Bab 47

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat hari libur ♥️♥️
 

Sayang-sayangku
 

Jangan lupa follow vote and Coment 

Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update... Vote juga ya 🙏🙏

***
 
Tiga hari berlalu dengan cepat. Pukul sepuluh pagi, Yola tiba di kampus. Jujur ia belum sanggup menginjak kakinya disini. Kalau saja Mbak Lia tidak memaksanya, Yola tidak akan disini sekarang. Dari kemarin ia di rumah sakit. Rasanya belum sanggup meninggalkan Arsha di sana. Ia ingin selalu ada di sisi pria itu. 
 
Yola mengenakan sweater berwarna ungu dengan rok hitam rempel. Hari ini ia ingin ke akademik berdiskusi mengenai pengganti pembimbingnya. Mengingat Arsha masih dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Sebenarnya berat sekali untuk Yola. Ia hanya ingin Arsha. 

Yola berjalan menyusuri lorong-lorong kampus. Ia tadi lewat pintu belakang jadi untuk ke fakultasnya lumayan jauh. Ia harus melintasi fakultas bisnis terlebih dahulu. Ia menatap sekeliling gedung yang sepi. Sepertinya kelas sudah di mulai. Pandangan Yola tiba-tiba terhenti di sebuah Mading. 

Dengan langkah ragu ia menghampirinya. 

Deg!
 
Yola menelan ludah membaca kertas-kertas yang tertempel disana. Foto tunangannya tertera di sana. Namun yang membuat Yola marah adalah tulisan-tulisan buruk mengenai Arsha. Hatinya teriris tak kuasa membaca paragraf demi paragraf bahkan dari judulnya saja membuat Yola geram.

#Lindungi Kampus dari Predator Seksual

#Cabut gelar dan jabatan pelaku pelecehan seksual

#Dosen Cabul berperikehewanan

#Tolak Predator Seksual masuk kampus

Mereka menyebutkan nama panjang Arsha tanpa di sensor. Padahal Arsha belum mengklarifikasi hal ini. Dan anehnya pihak kampus, tidak mencoba merendam kasus ini. Seharusnya diadakan mediasi terlebih dahulu. Tanpa sadar Yola merobek-robek tulisan itu sambil menangis. Lalu membuangnya sembarangan. 

Di sepanjang jalan ia menemukan selembar yang menjelekkan Arsha. Ia cabut dan robek. Ia tidak peduli disaat orang-orang menatapnya aneh. Tidak ada yang boleh menghina Arsha. Sekarang ia tau kenapa Arsha terlihat linglung seperti itu. Ternyata ini berat sekali. Karena semua pihak memojokkannya. Pasti akan sulit membangun citranya kembali. Orang-orang sudah terlanjur termakan hoax. 

Sebaik apapun orang, jika ada satu saja kejelekannya maka akan membuat orang tersebut di pandang buruk berkali-kali lipat. 
 
Ketika Yola berjalan di depan gedung fakultasnya. Terlihat beberapa anak berdiri di depan pintu masuk berkerumun. Langkah Yola berhenti ketika mendengar pembicaraan mereka. Apalagi yang digosipkan adalah tunangannya. Selain ramai di bicarakan di media online, ternyata offline juga. Yola menghembuskan napas sabar. Baru tadi ia merobek mading kampus, apakah ia juga harus merobek mulut mereka. 

“Denger-denger Pak Arsha mau diangkat jadi dekan gantiin Pak Nino.” Dekan? Yola baru mengetahui hal ini. Pantas saja sebelum kejadian Arsha sibuk sekali. Mereka hanya beberapa kali bertemu. Ternyata jabatan Arsha mau dinaikan. Tapi bukannya Pak Nino baru sebentar menjabat sebagai Dekan, kenapa mau digantikan? 

“Serius?”
 
“Iya mana berani bohong gue. Tapi, untungnya udah ketauan bobroknya sebelum diangkat jadi Dekan. Nggak bisa bayangin punya Dekan cabul kayak dia. Sampe megang aset-aset mahasiswanya.” Tangan Yola mencengkram tali tas selempangnya dengan kuat. Ia tidak terima tunangannya di bilang cabul. Tau apa mereka tentang Arsha, bisa-bisanya mereka memberikan stempel seenak jidat. Arsha bukan seperti itu. Meskipun pernah menciumnya, namun Arsha tidak pernah bertindak berlebihan.

“Nyesel gue dulu pernah ngefans sama dia.” 

“Udah setiap ada acara seminar gue suka ikut lagi. Bela-belain nggak beli kuota buat ketemu dia. Eh ternyata yang di kagum-kagumin bejat.”
 
