BAB XXIV

.

.

.

.

.

Kakinya terpaku ke tanah. Bahkan saat Bright melihat Win lari darinya dia tidak dapat bergerak. Apakah dia baru saja bermimpi? Apakah itu halusinasi putus asa? Apakah pendengarannya bertambah buruk?

.

"Jika kau tidak pergi mengejarnya, aku yang akan melakukannya." Suara Joss memecah pikirannyaa dan Bright tersadar dari kabut keterkejutan.

.

"Apa?" tanya Bright, melotot padanya. Bright membenci Joss. Memukul wajahnya adalah sesuatu yang dia bayangkan dengan tiba-tiba.

.

"Aku berkata, jika kau tidak mengejarnya, aku yang akan melakukannya. Dia membutuhkan seseorang sekarang. Aku sangat tidak ingin itu kau karena aku tidak berpikir kau tidak berhak mendapatkannya walaupun itu milikmu."

.

Apakah Joss tahu bahwa Win hamil? Darahnya mulai mendidih. Apakah Win mengatakan pada Joss bahwa dia hamil dan tidak mengatakan padanya?

.

"Aku di sini saat pagi pertama dia mencoba untuk bekerja dan bau bacon membuatnya berjuang ke kamar mandi untuk muntah. Jadi, yeah aku sudah tahu. Singkirkan tatapan posesif gila dari matamu dan pergilah untuk mengejarnya." Nada Joss memaksa dengan memuakkan.

.

"Dia sakit?" Bright tidak tahu Win tengah sakit. Dadanya sakit. Win sakit sendirian. Bright meninggalkannya sendirian dan menderita. Udara tiba-tiba tidak masuk ke paru-parunya dengan benar.

.

"Yeah, kau sialan bodoh, dia sakit. Itu terjadi pada situasinya. Tetapi dia sudah lebih baik. Sekarang aku akan pergi dan mengejarnya. Menyingkirlah," Joss memperingatkan.

.

Bright mendadak berlari.

.

Tidak sampai dia keluar dari gedung di bagian belakang dan melihat ke bukit Bright menemukannya. Win masih berlari. Menuju ke condo. Dia kembali ke tempatnya. Bright mengejarnya. Win hamil. Bolehkah dia berlari seperti itu? Bagaimana jika itu buruk untuk bayi? Dia harus pelan-pelan.

.

"Win, berhenti. Tunggu," Bright berteriak ketika dia cukup dekat. Win melambat dan akhirnya berhenti saat Bright menangkapnya.

.

"Aku minta maaf," Win terisak dengan wajah di tangannya.

.

"Untuk apa kau minta maaf?" tanya Bright, menutup jarak di antara keduanya dan menarik Win kedekapannya. Bright tidak khawatir tentang menakutinya lagi. Bright tidak akan membiarkan Win pergi kemanapun.

.

"Ini. Segalanya. Kehamilanku," bisiknya, kaku di lengan Bright. Win minta maaf. Tidak. Win tidak seharusnya meminta maaf untuk itu. "Kau tidak punya apapun untuk dimaafkan. Jangan pernah meminta maaf padaku lagi. Apa kau mendengarku?" Beberapa tekanan pada tubuhnya mereda dan Win bersandar pada Bright.

.

"Tetapi aku tidak memberitahumu."

.

Tidak, Win memang tidak memberitahu tetapi Bright mengerti. Itu menyakitkan tetapi dia mengerti. "Aku berharap kau melakukannya. Aku tidak seharusnya membiarkanmu sakit sendirian. Aku seharusnya menjagamu. Aku akan menjagamu sekarang. Aku akan siap untuk itu. Aku janji."

.

Win menggelengkan kepala dan menjauh. "Tidak. Aku tidak bisa. Kita tidak bisa melakukan ini. Aku tidak memberitahumu karena suatu alasan. Kita...kita perlu bicara."

.

Bright akan menjaganya dan Win tidak meninggalkannya. Tetapi jika Win perlu bicara soal ini maka Bright akan membiarkannya. "Okay. Ayo pergi ke tempatmu karena kita sudah dekat."

.

Win mengangguk dan berbalik berjalan menuju condo tempat Win berlari sebelumnya. Johoon telah mengatakan pada Joss untuk membiarkan mereka tinggal di sana dengan harga sewa yang sama dengan apartemen lama Gigie. Win mungkin berpikir Joss berpikir untuk menggunakannya untuk menghindari pajak atau sesuatu. Bright mengerti sekarang. Dia melakukannya untuk Win. Joss melindunginya. Sekarang tidak lagi. Bright akan melindungi apa yang menjadi miliknya. Dia tidak butuh Joss melakukannya. Bright akan berbicara dengan Joss nanti tetapi dia akan membayar dengan nilai sebenarnya untuk menyewa tempat ini. Joss tidak perlu melindungi Win. Sebab Win miliknya.

