BAB XXV


.

.

.

.

.

Win tidak membutuhkan lebih dari ranjang *full size. Namun, Bright menolak membeli kurang dari ranjang berukuran *king, dua nakas dan satu lemari yang serasi dengan sebuah cermin yang cantik. Win membuat kesalahan dengan terlalu lama memandangi pada sehelai selimut berwarna lavender dan *shams yang serasi. Sebelum dia tahu apa yang terjadi Bright telah membeli seluruh perlengkapan alas tidur lengkap dengan sprei dan bantal baru. Win mendebatnya sepanjang waktu tapi Bright bersikap seakan-akan Win sedang tidak berbicara. Dia hanya berkedip pada Win dan terus saja menempatkan pesanannya sembari memberikan pengarahan kepada sang salesman. Sekembalinya mereka dari makan malam, yang mana Bright bersikeras untuk memberi Win makan, semua furniturnya telah diantarkan. Gigie berdiri di pintu ketika mereka naik. Dia menyukai ini.

.

"Terima kasih telah memperbolehkanku melakukan semuanya hari ini. Aku membutuhkannya. Kau mungkin tidak mengerti namun aku harus melakukannya," Bright berujar sebelum Win membuka pintu mobil.

.

Win balik memandangnya. "Kau butuh membelikanku seluruh perlengkapan kamar tidur dan sprei yang mahal?" tanya Win, kebingungan.

.

"Yeah, benar."

.

Win tidak mengerti tapi dia menganguk. Jika Bright perlu melakukannya Win akan menghargainya. Dia hanya masih belum percaya bahwa semua itu miliknya. Win akan merasa menjadi seorang pangeran di dalam kamarnya. "Well, terima kasih sebelumnya aku tidak mengharapkan apa pun lebih dari sebuah ranjang. Aku tidak siap untuk dimanjakan."

.

Bright mencondongkan tubuhnya ke depan dan menekankan sebuah kecupan disamping telinga Win. "Yang kulakukan tadi sama sekali belum mendekati memanjakanmu. Namun aku berniat menunjukkanmu apa tepatnya yang dimaksud dengan memanjakan."

.

Win bergidik dan meremas pegangan pintu. Dia tidak akan membiarkan Bright membelikan apapun lagi. Win harus menghentikannya namun ciuman-ciuman di seputaran telinga membuatnya sulit untuk fokus.

.

"Mari kita lihat bagaimana keadaanya," kata Bright saat menarik diri.

.

Jarak. Harus mendapatkan sedikit jarak. Win sangat siap melompat kearahnya sekarang. Bukan hal yang bagus. Kontrol. Hormon-hormon kehamilan ingin mengambil alih.

.

Bright berlari mengitari bagian depan Rover ketika Win membuka pintu di sisinya dan bersiap keluar. Dia kemudian mengambil tempat di depan Win mengambil tangannya dan membantu Win turun seolah dia seorang yang tidak berdaya sebelum Win dapat turun sendiri. "Aku bisa keluar sendiri, kau tahu," tukas Win padanya.

.

Bright nyengir. "Yeah namun apa yang seru dari hal itu?"

.

Tertawa, Win mendorong melewatinya dan berjalan menuju Gigie yang telah menonton keduanya seakan mereka adalah salah satu drama favoritnya di televisi.

.

"Nampaknya *The Pottery Barn memutuskan untuk menurunkan pengiriman terakhir mereka di kamarmu." Gigie berkata, menyeringai seperti anak kecil yang berada di toko permen. "Bolehkah aku tidur denganmu di tempat tidur luar biasa besar itu malam ini? Kasurnya menakjubkan!"

.

"Tidak. Dia membutuhkan istirahat. Tidak ada teman tidur," timpal Bright, berjalan ke belakang Win dan membungkuskan lengannya dengan protektif disekeliling pinggang.

.

Pandangan mata Gigie jatuh ke pinggang Win dan kemudian kembali menatap Bright. "Kau tahu," ujarnya, terlihat amat senang.

.

"Ya, aku tahu," jawab Bright. Dia menegang di belakang Win. Win kini merasa sangat jahat. Satu lagi orang yang telah Win beritahu mengenai kehamilannya sebelum dia memberitahu Bright. Bright memiliki semua hak untuk marah sebab Win adalah seorang pendusta. Apakah Bright akan menyadarinya dan meninggalkan Win sekarang?

.

"Baguslah," Gigie berkata dan melangkah membuka jalan supaya keduanya bisa masuk kedalam.

.

"Bagaimana kalau kau memastikan mereka meletakkan semua furniturnya tepat dimana kau menginginkannya," Bright berujar pada Win ketika telah masuk.

.