Cukup sudah Yola tidak kuat lagi menahan amarahnya. Ia benci mendengar Arsha di jelek-jelekan. Mereka tidak berhak melakukan itu. Ia membalikkan badan, lalu berjalan menghampiri mereka dengan kemarahan yang menggebu-gebu. Rasanya ia ingin merobek mulut mereka. 
 
Plak!
 

Yola menampar keras wajah orang itu dengan tangannya. Semua pasang mata terkejut dengan perbuatan Yola. Begitu juga dengan yang di tampar. Orang itu menatap Yola seakan-akan gadis itu gila. 

“Anjir apa-apaan lo main pukul aja!” teriak wanita berkemeja merah tersebut. Ia memegang wajah sisi kanannya sakit.
 

“Itu balasan buat orang yang menghina tunangan aku seenaknya.” 

“Gila nih orang!” 
 

“Siapa yang hina tunangan lo? Gue ngomong kenyataan tentang Pak Arsha. Dia itu bajingan brengsek! Predator pelecehan seksual! Kalau dia nggak bersalah, kenapa diem aja? Dia nggak klarifikasi sama sekali!”  Yola menatap wanita itu dengan marah. Bola matanya membesar, napasnya tak beraturan. 
 

“Kamu nggak tau apa-apa tentang tunangan aku. Dia nggak bersalah. Dia nggak seperti yang kamu pikirkan. Dia nggak ngelakuin hal kotor itu.”
 

“Mana ada penjahat ngaku. Penjara penuh kali, ya. Predator kayak dia pasti banyak backingannya.” Mereka tidak tahu jika Arsha terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Arsha tidak akan mungkin bisa membela dirinya. Rasa bersalah Yola semakin besar. Air matanya mengalir dengan deras. Ini semua karena kebodohannya. 
 

Plak!
 

Yola menampar wajah itu kembali. Orang yang di tampar balas menjambak rambut Yola. Kedua orang itu saling menjambak di tengah kerumunan. Orang-orang yang melihat itu tidak berniat memisahkan malah menjadikannya bahan konten dan tontonan. 

“STOOOOP!” Teriakan seseorang membuat suasana hening seketika. 
 

Bumi langsung menarik Yola, ia berdiri di antara ke dua wanita itu. Ia berkacak pinggang. Wanita itu memang merepotkan. Ditambah lagi orang-orang di sekitar tidak ada yang memisahkan. 
 
“Dasar lonte! Dulu aja muji Pak Arsha. Kemakan hoax langsung jelek-jelekin. Ngaca dong diri sendiri kayak apa!” ujar Yola marah. Nafasnya memburu, ia ingin menghabisi orang yang berani menistakan Arsha di depannya. 

Bumi menatap tajam Yola untuk tak menambah gaduh suasana. Ia paling benci berada di situasi seperti ini. Membosankan dan merepotkan, kenapa juga ia harus turun tangan? Bumi mendesah. 

“Kalian semua bubar!” perintah Bumi dengan tegas. 
 
Kerumunan bubar termasuk wanita yang berantem dengan Yola tadi. Bumi menarik tangan gadis itu kasar membawanya ke tempat duduk di salah satu kursi besi berrwarna hijau sekitar taman. Ketika sampai, bumi langsung duduk tidak mempedulikan Yola yang masih menghentakkan kaki  kesal di depannya. 

“Lain kali diemin aja kalau denger orang gibah.”

“Kamu kira aku bisa denger tunangan aku dijelek-jelekkin di depan aku!” balas Yola marah. 

“Memang kamu kira dengan kamu nyerang mereka bisa bikin nama baik Arsha kembali!?”

Deg!

Apa yang Bumi katakan benar. Tapi, tetap saja ia tidak bisa mendengar seseorang menjelekkan kekasihnya. Ia tidak terima. 
 
“Aku cuma mau membela Mas Shaka. Sakit banget liat di kampus banyak berita nggak bener tentang Mas Shaka belum lagi setiap orang di sudut kampus ngomongin dia, jelek-jelekin dia, kekasih mana yang rela denger orang yang dicintainya di hina di rendahkan?” 

“Tujuan kamu memang baik, tapi cara pembelaan kamu salah. Nggak semuanya bisa dilakukan dengan cara emosi dan otot. Sekarang satu-satunya cara membangun citra Arsha kembali hanya dengan jalur hukum.”

Perkataan Bumi membuat Yola bungkam. Percuma juga ia berkoar-koar berkata Arsha tidak salah tapi ia tidak memiliki satu bukti apapun. Parahnya lagi ia sempat meragukan Arsha.

“Kamu ngapain disini?”

Bumi tersenyum kecil lalu menyilangkan kakinya. “Saya mencari cara untuk membersihkan nama Arsha sebelum dia kebumi-kan!”  

