Bab 37
Love dulu buat part ini ♥️
Jangan lupa follow vote and Coment
Selamat membaca kesayanganku
****
Pagi ini matahari begitu cerah menyinari bumi. Yola bersenandung kecil sambil berjalan menuju kampus. Ia sudah mempersiapkan berkas untuk mendaftar seminar proposal. Hanya kurang menge-print dan tanda tangan Arsha. Kemarin Arsha sempat menawarinya mencetak beberapa dokumennya di tempat pria itu. Namun Yola menolak. Ia tidak ingin merepotkan Arsha terus-menerus. Selagi ia bisa, ia tidak ingin bergantung dengan Arsha.
Tin! Tin!
Bunyi klakson motor membuat Yola berjalan sedikit minggir. Ia menoleh untuk melihat kebelakang sebentar. Ia terkejut ketika tahu orang itu Antariksa.
"Bareng! Mau ke kampus kan?" tawar Antariksa.
Yola menimbang sebentar. Ia tidak enak menolak ajakan Antariksa. "Aku sebenarnya mau ke Hasbona dulu, mau ngeprint." Yola menyebutkan salah satu tempat fotocopy dan print cetak.
"Aku anterin kesitu gimana, lagian searah sama kampus." Antariksa gigih untuk mengajak Yola berangkat bersama.
"Yaudah kalau kamu maksa." Yola kemudian naik ke atas motor Antariksa. Ia tidak ingin berdebat dengan cowok itu.
Antariksa tersenyum kecil. Meski ia tidak bisa memiliki Yola. Paling tidak bisa melihat gadis itu saja sudah cukup. Melupakan itu tidak mudah. Andai saja perasaan itu bisa diibaratkan aplikasi yang bisa di uninstall seenaknya. Pasti ia tidak akan sesakit ini merelakan Yola.
Lima menit kemudian mereka tiba di Hasbona. Antariksa menurunkan Yola di dekat parkiran. Tempat tersebut masih sepi.
"Mau aku tungguin?"
"Nggak usah kamu duluan aja ke kampus. Aku mau nge-print skripsi soalnya."
"Udah sampai mana memangnya?" Antariksa sedikit mengulur waktu. Ia ingin menikmati setiap detik yang ia miliki bersama Yola sebelum gadis itu dimiliki Arshaka sepenuhnya.
"Udah Bab 3."
"Cepet banget, aku aja belum ngajuin judul." Balas Antariksa. Ia belum menyiapkan apa-apa untuk skripsinya.
Kemarin ia disibukkan kegiatan BEM. Meski ia sudah tidak menjabat tapi tetap saja ia memiliki tanggung jawab sebagai demisioner. Ia memberikan arahan, masukan dan pembinaan kepada adik-adik tingkatnya. Selain itu juga patah hatinya pada Yola mempengaruhi sedikit moodnya untuk memulai skripsi.
"Kamu pasti sibuk banget ngurusin anak BEM. Usahain semester ini kamu udah ngajuin judul biar nggak telat lulusnya. Kalau ditunda-tunda nanti makin ketinggalan."
"Nanti aku coba."
"Semangat pokoknya, semoga kita bisa wisuda bareng." Ujar Yola sambil tersenyum manis.
Senyum itu yang membuat Antariksa lagi-lagi gagal untuk move on. Baru aja niat gagal lagi.
"Makasih semangatnya. Kamu juga semangat." Yola mengangguk lalu mengucapakan terimakasih karena telah mengantarnya. Gadis itu berlalu masuk ke tempat fotokopian. Meninggalkan Antariksa yang masih memandangi dari belakang.
"Ternyata melupakanmu tidak semudah itu."
***
Yola berdiri di depan pintu ruangan Arsha. Sebelum masuk ia menghembuskan napas sebentar. Ia gugup bertemu Arsha. Padahal hampir setiap hari mereka bertemu. Yola melirik sekeliling masih sepi. Lalu ia membuka handle pintu masuk.
Arsha duduk di kursinya dengan tenang. Pria itu sibuk membaca beberapa berkas di meja dengan mengenakan kacamatanya. Yola jadi salah tingkah dibuatnya, karena Arsha terlihat sangat mempesona.
"Permisi, Pak."
Arsha mendongak, ia tersenyum melihat Yola datang. Ingin sekali rasanya ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Baru beberapa jam tidak bertemu rasanya rindu. Inilah salah satu alasan kenapa dulu ia tidak berani terang-terangan mendekati Yola. Ia takut tidak bisa menahan diri jika bersama gadis itu.
"Duduk sini." Perintah Arsha menepuk-nepuk pahanya.
Yola langsung melotot, mana berani ia melakukan itu di kampus. Sepertinya otak Arsha sudah gila. Bagaimana jika mereka dipergoki oleh orang-orang dikampus? Ia langsung duduk di kursi tidak menghiraukan wajah Arsha yang murung karena keinginannya tidak terpenuhi.
"Maaf Pak sebelumnya. Saya mau minta tanda tangan buat surat rekomendasi seminar proposal dan bukti ACC di skripsi." Yola menyerahkan map biru berisi surat dan cetakan skripsi bab 1 sampai 3.
Arsha mendesah karena Yola bersikap formal padanya. Ia ingin sekali bermanja-manja dengan gadis itu. Arsha dengan malas membuka map tersebut. Ia tertawa melihat sebuah stiky note yang sepertinya tidak sengaja tertempel di cover cetakan skripsi gadis itu. Sticky note tersebut berbentuk hati dan ada tulisan Yolanda Love you Arshaka.
