Bab 38
Love dulu buat part ini ♥️
Jangan lupa follow vote and Coment
Selamat membaca kesayanganku
****
**
"Pusing juga bikin PPT," Yola mendesah menatap baru satu slide yang berhasil ia buat, slide perkenalan.
"Kenapa harus dadakan gini sih?" Yola merasa semuanya berjalan cepat. Meski masih ada waktu satu minggu lagi, namun rasanya ia belum siap mental.
Sudah lebih dari dua jam Yola duduk di depan laptop untuk membuat slide presentasinya di kos. Selama itu pula ia baru berhasil membuat background design dan perkenalan. Ia bingung mau memasukkan apa. Kepalanya terasa pecah.
Presentasi merupakan hal sedikit sulit untuk Yola. Ia memang pandai merangkai kata dalam tulisan, tapi ia memiliki sedikit kesulitan menuangkan kata-katanya itu dalam bentuk ucapan. Ia tidak begitu pandai publik speaking. Apalagi tanpa persiapan, kelar hidupnya.
Drttt-
Suara dering ponsel berbunyi mengalihkan perhatiannya dari laptop. Yola tersenyum melihat nama Arsha tertera disana. Yola dengan penuh semangat mengangkatnya.
"Dimana?" tanya pria itu.
"Di kos bikin PPT," jawab Yola dengan nada lesu. Ia berharap Arsha peka jika ia mengalami kesulitan. Siapa tahu saja Arsha mau membantunya meringankan beban.
"Saya kesana, nanti PPT-nya dilanjutkan di kantor saya saja," setelah mengatakan itu Arsha mematikan panggilannya.
Yola berteriak senang lalu melompat-lompat di atas kasur sambil menciumi boneka pemberian Arsha. Ia bahkan menari-nari saking bahagianya.
"Yes! Yes! Ada yang bantuin."
Yola tersenyum membayangkan Arsha membantunya membuat PPT. Jadi begini enaknya punya kekasih seorang dosen. Kenapa tidak dari dulu saja?
"Kalau ginikan jadi makin sayang sama mas Shaka," gumam Yola senang. Kemudian ia bangkit berganti baju. Ia akan berdandan yang cantik untuk pria itu.
****
Arsha terdiam melihat Yola muncul dengan mengenakan dress merah lengan panjang dengan bawahan diatas lutut. Tumben sekali gadis itu mengenakan pakaian seperti itu. Biasanya gadisnya itu hanya mengenakan pakaian kasual. Jujur Yola terlihat cantik, hingga membuatnya ingin mengurung gadis itu dan menciumnya hingga lemas.
Yola mendekati Arsha yang duduk di atas kap mobil. Pria itu pasti menunggunya lama di luar. Maklum kosnya tidak mengizinkan laki-laki masuk, kecuali ada ikatan keluarga.
"Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Arsha sambil mengambil alih tas laptop yang dibawa Yola.
"Nggak kok, Mas."
"Kamu cantik," bisik Arsha sebelum berbalik menuju mobil. Pipi Yola bersemu mendengarnya dengan malu-malu ia mengikuti langkah kaki pria itu. Arsha membukakannya pintu mobil. Manis sekali diperlakukan seperti seorang putri.
"Makasih," Arsha tersenyum membalasnya tak lupa ia mengelus rambut Yola lembut.
Dua puluh menit kemudian mereka tiba di kantor. Arsha langsung membawanya ke ruangan pria itu. Ia tadi sempat berpapasan dengan Tunjung. Ia melihat sedikit ada yang berbeda dari Tunjung. Pria itu seperti sedang kasmaran. Apa Tunjung sudah menemukan jodohnya?
"Kamu mikir apa?" tanya Arsha ketika mereka duduk di sofa.
"Penasaran aja Tunjung kok keliatan happy banget. Kenapa ya?"
"Dia lagi jatuh cinta. Maklumin aja udah tua masih jomblo." Jawaban Arsha membuat Yola tertawa. Padahal sebelum Arsha mendekatinya pria itu juga jomblo seperti Tunjung.
"Memang mas Shaka nggak jomblo."
"Nggaklah, nih buktinya ada bidadari surga di samping saya." Balas Arsha sambil memeluk Yola.
"Lepas mas aku mau bikin PPT." Arsha mendesah kemudian bangkit dari sofa. Awalnya ia ingin bermanja-manja dengan kekasihnya. Ia urungkan, ketika tahu tugas gadis itu belum selesai.
"Yaudah kamu selesaikan PPT kamu. Saya mau ngecek laporan keuangan." Mendengar itu Yola tersentak, bukannya Arsha memintanya kesini untuk membantunya mengerjakan tugas.
