BAB IX
.
.
.
.
.
Win mengulurkan tangan dan menyentuh kaki Gigie untuk membangunkannya. Dia telah tertidur selama hampir dua jam. Mereka tengah berada di luar pantai Rosemary dan Win memerlukan nya untuk mengemudi agar bisa melihat truk Luke pada semua motel murah.
.
"Kita sudah sampai?"gumamnya mengantuk dan duduk di kursi.
.
"Hampir.Aku memerlukanmu untuk menyetir. Aku akan mencari truk Luke."
.
Gigie menatap bosan. Win tahu dia melakukan ini hanya dengan harapan bisa membawanya ke Rosemary dan menjaga Win disana. Gigie kurang peduli tentang menemukan Luke.Tapi Win butuh tumpangan. Dia akan pergi ke rumah Luke. Gigie dan Win akan berbicara. Luke tidak punya urusan untuk datang menemui Bright. Win hanya berharap Luke tidak mengatakan pada Bright tentang apa yang dia beli.
.
Bukan berarti Win ingin menyimpan rahasia itu dari Bright. Hanya saja Win tidak akan membiarkan semua nya hilang begitu saja. Win perlu memprosesnya. Mencari tahu apa yang harus dia lakukan. Kemudian mungkin akan menghubungi Bright. Luke pergi menemui Bright seperti orang gila bukan lah hal yang Win inginkan. Tetapi Win tetap tidak percaya Luke bisa melakukan itu.
.
"Berhenti disana.Aku ingin masuk kesana dan pertama tama aku mau latte untukku," perintah Gigie. Win melakukan sesuai yang dia katakan dan memarkir mobil di depan Starbucks. "Kau mau sesuatu?"tanya Gigie saat dia membuka pintu. Win tidak yakin kalau kafein bagus untuk...untuk si bayi. Jadi dia hanya menggelengkan kepala dan menunggu sampai Gigie keluar dari pintu sebelum Win mengeluarkan isakan dari dadanya yang tidak dia harapkan. Win tidak berfikir apa arti dua garis merah itu. Seorang bayi. Bayi Bright. Oh,Tuhan.
.
Win keluar dari mobil dan berjalan mengelilingi mobil untuk menuju pintu penumpang. Saat dia kembali ke mobil dan hendak masuk Gigie sedang berjalan menuju mobil. Dia terlihat sedikit waspada sekarang. Win mendorong kembali pikiran tentang bayi dan focus untuk menemukan Luke. Win bisa menjalani masa depannya,masa depan bayinya nanti.
.
"Ok.Aku punya kafein.Aku siap menemukan pemuda bernama Lake ini."
.
Win tidak membetulkannya. Win tahu Gigie sudah tahu nama nya sekarang. Aku mengucapkan nya beberapa kali. Hanya saja dia menolak untuk mengetahuinya. Bagi nya ini adalah bentuk dari pemberontakan. Luke mewakili Sumit dan dia tidak ingin Win pergi ke Sumit. Malahan kejengkelan nya itu membuat Win merasa hangat. Gigie menginginkan Win dan rasa nya menyenangkan.
.
"Dia meninggalkan Rosemary karena harga kamar hotel. Jadi, dia mungkin ada di suatu tempat yang sesuai dengannya. Biasakah kau membawaku ke beberapa tempat itu?" tanya Win.
.
Gigie menggangguk tetapi tidak menatapnya. Dia mengetik pesan. Bagus. Win memerlukan nya untuk fokus dan dia malah seperti nya mengatakan pada Jirayu kalau mereka hampir sampai. Win benar benar tidak ingin Jirayu mengetahui sesuatu. Mereka mengemudi selama tiga puluh menit dengan Win memeriksa tempat parkir pada semua motel murah di kota.Hal ini membuatnya frustasi. Luke pasti ada di suatu tempat. "Bisakah aku meminjam ponsel mu?Aku akan menelpon nya dan memberitahu kalau aku mencarinya. Dia akan mengatakan padaku keberadannya kalau dia tahu aku sudah berkendara sampai sejauh ini."
.
Gigie memberikan ponsel nya pada Win dan dengan cepat Win memencet nomor Luke.Terdengar nada dering dua kali. "Hallo?"
.
"Luke. Ini aku. Kau ada dimana?Aku ada di luar kota Rosemary dan aku tidak bisa menemukan trukmu dimana pun."
.
Sunyi, kemudian "Sialan."
.
"Jangan marah. Aku hanya ingin mengecekmu. Aku datang untuk membawa mu pulang." Win tahu Luke merasa putus asa kalau dia datang mendekati Rosemary lagi.
.