"I Love You too, Yolanda Aufarina."
Yola yang tadi menunduk tiba-tiba mendongak menatap Arsha yang tersenyum padanya. Ia bingung kenapa Arsha tiba-tiba mengatakan I Love you too, padahal ia diam saja dari tadi. Seketika Yola tersadar jika tadi ia iseng memasang stiky note di cover skripsinya ketika menunggu uang kembalian. Sial! Ia lupa mencabutnya kembali.
"Maaf Pak saya lupa." Yola salah tingkah dan malu. Ketika ia ingin mengambil sticky note tersebut dari skripsinya. Arsha lebih dulu mengambilnya dan menempelkannya pada dada bagian kiri pria itu. Hal itu membuat Yola malu setengah mati.
"Pak ini di kampus."
"Kenapa emangnya?"
"Ih, copot pak. Saya malu..."
"Tapi saya suka kok." Arsha tersenyum jahil.
Yola mengembuskan napas kesal. Ia tidak berani merebut stiker itu di badan Arsha. Ia takut Arsha memancingnya. Sialan! Kenapa makin lama sifat aslinya Arsha terlihat?
Yola menatap Arsha memohon agar melepas stiker itu. Namun pria itu dengan cuek pura-pura membaca skripsinya. Bertepatan dengan itu pintu di ketuk.
Tok! Tok!
"Pak lepas nanti diliat orang." Ujar Yola panik. Namun sayang orang dari luar lebih dulu masuk. Yola hanya bisa menundukkan kepala. Ia terlalu malu melihat siapa yang datang.
"Permisi Pak Arsha, saya mau mengembalikan jurnal yang kemarin saya pinjam. Terimakasih sebelumnya Pak Arsha."
"Sama-sama Pak Reynald."
Yola semakin menunduk ketika mendengar nama itu. Reynald adalah dosen walinya. Sial! Mau ditaruh dimana mukanya sekarang. Pasti Pak Reynald sudah melihat stiker norak itu. Warna pink lagi.
"Itu ada yang nempel di baju Bapak," ujar Pak Reynald.
Yola menutup wajahnya seketika. Rasanya ia mau tenggelam saat itu juga. Pasti Pak Reynald sudah membaca tulisan di stiker itu. Namun Arsha malah tertawa. Hal itu membuat Yola kesal. Ingin sekali ia mengutuk dosennya tersebut.
"Iya ini dari calon istri saya. Mau ngasih energi biar saya semangat kerja katanya." Yola ingin mati rasanya mendengar jawaban Arsha. Kenapa Arsha malah berkata seperti itu? Apa Arsha lupa jika disini ada dirinya? Pasti Arsha sengaja mempermalukannya di depan Pak Reynald.
"Mbak Yola?" panggil Reynald menyadari salah satu anak didiknya.
Yola yang dipanggil mau tidak mau mendongak. Ia tersenyum canggung menatap Pak Reynald, tak lupa ia salim kepada walinya tersebut.
"Pagi Pak Reynald. Saya lagi nyari tanda tangan buat daftar seminar proposal." Yola menjelaskan keadaan sebenarnya. Ia tidak ingin walinya berpikir ia disini apel untuk menggoda Arsha.
"Tanda tangan sambil apel boleh kok." Perkataan Reynald membuat Yola lemas seketika. Malu sekali Ya Tuhan rasanya kepergok seperti ini. Pakai acara nempel stiker alay di dada lagi.
"Saya permisi dulu, Assalamualaikum." Kemudian Reynald pergi meninggalkan ruangan.
"Nggak lucu tau pak! Lepas nggak!" Yola menatap Arsha sebal.
"Lagian kamu lucu sekali nulis ginian." Balas Arsha melepas stiker tersebut. Kemudian menempelkannya di mejanya.
"Sini Pak saya buang. Jangan ditempel disitu nanti diliatin orang-orang."
"No Problem, biar mereka tahu kamu itu milik saya." Pipi Yola merona mendengarnya.
Arsha kemudian menandatangani surat rekomendasi Yola. Ia juga menulis ACC di buku bimbingan dan skripsi gadis itu.
"Nanti langsung daftar ke akademik. Jangan lupa siapkan PPT buat presentasi."
"Siap Pak, makasih sebelumnya." Arsha tersenyum menjawabnya.
"Kalau begitu saya pamit keluar ya Pak."
Ketika Yola hendak keluar. Arsha ikut bangkit lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Yola tersentak kaget karena pelukan tiba-tiba dari dosennya itu.
"Lima menit saja, saya ingin mengisi energi terlebih dahulu." Ujar Arsha mempererat pelukannya. Baginya memeluk gadis itu bisa menambah semangatnya bekerja.
"Pelukmu hadirkan tenang untukku," gumam Arsha.
Pipi Yola merona. Ia balas memeluk Arsha. Jika dulu ia masuk kesini hanya sekedar untuk bimbingan tapi sekarang untuk melepas rindu.
****
Buat yang mau baca duluan bisa di karya karsa ya 🤍🤍🤍
****
Gimana part ini?
Sebelum Next Vote dulu ya ♥️
Spam next buat lanjut yaaa
Lapak Wajib Bar-bar
SPAM ♥️
SPAM 🔥
SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"
Ini bab terpanjang yang pernah aku tulis.
Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?
Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?
SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE
Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla
Salam
Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top