BAB XXIX
.
.
.
.
.
Bright selanjutnya menarik Win masuk ke dalam kamar sampai pintu di belakang mereka tertutup dan dia sedang duduk di ranjang dengan Win di pangkuannya. Win marah pada awalnya tapi dia sudah membaik sekarang. Bright telah melawati situasi yang mengerikan dan Prim jadi marah. Win yakin Joss senang disana tidak terjadi drama yang membuatnya terlibat.
.
"Bright, aku janji semuanya baik baik saja. Aku baik baik saja," Win menyakinkannya, menangkup wajahnya di tangan. Berurusan dengan Prim dan kebenciannya adalah salah satu dari urusan ini. Win tahu itu dan dia harus hidup dengan itu jika menginginkan Bright di hidupnya.
.
Bright mengeleng kepalanya. "Tidak ada yang baik tentang hari ini. Aku seharusnya tidak pernah setuju untuk makan siang dengannya disana tadi. Aku tahu yang lebih baik. Aku seharusnya tidak pernah percaya bahwa dia akan jadi orang normal. Aku benar benar minta maaf, Win. Aku bersumpah kepadamu itu tidak akan pernah terjadi lagi."
.
Win menutup mulut Bright dengan mulutnya dan mendorongnya ke ranjang. " Aku sudah bilang padamu semuanya baik baik saja. Berhenti meminta maaf," Win berbisik di bibirnya. Tangan Bright meluncur naik ke baju dan menemukan kancing. Dia melepasnya lalu menjalankan tangannya diatas kulit Win.
.
"Kau membutuhkan ku," katanya, menyapukan jemarinya maju mundur diatas punggung membuat Win merinding karena kenikmatan.
.
"Mmmm jika kau berjanji melakukan itu setiap malam aku akan baik baik saja," Win menyakinkan Bright,membungkuk untuk mencium perutnya. Bright menarik diri. "Kenapa kau tidak memberitahuku?" Bright bertanya dengan suara yang terluka.
.
Memberitahunya apa? Win menaruh tangan ke sisi lain kepalanya dan mengangkat dirinya sendiri agar berada diatas Bright. "Apa yang harus kukatakan padamu?" tanya Win, bingung.
.
Bright menyelipkan tangannya di sekitar sisiku hingga tangannya bergeser di bawah dada Win dan lupa mereka sedang berbicara. Rasanya begitu nikmat. Mengerang, Win mendorong dadanya ke tangan Bright bersiap untuk memohon.
.
"Dadamu yang membegkak karena kehamilan ini sempurna. Aku tidak bisa membayangkan kalau mereka kesakitan setiap waktu," Bright menyeringai kepada Win, "Kecuali dirikulah yang menyebabkan sakit itu." Dia mencubit kedua nipple Win dengan keras dan Win berteriak. "Dada ini adalah milikku,Win. Aku melindungi apa yang menjadi milikku," Dia berbisik sebelum menarik satu masuk kedalam mulutnya.
.
Win hanya mengangguk dan bergetar didepan nya. Ereksi mereka saling menekan pada dan bengkak apabila Win mengesekannya sebentar saja mungkin dia akan langsung datang. Win benar benar ingin datang.
.
"Tenang sayang. Biarkan aku melepaskan celana pendekmu dulu," kata Bright sembari mencium Win turun ke perut dimana dia berlama -lama dan mencium dengan sangat lembut. Matanya terangkat menatap Win saat dia dengan perlahan melepaskan celana dan mulai menariknya menuruni tubuh Win. "Sepertinya seseorang perlu perhatian. Dia membengkak dan basah. Menetes basah. Sial itu mengairahkan," Bright bergumam saat dia mendorong kaki Win terbuka dan menatap dengan rakus ereksi diantara kakinya.
.
Bright menunduk diantara kaki Win sampai mulutnya sangat dekat dengan dan Win bisa merasakan hangatnya nafas Bright disitu. "Malam ini aku menginap disini. Aku tidak bisa tidur mengetahui kau mungkin bangun seperti ini dan membutuhkanku. Pikiran itu membuatku gila," Suaranya berubah menjadi parau yang selalu membuat Win bahagia. Win melihat saat dia mengeluarkan lidahnya dan barbel perak itu berkilat mengenai Win sebelum Bright menjalankan lidahnya melewati lipatan srotum dan menyelipkannya kedalam ereksi Win.
.
Win mencengkeram kepalanya dan mulai memohon kepadanya untuk lebih saat Bright membawanya pada bukan hanya satu tapi dua orgasme sebelum dia menaikkan kepalanya dan tersenyum dengan licik. "Ini membuat ku kecanduan. Tak seorangpun seharusnya terasa semanis itu,Win. Bahkan tidak seharusnya dirimu."
.
Bright berdiri dan menarik lepas baju dan celananya. Dia kembali diatas sebelum Win bisa menikmati pemandangan itu cukup lama. "Aku ingin kau menaikiku," katanya, mencium Win lagi sementara ereksinya menyelip diantara kaki dan mengoda Win.
.
Win mendorongnya mundur dan dia dengan mudah mengulingkan badannya diatas Win agar bisa berada diatas. Melihat Bright saat dia dengan pelan masuk kedalam tubuhnya terasa lebih menggairahkan dari kata-kata nakal darinya yang sering dia bisikan di telinga untuk membuat Win datang. Win bisa mencintai pria ini dan menjadi bahagia dengannya selama sisa hidup. Win hanya berharap mendapatkan kesempatan itu.
.
.
.
.
.