Arsha dengan tenang duduk di meja kerjanya. Pria itu sibuk membuka beberapa file yang di letakkan di meja. Yola mengerucutkan bibirnya, ia kesal karena Arsha tidak peka.
"Loh kok malah ngeliatin saya. Katanya mau ngerjain tugas?" Perkataan Arsha membuat Yola tambah kesal. Ingin sekali rasanya ia melempar Arsha dengan vas bunga di depannya.
"Mas Shaka nggak mau bantuin Yola bikin PPT?" jangan bilang Arsha membawanya kesini untuk menemani pria itu lembur.
"Kamu mau saya bantuin?"
"Mau lah, masa nggak mau!"
"Rayu saya dulu." Ujar Arsha sambil menepuk-nepuk pahanya. Mengisyaratkan Yola untuk duduk disana sambil merayunya. Mendapat jawaban seperti itu Yola langsung melotot kesal. Jangan bilang pria itu mengajaknya kesini hanya untuk nemenin bekerja. Percuma ia berdandan cantik.
Dasar Arshakampret nyebelin!
"Mending aku ngerjain sendiri!" pada akhirnya Yola memilih berpusing ria sendiri dari pada harus merayu Arsha. Dasar genit! Masa minta bantuin tugas aja perhitungan banget. Rasanya Yola ingin menangis karena ditipu Arsha.
Arsha tertawa kecil melihat muka Yola yang merajuk. Ia sengaja tidak membantu Yola. Karena ia ingin gadis itu mandiri dan tidak bergantung dengannya. Ia takut Yola nanti gagal dalam seminar proposal. Maka dari itu ia harap Yola bisa memahami materinya sendiri.
Yola membuka file PPT dan proposal skripsinya. Berhubungan kantor ini ada WiFi, Yola sekalian membuka aplikasi WhatsApp di web komputer. Ia tadi sempat meminta file dokumen PPT dari kakak tingkatnya. Paling tidak ia memiliki contoh untuk dijadikan perbandingan apa saja yang dimasukkan ke dalam slide.
Disaat Yola ingin memulai tugasnya. Ia iseng membuka WhatsApp grup. Refreshing dulu sebelum bertempur dengan skripsi.
Adelia
|Anjir Yola udah daftar semprop!
Ngaku loh!
Yola meringis membaca itu. Pasti teman-temannya kaget melihat namanya tertera di jadwal seminar proposal. Ia belum sempat memberitahu mereka.
Kiran
|Demi apa?
Yol! Demen banget main rahasia-rahasiaan
Lo udah ngk nganggep kita temen Lo lagi?
Vivi
| Kpn aku di ACC hikss....
Yola pokoknya kita harus lulus bareng titik ngk pake koma
Yola
|Iyanih, aku daftar juga dadakan
Maaf ya lupa kasih tau
Nanti Selasa harus Dateng seminar proposal aku :)
jgn lupa bawa hadiah
Yola tertawa membaca pesan terakhirnya. Teman-temannya pasti sedang mengutuknya sekarang.
Adelia
|Gue bakal bawa hadiah kok
Tapi jgn lupa traktir kita makan pulangnya, sekalian lo bayar PJ jadian sama Pak dosen.
Kiran
|Apa kita palak aja langsung pawangnya
Mata Yola melotot membaca pesan Adelia dan Kiran. Sial kedua temannya itu pasti sedang marah padanya. Kalau Vivi kan sudah ia sogok dari kemarin.
Yola
|Iya nanti aku traktir. Kalian jgn malak Pak Arsha oke.
Adelia
|Sip kalau begitu gas..
Berarti disini yg jomblo tinggal Vivi ajakan
Vivi
|Enak aja
Gue udh punya calon imam
Kiran
|Mana coba jgn tipu-tipu
Paling pacar halu Korea
Vivi
Send picture
|Ganteng kan calon suami aku?
Namanya Rama
Namanya aja ganteng apalagi orangnya!
Yola menatap foto itu lamat-lamat. Ia seperti tidak asing dengan sosok di dalam foto. Ia seperti sering bertemu dengan cowok itu. Tapi siapa?
"Mukanya kenapa nggak asing?"
"Kayak sering liat tapi dimana ya?" Yola mendesah karena tidak berhasil mengingat siapa orang itu.
"Udah selesai PPT-nya?" suara Arsha membuat Yola kelabakan. Ia langsung menutup tab pesan WhatsApp.
"Ini lagi ngerjain," balas Yola ketus. Ia sedang kesal dengan Arsha karena tidak mau membantunya mengerjakan tugas. Dasar cowok tidak peka! Arshakampret! Tahu gitu ia kerjain aja sendiri di kos.