"Ku bilang pada mu aku akan pulang segera setelah aku menyelesaikan semua nya, Win. Tidak bisakah kau tetap berada disana?" kejengkelan dalam suara nya mengganggu Win. "Kau ada di mana Luke?" tanya Win lagi. Kemudian dia mendengar. Suara wanita di belakangnya. Telpon nya jadi teredam. Tidak diperlukan otak pintar untuk mencari apa yang dilakukan Luke dengan seorang wanita dan dia mencoba untuk menyembunyikan nya dari Win. Hal ini mebuat Win marah. Bukan karena dia pikir Luke dan dia masih punya kesempatan tetapi karena Luke membiarkannya berfikir jika dirinya tengah terluka dan sendirian di kota asing. Pecundang.
.
"Dengar. Aku tidak punya waktu untuk permainan bodoh mu,Luke. Aku akan kesana,selesai. Lain kali, bisakah aku tidak membuat nya terdengar seolah kau membutuhkanku padalah jelas kau tidak
butuh."
.
"Tidak, Win. Dengar kan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku tidak bisa tidur setelah aku menelpon jadi aku kembali ke truk dan pulang ke rumah. Aku ingin menemui mu." Seorang gadis berteriak marah dari sisi lain dari telpon. Dia marah pada siapa pun yang bersamanya. Pemuda sialan ini bodoh.
.
"Pergilah buat teman mu merasa lebih baik. Aku tidak butuh penjelasan. Aku tidak butuh apa pun darimu. Aku tidak membutuhkanmu lagi."
.
"Win! Tidak! Aku mencintai mu,sayang. Aku sangat mencintaimu. Tolong dengar kan aku," dia memohon dan gadis yang bersamanya menjadi lebih histeris. "Diam Seul!" dia menggeram dan Win tahu dia kembali ke Sumit. Dia bersama Seul.
.
"Kau pergi bersama Seul? Kau sudah pulang jadi aku tidak perlu kuatir lagi dan pergi menemui Seul? Kau aneh,Luke. Kenyataan nya? Kau tidak bisa menyakitiku lagi.Tapi berhentilah dan berfikir untuk mengubah perasaan orang lain. Kau tetap bercumbu dengan Seul dan itu salah. Berhentilah berfikir dengan kejantanan mu dan dewasalah."
.
Win menekan tombol end dan memberikan kembali ponsel nya pada Gigie. Mata nya melebar saat dia manatap Win."Dia sudah kembali ke Sumit," Win menjelaskan.
.
"Yeah...aku tahu,"kata Gigie pelan. Dia menunggu. Dia layak mendapatkan lebih. Dia telah membawanya kembali kesini. Dia juga satu satu nya sahabat sejati yang Win punya. Luke bukan lah teman. Tidak juga. Seorang sahabat sejati tidak akan melakukan hal bodoh seperti yang dia lakukan.
.
"Bisakah aku tidur di tempat mu malam ini? Ku pikir aku tidak akan kembali kesana. Aku akan segera pergi. Aku akan mencari tahu kemana aku akan pergi besok dan kemudian ketikaku sampai disana aku akan meminta Granny mengirimkan sisa barang ku. Seperti nya aku tidak punya terlalu banyak barang. Trukku berada di pemakamam. Truk itu tidak akan pernah bisa di pakai untuk perjalanan lagi."
.
Gigie mengangguk dan menyalakan mobil kemudian keluar menuju jalan."Kau bisa tinggal bersamaku selama kau membutuhkannya. Atau lebih lama," jawabnya.
.
"Terima kasih," kata Win sebelum menyandar kan kepalanya ke kursi dan menghirup nafas dalam dalam. Apa yang akan dia lakukan sekarang?
.
.
.
.
.
Aroma dari bacon menjadi lebih tajam dan semakin tajam saat Win hirup. Seolah bacon itu mengambil alih semua indranya. Tenggorokan Win sesak. Perutnya bergulung oleh bau yang tajam itu. Bunyi desis minyak terdengar dari suatu tempat. Sebelum Win benar-benar bisa membuka mata, kakinya telah menapak lantai dan lari ke kamar mandi. Untung saja apartemen Gigie tidak telalu besar dan Win tidak perlu berlari jauh.
.
"Win?"suara Gigie memanggil dari dapur tapi Win tidak bisa berhenti.
.
Menjatuhkan lutut di depan toilet, Win memegang tempat duduk porselen dengan kedua tangan dan mulai memuntah kan semua isi dari perutnya hingga tidak ada yang tersisa selain didera kekeringan yang melumpuhkan tubuh. Setiap kali Win berfikir telah selesai dia mencium lagi bau bacon bercampur dengan muntahan dan Win akan mulai muntah lagi.
.