.

.

.

.

.

Bright memperhatikan saat Win membungkuk dan mengambil kunci dari bawah keset kaki. Itu menjadi tempat persembunyian terburuk yang pernah ada untuk kunci. Bright akan membicarakan itu juga nanti. Dia tidak akan bisa tidur pada malam hari kalau tahu Win mempunyai kunci yang diselipkan di bawah keset kaki di pintu depan untuk siapapun yang masuk.

.

Win membuka pintu dan melangkah mundur. "Ayo masuk."

.

Bright melangkah masuk dan memegang tangannya saat melewatinya. Win mungkin ingin memberitahu semua alasan mereka tidak dapat bersama tetapi Bright akan menyentuhnya ketika Win berbicara. Bright perlu tahu bahwa Win baik-baik saja. Menyentuhnya membuat Bright tenang.

.

Win menutup pintu dan membiarkan Bright menariknya ke sofa. Bright duduk dan menariknya turun ke samping. Dia ingin meletakkan Win ke pangkuan tetapi kekhawatiran, gugup yang terlihat di wajahnya menghentikan Bright. Win butuh berbicara dan Bright akan membiarkannya.

.

"Aku seharusnya mengatakannya padamu. Aku minta maaf aku tidak melakukannya. Aku ingin, mungkin bukan dengan cara aku melakukannya sekarang tetapi aku ingin memberitahumu. Aku hanya butuh waktu untuk memutuskan kemana aku pergi selanjutnya dan apa yang aku lakukan dengan hidupku. Au ingin menabung dan memulai kehidupan baru di suatu tempat. Untuk bayi ini. Tetapi aku ingin memberitahumu."

.

Win ingin memberitahu dan kemudian meninggalkannya? Perasaan panik menyerang Bright. Win tidak boleh melakukan itu. "Kau tidak bisa meninggalkanku," kata Bright sedatar yang dia bisa. Win perlu mengerti itu.

.

Win menjatuhkan tatapannya dari Bright dan melihat tangan mereka. Bright mengaitkan jemari padanya. Hanya itu yang dapat menjaga Bright tetap tenang saat ini. "Bright," katanya dengan lembut. "Aku tidak ingin bayiku merasa tidak diinginkan. Keluargamu..." Win terputus dan wajahnya menjadi pucat.

.

"Keluargaku akan menerima apa yang aku katakan pada mereka untuk diterima. Jika mereka tidak bisa aku akan membawamu dan bayiku dan meninggalkan mereka untuk membayar tagihan sialan

mereka sendiri. Kau yang utama, Win."

.

Win menggelengkan kepalanya dan menarik tangganya dari Bright saat dia berdiri. "Tidak. Kau mengatakan itu sekarang tetapi itu tidak benar. Itu tidak benar sebulan yang lalu dan itu tidak benar sekarang. Kau akan selalu memilih mereka dibanding aku. Atau setidaknya kau akan memilih Prim dan itu tidak apa-apa. Aku mengerti; aku hanya tidak bisa hidup dengan itu. Aku tidak dapat tinggal di sini."

.

Tidak memberitahu Win soal ayahnya yang menghantui Bright selama sisa hidup. Kebutuhan Bright untuk melindungi Prim mengacaukan satu-satunya hal penting untuk Bright. Bright berdiri dan berjalan ke arahnya saat Win mundur sampai dia mengenai dinding. "Tidak. Satupun. Sebelum. Kau."

.

Matanya berkaca-kaca dengan air mata yang tertahan dan Win menggelengkan kepalanya. Bright benci bahwa Win tidak dapat mempercayainnya. "Aku mencintaimu. Ketika kau masuk ke dalam hidupku aku tidak tahu siapa kau. Prim adalah prioritas pertamaku. Tetapi kau mengubah itu. Kau mengubah segalanya. Aku ingin memberitahumu tetapi ibuku pulang terlalu cepat. Aku ketakutan sampai mati untuk kehilanganmu karena aku akan kehilangan dirimu bagaimanapun juga. Tidak ada apapun yang menjauhkanmu dariku lagi. Aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk membuktikan padamu bahwa aku mencintaimu. Kau dan bayi ini," Bright menyentuh perut ratanya dan Win gemetar, "Yang pertama."

.

"Aku ingin percaya padamu," Win berkata dengan terisak.

.

