BAB XXVI
.
.
.
.
.
Bright duduk di salah stau kursi kulit di seberang meja kerja Joss. Dia sedang mengamati Bright dan itu membuatnya marah. Bright lah satu-satunya yang memanggil Joss dan mengadakan pertemuan ini. Kenapa dia sangat kegirangan?
.
"Aku akan membayarmu untuk sewa penuh kondoiminium dengan harga pantas. Aku tahu harganya dan aku sudah menyiapkan cek untuk sewa satu tahun. Meskipun, Win mungkin tidak akan tinggal lama disana. Segera setelah aku mendapat kepercayaannya aku akan mengajaknya pindah bersamaku." Bright meletakkan cek itu ke meja kerjanya.
.
Joss melihat cek itu dan kembali melihat Bright. "Aku mengasumsikan ini karena kau tidak ingin aku mengurus apa yang menjadi milikmu."
.
"Itu benar."
.
Joss mengangguk dan mengambil ceknya. "Bagus. Aku tidak seharusnya mengurus Win atau bayimu. Tapi aku akan. Kau boleh tidak percaya tapi aku senang kau tahu tentang kehamilannya. Hanya jangan mengacaukannya. Kau harus memastikan Prim menjaga cakarnya tetap didalam."
.
Bright tidak butuh Joss memberitahunya apa yang perlu dan tidak perlu dia lakukan. Ini bukan urusan Bright. Dan Bright belum selesai dengannya, jadi membuatnya marah bukanlah ide yang bagus.
.
"Aku tidak ingin dia bekerja double shifts atau berpanas-panasan di luar. Dia menolak untuk berhenti bekerja jadi jam kerjanya perlu dipotong."
.
Joss menyilangkan lengannya di atas dada dan bersandar ke kursinya. "Dia tahu tentang ini? Karena terakhir kali aku tahu dia membutuhkan semua jam yang bisa dia dapat."
.
"Terakhir kau tahu aku tidak tahu bahwa dia mengandung bayiku. Tidak ada yang akan terjadi padanya Joss. Aku tidak akan membiarkan apapun menimpanya."
.
Joss mengangguk dan menghembuskan nafas berat. "Baik. Aku setuju. Aku tidak suka diberi tahu apa yang harus aku lakukan tapi aku setuju."
.
"Satu hal lagi," kata Bright sebelum berdiri. "Arm tidak menggoda Win kan?"
.
Joss tertawa terbahak-bahak kemudian mengangguk. "iya, tapi jaga ini untuk dirimu sendiri. Para wanita suka berkunjung kesini hanya untuk melihatnya. Dia mendapat tip besar karena itu."
.
Bagus. "Kalau begitu kurasa dia bisa berdekatan dengan Win ku."
.
Joss menyeringai. "Aku tidak berpikir kau bisa menghentikannya jika kau mencoba."
.
.
.
.
.
Telepon Bright berdering saat dia berjalan ke Range Rover. Itu mengingatkannya bahwa Win tidak mempunyai telepon. Ini bukan Win yang menelpon. Bright akan memeriksanya sekarang. mereka akan membicarakannya nanti. Mengeluarkan telepon, Bright melihat nama ibunya di layar. Bright mengabaikannya selama empat minggu. Dia mendapatkan Win kembali tapi Bright belum siap untuk berbicara pada ibunya. Bright menekan abaikan dan memasukkan teleponnya kembali ke dalam saku.
.
Saat dia sampai di tempat Win Bright memeriksa di bawah keset dan senang melihat tidak ada kunci yang disembunyikan disana. Dia sudah berbicara pada Win dan Gigie kemarin malam tentang tidak amannya hal itu. Mengetuk pintu dan mendengarkan langkah kaki di sisi lain pada pintu. Mobil Gigie ada di club ketika Bright pergi dari sana jadi aku dia Win sedang sendirian. Hanya memikirkan tentang mempunyai waktu sendirian bersamanya membuat Bright tersenyum.
.
Pintu terbuka dan seorang Win 'yang baru merangkak keluar dari tempat tidur' berdiri di sisi lain memegang sebuah donat. Semu merah yang ada di pipinya sangat menggemaskan. Tank top tipis kecilnya hampir transparan, longgar dan tidak menutupi kulit indahnya. juga celana boxer kecilnya menggemaskan dan mengubahnya menjadi sangat hot.
.
Bright masuk ke dalam dan menutup pintu di belakangnya. "Hmmm baby," bisik Bright saat mengikutinya ke sofa. "Kumohon jangan pernah membuka pintu dengan terlihat seperti ini lagi."
