BAB XXX


.

.

.

.

.

Bright akan membunuh Frank pada saat dia tidur. Atau mungkin saat ini di tempat umum dengan banyak saksi mata. Bright membanting tongkat golfnya dan caddy segera mengambilnya, dan itu adalah hal yang bagus. Bright benar-benar siap untuk melempar sesuatu.

.

"Mook? Benarkah Frank? Kau bertanya pada Mook?" Bright menggeram, memandang ke depan melewati Frank dan melihat Mook yang sedang melakukan check in dan menunjuk ke arah mereka.

.

"Kita memerlukan tiga. Kau membuat Prim marah sehingga kita kekurangan orang saat ini. Yang lain sudah diambil semua. Mook ingin bermain, jadi apa masalahnya?" Frank memberikan tasnya kepada caddy dan memandang Bright dengan tatapan yang menjengkelkan.

.

Win adalah sebuah masalah besar. Bright tidak mengatakan pada dia bahwa Mook akan berada di tim karena Bright sama sekali tidak tahu. Sekarang kalau dia melihat kami, dia akan berpikir bahwa Bright berusaha menyembunyikan itu darinya. Bright perlu mencari Win.

.

"Bisa aku ambilkan air untuk kalian bertiga?" Seorang gadis berambut merah pembawa kereta minuman yang namanya tidak bisa Bright ingat itu bertanya. Membayangkan bahwa Joss tidak akan memberikan Win kepada Bright. Membuatnya sedikit terbantu. Bright bisa menjelaskan hal ini pada dia nanti dan dia bisa melihat bahwa ini sama sekali bukanlah sebuah kesalahan.

.

"Ya, tolong, Carmen," Frank membalasnya. Dia memberikan sebuah senyuman berkilau kepada gadis itu dan gadis itu mengedipkan bulu matanya. Mungkin saja Frank sudah tidur dengan gadis ini. Kalau tidak, mungkin nanti malam. "Berikan satu pada si pemarah itu juga. Dia perlu mengisi cairan di tubuhnya." Frank bercanda.

.

"Siap untuk melakukan sesuatu yang hebat?" Mook bertanya, berjalan ke arah mereka. Tidak, Bright sekarang siap untuk menemui Win dan menjelaskan ini. Bright menoleh ke belakang ke arah pegawai pembawa kereta minuman itu. "Dimana kelompok Win berada?" Bright bertanya pada sang gadis. Dia memasang sebuah wajah yang cemberut. "Apa aku tidak cukup bagus?"

.

"Ya, sayang, kau sempurna. Tapi dia hanya tertarik pada Win. Tidak ada hal lain." Frank menjelaskan, mengedipkan matanya pada gadis itu. Dan gadis itu kembali memandang Frank.

.

"Dia ada di kelompok pertama. Aku rasa tuan Kerrington ada di dalam grup itu. Tuan Kerrington muda. Nyonya Darla mengatakan sesuatu mengenai tuan Kerrington yang meminta Win." Gadis itu menjawab dengan senyuman tanda puas. Joss adalah seorang yang brengsek. Bright tidak meragukannya lagi.

.

"Selamat pagi Mook. Maaf tapi kita sedang memiliki Bright yang dalam kondisi mood yang buruk bersama kita saat ini." Frank mengatakan itu saat menyapa Mook yang bahkan dia lupakan bahwa berada di kelompok kami saat ini.

.

"Aku bisa melihatnya. Aku akan membuang rasa tidak enak yang kurasakan dan menganggap bahwa Win adalah seseorang yang dia kejar setelah meninggalkanku sendirian tanpa penjelasan apapun saat itu."

.

"Kalau dia mengejar seorang pemuda, maka ya, itu adalah Win." Frank merespon.

.

Bright mengabaikan mereka berdua dan mulai berjalan ke arah garis depan saat Bright melihat grup pertama memukul bola. Kereta Win juga ditarik menjauh pada saat yang sama. Sialan.

.

"Apa kau bisa tenang? Bukan Win yang cemburu. Itu kau," Frank menggerutu kemudian meneguk air minumnya.

.

"Ok, apa itu sebuah masalah kalau aku bermain bersama kalian berdua? Apa ini semua masalahnya?" Mook bertanya, memandang langsung ke arah Bright.

.

"Aku tidak ingin Win kecewa," Bright menjawabnya dan memandang kembali ke belakang ke arah Win pergi.

.

"Oh. Baiklah, ini cuma golf; bukan sebuah kencan," kata Mook. Dia benar. Bright benar-benar menggelikan. Mereka ini bukan anak SMU lagi dan Bright bisa bermain golf dengan siapapun kapan saja. Win sekarang tahu kalau Mook adalah teman lama dan mereka bersama dengan Frank saat ini. Bright dan Mook bukan berdua saja. Ini semua akan baik-baik saja.

.

"Aku sudah diluar batasan. Maaf. Kau benar. Ini bukanlah masalah besar," Bright setuju dan memutuskan untuk rileks dan menikmati hari ini. Paling tidak Win ada di depan. Dia akan selesai dan masuk lebih awal nanti. Itulah mengapa Joss memintanya.Jadi dia tidak akan berada di luar dan berjemur sampai yang lain selesai.