Kalimat terakhir Bumi membuat mata Yola melotot. Ia langsung memukuli pria itu dengan tasnya. Astaga! Kenapa orang ini begitu menyebalkan? Bisa-bisanya menyebut kematian Arsha dengan seenaknya. Seharusnya bumi itu mendoakan. 

“Arghh,” Bumi meringis merasakan sebuah benda menimpuk kepalanya. Sial! Jangan bilang ada batu di dalam gadis itu. Dasar wanita merepotkan!

“Rasain! Awas sekali lagi kamu bilang begitu aku bunuh!” Yola menghentikan pukulannya. Lalu menatap Bumi sebal. Baru kali ini ia bertemu dengan mahluk aneh bernama Bumi. 

Bumi bangkit dari kursi hendak pergi. Rasanya ia akan semakin gila jika terus disini. Lebih baik ia meneruskan penyelidikannya. Ia sudah menemukan beberapa keganjalan dalam tuduhan Arsha. Terlebih lagi kasus ini belum dibawa ke jalur hukum.
 
“Bumi tunggu!” panggil Yola. 

“Apa lagi? Mau mukul saya lagi?”  Bumi membalikkan tubuhnya lalu berkacak pinggang. 

“Enggaklah. Saya mau ikut, kamu mau cari bukti kan buat bersihin nama Mas Arsha? Aku ikut bantuin boleh?” 
 
“Wanita nggak boleh ikut, kamu bukannya bantuin saya malah nambah beban nanti.” 

“Tapi—,”
 

“No!” 
 

“Mending kamu urus skripsi kamu aja yang belum selesai.”

“Bumi pliss aku mau ikut!” 
 
“No! Wanita itu merepotkan!” setelah mengatakan itu Bumi lari agar tidak diikuti Yola.

Yola berdecak kesal, sambil melempar sepatunya ke arah Bumi. Berhasil tepat mengenai punggung pria itu.

Bumi berbalik menatap Yola seakan-akan dia gila. Sedangkan Yola malah mengutuk bumi sambil berkata, “Aku sumpahin suatu hari nanti kamu bakal suka sama cewek terus jadi bucin.” 
 

Yola berdecak pinggang, ia mengambil sepatunya lalu berjalan kembali ke arah gedung-gedung fakultas. Gara-gara penggosip tadi, ia sampai lupa mau mengurus pengganti dosen pembimbingnya. Disaat sampai di depan pintu masuk, ia tak sengaja melihat seorang gadis berkemeja kuning dengan celana jins biru

“Vivi!” panggil Yola.

Vivi menoleh, ia langsung menghampiri sahabatnya itu. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu padahal mereka satu tempat kos. Selain itu ia juga sibuk revisi. Ia tidak ingin tertinggal wisuda semester depan.

“Mau ngapain?”

“Mau urus pengganti dosen pembimbing.”

“Sabar ya, Pak Arsha pasti kuat laluin semua ini.”

“Makasih, Vi. Kamu habis ngapain?”

“Daftar berkas buat seminar proposal.”

“Serius? Congrats ya. Semoga kita bisa wisuda bareng.” Yola memeluk sahabatnya senang. 

“Aamiin...”

“Temenin aku buat ganti dosen pembimbing. Nanti kita makan siang bareng, sekalian cerita-cerita.” 
 
 

***
 
BUAT YANG MAU BACA CERITA BUMI BISA BACA DI KARYA KARSA


Link : https://karyakarsa.com/wgulla/arshaka-bumi-spesial-part-flashback-18

TBC
 

Sebelum Next Vote dulu ya ♥️
 

Lapak Wajib Bar-bar
 

DILARANG SILENT
 

SILENT TEMENNYA KUNTI
 

SPAM ♥️
 

SPAM 🔥
 

SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"
 

Tim mana Nih kalian?
 

✨Shaka-Lala
 

✨Sri-vivi
 

GUYS KALAU KALIAN SUKA BAB INI BISA DI SS TRUS DIJADIKAN SG DAN TAG AKU YA ♥️♥️♥️
 

Follow Instagram RPnya
@arshakaxavier.a
@awlala6
@vivi.andriana57
@tunjung24
@arshaka.lovers
@antariksaregal
@areska.langit
 

Gimana part ini?
 

Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?
 

Ada yang mau disampaikan ke Yolanda? 
 

Ada yg mau di sampaikan ke Ares?
 

Ada yg mau di sampaikan ke antariksa?
 

Ada yang mau di sampaikan ke Sri?
 

Ada yg mau di sampaikan ke Vivi? 
 

Ada yg mau di sampaikan ke bumi?
 

Ada yg mau di sampaikan ke Lia?
 

Banyakin komen ya biar aku semangat updateeee
 

Jangan lupa follow Instagram @wgulla_ @wattpadgulla
 

Gulla Casssano
 

 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top