.
Win melihat ke bawah dan kemudian sebuah senyuman muncul di bibirnya. "Mereka terus bertambah besar. Kurasa ini karena kehamilan," katanya menjelaskan. "Aku lupa mereka terlihat seperti ini."
.
Bright menyesap aroma rambutnya sembari mengusap dengan di jari-jarinya. "Tidak hanya tank top longgar ini tapi rambut seksi yang baru bangun tidur ini," Bright meluncurkan tangan kebawah ke pantat yang hampir tidak tetutupi, "ini perlu ditutupi juga."
.
"Orang tidak biasanya mampir di pagi hari." Win terdengar kehabisan nafas. Bright suka mengetahui bahwa dia mempengaruhi Win.
.
"Bagus," jawab Bright. "Bagaimana tidurmu?" tanyanya sebelum menggigit daun telinga Win.
.
"Uh...aku uh...tidurku baik," Win terdengar gugup. Bright mundur dan melihatnya. Kenapa Win terdengar gugup?
.
"Hanya baik?" tanya Bright, melihat saat pipinya berubah menjadi merah terang.
.
Win menggeser kakinya dan menunduk melihat lantai. "Mimpi saat hamil bisa menjadi um... intens."
.
"Mimpi saat hamil? Apa maksudmu?" Bright penasaran sekarang. Fakta bahwa seluruh wajahnya merah terang dan Win terlihat siap untuk merangkak ke bawah meja untuk sembunyi darinya hanya membuat Bright lebih ingin tahu.
.
Win mulai bergerak dan Bright menangkap pinggulnya, menghimpitnya diantara tubuhnya dan sofa. "Oh tidak, kau tidak akan kemana-mana. Kau tidak bisa memberitahuku hal seperti itu dan tidak menjelaskannya."
.
Win mengeluarkan tawa gugup pendek dan menggelengkan kepalanya. "Kau bisa menahanku disini seharian tapi aku tidak akan memberitahumu."
.
Bright menyelipkan tangan di bawah kaosnya dan mulai menggelitik tulang rusuknya. Bright mencoba sangat keras untuk tidak fokus pada dadanya yang makin membengkak yang berada dalam jangkauannya. Bright tidak ingin Win berpikir dia hanya peduli tentang seks denganya. Sejauh ini Bright membuat hubungan mereka hanya tentang seks. Bright ingin membuktikan pada Win ini lebih dari itu. Bahkan jika Bright harus mandi air dingin dan bermasturbasi memikirkan tentang seberapa manis rasanya dulu.
.
Win cekikikan dan menggeliat saat Bright menggelitikinya. "Berhenti!" dia menjerit dan mendorong Bright. Ketika Win mencoba menggeliat untuk menjauh dari Bright tangannya tak sengaja meluncur ke atas dan menyerempet nipple kiri menyebabkan Win membeku. Sebuah suara lirih keluar dari tenggorokannya yang terdengar hampir mirip seperti erangan. Bright menggosok ibu jarinya di atas nipple dan Win menekankan tubuh nya. Persetan dengan tanpa seks. Bagaimana Bright bisa mengabaikan ini?
.
"Kumohon Bright. Aku membutuhkanmu untuk," pintanya. Win membutuhkan Bright untuk? Tunggu... apa mimpinya tentang....
.
"Win, baby, apa mimpimu itu tentang seks?"
.
Win merintih dan mengangguk saat Bright menjepit nipplenya di antara jari. "Iya, dan aku lelah bangun dengan keadaan terangsang," bisiknya.
.
Sialan. Bright mengambil donat dari tanganya dan meletakkannya di meja kemudian menghisap gula dari jemarinya. Nafas Win tersentak. Bright meraih dan mengangkat Win. Win pun membungkus kakinya di sekitar pinggang dan Bright melahap mulutnya sambil berjalan menuju ke kamarnya. Kali ini ada tempat tidur yang besar bagi Bright untuk menempatkannya dan dia akan mengurung Win di sini sepanjang hari untuk bercinta dengannya jika itulah yang dia butuhkan.
.
Bright membaringkannya di tempat tidur dan menarik celana pendek dan celana dalamnya sebelum merangkak ke atas. "Lepaskan kaus ini," kata Bright saat dia menarik kaos ke atas kepalanya. Bright berhenti dan menunduk melihatnya. Baru minggu kemarin Bright pikir dia tidak akan melihat Win seperti ini lagi. Memeluknya adalah sesuatu yang Bright impikan. Sekarang Win ada disini dan Bright ingin untuk menghargai setiap bagian kecil dari tubuhnya.