.

Pada waktu mereka sampai di lubang ke enam, Bright sudah mulai rileks dan menikmatinya. Kecuali perasaan khawatir karena Win kepanasan, sisanya baik-baik saja. Bright tahu Joss akan memperhatikan Win, dan meskipun Bright sangat jengkel akan hal itu, Bright juga sama leganya akan hal itu.

.

"Ayolah Frank, sampai sekarang Bright adalah yang terbaik diantara kita bertiga dan aku adalah yang nomor dua. Yang ini adalah teman baikmu. Kau bisa melakukannya." Mook menantangnya saat dia bersiap untuk melakukan nilai standar pada masing masing pukulan di setiap lubang pada golf. Frank memberikan tatapan peringatan kepada Mook. Menolak bukanlah kekuatan Frank dan Mook tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui hal tersebut. Kalau dia masuk di lubang yang satu ini, itu adalah sebuah keajaiban.

.

"Aku pikir dia membutuhkan sedikit bantuan, Mook. Mungkin kau bisa memberi dia sedikit pelajaran." Bright memberi saran. Tatapan marah dari Frank membuat mereka berdua tertawa. Dia begitu mudah ditebak. "Kau mungkin harus sedikit mundur, Mook. Kelihatannya dia sudah siap untuk meledak. Kalau putternya (stick golf) melayang kau tidak akan mau berada di sana."

.

Mook mundur dan berdiri di sebelah Bright. "Apa dia benar-benar akan melempar tongkat pemukulnya itu?" Dia bertanya dengan senyuman memohon.

.

"Jangan terlalu senang. Kalau dia sampai marah dan melemparkan tongkat golfnya itu berarti dia benar-benar sudah gila."

.

"Aku tidak takut. Kau punya lengan yang lebih besar." Mook mengatakan itu sambil memberikan seringaian ke arah Frank. Kelihatannya dia sedang menggodanya.

.

"Dia tidak memiliki lengan yang besar!" Frank menggonggong, kembali berdiri dari posisinya untuk memukul bola dan memperlihatkan wajah yang siap-siap untuk bertahan. Mook meraih lengan Bright dan mencengkeramnya. "Um, ya, ini benar-benar impresif. Perlihatkan padaku apa yang kau punya," dia menggoda Frank lagi.

.

Frank melipat lengan bajunya dan berjalan ke depan Mook dan memperlihatkan otot lengannya. "Rasakan itu baby. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku. Dia hanyalah seorang pria yang tampan."

.

Bright memutar bola mata dan mulai berjalan menuju ke kereta golf. Frank meraih lengannya. "Tidak, kau tidak boleh. Ini adalah sebuah kontes yang pasti akan kumenangi. Coba kencangkan otot lenganmu yang mungil itu. Biar dia melihat siapa yang lebih hebat."

.

Bright sama sekali tidak punya keinginan untuk memenangi kontes ini. "Kau menang. Aku ok dalam hal ini. Dia memiliki lengan yang lebih besar, Mook." Bright mengatakannya sambil melepaskan diridari cengkraman lengan Frank.

.

"Tidak, dia tidak memilikinya. Kau sama sekali tidak mengeraskan otot lenganmu dan aku yakin kalau milikmu itu jauh lebih besar." Mook mengatakan itu dengan sebuah senyuman licik. Bright yakin kalau ini adalah ide yang buruk. Bright rasa dia tidak sedang merayu tapi Bright tidak begitu yakin.

.

"Itu omong kosong! Kencangkan lenganmu, Bright. Aku akan buktikan yang satu ini. Aku memiliki otot yang lebih bagus."

.

"Ya, kau benar. Itu hebat." Bright membalasnya.

.

"Kencangkan sekarang, Bright serius," Frank meminta. Dia benar-benar serius dalam kontes ini. Satu-satunya yang membuat Bright berpikir untuk membuatnya menang adalah karena Bright sudah siap untuk berjalan ke lubang berikutnya.

.

"Baiklah," Bright menyetujuinya. "Kalau ini akan membuatmu melakukan pukulan pada bola itu sehingga kita bisa pindah ke lubang berikutnya." Bright mengencangkan otot lengan. Frank tersenyum dan mengencangkan otot lengannya juga agar Mook bisa merasakannya. Mook sedang menunggu. Bright mengencangkannya dan membiarkan dia merasakannya. Ini benar-benar menggelikan.

.

"Maaf Frank, dia menang," Mook mengatakan itu sambil memegang otot lengan Bright dengan lebih lama. Bright meluruskan lengan dan bergerak ke kereta.

.

"Pukul bola itu, Frank," Bright berteriak.

.

"Kau tidak menang! Dia hanya memilihmu karena dia loyal padamu. Karena dia adalah kekasih pertamamu," Frank membalas teriakannya. Bright memandang sekitar untuk melihat apakah ada orang yang mendengar teriakannya. Untungnya tidak terlihat seorangpun yang mungkin mendengarnya.

.

Tapi.. entahlah...

.

.

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top