Chapter 2: Dream

Mimpi berlapis, bangun di mimpi setelah bermimpi pula sebelumnya. Hal yang selalu terjadi setiap malamnya sejak ia mengonsumsi jamur terkutuk secara tidak sengaja.

Mimpi terakhirnya sebelum membuka gerbang ke dunia nyata selalu sama. Berlokasikan di kamarnya sendiri dengan ranjang-ranjang bertingkat lain yang kosong, hanya ia satu-satunya orang di sana.

Ralat, ada satu orang lagi di sana. Gadis yang tak jelas rupa dan tubuhnya, bersembunyi di bayangan dan menghindari cahaya apapun yang akan memperlihatkan wujudnya. Hanya suara femininnya yang dapat diketahui dari sosok itu.

“Selamat datang lagi. Bagaimana mimpimu hari ini?”

“Sama seperti sebelumnya.”

Seperti kemarin malam, gadis itu membukakan gorden yang berhadapan langsung dengan ranjangnya, menampakan langit malam yang bersih dan meteor yang berjarak tiga puluh meter dari atas tanah. Meteor itu hanya diam dan tak menerjang ke bawah.

“Kau siapa sebenarnya?”

“Identitasku tak perlu kau ketahui. Aku hanya seorang pengantar pesan.”

Si gadis berdiri di sudut kamar, membiarkan gelap melahap keseluruhan tubuhnya.

“Kau sadar sesuatu? Setiap malam meteor ini semakin mendekati bumi. Untung terjadi mimpimu saja, bagaimana jika jadi nyata?”

“Aku dan keluargaku di panti asuhan ini mati di tempat.”

“Ya! Betul sekali! Apa menurutmu meteor akan datang dan menerjang rumah kalian? Jawab berdasarkan mimpi yang kau alami.”

Seperti soal pelajaran sekolah saja.

“Mungkin iya, aku pernah mendengar mimpi yang terjadi berulang kali memberi petunjuk. Mungkin juga tidak karena bisa jadi ada tafsir lain, bukan meteor yang menimpa, tapi sesuatu yang berbeda, misalnya kesialan.”

Chrollo suka membaca buku, terutama tentang hal-hal yang mustahil terjadi, seperti sihir dan juga mimpi yang terealisasikan ke dunia nyata. Ia rasa mimpinya yang terjadi secara berturut-turut ini memberi pertanda sesuatu.

“Menarik. Aku hanya pembawa pesan. Jadi, aku tak tahu bagaimana mimpi yang kau alami sekarang terealisasikan. Dan sayangnya di sini meteor tak membentur bumi, melainkan ....”

Sedetik kemudian spiral muncul di tengah-tengah meteor itu dan mengisap semua yang ada. Suara pekikan tersebar di penjuru ruang, hingga membangunkan si pemuda dari tidurnya.

“Tumben anak ini telat bangunnya.”

“Bahkan Phinks yang pemalas pun bangun lebih cepat darimu.”

Baru kali ini Chrollo bangun kesiangan, biasanya ia paling awal bangkit dari ranjang dan membangunkan saudara-saudaranya yang lain.

“Akhir-akhir ini kau terlihat lelah setelah bangun tidur, apa mimpimu buruk?”

[]

Sy lupa bilang kalau ff ini alternate universe—

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top