Win begitu lemah tubuhnya bergetar saat mencoba untuk muntah dan tidak ada lagi yang keluar. Sebuah lap dingin ada di wajah dan Gigie berdiri di depannya mengguyur toilet dan kemudian menyandarkan Win pada dinding. Win meletakkan lap pada hidungnya untuk menghalangi bau. Gigie tahu dan menutup pintu kamar mandi di belakangnya. Setelah dia menyalakan kipas angin dia meletakkan tangan di pinggang nya dan menatap Win. Ketidakpercayaan di wajah nya membingungkan Win. Dia hanya sedang sakit. Apa yang aneh dengan itu?
.
"Bacon? Bau bacon membuat mu mual?" Gigie menggelengkan kepalanya, tetap menatap Win seolah dia tidak mempercayainya. "Dan kau tidak akan mengatakan nya pada ku,bukan? Kau akan menaruh pantat mu pada bus sialan dan pergi begitu saja. Sendirian saja. Aku tidak bisa mempercayai mu,Win. Apa yang terjadi pada pemuda pintar yang mengajariku agar pria tidak mempermainkan ku? Hmmm? Kemana pergi nya dia? Karena rencana mu disini payah. Sangat payah. Kau tidak bisa pergi begitu saja. Kau punya teman disini. Kau akan membutuhkan teman...danku harap kau berniat mengatakan Bright tentang hal ini juga. Aku mengenal mu dengan baik kalau ini adalah bayinya. Walaupun aku masih sangat tidak percaya."
.
Bagaimana Gigie tahu? Win hanya muntah. Banyak orang yang terkena virus, "Ini hanya virus,"gumam Win.
.
"Jangan bohong pada ku. Ini hanya bacon,Win. Kau tidur begitu nyenyak di sofa dan saat aku mulai memasak bacon kau mulai mengeluarkan suara aneh dan terlonjak dan berbalik. Kemudian kau berlari seperti peluru yang hendak di muntah kan. Ini bukan ilmu pengetahuan tentang roket sayang. Hilangkan ekspresi terkejut itu dari wajah mu."
.
Win tidak bisa bohong padanya. Dia adalah temannya. Mungkin satu satu nya yang Win miliki sekarang. Win menarik lututnya ke atas dagu dan membungkus lengan disekeliling kaki nya. Ini adalah cara untuk memeluk dirinya sendiri. Ketika Win merasa dunia seolah hancur disekitarnya. Win tidak bisa mengendalikan nya dia akan selalu memeluk dirinya seperti ini.
.
"Itulah kenapa Luke datang kesini. Dia mengetahui aku membeli tes kehamilan kemarin. Aku tahu itulah mengapa dia kemari. Untuk bertanya pada Bright...untuk bertanya tentang hubungan antara Bright dan aku. Aku menolak untuk bicara dengan Luke tentang hal ini. Aku tidak ingin bicara tentang Bright sama sekali. Kemudian aku menyadarinya begitu saja. Dua minggu, aku baru menyadarinya. Aku pikir aku akan membeli beberapa tes dan itu akan jadi negatif dan semua nya akan baik baik saja." Win menghentikan penjelasan dan mengistirahatkan pipi pada lutut nya.
.
"Tes itu...semua nya positif?" tanya Gigie. Win mengangguk dan tidak menatapnya.
.
"Begitu ajaib bukan, apa kau akan mengatakan nya pada Bright? Atau kau hanya akan pergi begitu saja?"
.
Apa yang akan dilakukan Bright? Adik nya membenci Win. Ibu nya pun membenci Win. Mereka membenci ibu yang begitu Win cintai. Dan Win membenci ayah. Bagi Bright menjadi bagian dari kehidupan bayi ini membuat nya menjauhi mereka. Win tidak bisa meminta nya melakukan itu. Meskipun mereka semua kejam. Bright mencintai mereka. Dan Bright tidak akan menyerah pada Prim. Win sudah tahu itu ketika terjadi padanya dan Prim. Bright telah memilih Prim. Dia akan melakukannya sampai kapan pun. Ketika Win tahu semuanya. Bright akan menyimpan rahasianya. Dia memilihnya.
.
"Aku tidak bisa mengatakan padanya." Kata Win pelan.
.
"Apakah itu benar? Karena dia perlu tahu pentingnya menjadi seorang pria dan berada disana untukmu. Pelarian ini bodoh."
.
Bright tidak tahu semuanya. Dia hanya tahu sedikit dan hanya sepotong. Ini hanya cerita tentang Prim, tidak ada yang lain di mata Bright. Tapi Win tidak setuju. Ini juga cerita nya. Prim tetap memiliki kedua orang tua nya dan kakak. Sedang Win tidak punya siapa siapa. Ibunya telah meninggal. saudaranya telah meninggal. Dan ayahnya mungkin juga sudah meninggal. Jadi cerita ini lebih menjadi milik Win daripada dia. Mungkin lebih.
.
Win mengangkat kepala dan menatap Gigie. Dia satu satu nya teman yang ia punya di dunia dan jika Win ingin bercerita tentang hal ini maka dia lah orang satu satunya.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top