.
"Bright, kumohon. Aku membutuhkanmu didalamku," Win menggeliat dan memohon. Sebesar Bright ingin menyembah tubuhnya sepertinya Bright tidak bisa melakukannya. Bright tidak akan bisa untuk menolak Win yang sedang membutuhkan.
.
"Bisakah aku merasakanmu dulu?" tanya Bright, mencium mulutnya lagi dan melarikan ciumanku kebawah tubuhnya.
.
"Iya, apapun. Aku hanya ingin kau menyentuhku." Win mendesah saat tangan Bright menemukan lubang senggama Win yang telah dilumuri dengan precum, Bright mengusapnya perlahan, sebelum memasukkan sebuah jari kedalamnya. "Oh Tuhan! Ya! Ahhhhh," Win berteriak saat Bright mulai menyentuhnya.
.
Kecanduan Win akan seks menjadi sangat menyenangkan. Ini seperti Bright telah memenangkan jackpot. Bright mendorong pahanya lebih terbuka dan menurunkan mulutnya untuk mencium kejantanan kecil yang mengeras yang bersimbah sperma di sana. Win melawan dan mulai memohon lagi. Menjulurkan lidah keluar, Bright melarikan lidahnya di atas titik manisnya yang berkerut begitu indah. Kedua tangan Win menjambak rambut Bright dan menahannya. Bright tidak bisa menahan senyum.
.
"Kumohon Bright, kumohon. Kau membuatnya terasa sangat nikmat. Kumohon." Permohonan kecilnya yang seksi hampir membuat Bright meledak. Bright menginginkannya sebesar Win menginginkannya disana tapi Bright juga ingin menikmati ini. Maka dia fokus untuk membuat Win orgasme di dalam mulutnya sementara Win berputar-putar dan mengerang di tempat tidur. Ketika akhirnya Win meneriakkan nama Bright, dia tahu Win sudah siap menyemburkan orgasmenya hingga melumuri bagian perut yang masih tampak datar. Bright melompat berdiri dan melepas pakaian dalam waktu singkat. Mereka tidak membutuhkan kondom lagi. Bright berbaring di atasnya dan dengan satu gerakan mudah dia sudah ada di dalamnya. Win memegang pundak dan menengadahkan kepalanya kebelakang. sangat panas. Sangat panas sampai Bright mungkin akan tidak bertahan lama.
.
"Setubuhi aku, Bright. Sangat keras," engah Win.
.
"Baby, kau terus mengatakan hal seperti itu dan aku akan datang sebelum kau menginginkannya." Win tersenyum nakal. "Aku akan membuatmu mengeras lagi. Aku janji. Sekarang kumohon, lakukan itu dengan keras. Dalam mimpiku, kau membalikku dan menyetubuhiku sampai aku menjerit dan mencakar tempat tidur memohon padamu agar tidak pernah berhenti. Tepat sebelum aku datang, aku terbangun."
.
Win tidak hanya bermimpi sedang berhubungan seks dengan Bright tapi juga bermimpi berhubungan seks yang nakal dengannya. Bright menarik keluar darinya dan membalik Win hingga tengkurap, kemudian menarik pinggulnya ke udara. "Kau ingin bersetubuh, Winku yang manis? Aku akan membuat kau merasa lebih baik," rayu Bright saat dia melarikan tangannya dengan lembut di atas pantat telanjangnya. Win mulai menggeliat saat dengan sengaja Bright menampar dua bongkahan kenyal itu hingga menyebabkannya tersentak kaget. "Jika kau menginginkan ini keras baby, kalau begitu aku akan memberikan padamu dengan keras," janji Bright. Pemilik marga Vachirawit itu menyeringai nakal mencengkeram pinggul Win, menghujam ke dalam dirinya dan hampir menembakkan muatanku saat itu juga. Win sangat ketat. Begitu ketat hingga Bright merasa di peras habis-habisan olehnya.
.
Teriakan putus asa karena kenikmatan keluar dari Win tidaklah membantu. Mengingat bahwa Bright perlu membuat Win orgasme lagi sangatlah sulit ketika bolanya mengetat dan penisnya berdenyut-denyut. "Lebih keras." Erang Win dan Bright tidak bisa menahannya. Bright mulai menghujam kedalamnya dengan kebutuhan liar yang sama dengan yang sedang menguasainya. Ketika paha hangatnya mulai meremas Bright dan namanya keluar dari mulut, Bright menutup mata menyerah.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top