"Biarkan aku membuktikannya padamu. Meninggalkanku tidak akan membuatku membuktikan apapun. Kau harus tinggal denganku, Win. Kau harus memberiku kesempatan."

.

Air mata turun dan bergulir ke wajahnya. "Aku akan menjadi besar dan gemuk. Bayi menangis sepanjang malam dan mereka menghabiskan uang. Aku tidak akan sama lagi. Kita tidak akan sama

lagi. Kau akan menyesalinya."

.

Win benar-benar tidak mengerti. Tidak peduli berapa kali Bright memberitahunya, dia tidak akan percaya padanya. Win kehilangan setiap orang yang dia cintai dan percayai dalam hidupnya. Mengapa Win harus percaya pada Bright? Satu-satunya pria dalam hidupnya meninggalkannya. Mengkhiantinya. Win tidak mengharapakan yang lainnya.

.

"Bayi ini membawamu kembali padaku. Ini bagian dari kita. Aku tidak akan pernah menyesalinya. Dan kau bisa berubah sebesar paus dan aku akan selalu mencintaimu."

.

Sebuah senyum kecil menghiasi bibir Win. "Aku lebih baik tidak menjadi sebesar paus."

.

Bright mengangkat bahu. "Tidak masalah."

.

Senyum kecilnya hilang dengan cepat. "Adikmu. Dia akan membenci ini. Aku. Bayi ini."

.

Bright akan berbicara dengan Prim. Jika dia tidak dapat menerimanya maka Bright akan membawa Win dan mereka akan pergi ke suatu tempat yang jauh dari adiknya. Win sudah cukup putus asa. Bright tidak akan membiarkan siapapun melukainya. "Percaya padaku untuk melindungimu dan mengutamakanmu."

.

Win menutup matanya dan kemudian mengangguk.

.

Dadanya mengembang dan Bright ingin berteriak pada dunia bahwa pemuda cantik ini miliknya. Tetapi Bright lebih memilih menggendong nya. "Di mana kamar tidurmu?" tanya Bright.

.

"Kamar terakhir di kiri."

.

Bright berjalan ke sana. Bright tidak akan bercinta dengannya sekarang tetapi dia perlu memeluk Win sebentar. Bright mendorong pintu terbuka dan membeku. Kamar tidur dengan ukuran yang nyaman untuk condo tetapi selimut di lantai dengan satu bantal baru saja mengejutkannya. Ketika Bright memindahkan mereka dia tahu Win tidak punya tempat tidur. Dia tidur di sofa. Tetapi Bright begitu terfokus untuk mendapatkan Win kembali jadi dia tidak berpikir bahwa Win butuh tempat tidur.

.

"Aku belum mendapat tempat tidur. Aku dapat tidur di sofa tetapi aku ingin tidur di kamarku sendiri." Win bergumam, mencoba turun dari lengan Bright. Bright tidak akan membiarkannya pergi. Dia memegang Win lebih erat. Win tidur di lantai yang keras kemarin malam ketika dia tidur di tempat tidurnya yang berukuran king size. Sialan.

.

"Kau berguncang, Bright. Turunkan aku," kata Win, menarik lengan Bright. Tanpa menurunkannya, Bright berbalik dan berjalan kembali ke ruang tamu, kemudian keluar dari pintu. Membanting pintu di belakang, menguncinya dan menyimpan kunci di sakunya. Bright tidak menyelipkannya kembali ke bawah keset kaki sialan itu.

.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Win.

.

Mobil Bright tidak di sini. Jadi dia membawa Win turun ke bukit dan menuju Rover. "Aku membawamu untuk mendapatkan tempat tidur. Tempat tidur sialan yang besar. Salah satu yang mahal," Bright menggeram. Dia marah bahwa dia melupakan satu hal yang utama. Itu bukan kekhawatiran Joss telah menjaganya. Bright telah gagal. Dan dia tidak ingin gagal dengan Win lagi. Bright akan memastikan Win memiliki semuanya.

.

"Aku tidak butuh tempat tidur yang mahal. Aku akan mendapatkan tempat tidur segera."

.

"Yeah, benar-benar segera. Malam ini," jawab Bright kemudian memiringkan kepala dan mencium hidung Win. "Biarkan aku melakukan ini. Aku perlu melakukan ini. Aku perlu kau berbaring di tempat tidur terbaik yang dapat dibeli dengan uangku. Oke?"

.

Senyuman kecil menghiasi bibirnya. "Oke."

.

.

.

.

.

[w/n : ohohoo... duitmu banyak Bret, bagi dollar dong ke Badut!! Kkk]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top