"Ide yang bagus." Win meninggalkannya disana untuk memeriksa furnitur. Jika dia marah padanya, Bright akan membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

.

Para pria pengantar barang telah melakukan pekerjaan yang bagus dalam penempatan furniturnya sehingga Win tidak perlu memberi instruksi apapun. Dia senang dengan cara mereka menempatkan barang-barang itu. Berjalan kembali ke ruang keluarga Win mendengar Gigie berbisik dan dia pun berhenti melangkah.

.

"Dia makin membaik. Dia telah sakit beberapa waktu namun dua pagi terakhir ini dia tidak muntah-muntah lagi."

.

"Kau harus menelepon aku di detik ketika dia terlihat mungkin akan sakit." Bright bahkan membuat bisikannya terdengar seperti nada perintah.

.

"Yeah, aku akan meneleponmu. Aku sama sekali tidak mendukung seluruh ide 'jangan bilang pada Bright'. Kau yang melakukan ini terhadapnya. Kau harus selalu berada disisinya."

.

"Aku tidak akan kemana-mana," sahut Bright.

.

"Sebaiknya begitu."

.

Bright terkekeh, "Jika dia tidak mau tinggal bersamaku setidaknya dia memiliki kau yang akan melindunginya.."

.

"Tepat sekali. Jangan kira aku tidak akan membantunya menghilang kalau kau mengacaukan hal ini lagi. Kau menyakitinya dan dia akan pergi."

.

"Aku tidak akan pernah menyakitinya lagi."

.

Dada Win berdenyut sakit. Dia ingin mempercayainya. Win ingin menyakininya. Ini adalah bayi mereka. Banyak sekali hal yang sulit untuk dimaafkan namun Win juga harus mempelajari bagaimana caranya. Win mencintainya. Win yakin dia akan selalu begitu. Maka dengan perlahan Win berjalan memasuki ruangan dan tersenyum. "Mereka menempatkan furniturnya tepat dimana aku menginginkannya."

.

Bright mengulurkan tangan dan menarik Win kedalam dekapannya. Akhir-akhir ini Bright menjadi sering melakukannya. Dia tidak berkata sepatah kata pun. Dia hanya memeluk Win dengan begitu sayang. Gigie meninggalkan ruangan dan Win melingkarkan lengan disekeliling Bright, mereka berdiri dengan posisi demikian untuk waktu yang cukup lama. Itu adalah pertama kalinya Win tidak merasa sendirian dalam waktu yang sangat lama.

.

.

.

.

.

Bright tidak meminta untuk menginap. Win merasa agak terkejut. Dia juga tidak melakukan apapun lebih dari menciumnya sebelum dia pergi. Itu tidaklah cukup menenangkan Win dari mimpi-mimpinya. Win bahkan terbangun sekali lagi sebelum mencapai orgasme, dan hal itu membuat Win amat frustrasi. melempar selimut dan duduk. Hari ini Win mendapat giliran bekerja pada waktu makan siang. diatelah menelepon Joss tadi malam dan memohon maaf karena telah melarikan diri darinya namun dia mengerti dan bertanya pada Win apakah semuanya berjalan dengan baik. Bright berdiri disana mendengarkan setiap perkataan jadi Win terburu-buru menutup telepon. Dia sendiri yang akan menghadap Joss hari ini dan berbicara padanya. Dia sangat pengertian. Dia memerintahkan Win bekerja di ruang makan selama sisa minggu. Satu-satunya hari Joss menyuruh Win bekerja di lapangan adalah hari Sabtu karena akan ada turnamen. Semua orang diharapkan bekerja di luar.

.

Ketika pada akhirnya Win berjalan memasuki dapur, dia disambut oleh sekotak donat. Sebuah catatan kecil tertempel diatasnya. Tersenyum, Win mengambil dan membaca catatan tersebut.

.

Aku kehilanganmu semalam. Aku tidak sanggup memakan ini semua sendirian. Semoga semua hal berjalan lebih baik. Penuh cinta, Arm.

.

Sial! Win telah melupakan tentang kencan donat. Satu orang lagi yang harus dia mintakan maafnya. Namun pertama-tama, Win menginginkan susu dan beberapa donat.

.

.

.

.

.

*Full size bed atau ranjang tipe full size/double: ranjang berukuran 54 inchi x 75 inchi atau 137 cm x 191 cm

*King size bed: ranjang berukuran 76 inchi × 80 inchi atau 193 cm × 203 cm)

*Shams: bantal dekorasi atau bantal tambahan untuk memperindah tempat tidur.

*The Pottery Barn: toko retail yang berpusat di Amerika yang menjual perlengkapan/furnitur rumah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top