Hari-hari berikutnya terlewat bagaikan dalam dongeng. Win pergi bekerja. Bright muncul dan mengalihkan dengan kehadirannya yang menawan; Terkadang mereka berakhir di suatu tempat yang seharusnya tidak melakukan seks liar disitu sebelum akhirnya pulang ke kondo atau rumahnya dan bercinta di ranjang. Yang kedua kalinya selalu manis. Yang pertama selalu intens dan saling membutuhkan bagian dari masing masing mereka berdua. Win pun sangat yakin Joss sudah mendengar mereka berdua di hari dimana mereka berakhir di tempat lemari sewaan saling merobek baju satu sama lain.
.
Win masih mencoba untuk memutuskan apakah ini dikarenakan hormon kehamilan atau dia memang selalu menginginkan Bright seperti ini. Satu-sentuhan darinya dan Win akan putus asa.Hari ini bagaimanapun juga mereka sedang istirahat Win sedang bekerja seharian di turnamen golf tahunan. Win harus beradu dengan Joss dan Bright untuk membiarkannya bekerja hari ini. Tidak satupun dari mereka berpikir ini aman. Win, tentunya, menang.
.
Seragam mereka kali ini spesial dipesan untuk hari ini. Mereka akan memakai seluruhnya baju berwarna putih seperti pemain golf. "Di sana ada lima belas tim. Win kau mendapat giliran pertama
untuk tiga tim. Dan Gigie kau mendapatkan tiga selanjutnya. Carmen kau yang tiga selanjutnya. Natalie kau dapat tiga selanjutnya dan Arm kau mendapatkan tiga yang terakhir. Ini akan menjadi pertandingan seharian penuh. Jaga pemain golf senang dan jangan kehabisan minuman. Kembali kesini untuk mengambil stok sebelum kau kehabisan sesuatu. Kereta kalian sudah disiapkan dengan minuman dari pilihan pegolf yang kau ikuti hari ini. Kalian masing masing akan membawa walkie - talkie di kereta kalian untuk menghubungiku apabila ada yang darurat. Ada yang punya pertanyaan?" Godji berdiri di atas beranda di tengah kantor dengan tanganya di pinggul melihat pada mereka berlima.
.
"Bagus. Sekarang pergi ketempat kalian. Win akan sibuk tepat setelah pukulan pertama. Sebagian dari kalian harus menunggu dan memeriksa masing masing tim kalian sementara mereka menunggu untuk memulai lagi. Jika mereka ingin minuman berikan pada mereka. Jika mereka ingin makanan, sajikan kepada mereka. Mengerti?"
.
Mereka semua mengangguk. Godji melambai untuk pergi dan kembali ke kantornya. "Aku benci turnamen. Aku harap aku tidak perlu berurusan dengan Nathan Ford. Dia sungguh sangat menganggu," Gigie mengeluh saat mereka pergi mengambil kereta dan memastikan mempunyai semuanya sebelum menuju ke lubang pertama.
.
"Mungkin kau akan mendapatkan Jirayu," Kata Win, berharap dapat menyemangatinya.
.
Gigie cemberut "Tidak. Tidak ada kesempatan. P'Godji yang mengatur barisan. Dia tidak akan memberiku Jirayu."
.
Ah. Jadi menurutnya Win juga tidak akan mendapatkan Bright. Mungkin itu bagus. Dia perlu fokus bekerja. Bukan melihat betapa kerennya Bright dengan celana pendeknya dan kaos polo.
.
Win memarkir kereta di lubang pertama dan pergi untuk menemui grup pertama. Wajah mereka semua sudah akrab dan mereka kelompok yang lebih tua. Mereka akan sangat mudah dan mereka baik sekali dalam memberi tip. Setelah memberikan mereka semua botol minuman Win pergi ke grup selanjutnya. Mengejutkan itu adalah Jirayu, Minjae dan Joss. Win tidak mengira untuk mendapat mereka di grupnya. "Halo boys. Bukankah aku salah satu yang beruntung?" goda Win.
.
"Aku tadi yakin kami akan mendapatkan Gigie. Asyik, hari ku sekarang baru saja jadi lebih baik," balas Min.
.
"Diam," Jirayu mengerutu dan menyikut dia di sampingnya.
.
"Aku tidak sebodoh itu membiarkan Gigie memiliki Jirayu. Ia akan mengabaikan orang lain," Joss menjelaskan. Win memberikan mereka semua tiga botol air. "Aku senang melayani kalian bertiga. Walaupun aku bukan Gigie," Kata Win,tersenyum kepada Jirayu.
.
"Jika aku tidak bisa memiliki Gigie kau pastinya menjadi pemenang pilihan keduaku," kata Jirayu dengan seringainya. Win tidak bisa menahan untuk tidak menyukai pria ini. Dia lebih dari membuktikan dirinya sendiri akan perasaannya untuk Gigie.
.
"Bagus. Sekarang, kalian semua membuatku bangga," Win bersemangat saat dia menuju ke grup berikutnya. Ini adalah grup wanita pertamanya. Dia mengenal mereka tapi tidak yakin dengan pasti siapa mereka. Win pikir yang elegan tinggi berambut blonde itu mungkin istri walikota. Setelah aku memberikan mereka air soda dan memotong lemon Win menuju kembali ke depan. Hampir waktu untuk mulai. Dia melirik kebelakang dan mencari Bright tapi tidak melihat dia. Win tidak yakin di tim siapa dia berada tapi Win tau dia akan bermain. Win beranggapan Frank akan bermain bersamanya tapi dia juga tidak terlihat dimanapun.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top