"Jangan buka yang lain nanti nggak selesai-selesai." Yola mengerucutkan bibir, dari mana Arsha tau jika ia sedang buka WA.
Yola mengintip sedikit ke arah Arsha. Pria itu ternyata sudah sibuk kembali dengan berkasnya. Tanpa sadar Yola tersenyum melihatnya, pria itu tampan sekali entah kenapa ia tidak pernah bosan menatapnya. Ia jadi teringat masa kecilnya yang suka menatap Arsha dari balik jendela kamarnya. Kamar mereka dulu bersebelahan.
"Kenapa senyum-senyum begitu?" Yola gelagapan karena ketahuan memandangi Arsha.
"Ah itu-"
"Jangan menatap saya seperti itu!"
"Tatapan kamu seperti minta dicium." Arsha kemudian mendongak lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah Yola.
Sial!
Pipi Yola terasa panas dibuatnya. Ia langsung menunduk mengerjakan tugasnya. Kenapa Arsha pandai sekali membuatnya malu dan salah tingkah? Dirinya kan jadi memikirkan yang tidak-tidak.
***
Beberapa berkas yang selesai Arsha baca diletakkan kembali ke tempat semula. Arsha kemudian melihat ke arah Yola. Gadisnya itu tertidur di sofa. Arsha tertawa kecil. Apa Yola kelelahan mengerjakan tugasnya?
Arsha melipat lengan kemejanya, lalu ia bangkit menghampiri Yola. Gadis itu terlihat tidak nyaman dengan posisi tidurnya. Arsha membenarkan posisi tidur Yola, ia meletakkan kepala gadis itu ke pangkuannya. Lalu ia membuka laptop Yola melihat pekerjaan gadis itu.
PPT yang dibuat Yola telah selesai, namun ada beberapa yang menurutnya kurang. Arsha membantu memperbaiki PPT gadis itu, bukan hanya itu, ia juga membuatkan ringkasan khusus di kertas agar Yola mudah menghapalnya.
"Mas Shaka, ngapain?" Yola terbangun, ia langsung duduk sambil mengucek matanya. Ia terkejut mendapati dirinya tidur di pangkuan pria itu.
"Udah bangun?"
"Mas lagi ngapain?" Arsha memberikan kertas yang ia catat kepada Yola.
"Apa ini?"
"Baca aja."
Yola membacanya, ia tersenyum senang ketika tahu Arsha membuatkannya ringkasan untuk dia hapal. Ia langsung memeluk tubuh pria itu.
"Makasih, Mas."
"Semangat belajar istriku."
***
Seminggu berlalu dengan cepat. Hari ini seminar proposal skripsinya telah selesai di laksanakan. Yola bersyukur proposalnya di ACC dan dinyatakan lulus untuk penelitian. Tinggal sedikit lagi langkahnya untuk lulus.
Arsha terdiam melihat jam. Ia menyuruh Tunjung membawakan hadiahnya untuk Yola. Tapi pria itu belum terlihat sama sekali. Ia merasa kesal, karena Antariksa jauh lebih dahulu memberikan hadiah pada Yola. Meski ia orang pertama yang mengucapkan selamat tapi tetap saja ia ingin jadi orang pertama yang memberikan hadiah.
Kenapa antariksa harus datang? Rasanya Arsha ingin mencekik pria itu.
***
Tunjung jalan cepat sambil membawa Bucket uang pesanan Arsha. Banyak mata yang menatapnya. Bayangkan saja membawa Bucket bunga sebesar 30 juta. Ia yakin semua orang pasti ingin memilikinya.
"Mas Rama?" panggilan seseorang membuat Tunjung menoleh. Ia terkejut mendapati Vivi disini.
"Mau kemana dek Vivi?" balas Tunjung.
"Ini mau kasih hadiah buat temen aku yang semprop, tadi hadiahnya ketinggalan di motor." Vivi menunjukkan sebuah totebag pada pria itu.
"Oh."
"Lah masnya mau kemana? Bawa uang sebanyak itu?" Vivi penasaran.
"Ini nganterin pesanan bos buat pacarnya."
Kemudian mereka naik ke lift berdua. Ternyata arah tujuan mereka sama. Hal itu membuat mereka terkejut. Terutama Tunjung yang baru mengetahui jika Vivi itu sahabat Yola. Tunjung merasa terancam. Bagaimana jika Vivi tahu nama aslinya? Apa gadis itu akan ilfil padanya karena memiliki nama lengkap seperti seorang wanita?
"Sri.. Sri kamu itu lama sekali. Kemana aja?" omel Arsha sambil berdecak pinggang.
