, lega masih jadi impian.

Bagaimana kubisa kabur dari labirin ini, jika kau terus menyerukan namaku. Begitu dahsyat sampai membuatku merindu dan berharap.

⸙͎

─̇ ⃟AnnaSura

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top