"Tadi macet Bos."
"Oke. Saya maafkan. Tunggu sini nanti kita pulang bareng." Tunjung mengangguk patuh. Dari kejauhan ia menoleh ke arah Vivi. Ia berharap sikap gadis itu tidak berubah setelah tau siapa nama aslinya.
***
Teman-teman Yola berdatangan mereka membawa banyak hadiah bucket makanan dan bunga. Teman-temannya langsung sibuk mengajaknya berfoto. Antariksa juga sempat datang ke sini, tapi pria itu hanya sebentar dan langsung pamit.
"Congrats sobatku yang paling cantik!" Peluk Vivi sambil memberikan hadiahnya. Jujur ia sedikit gelisah ketika tahu ada Rama disini. Ia takut jika Rama tahu dia bukan tukang ojek. Pasti Rama akan merasa tertipu olehnya. Diam-diam Vivi melirik ke arah Rama. Ia sedih takut pria itu menjauh darinya.
"Makasih! Cepet nyusul biar besok wisuda bareng."
"Foto dulu yuk!" Adelia berteriak sambil membawa ponsel. Kemudian Yola dan ketiga temannya berfoto-foto sambil membawa hadiah.
"Doi lu nyamperin yol, gila hadiahnya nggak main-main."
"Gue mencium bau-bau makan gratis nanti." Kiran menggoda Yola.
Yola hanya bisa tersenyum. Ia tak mengira jika Arsha akan memberikan hadiah Bucket bunga uang. Padahal waktu itu ia bercanda. Ketika ditanya mau hadiah apa. Arsha bertanya lebih suka bunga apa. Dan ia jawab bunga uang.
"Congrats Istriku, cepat diselesaikan revisinya." Ujar Arsha sambil memberikan hadiah tersebut.
"Makasih, Mas." Balas Yola menerima bunga tersebut dengan malu-malu.
"Peluk dulu."
Yola dengan malu-malu memeluk tubuh Arsha. Hal itu diabadikan oleh teman-temannya.
"Pak Arsha bisalah traktir kita makan-makanan." celetuk Kiran asal.
Yola meringis mendengar itu. Dalam hati ia mengutuk temannya itu. Berani sekali memalak Arsha.
"Boleh, kita makan bersama. Kebetulan saya juga bawa temen saya. Nanti kalian naik mobil teman saya."
"Serius pak? Padahal tadi saya bercanda!"
"Serius, sekalian merayakan keberhasilan istri saya." pipi Yola tambah memerah. Kenapa Arsha suka sekali menyebutnya istri padahal mereka belum menikah?
"Sri!!!" panggilan Arsha membuat Tunjung mengumpat rasanya ingin menyantet bosnya saat ini juga. Bisa-bisanya bosnya mempermalukannya di depan Vivi calon istrinya. Habis sudah riwayatnya. Vivi akan meninggalkannya. Hancur sudah harga dirinya.
Semua mata menatap ke arah yang ditunjuk Arsha bingung. Perasaan yang di panggil Sri kok yang dateng cowok ganteng.
"Kalian bisa ikut di mobil dia. Nanti kita ketemuan di restoran."
Vivi speechless ia terkejut dan bingung. Karena selama ini ia mengenal sosok itu sebagai Rama bukan Sri. Beberapa detik mereka bertatapan, entah kenapa hari ini mereka terasa canggung. Semuanya berubah tak lagi sama seperti dulu. Dan Vivi tidak menyukai hal itu.
***
Arsha membantu Yola membawa hadiah. Mata Arsha menyipit melihat Bucket bunga mawar pink. Bunga itu dari antariksa dan harus di bumi hanguskan.
"Mas bunganya mau diapain?" tanya Yola panik ketika bunga pemberian Antariksa di rebut Arsha paksa.
"Tentu saja mau saya musnahkan." Sifat posesif Arsha tidak pernah berubah.
"Tapi mas-"
Belum sempat Yola mencegahnya. Arsha lebih dulu meremukkan bunga itu dan membuangnya di tempat sampah. Yola melongo dibuatnya. Sungguh keterlaluan sekali tuan muda Arshaka. Kasian sekali bunga mawar yang tidak berdosa itu, harus remuk dan terbuang sia-sia.
"Nanti saya belikan bunga yang banyak sekaligus florist-nya."
****
***
****
Gimana part ini?
Sebelum Next Vote dulu ya ♥️
Spam next buat lanjut yaaa
Lapak Wajib Bar-bar
SPAM ♥️
SPAM 🔥
SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"
Ini bab terpanjang yang pernah aku tulis.
Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?
Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?
SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE
Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla
Salam
Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top